Kompensasi
Sistem Pengendalian Manajemen EA-A
Kelompok 9:
● Laurentius Romy Kameubun (142180217)
● Louis Pieter (142180222)
Table of Contents
Teori Agensi
Manajemen Kompensasi
Kunci untuk memotivasi orang untuk berperilaku dalam sikap yang memajukan tujuan organisasi terletak
pada cara insentif organisasi yang menghubungkan dengan tujuan individu. Insentif dapat digolongkan
menjadi:
● insentif positif atau “imbalan (reward)” : hasil yang menambah kepuasan dari kebutuhan individu
● insentif negatif atau “hukuman” : hasil yang mengurangi kepuasan dari kebutuhan individu.
Imbalan berupa insentif adalah daya tarik untuk memuaskan kebutuhan mereka yang setiap individu tidak
dapat memperolehnya tanpa menjadi anggota organisasi tersebut.
Penemuan Penelitian atas Insentif
Organisasional
5. Incentive menjadi kurang efektif apabila jarak antara kegiatan dan feedback terlalu lama
6. Motivasi menjadi lemah apabila incentive tersebut terlalu mudah atau terlalu sulit dicapai
7. Komitmen akan kuat apabila manajer yakin bahwa anggaran dapat dicapai
Karakteristik dari Rencana Kompensasi
Insentif
Paket kompensasi total dari seorang manajer terdiri dari tiga komponen:
1. Gaji: Imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan kesepakatan pekerjaan
yang dilakukan
2. Tunjangan: Imbalan yang diberikan kepada karyawan supaya loyalitas karyawan
meningkat karena kesejahteraan diperhatikan
3. Insentif: Imbalan yang diberikan yang diharapkan dapat memotivasi karyawan supaya
berkinerja lebih baik.
Untuk menstimulasi motivasi, CEO biasanya mendasarkan penghargaan untuk penilaian terhadap kinerja
masing-masing orang. Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan komisaris
setelah CEO tersebut mempresentasikan rekomendasi untuk kompensasi bawahannya.
Beberapa usulan terkait reformasi pengelolaan perusahaan dibuat untuk memastikan dewan komisaris
bertindak untuk kebaikan pemegang saham dan tidak bekerja dibawah tekanan CEO.
1. Cegah direktur untuk tidak menjual saham mereka selama masa jabatannya
2. Tetapkan batasan-batasan tegas tentang masa jabatan direktur
3. Adakan tinjauan kinerja tahunan dari para direktur
4. Hindari menjadikan CEO Korporat sebagai Ketua Dewan Komisaris
Insentif untuk Manajer Unit Bisnis
Jenis Insentif
Dasar Bonus
Kriteria Kinerja
Ada dua paham pemikiran mengenai cara untuk membaurkan penghargaan tetap (gaji dan tunjangan)
dengan penghargaan variable (bonus insentif).
Paham yang satu menyatakan bahwa perusahaan merekrut orang-orang yang baik, membayarnya
dengan baik, dan kemudian mengharapkan kinerja yang baik. Perusahaan yang menganut paham ini
menekan pada gaji, dan bukan bonus insentif. Hal ini disebut dengan sistem pembayaran tetap.
Paham yang lain menyatakan bahwa perusahaan merekrut orang yang baik, mengharapkan mereka
untuk berkinerja dengan baik, dan membayar mereka dengan baik jika kinerja mereka benar benar
aktual. Perusahaan yang menganut ini mempraktikkan pembayaran berdasarkan kinerja; mereka
menekankan pada bonus insentif bukan pada gaji. Hal ini disebut dengan sistem pembayaran
Dasar Bonus
Bonus insentif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada total laba korporat atau
pada laba unit bisnis atau campuran keduannya. Salah satu argumen untuk mengaitkan bonus ke
kinerja unit adalah bahwa keputusan dan tindakan manajer tersebut lebih berdampak secara
langsung pada unitnya sendiri dan bukan pada unit bisnis yang lain.
Kriteria Kinerja
Jika unit bisnis tersebut adalah suatu pusat laba, memilih kriteria keuangan dapat mencakup margin
kontribusi, laba langsung unit bisnis, laba unit bisnis yang dapat dikendalikan, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Jika unit tersebut adalah pusat investasi, maka keputusan perlu dibuat di tiga area:
(1) definisi laba, (2) definisi investasi, dan (3) pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi
dan EVA.
Pendekatan Penentuan Bonus
Penghargaan bonus untuk manajer unit bisnis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yang
ketat, seperti persentase dari laba operasi unit bisnis, atau dengan penilaian yang murni subjektif oleh
atasan manajer tersebut, atau dengan suatu gabungan antara keduanya. Hanya mengendalikan pada
rumus yang objektif memiliki beberapa keuntungan yang jelas.
Teori Agensi
● Konsep
Sebuah hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen)
untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang
untuk membuat keputusan kepada agen tersebut.
Dalam suatu korporasi, prinsipal adalah para pemegang saham atau investor dan agen adalah
perusahaan. Dalam hal ini seharusnya manajemen melakukan kegiatan demi kepentingan
pemegang saham, sehingga diperlukan mekanisme pengendalian.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen memiliki preferensi
atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi perbedaan preferensi.
Teori Agensi
1. Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompenasi keuangan tetapi
juga dari tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi sedangkan prinsipal
diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi
mereka di perusahaan tersebut.
2. Perbedaan preferensi risiko. Teori agen mengasumsikan bahwa manajer memilih lebih
banyak dari pada lebih sedikit kekayaan tetapi bahwa utilitas marginal atau kepuasan,
menurun dengan semakin banyaknya kekayaan yang diakumulasikan. Agen diasumsikan
akan bersifat enggan menghadapi resiko (risk averse). Sedangkan prinsipal diasumsikan
bersifat netral terhadap resiko (risk neutral).
Teori Agensi
Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan timbul mana kala
principal tidak dapat dengan mudah memantau tindakan agen sehingga principal tidak
memiliki informasi yang mencukupi tentang kinerja agen, principal tidak pernah dapat
merasakan pasti bagaimana usaha agen memberikan kontribusi pada hasil actual perusahaan
(asimetri informasi).
Mekanisme Pengendalian
Para penganut teori ini menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk menangani masalah dari perbedaan tujuan
dan asimetri informasi, yaitu:
● Pemantauan
Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian yang memantau tindakan agen, menghalangi tindakan
yang meningkatkan kekayaan agen dengan mengorbankan kepentingan principal.
● Kontrak Insentif
Seorang principal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan preferensi dengan menetapkan
kontrak insentif yang sesuai. Semakin besar penghrgaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin
banyak insentif yang ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran.
Mekanisme Pengendalian
Sebuah perusahaan yang membayarkan suatu bonus kepada CEOnya dalam bentuk opsi
saham merupakan suatu contoh dari biaya agensi yang ada dalam kompensasi insentif.
● Manajer Unit Bisnis dan Insentif Berdasarkan Akuntansi
Silakan bertanya..