Percaya diri merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang peranan penting
bagi kehidupan manusia. Dalam (Hakim, 2006 hlm.6) menyatakan bahwa percaya diri
merupakan keyakinan yang ada pada dalam diri seseorang terhadap segala aspek kelebihan
yang dimilikinya dan keyakinan tersebut menjadikannya merasa mampu untuk bisa mencapai
berbagai tujuan hidupnya. Sedangkan Surya (2009) menyatakan bahwa percaya diri adalah
bagian penting dalam perkembangan kepribadian seseorang, karena sebagai penentu atau
penggerak bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku. Dengan demikian rasa percaya
diri menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk dapat mencapai berbagai
tujuan hidup dan untuk bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupannya di lingkungan
masyarakat maupun sekolah.
Di sekolah masih terdapat siswa yang memiliki rasa percaya diri yang rendah,
perasaan minder dan malu membuat individu menjadi tidak yakin dengan kemampuan yang
dimilikinya, dengan demikian hal tersebut menjadi penghambat dalam proses belajar siswa.
Rendahnya rasa percaya diri dalam belajar pada siswa SMP adalah masalah yang
sering diabaikan oleh para guru, keadaan ini tidak boleh diabaikan karena bisa berdampak
negatif pada proses belajar siswa. Perilaku siswa yang mengalami rasa percaya diri rendah
antara lain, tidak berani tampil didepan banyak orang, selalu memiliki rasa keragu-raguan,
menarik diri dari lingkungan, dan perilaku-perilaku lainnya yang nantinya akan menghambat
siswa untuk belajar optimal.
Berkaitan dengan permasalahn yang dihadapi siswa yang memiliki rasa percaya diri
rendah, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. Cara
meningkatkan rasa percaya diri siswa dapat dilakukan dengan memberi layanan bimbingan
kelompok. Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan konseling disekolah. Bimbingan
kelompok merupakan salah satu kegiatan konseling yang dilakukan secara berkelompok dan
memanfaatkan dinamika kelompok yang memiliki tujuan diantara nya adalah untuk
membantu siswa agar lebih akrab dengan teman-temannya, melatih agar lebih aktif
berkomunikasi dengan temannya, dan membantu agar berani tampil didepan banyak orang.
Banyak teknik yang bisa digunakan dalam bimbingan kelompok, salah satu teknik
tersebut adalah teknik role playing. Teknik role playing adalah teknik bermain peran, siswa
sebagai pemeran yang memerankan dalam situasi imajinatif dan paralel dengan yang terjadi
dalam kehidupan nyata. Artinya bahwa dengan teknik role playing dapat membantu siswa
untuk memahami konsep diri sendiri, dan membantu siswa untuk berperilaku lebih aktif di
lingkungan sekolah, dan dapat membantunya untuk melatih berkomunikasi dengan teman-
temannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2. Respon siswa saat melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role
playing terhadap siswa SMP kelas VII
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Konselor
Layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing ini diharapkan menjadi
rujukan dan referensi dalam pemberian bimbingan kepada siswa
Diharapkan rasa percaya diri siswa dapat meningkat setelah diberikan layanan ini
E. Definisi Operasional
Bimbingan kelompok dengan teknik role playing merupakan suatu layanan bimbingan
yang diberikan kepada siswa secara berkelompok dalam pelaksanaan nya siswa
memerankan situasi yang imajinatif dengan tujuan agar siswa dapat saling
berinteraksi dan dapat membantu tercapainya pemahaman diri. Rasa percaya diri
merupakan bagian penting bagi seseorang untuk dapat menjalani kehidupan yang
optimal.
F. Kajian Teori
1. Asas kerahasiaan
2. Asas keterbukaan
3. Asas kesukarelaan
4. Asas kenormatifan
5. Asas kekinian
Asas kekinian yaitu yang membahas masalah yang terkini atau sekarang.
Topik yang dibahasnya dari topik-topik yang aktual.
Kesimpulannya adalah setiap anggota dalam kelompok layanan bimbingan
harus mengerti dan mematuhi asas-asas bimbingan kelompok, karena hal
ini mempengaruhi efektif atau tidaknya pelaksanaan layanan bimbingan.
1. Tahapan pembentukan
2. Tahap peralihan
3. Tahap kegiatan
Teknik role playing adalah salah satu teknik dalam layanan bimbingan kelompok
untuk mempermudah anggota kelompok/peserta layanan menemukan solusi
pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Ditinjau dari sisi bahasa, role playing
terdiri dari dua suku kata yaitu role (peran) dan playing (permainan). Teknik role
playing dapat diartikan sebagai teknik yang membantu individu untuk
berhubungan dengan orang lain melalui kegiatan bermain peran. teknik bermain
peran mengajak siswa untuk dapat mendramatisasi tingkah laku, atau ungkapan
gerak-gerak wajah seseorang dalam hubungan sosial. Teknik bermain peran
termasuk suatu cara yang dilakukan dengan peragaan dan memerankan sesuatu
yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam
pergaulan dengan orang lain/hubungan sosial.
3. Kepercayaan Diri
Rasa percaya diri merupakan salah satu unsur kepribadian yang memegang
peranan penting bagi kehidupan manusia. Percaya diri merupakan salah satu modal
utama bagi seseorang untuk dapat meraih tujuan. Seoseorang yang memiliki rasa
percaya diri dapat mengembangkan potensi yang dimiliki apabila mengetahui
kelebihan yang ada pada dirinya, sehingga tujuan yang di inginkan dapat dicapai
dengan hasil yang optimal.
Percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan yang dimiliki, yakin pada
tujuan hidupnya, dan percaya bahwa dengan akal budi individu akan mampu
melakukan dan mencapai apa yang mereka tuju dengan baik dan efektif tanpa adanya
bantuan dari individu lannya. (Wiranegara, 2010 hlm.33).
Percaya diri adalah kemampuan untuk meyakinkan bahwa mampu untuk
menyalurkan segala yang diketahui dan yang dikerjakan (Barbara D, Angelis, 2005
hlm.5).
Peserta didik yang memiliki rasa percaya diri tinggi akan dapat mengetahui
dan memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, dengan memahami
kelemahan yang dimilikinya maka itu tidak akan menjadikannya sebagai alasan
menghambat untuk memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya, selanjutnya
dengan memahami kelebihan yang dimilikinya maka peserta didik akan memberikan
keyakinan pada diri sendiri bahwa dirinya mampu untuk mencapai tujuan-tujuan
hidup yang di inginkannya.
Berdasrkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pecaya diri adalah
kesadaran seseorang akan kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya dan
kesadaran tersebut membuatnya merasa yakin terhadap kemampuan yang dimlikinya
dan mampu memanfaatkannya, akan lebih bisa menerima diri, bersikap optimis dan
berpikir positif kepada diri sendiri sehingga dapat bertindak sesuai dengan
kapasitasnnya serta mampu mengendalikannya.
b. Gejala Tidak Percaya Diri Pada Peserta Didik SMP (Sekolah Menengah
Pertama)
Terdapat berbagai macam tingkah laku yang mencirikan adanya rasa tidak
memiliki rasa percaya diri pada peserta didik, adanya rasa tidak percaya diri
pada peserta didik akan menjadi hambatan dalam proses belajarnya,
dikalangan remaja terutama yang berusia sekolah SMP, dan SMA. Menurut
Iswidharmanjaya dan Agung (2004 hlm.72-88), gejala tingkah laku tidak
percaya diri banyak ditemui dilingkungan sekolah antara lain :
2. Minder
7. Mudah menyerah
c. Ciri-ciri Individu Yang Memiliki Rasa Percaya Diri dan Tidak Memiliki
Rasa Percaya Diri
a. Dalam Iswidharmanjaya & Agung (2004 hlm. 33) ada beberapa ciri-ciri
individu yang memiliki rasa percaya diri :
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan metode quasi experimen kelas kontrol, penelitian quasi experimen
didefinisikan sebagai metode untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali. (Sugiyono, 2004 hlm. 2). Penelitian ini
dilakukan bermaksud untuk mengimplementasikan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik role playing dalam meningkatkan rasa percaya diri siswa SMPN 2
Pakisjaya Karawang.
1. Memberikan angket untuk mengukur skor rasa percya diri yang rendah pada
peserta didik
2. Setelah diketahui peserta didik yang memiliki rasa percaya diri rendah,
selanjutnya diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing
3. Mengukur adanya perubahan skor rasa percaya diri rendah peserta didik setelah
diberikan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dengan angket
yang sama
5. Selanjutnya melihat nilai dari kedua angket tersebut untuk mengetahui apakah
laynan bimbingan kelompok dengan teknik role playing dapat mengurangi rasa
percaya diri rendah pada peserta didik dan apakah layanan bimbingan kelompok
dengan teknik role playing dapat membantu dalam meningkatkan rasa percaya diri
siswa
H. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik SMP kelas VII di salah satu SMP
Negeri di kabupaten Karawang. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan berikut:
I. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan angket.
Bentuk angket dalam penelitian ini adalah bentuk angket yang berstruktur sehingga
responden hanya diminta untuk memenuhi jawaban dari empat pilihan yaitu setuju,
sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Pertanyaan dalam angket mengacu
pada ruang lingkup rasa percaya diri.
Seluruh data dalam penelitian ini akan di olah dengan menggunakan SPSS.
K. Jadwal Penelitian
Bulan ke
Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1. Penyusunan Proposal V
2. Penyusunanskenario
pembelajaran dan Instrumen V
penelitian
4. Penelitian di lapangan V V
5. Pengolahan data V
6. Penulisan BabI-III V
L. Daftar Pustaka
Hartinah, Siti. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Prayitno dan Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 2004.
Giri, Putra Isna. Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Role Playing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Pribadi. Dalam jurnal, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakerta.
Iswidharmanjaya dan Agung. Satu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri. Jakarta: Media
Komputindo, 2004.