Anda di halaman 1dari 8

RESUME PENGELOLAAN PAJAK

PERTEMUAN 2

PERENCANAAN PAJAK

A. Dasar-Dasar Perencanaan Pajak


1. Manajemen Pajak
Manajemen Pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.

Tujuan Manajemen Pajak dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:


a. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar.
b. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari:

1) Perencanaan Pajak (Tax Planning)


Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak
dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap
peraturan perpajakan, dengan maksud dapat diseleksi jenis tin dakan
penghematan pajak yang akan dilakukan.
Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak
(Tax Burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang
ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan Undang-undang maka tax
planning disini sama dengan tax avoidance karena secara hakikat
ekonomis kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan
setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang
laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang saham
maupun diinvestasikan kembali.

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
Strategi Umum Perencanaan Pajak.
a. Tax Saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilihan
alternatif pengenaan pajak dengan tarifyang lebih rendah.Misalnya, perusahaan
yang memiliki penghasilan kena pajak lebih dari Rp. 100 juta dapat melakukan
perubahan pemberian natura kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk
uang
b. Tax Avoidance
Tax Avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan
menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek
pajak. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah
tunjangan karyawan dalam bentuk uang menjadi pemberian natura karena
natura bukan merupakan objek pajak PPh Pasal 21.
c. Tax Evasion
Menghindari pelanggaran atas peraturan perpajakan
• Dengan menguasai peraturan pajakyang berlaku, perusahaan dapat
menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa: Sanksi administrasi:
denda, bunga, atau kenaikan; Sanksi pidana: pidana atau kurungan.
• Menunda pembayaran kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang
berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan
ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga
batas waktuyang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam
hal ini, penjual dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya
setelah bulan penyerahan barang.
• Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, Wajib Pajak sering
kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat
dikreditkan yang merupakan pajakdibayar dimuka. Misalnya, PPh Pasal 22
atas pembeliansolar dan/atau impor dan Fiskal Luar Negeri atas perjalanan
dinas pegawai.

2) Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax Implemetation)


Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-
faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak,

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannya baik secara
formal maupun materiel. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan
kewajiban perpajakannya telah memenuhi peraturan perpajakan yang
berlaku. Manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar
peraturan. Dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan
yang berlaku maka praktek tersebut telah menyimpang dari tujuan
manajemen pajak.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu
dikuasai dan dilaksanakan yaitu antara lain :
a. Memahami ketentuan dan peraturan perpajakan dengan
mempelajari peraturan perpajakan seperti UU, PP, Keppres,
KMK, SK, dan SE DitJen Pajak, kita dapat mengetahui peluang-
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban
pajak.
b. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam
menyajikan informasi keuangan perusahaan yang disajikan
dalam bentuk LK dan menjadi dasar dalam menghitung besarnya
jumlah pajak (UU KUP pasal 28).

3) Pengendalian Pajak (Tax Control)

Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa


kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah
direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun materil.
Dalam pengendalian pajak yang penting adalah pengecekan
pembayaran pajak. Oleh sebab itu pengendalian dan pengaturan arus kas
sangat penting dalam strategi penghematan pajak, misalnya pembayaran
pajak dilakukan saat akhir tentu lebih menguntungkan dibandingkan
membayar lebih awal. Pengendalian pajak termasuk pemeriksaan jika
perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak
terutang.

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
2. Motivasi Dilakukan Perencanaan Pajak

Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak yaitu :

a. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)


Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari
berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem perpajakan. Dari
berbagai aspek kebijaksanaan pajak ada faktor-faktor yang
mendorong dilakukannya perencanaan pajak yaitu :

1) Jenis Pajak yang akan dipungut


Ada berbagai tipe pajak yang harus menjadi pertimbangan
utama baik berupa pajak langsung maupun pajak tidak langsung
serta cukai seperti :
• PPh Badan dan Orang Pribadi.
• Pajak atas Capital Gain.
• Withholding tax, gaji, upah, sewa, bunga, dan
royalty.
• Pajak atas ekspor, impor dan bea masuk.
• Pajak atas undian/hadiah.Bea Materai.
• Capital transfer taxes/transfer duties.
• Lisensi usaha dan pajak perdagangan lainnya.
Adanya berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar
dimana masing-masing jenis pajak tersebut mempunyai sifat
perlakuan sendiri-sendiri misalnya Bea Masuk akan dianggap
sebagai biaya yang dapat dikurangkan dari PKP atau bisa
dimintakan restitusi apabila kita melakukan ekspor barang.
Sedangkan PPh adalah pajak atas laba atau penghasilan
yang dapat mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak.
Maka agar tidak menganggu atau tidak menderaskan cashflow
perusahaan, perlu adanya perencanaan pajak yang baik agar bisa
menganalisis atas transaksi apa, terkena pajak apa, dan perlu dana
berapa sehingga diketahui berapa penghasilan bersih setelah
pajak.

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
2) Subjek Pajak
Indonesia mengadakan pemisahan antara Badan Usaha
dengan pribadi pemiliknya (pemegang saham), yang akan
menimbulkan pajak ganda. Adanya perbedaan perlakuan
perpajakan atas pembayaran dividen kepada pemegang saham
dari Badan Usaha dimana pemegang saham adalah orang pribadi
atau perorangan dan pemegang saham adalah berbentuk Badan
Usaha (PT), maka disini menimbulkan usaha untuk perencanaan
pajak dengan baik agar beban pajaknya rendah dan meringankan
arus kas (cashflow) perusahaan sehingga bisa dimanfaatkan
untuk tujuan lain. Disamping itu adanya pertimbangan untuk
menunda pembayaran deviden dengan cara meningkatkan jumlah
laba yang ditahan, yang bagi perusahaan juga akan menimbulkan
penundaan pajak.

3) Objek Pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas obyek pajak
yang secara ekonomis hakekatnya sama akan menimbulkan usaha
perencanaan pajak, agar beban pajak rendah. Jadi karena objek pajak
merupakan basis perhitungan (tax bases) besarnya pajak, maka dalam
rangka optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan
merencanakan pajak yang tidak lebih dan tidak kurang.

a) Undang-undang Perpajakan (Tax Law)


Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada
undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara
sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh
ketentuan-ketentuan lain (Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur Jendral
Pajak), maka tidak jarang ketentuan pelaksanaan tersebut
bertentangan dengan Undang-undang itu sendiri karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan
lain yang ingin dicapainya.

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
b) Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut
mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu tindakan
dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi dengan cara
menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja
dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda
atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama (karena
pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu) dengan memanfaatkan:
• Perbedaan tarif pajak (Tax Rates).
• Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar
pengenaan pajak (Tax Base).
• Loopholes, Shelters dan Havens.

Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak


Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang diharapkan,
maka perencanaan itu seharusnya dilakukan melalui berbagai urutan
tahap-tahap berikut :
• Analisis informasi yang ada.
• Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan besarnya pajak.
• Evaluasi pelaksanaan rencana pajak.
• Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana
pajak.
• Mutakhirkan rencana pajak.
Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek
juga telah berjalan, namun juga masih perlu mempertimbangkan setiap
perubahan yang terjadi baik undang-undang maupun pelaksanaannya
di negara dimana aktivitas tersebut dilakukan yang mungkin
mempunyai dampak terhadap komponen dari suatu perjanjian, yang
berkenaan dengan perubahan yang terjadi di luar negeri atas berbagai
macam pajak maupun aktifitas informasi bisnis yang tersedia sangat
terbatas. Pemutakhiran dari suatu rencana adalah konsekuensi yang

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
perlu dilakukan sebagaimana dilakukan oleh masyarakat yang dinamis.
Dengan memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan
datang maupun situasi yang terjadi saat ini, seorang manajer akan
mampu mengurangi akibat yang merugikan dari adanya perubahan,
dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan untuk
memperoleh manfaat yang potensial.

B. Implementasi Perencanaan Pajak

1. Tahapan dalam Membuat Peerencanaan Pajak


Agar perencanaan pajak (tax planning) dapat berhasil sesuai dengan
yang diharapkan, Suandy (2006) menjelaskan urutan tahap-
tahap yang seharusnya dilakukan :

a. Menganalisis informasi yang ada (analysis of the existing data base).


Dalam tahap pertama yaitu menganalisis informasi yang ada
(analysis of the existing data base), yang dapat dilakukan adalah
menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu
proyek dan menghitung seakurat mungkin beban pajak (tax burden) yang
harus ditanggung. Untuk itu, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan:
1) Fakta yang relevan
Dalam melakukan perencanaan pajak, seorang manajer dituntut
untuk benar-benar menguasai situasi yang dihadapi. Manajer harus
selalu memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi baik dari segi
internal maupun dari eksternal perusahaan sehingga perencanaan pajak
dapat dilakukan secara tepat.
a) Faktor-faktor pajak, terdiri dari :
1) Tipe pajak yang ada
Dalam merencanakan pajak, manajer harus mengetahui
secara pasti kewajiban perpajakan apa saja yang berhubungan
dengan perusahaan, baik pajak lokal maupun pajak luar negeri.

2) Penafsiran atas undang-undang atau perjanjian


Menajer harus berhati-hari dalam menafsirkan atau

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A
menentukan definisi dari suatu perjanjian, karena
perjanjian umumnya merumuskan istilah-istilah tertentu
namun tidak didefinisikan secara khusus.
3) Faktor penghubung
Faktor-faktor penghubung yang memperngaruhi
besarnya beban pajak antara lain :
a) Bentuk badan dari pembayar pajak
Setiap negara mempunyai perlakuan sendiri-
sendiri atas kewajiban perpajakannya tergantung dari
bentuk badan wajib pajak. Masing-masing bentuk
badan akan memperoleh perlakukan yang berbeda
mulai dari beban pajak, pengurangan dan
pembatasan yang diberikan maupun tarif pajak yang
diberlakukan.
b) Sumber penghasilan
Sumber penghasilan merupakan dasar
pertimbangan apakah wajib pajak akan dikenai
pajak atau tidak. Terutama bagi negara yang
menganut system perpajakan schedular (schedular
tax system) dimana dalam sistem ini diatur apa saja
yang dikenakan pajak,

Nama : Lizaldi Candra Pratama Putra | NIM : 142180105 | Pengelolaan Pajak EA-A

Anda mungkin juga menyukai