Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Implementasi Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik

Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat

Belajar Bahasa Inggris Rendah

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memberikan

kemudahan bagi guru bimbingan dan konseling akan dalam membantu untuk

mengentaskan masalah maupun mengembangkan potensi diri yang ada pada diri

siswa sebagai anggota kelompok. Pengentasan masalahan dan pengembangan

potensi diri pada siswa ini berasal dari berbagai informasi yang dikemukakan oleh

setiap anggota kelompok pada tahap pembahasan topik/inti kegiatan bimbingan

kelompok.

Dalam penelitian yang dilakukan bimbingan kelompok bertujuan untuk

membantu siswa dalam mengentaskan masalah minat belajarnya terutama dalam

mata pelajaran bahasa inggris selama pembelajaran jarak jauh. Bimbingan

kelompok dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan memanfaatkan

aplikasi zoom meeting. Dimana dalam bimbingan kelompok berbasis online ini

guru bimbingan dan konseling dapat menampilkan secara langsung berbagai

media seperti powerpoint atau video yang berkaitan dengan minat belajar siswa

dalam pemberian materi mengenai minat belajar sehingga wawasan siswa

mengenai minat belajar semakin luas.


Dengan pemberian informasi melalui diskusi kelompok, serta menampilkan

powerpoint juga video pada siswa diharapkan siswa mampu diarahkan untuk

memiliki pengetahuan yang memadai sebagai sebuah proses berfikir yang

komprehensif. Setelah informasi terserap dengan baik diharapkan siswa memiliki

sikap dan pemahaman diri yang baik sehingga mampu untuk memiliki minat

belajar yang baik. Sikap positif siswa akan terbentuk melalui kegiatan yang

melibatkan siswa secara aktif sebagai contoh guru bimbingan dan konseling dapat

melakukan berbagai kegiatan seperti bimbingan kelompok, konseling kelompok,

studi lapangan ataupun lain sebagainya. Banyaknya pengetahuan siswa akan

minat belajar dengan konsep pemikiran dan sikap yang positif dapat membantu

siswa dalam meraih prestasi belajar yang lebih baik.

Sebelum dilaksanakan pertemuan, langkah pertama adalah melakukan

wawancara yang berisi kumpulan-kumpulan pertanyaan tertulis. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai minat belajar siswa selama

pembelajaran jarak jauh secara daring/online. Wawancara dilakukan secara tatap

muka langsung dengan guru BK yakni ibu Dra. Rita Hayati dan guru mata

pelajaran bahasa Inggris yakni Ibu Dini Yuniarti, M.Pd yang dilaksanakan dalam

waktu satu hari pada hari senin tanggal Juni 2021. Dimana hasil dari wawancara

tersebut peneliti mendapatkan gambaran awal mengenai minat belajar siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara tersebut menjadi data awal

sebelum dilakukannya layanan bimbingan kelompok dengan total 4 pertemuan.


Tabel 4.1 Implementasi Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik
Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat Belajar Bahasa
Inggris Rendah
Tanggal
Topik Pembahasan Alokasi waktu Bentuk kegiatan
Pertemuan
Wawancara untuk
mendapatkan gambaran
10 Juni 2021 Pelaksanaan wawancara 1 hari
awal minat belajar
siswa

a. Pertemuan Ke-1

Tabel 4.2 Implementasi Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik


Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat Belajar Bahasa
Inggris Rendah
Tanggal Pelaksanaan Topik Alokasi
No Bentuk Kegiatan
Layanan Pembahasan Waktu
 Pengenalan anggota
kelompok
 Menjelaskan
pengertian dan
tujuan, asas-asas
serta cara
Minat dan
pelaksanaan
1 12 Juni 2021 pengaruh 30 menit
bimbingan
minat
kelompok
 Pemaparan
mengenai minat
pada angggota
kelompok
 Evaluasi

Kegiatan pertama layanan bimbingan kelompok berbasi online dengan

teknik diskusi dimulai dengan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada

seluruh siswa atas kesediaannya untuk mengikuti bimbingan kelompok berbasis

online dengan teknik diskusi. Peneliti memimpin doa dengan harapan supaya

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berbasis online dapat berjalan dengan


lancar dan memberikan manfaat. Proses bimbingan kelompok berbasis online

diawali dengan opening seperti mengucapkan salam, pembicaraan dengan

menanyakan kabar dan memperkenalkan diri yang dilanjutkan oleh seluruh siswa

untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, usia, dan alamat

rumah. Hal ini bertujuan untuk menjalin keakraban antara peneliti dan siswa, juga

diantar siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penstrukturan dengan

menjelasakan pengertian, tujuan, asas, norma, cara pelaksanaan kegiatan

bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi. Pada tahap pemulaan

ini siswa belum menunjukan antusiasnya. Selanjutnya peneliti bersama dengan

para siswa menetapkan kontrak waktu untuk melaksanakan layanan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi, waktu yang disepakati sekitar 30

menit untuk pertemuan bimbingan kelompok berbasis online pada pertemuan

pertama ini.

Selanjutnya peneliti mencoba menjelaskan kembali maksud dan tujuan dari

pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi. Peneliti

menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk melaksanakan bimbingan

kelompok berbasis online. Untuk mencairkan suasana dan menetapkan kesiapan

siswa untuk memasuki kegiatan dengan permainan selanjutnya pemimpin

kelompok mengemukakan topik tugas yakni topik yang telah disiapakan oleh

pemimpin kelompok tentang mina. Dalam pertemuan ini dibahas tentang

pengertian minat, manfaat minat, dan faktor yang mempengaruhinya.


Begitu pemaparan mengenai minat selesai, siswa diberi kesempatan untuk

mengemukakan pendapatnya mengenai minat. Berikut ini pendapat yang siswa

kemukakan terkait minat menurut pemahaman mereka :

1) AAS : minat adalah kesukaan seseorang pada sesuatu. Biasanya

dipengaruhi juga oleh lingkungan.

2) AN : minat merupakan keinginan pada sesuatu, muncul karena adanya

kebutuhan.

3) MAM : minat itu kesenangan seseorang pada satu hal karena

mendapatkan manfaat atau keuntungan dari hal tersebut.

4) RSR : minat itu ketertarikan, biasanya terpengaruhi oleh mood atau juga

oleh teman.

5) RAF : minat itu kesukaan seseorang pada satu hal dan membuat

seseorang mendalami hal tersebut karena saking sukanya.

6) SSK : minat itu perasaan menyenangi sesuatu hal yang muncul karena

adanya ketertarikan.

Berdasarkan apa yang disampaikan siswa peneliti akhirnya menyimpulkan

tentang minat. Selanjutnya peneliti menanyakan perasaan yang di alami selama

kegiatan berlangsung, kesan yang diperoleh selama kegiatan kepada siswa.

Sedangkan untuk proses selanjutnya akan dibahas pada pertemuan bimbingan

kelompok berbasis online berikutnya. Kegiatan bimbingan kelompok berbasis

online diakhiri dengan doa dan salam.


b. Pertemuan Ke-2

Tabel 4. Implementasi
Tanggal Pelaksanaan Topik Alokasi
No Bentuk Kegiatan
Layanan Pembahasan Waktu
minat belajar,  Pembahasan minat
manfaat dalam belajar
minat belajar  mengidentifikasi
1 14 Juni 2021 dan faktor 30 menit faktor yang
yang berpengaruh
mempengaruh  merefleksi hasil
i  evaluasi

Kegiatan bimbingan kelompok berbasis online pada tahap ini dibuka dengan

mengucapkan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa atas

kesediaanya dan dilanjutkan dengan memimpin doa. Peneliti membahas secara

singkat mengenai hasil kegiatan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi sebelumnya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penstrukturan

dengan menjelaskan kembali kepada siswa tentang cara pelaksanaan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi.

Selanjutnya peneliti bersama dengan siswa menetapkan kontrak waktu. Pada

tahap ini siswa terlihat lebih rileks dibandingkan dengan bimbingan kelompok

berbasis online sebelumnya. Pada tahap peralihan, peneliti mencoba menjelaskan

kembali maksud dan tujuan dari pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis

online dengan teknik diskusi. Setelah siswa dipastikan siap untuk melangkah
menuju tahap berikutnya, kegiatan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi pun dilanjutkan.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yakni pembahasan topik tugas

mengenai minat belajar, manfaat dalam minat belajar dan faktor yang

mempengaruhi dalam minat belajar dengan bantuan powerpoint. Pada tahapan ini

siswa mulai mau berpendapat mengenai topik yang dibahas. Adapaun pendapat

siswa mengenai minat belajar menurut pemahaman mereka, yakni :

1) AAS : kemauan untuk atau dorongan kita agar dapat belajar dengan

senang sepenuh hati tanpa ada dorongan atau paksaan dari siapapun dan

membuat kita nyaman untuk belajar.

2) AN : minat belajar adalah suatu ketertarikan terhadap suatu

pelajaran .Minat harus ada karena bisa menjadi motivating force atau

sebagai kekuatan yang mendorong seseorang untuk belajar.

3) MAM : ketertarikan seseorang pada suatu pelajaran, ataupun metode

pembelajaran nya, sehingga itu mendorong dia untuk mempelajari dan

mencari tau lebih lanjut untuk mencapai keinginannya.

4) RSR : kemauan seseorang untuk mempelajari suatu pelajaran dengan

senang hati dan tanpa paksaan.

5) RAF : ketertarikan terhadap suatu pelajaran yang mendorong individu

untuk mempelajari pelajaran tersebut.

6) SSK : keinginan individu untuk belajar dan mengeksplorasi materi yang

diberikan oleh guru.


Pada awalnya sebagian siswa terlihat sungkan untuk berpendapat, namun

karena dimotivasi oleh siswa lainnya sehingga pada akhirnya semua dapat

mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya mulai terjadi tanya jawab antara

pemimpin kelompok dengan anggota kelompok terkait topik yang dibahas. Lalu

peneliti menyimpulkan tentang minat belajar.

Kegiatan berikutnya peneliti menanyakan pemahaman apa yang sudah

diperoleh dari pertemuan bimbingan kelompok berbasis online, perasaan yang di

alami selama kegiatan berlangsung, kesan yang diperoleh selama kegiatan kepada

siswa. Sedangkan untuk proses selanjutnya akan dibahas pada pertemuan

bimbingan kelompok berbasis online berikutnya. Kegiatan bimbingan kelompok

diakhiri dengan doa dan salam.

c. Pertemuan Ke-3

Tabel 4. Implementasi
Tanggal Pelaksanaan Topik Alokasi
No Bentuk Kegiatan
Layanan Pembahasan Waktu
 Pemaparan
permasalahan
masing-masing
siswa
 Mengidentifikasi
permasalahan
1 30 menit faktor yang
minat belajar
berpengaruh
 Menyusun
pemecahan masalah
 Merefleksi hasil
 evaluasi
Kegiatan bimbingan kelompok berbasis online pada tahap ini dibuka dengan

mengucapkan salam. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa atas

kesediaanya dan dilanjutkan dengan memimpin doa. Peneliti membahas secara

singkat mengenai kegiatan bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi sebelumnya. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan penstrukturan dengan

menjelaskan kembali kepada siswa tentang cara pelaksanaan bimbingan kelompok

berbasis online dengan teknik diskusi.

Selanjutnya peneliti bersama dengan siswa menetapkan kontrak waktu. Pada

tahap ini siswa terlihat lebih rileks dibandingkan dengan bimbingan kelompok

berbasis online sebelumnya. Pada tahap peralihan, peneliti mencoba menjelaskan

kembali maksud dan tujuan dari pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis

online dengan teknik diskusi. Setelah siswa dipastikan siap untuk melangkah

menuju tahap berikutnya, kegiatan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi pun dilanjutkan.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yakni pembahasan topik tugas

mengenai permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa yaitu minat belajar yang

rendah. Pembahasan dan pemecahan masalah akan dilakukan oleh para siswa

sesuai kesepakatan bersama. Siswa mulanya malu malu untuk menceritakan

permasalahan yang dihadapinya. Peneliti berusaha sebisa mungkin dengan

meyakinkan kepada para siswa bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis

online dengan teknik diskusi ini dijamin kerahasiaannya. Siswa bergantian

mengungkapkan permasalahan minat belajar yang dialaminya meski masih


terkesan grogi, untuk itu peneliti memberikan beberapa penjelasan mengenai

minat belajar untuk membangkitkan semangat dan motivasi belajar siswa.

Berikut permasalahan yang dipaparkan anggota kelompok terkait dengan

minat belajar bahasa Inggris yang rendah menurut apa yang mereka alami:

1) AAS : seringkali saya merasa malas dan jenuh untuk belajar terutama

pelajaran bahasa inggris, karena metode pembelajaran yang monoton.

2) AN : masalah yang sering saya hadapi adalah kurang fokus saat belajar

karena seringkali lingkungan tidak mendukung untuk belajar dan tidak

paham akan pelajaran yang diberikan guru.

3) MAM : Kadang saat belajar dirumah saya merasa tidak mempunyai

keinginan belajar dan sering merasa kurang nyaman untuk belajar.

4) RSR : dengan belajar dirumah kadang merasa malas untuk belajar

karena lingkungan kurang mendukung dan kadang penjelasan yang

diberikan guru tidak jelas.

5) RAF : permasalahan yang dialami selama belajar dirumah saya sulit

mengatur waktu sehingga kadang selalu telat mengumpulkan tugas, dan

juga kurang fokus saat pembelajaran.

6) SSK : kesulitan mempersiapkan diri untuk belajar karena sulit mengatur

waktu, kadang malas dan tidak bisa fokus untuk belajar karena cape

sudah membantu orangtua atau ada aktivitas lainnya.

Berdasarkan apa yang disampaikan siswa masalah yang dihadapi pada

dasarnya sama yakni siswa merasa malas, merasa cara belajar yang diterapkan

kurang efektif dan kurangnya fokus siswa selama pembelajaran daring. Dari apa
yang menjadi permasalahan siswa peneliti mengusulkan siswa untuk membuat

manajemen waktu untuk mengontrol kegiatan sehari-hari dengan berkomitmen

dan tanggung jawab. Selanjutnya untuk membantu permasalahan rasa malas siswa

peneliti menayangkan video bagaimana mengurangi rasa malas. Selepas tayangan

video peneliti memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan strategi

yang akan dilakukan bersama-sama untuk mengatasi permasalahan. Berikut ini

pendapat siswa mengenai strategi yang akan digunakan sebagai pemecahan

masalah minat belajarnya :

1) AAS : belajar dengan gaya belajar yang sesuai, untuk saya pribadi lebih

nyaman menerapkan gaya belajar kinestetik.

2) AN : menerapkan self reward agar termotivasi.

3) MAM : memakai media belajar seperti video.

4) RSR : memulai belajar dari hal yang menarik, misal mencoba buat

percakapan berbahasa Inggris dengan teman.

5) RAF : menciptakan suasana belajar yang nyaman.

6) SSK : mencari teman diskusi

Kemudian peneliti juga memberikan suatu saran kepada siswa untuk

membuat dream book, yaitu kumpulan-kumpulan impian yang di tulis siswa

sehingga menjadi kenyataan.

Selanjutnya peneliti menyimpulkan seluruh kegiatan layanan bimbingan

kelompok berbasis online yang telah berlangsung. Peneliti menyampaikan bahwa

kegiatan akan segera diakhiri. Kemudian siswa diminta untuk mengungkapkan

pesan dan kesan terhadap kegiatan layanan bimbingan kelompok berbasis online
dengan teknik diskusi pertemuan ketiga ini. Peneliti bersama dengan siswa

membahas untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berbasis online

berikutnya, setelah disepakati layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi

ditutup dengan doa dan salam.

d. Pertemuan Ke-4

Tabel 4. Implementasi
Tanggal Pelaksanaan Topik Alokasi
No Bentuk Kegiatan
Layanan Pembahasan Waktu
 Pemaparan progres
belajar masing-
masing siswa
 Menyimpulkan
hasil kegiatan
Belajar
1 30 menit layanan bimbingan
efektif
kelompok
 Pertemuan terakhir
bimbingan
kelompok

Tahap permulaan ini diawali dengan salam dan doa. Peneliti mengulas

sedikit tentang pertemuan yang dilaksanakan sebelumnya. Selanjutnya peneliti

memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan

ini. Pada pertemuan ini akan dibahas bagaimana hasil penerapan dari pembahasan

pertemuan sebelumnya.
Peneliti memastikan kesiapan para siswa untuk mengikuti kegiatan

selanjutnya.Setelah dapat dipastikan bahwa siswa telah siap untuk melanjutkan

kegiatan, kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi

dilanjutkan. Pada tahap kegiatan ini siswa tidak canggung lagi untuk

mengungkapkan pengalaman dan pendapatnya. Ketika salah satu siswa merasa

kesulitan untuk menerapkan cara belajar yang baik untuknya, siswa lainnya

memberikan motivasi satu sama lain untuk dapat menerapkan cara belajar yang

sesuai.

Pada tahap pengakhiran peneliti menyimpulkan kegiatan yang telah dibahas

dalam pertemuan ini. Peneliti meminta kesan dan pesan terkait pelaksanaan

bimbingan kelompok berbasis online yang telah dilakukan dan diakhiri dengan

salam dan doa.

2. Respon Guru dan Siswa Terhadap Bimbingan Kelompok Berbasis

Online dengan Teknik Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang

Memiliki Minat Belajar Bahasa Inggris Rendah

Respon guru BK tentang bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini

sangat baik. Karena dapat membantu guru BK terutama dalam pemecahan

masalah bidang belajar siswa. Dimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar

rendah ini merupakan bentuk layanan bimbingan dan konseling dalam bimbingan

belajar yang bertujuan untuk membantu siswa mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan

pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar

teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai

kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

Sebelum diberikannya bimbingan kelompok berbasis online ini siswa

memiliki permasalahan dalam belajarnya, terutama masalah minat belajar.

Dengan adanya permasalahan dalam segi belajar ini tentunya menjadi penghambat

siswa untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan setelah adanya

pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi ini siswa

mulai dapat mengatasi permasalahan belajarnya khsusnya di mata pelajaran

bahasa Inggris.

Bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa

yang memiliki minat belajar bahasa Inggris ini berdampak pada siswa. Dimana

siswa menjadi lebih memahami akan pentingnya belajar dan memiliki minat

belajar. Siswa juga menjadi mampu untuk mengatasi permasalahan yang muncul

seperti mulai bisa mengatur waktu belajar dan menemukan cara belajarnya

sendiri.

a. Respon siswa AAS

Respon terhadap bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini sangat

bagus. Karena dengan adanya layanan seperti ini merasa lebih memahami

kembali tujuan untuk belajar. Perbedaan yang dirasakan setelah mengikuti


layanan ini juga AAS lebih dapat mengatur waktu, mengevaluasi hasil belajar dan

mengumpulkan tugas tepat waktu.

b. Respon siswa AN

Respon terhadap bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini sangat

membantu. Menurut AN dengan adanya layanan ini dia merasa senang dan bisa

menemukan kembali minat belajarnya, menemukan cara untuk menghilangkan

rasa malasnya dan dapat membentuk suasana belajar sesuai dengan yang

diharapkan.

c. Respon siswa RAF

Setelah mengikuti bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini merasa

bisa mengatasi rasa malas selama belajar. RAF juga mengungkapkan dengan

adanya layanan bimbingan kelompok ini merasa senang untuk bisa berdiskusi dan

bertukar pikiran dengan siswa lain. RAF juga merasa setelah mengikuti layanan

ini dia dapat menerapkan gaya belajar yang cocok untuknya.

d. Respon siswa MAM

Respon MAM dengan adanya bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini

sangat baik untuk menjadi lebih memiliki minat belajar. Melalui kegiatan

bimbingan kelompok berbasis online ini MAM lebih merasa terbantu untuk

menghadapi kesulitan belajar yang dia hadapi, karena mendapat berbagai

informasi terkait belajar.


e. Respon siswa RSR

Dengan adanya bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi

untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini RSR merasa

senang mendapat teman untuk berdiskusi, serta sedikit lega karena mendapat

informasi dan pengetahuan baru tentang belajar dan cara mengatasi permasalahan

yang dihadapi. RSR juga merasa setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok

berbasis online ini dirinya lebih bisa mengatur waktu karena dapat membedakan

mana yang harus diprioritaskan.

f. Respon siswa SSK

Setelah mengikuti bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini SSK

merasa senang dan kembali memiliki motivasi untuk belajar. SSK merasa lebih

lega karena merasa tidak sendirian menghadapi masalahnya, karena melalui

diskusi yang dilakukan SSK merasa dari berbagai pengalaman yang diungkapkan

teman-temannya masalah belajarnya menjadi hal yang biasa. Dari pengalaman

yang didapat di layanan bimbingan kelompok berbasis online SSK memiliki

pengetahuan baru dari guru BK dan teman-teman lainnya. Dimana SSK tau

bagaimana cara belajar yang baik, menentukan prioritas belajar dan bagaimana

mengatasi rasa malasnya.


3. Kendala Guru dan Siswa Dalam Bimbingan Kelompok Berbasis Online

dengan Teknik Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang

Memiliki Minat Belajar Bahasa Inggris Rendah

a. Kendala Guru

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru BK ada beberapa yang

menjadi kendala dalam pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi ini. Kendala dasarnya adalah ketersediaan jaringan yang seringkali

ditemukan. Selain itu diakui oleh guru BK merasa kurang dalam memanfaatkan

internet untuk keberlangsungan layanan bimbingan dan konseling khususnya

bimbingan kelompok berbasis online. Ketersediaan waktu juga menjadi sebuah

kendala dalam pelaksanaan layanan ini.

b. Kendala siswa

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan siswa mengenai kendala

dalam mengikuti layanan bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi adalah siswa merasa canggung, kendala jaringan dan tidak semua

perangkat siswa mendukung. Saat pelaksanaan layanan siswa belum terbiasa

untuk mengeluarkan pendapat dalam kelompok, belum berani menyampaikan ide

dan menanggapi pendapat dari siswa lain nya. Sehingga kegiatan layanan

bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi ini menjadi kegiatan

satu arah. Hal ini pun menciptakan suasana kegiatan layanan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi menjadi kaku, yang akhirnya

siswa tidak begitu semangat mengikuti kegiatan layanan bimbingan.


B. Pembahasan

1. Implementasi Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik

Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat

Belajar Bahasa Inggris Rendah

Pemberian bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi

untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini dilakukan

berdasarkan hasil wawancara pada guru BK dan guru mata pelajaran bahasa

Inggris yang peneliti lakukan. Dari wawancara tersebut peneliti menemukan

bahwa adanya minat belajar yang rendah di kelas VIII-H. Hal ini berdasarkan

penyampaian guru BK dimana seringkali menerima laporan guru mata pelajaran

bahwasanya ada saja siswa kelas VIII-H yang tidak mengumpulkan tugas, sulit

dihubungi dan tidak mengikuti pembelajaran daring di grup whatsapp pelajaran.

Hal serupa juga ditemui pada mata pelajaran bahasa Inggris, berdasarkan

pemaparan guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII-H merupakan kelas

yang paling kontras dalam mengalami penurunan minat belajar. Dimana lebih

lanjutnya hal ini menurut pemaparan guru mata pelajaran terlihat setelah

pelaksanaan penilaian tengah semester siswa lebih pasif dalam mengikuti kelas,

dalam pengumpulan tugas pun siswa menjadi lebih sulit untuk mengumpulkan.

Berdasarkan temuan tersebut, peneliti ingin mengupayakan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat

belajar bahasa Inggris rendah. Pada pelaksanaan pertama yang diikuti enam orang

siswa yakni dilaksanakan dengan aplikasi zoom meeting. Pada pemberian layanan
pertama ini sebagian siswa mampu menyampaikan pendapatnya terkait topik

bahasan. Sementara sebagian siswa masih belum terlalu antusias untuk ikut

menyampaikan pendapatnya. Pada pertemuan pertama ini peneliti menemukan

hambatan lainnya yakni dimana koneksi siswa dan peneliti seringkali bermasalah

serta siswa yang mengalami kejenuhan karena diskusi masih terkesan biasa saja.

Hambatan yang terjadi pada pelaksanaan pertama ini diperbaiki selama

pelaksanaan kedua.

Dari hasil pelaksanaan pertama bimbingan kelompok berbasis online

dengan teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris

rendah maka persiapan yang dilakukan peneliti menjadi lebih baik dimana media

dan kesiapan perangkat dicek sebelum pelaksanaan kedua dari layanan. Pada

pelaksanaan kedua siswa yang mengikuti sudah mulai nampak mau

menyampaikan pendapatnya terkait topik pembahasan. Penggunaan media

powerpoint sebagai penampil topik bahasanpun sedikit membantu menstimulus

siswa untuk berpendapat. Pada pelaksanaan kedua ini hambatan yang ditemui

hanya kendala koneksi internet siswa selama pelaksanaan, sehingga tidak semua

siswa mengikuti kegiatan sampai tuntas. Pada pelaksanaan layanan yang kedua ini

siswa mulai nampak dapat bertukar pendapat mereka mengenai minat belajar serta

faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan apa yang ditemui pada pelaksanaan

kedua ini peneliti menganggap siswa sudah mempunyai pemahaman mengenai

minat belajar.

Berdasarkan dari pelaksanaan kedua bimbingan kelompok berbasis online

dengan teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris
rendah, dimana siswa sudah memiliki pemahaman terkait minat belajar maka

peneliti melaksanakan layanan ketiga. Pada pelaksanaan yang ketiga ini lebih

berfokus pada permasalahan minat belajar siswa dan pemecahan masalahnya.

Selama proses diskusi di pelaksanaan ketiga ini siswa mulai aktif saling

mengungkapkan permasalahan yang dia hadapi. Dimana dari mayoritas siswa

mengungkapkan masalah minat belajar mereka disebabkan oleh kurangnya fokus

saat belajar dan rasa malas. Untuk membuka diskusi ke pemecahan masalah yang

dihadapi siswa, peneliti menampilkan video bagaimana menghilangkan rasa

malas. Setelah tayangan video selesai para siswa mulai merespon dengan

bagaimana strategi yang akan mereka lakukan untuk memecahkan permasalahan

yang mereka hadapi.

Berdasarkan apa yang telah dilakukan pada pelaksanaan ketiga ini memberi

dampak positif bagi siswa terutama dalam pemecahan masalah minat belajar yang

dihadapi. Hal ini ditunjukkan ketika peneliti melaksanakan layanan untuk yang

keempat kalinya. Dimana pada pelaksanaan yang keempat ini lebih difokuskan

pada evaluasi strategi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya.

Siswa pada pertemuan ini lebih aktif dalam mengungkap perkembangan dari

belajarnya. Walaupun beberapa siswa mengungkapkan masih menemui kendala

dalam penerapan strategi belajar yang mereka laksanakan. Dari penyampaian

kendala tersebut siswa lain tanpa diminta langsung menanggapi dengan

memberikan alternatif pemecahan masalah yang ada.

Pemilihan teknik diskusi dalam bimbingan kelompok bimbingan kelompok

berbasis online untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini
dikarenakan seringkalinya siswa jarang berdiskusi untuk memecahkan masalah

mereka. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan tim MKDK (dalam

Nursalim, M dan Suradi, 2002: 59) yang menyatakan tujuan digunakannya teknik

diskusi kelompok yaitu pertama memberikan kesempatan pada setiap peserta

untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman teman-teman peserta yang lain

dalam mencari jalan keluar suatu masalah, kedua memberikan suatu kesadaran

bagi setiap peserta, bahwa setiap orang itu mempunyai masalah sendiri-sendiri.

Apabila ada persamaan masalah yang diutarakan oleh salah satu anggota, hal ini

akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan masalah sama,

ketiga mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya

untuk berani mengutarakan masalahnya dan keempat kecenderungan mengubah

sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan, kritikan atau

saran dari anggota kelompok.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada

siswa. Dimana pada hasil wawancara yang dilakukan siswa merasa dapat lebih

bekerja sama dengan temannya serta siswa dapat saling memberikan masukan

pada dirinya sendiri, dengan kata lain siswa dapat memperbaiki kekurangannya

dalam belajar yang telah dilakukannya selama ini. Dengan dilakukannya layanan

seperti ini pun siswa lebih merasa terbantu dalam memecahkan masalah yang

dihadapinya dan menjadi lebih bersemangat dalam belajar khususnya pada

pelajaran bahasa Inggris.

Apa yang ditemukan pada bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi untuk siswa yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini
sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Anita Permata Sari (2016).

Penelitian yang dilakukan dengan judul “Upaya Meningkatkan Minat Belajar

Melalui Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas VIII SMP Hamong Putera

Ngaglik”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya perubahan sikap yang

ditunjukan siswa. Perubahan ini nampak dalam proses pembelajaran, siswa lebih

aktif dalam bertanya dan menanggapi suatu permasalahan di dalam kelas, dan

juga antusias mereka lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya. Siswa menyadari

bahwa memiliki minat belajar sangat membantu dalam mencapai hasil belajar

yang baik, jika memiliki minat belajar yang tinggi maka akan semakin baik hasil

belajar yang dicapai, tetapi jika kita memiliki minat belajar yang rendah maka

hasil belajar yang diraih akan semakin rendah. Dengan memiliki minat belajar

tentunya bermanfaat sebagai kekuatan yang akan memberi dorongan pada siswa

untuk belajar, mendorong siswa untuk berbuat dalam mencapai tujuan, penentu

arah perbuatan siswa yaitu ke arah yang hendak dicapai, dan penseleksi

perbuataan siswa yang mempunyai motivasi senantiasa akan lebih selektif dan

tetap terarah kepada tujuan awal yang ingin diraihnya (Sari, A.P., 2016).

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hartinah, S. (2009: 7) menyatakan

bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan bimbingan yang diberikan kepada

kelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Pengertian tersebut tidak

secara langsung dan sengaja memanfaatkan dinamika kelompok yang tumbuh

didalam kelompok tersebut membantu individu-individu yang bersangkutan. Hal

ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sukardi, D. K., &

Kusumawati, N. (2008:10), Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang


memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara

sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk

menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga,

dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

2. Respon Terhadap Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan

Teknik Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki

Minat Belajar Bahasa Inggris Rendah

Berdasarkan respon yang didapatkan melalui observasi selama pelaksanaan

layanan dan wawancara yang dilakukan peneliti melihat adanya perubahan dari

sikap siswa berdasarkan indikator minat belajar. Dimana dalam pelaksanaan

layanan siswa mulai tertarik untuk mengikuti layanan ketika peneliti mulai

menggunakan media seperti powerpoint dan video. Dengan menampilkan media

pendukung ini siswa mulai mau memperhatikan materi yang dibawakan oleh

peneliti. Walaupun pada dua pertemuan masih ada siswa yang belum terlalu

memperhatikan.

Kondisi siswa yang sudah mulai rileks dan mengenal satu sama lainnya

membawa perubahan pada pertemuan selanjutnya. Dimana pada dua pertemuan

akhir siswa mulai mau untuk mengungkapkan permasalahannya. Ketika diskusi

berlangsung dan ada siswa yang tidak mengungkapkan pendapatnya siswa lain

saling memberikan motivasi agar dapat mengungkapkan pendapatnya. Dari apa

yang terjadi ini menurut Djamarah, S. B. (2011: 166- 167), merupakan sikap
siswa yang memiliki minat belajar dengan menunjukan adanya partisipasi aktif

dalam suatu kegiatan.

Sementara berdasarkan wawancara yang dilakukan setelah pelaksanaan

layanan peneliti mendapatkan bahwa adanya perasaan senang dari siswa akan

adanya layanan bimbingan kelompok berbasis online, seperti yang diungkapkan

oleh AN, RAF, SSK dan RSR. Dimana memiliki rasa senang merupakan salah

satu indikator siswa memiliki minat belajar (Salemto, 2010).

3. Kendala yang dihadapi Dalam Bimbingan Kelompok Berbasis Online

dengan Teknik Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang

Memiliki Minat Belajar Bahasa Inggris Rendah

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada siswa dan guru BK kendala

dalam pelaksanaan bimbingan kelompok berbasis online ini pada umumnya

adalah ketersediaan jaringan dan perangkat pendukung yang memadai. Dimana

hal tersebut sangat mempengaruhi jalannya pemberian layanan, sejalan dengan

pendapat Haryati, A. (2020) menyebutkan hal krusial dalam menentukan sukses

tidaknya pelaksanaan bimbingan dan konseling online adalah ketersediaan

jaringan dan perangkat.

Selanjutnya kendala dalam pemberian layanan konseling online ini menurut

guru BK yaitu berupa minimnya kemampuan konselor dalam memanfaatkan

internet. Dimana itu menurut Haryati, A. (2020) menjadi kendala dalam


pelaksanaan e-counseling, lebih lanjut hal yang menjadi kendala pelaksanaan

layanan bimbingan dan konseling onlien di Indonesia masih belum ada payung

hukum, etik secara jelas untuk memayungi setiap program praktiknya yang

dilaksanakan secara online (Haryati, A., 2020). Adapun juga Bloom, 1998;

Morrissey , 1997 (dalam Shaw & Shaw, 2006) mengungkapkan keterbatasan dari

menggunakan layanan konseling online meliputi : (a) menjaga kerahasiaan

melalui internet, (b) penanganan situasi darurat, (c) kurangnya informasi

nonverbal seperti wajah ekspresi, nada suara, dan bahasa tubuh, (d) bahaya

menawarkan layanan online atas negara garis yurisdiksi, (e) kurangnya penelitian

manfaat layanan konseling online, dan (f) kesulitan mengembangkan hubungan

terapeutik dengan konseli yang tidak pernah melihat face to face. Sementara

Corey, G., Corey, M. S., Corey, C., & Callanan, P. (2014) menyimpulkan bahwa

memiliki teknologi yang cukup bagus belum tentu bisa diberikan pada semua

konseli atau untuk setiap konseli.

. Dengan adanya berbagai hambatan yang muncul dalam era sekarang ini

Konselor dituntut untuk menjadi life long learner, kreatif dan inovatif, guru BK

penggerak, reflektif, kolaboratif, student/ conselee centered, serta mampu

menerapkan bimbingan dan konseling multicultural (Nursalim, M., 2020).

Sementara secara khusus kendala yang dihadapi siswa yakni belum terbiasa

untuk mengeluarkan pendapat dalam kelompok, belum berani menyampaikan ide

dan menanggapi pendapat dari siswa lainnya. Hal ini menurut Slameto (2010)

dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa. Faktor dalam diri siswa yang

berpengaruh dalam hal ini adalah kesiapan. Kesiapan adalah kesediaan untuk
memberikan respons atau bereaksi kesedian itu timbul dalam diri seseorang dan

juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan (Slameto,2010).


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian serta mengacu pada perumusan

masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

1. Implementasi Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik

Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat Belajar

Bahasa Inggris Rendah

Penerapan layanan bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik

diskusi untuk siswa SMP Negeri 2 Soreang yang memiliki minat belajar bahasa

Inggris rendah berjalan dengan baik. Siswa kesulitan beradaptasi pada awalnya

saja dikarenakan jarang berinteraksi dan mengalami kesulitan pada jaringan,

namun setelah pertemuan selanjutnya siswa sudah terbiasa dan bisa melaksanakan

layanan dengan sangat baik.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terlaksananya layanan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa SMP Negeri 2

Soreang yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah telah terlaksana

dengan baik.

2. Respon Terhadap Bimbingan Kelompok Berbasis Online dengan Teknik

Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki Minat Belajar

Bahasa Inggris Rendah


Respon guru BK dengan adanya layanan bimbingan kelompok berbasis

online ini sangat baik. Karena dengan adanya layanan bimbingan kelompok

berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa SMP Negeri 2 Soreang yang

memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini membantu guru BK dalam upaya

pemecahan masalah belajar siswa selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

Respon siswa juga menunjukan hal yang positif dari adanya layanan

bimbingan kelompok berbasis online dengan teknik diskusi untuk siswa SMP

Negeri 2 Soreang yang memiliki minat belajar bahasa Inggris rendah ini. Dimana

siswa yang mengikuti layanan ini mengungkapkan merasa terbantu dan senang

setelah mengikuti layanan ini.

3. Kendala yang dihadapi Dalam Bimbingan Kelompok Berbasis Online

dengan Teknik Diskusi untuk Siswa SMP Negeri 2 Soreang yang Memiliki

Minat Belajar Bahasa Inggris Rendah

Pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi untuk siswa SMP Negeri 2 Soreang yang memiliki minat belajar

bahasa Inggris rendah ini tidak luput dari kendala yang ditemui selama

pelaksanaan layanan. Dimana selama pelaksanaan layanan seringkali ditemui

kendala berupa kesulitan jaringan internet baik dari siswa maupun guru BK.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti

mempertimbangkan beberapa saran yang dapat membantu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, guru dapat menerapkan pendekatan atau

metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan sesuai dengan karakteristik


siswa dan materi yang akan di ajarkan, sehingga dapat memunculkan minat

belajar siswa serta siswa tidak akan merasa bosan dan pasif dalam kegiatan

belajar mengajar.

2. Guru BK dapat menerapkan bimbingan kelompok berbasis online dengan

teknik diskusi pada layanan selanjutnya. Diskusi ini dapat menjadi salah

satu metode untuk membantu kemandirian dan kerjasama dalam kelompok

serta membuat siswa lebih aktif dan percaya diri selama kegiatan belajar.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang akan melaksanakan penelitian mengenai

minat belajar hendaknya dapat bekerjasama dengan pihak lain seperti

orangtua maupun wali kelas untuk mendapatkan informasi lebih mengenai

minat belajar siswa, serta sebelum diadakannya layanan bimbingan

kelompok berbasis online dengan teknik diskusi hendaknya peneliti

melakukan identifikasi terhadap kesiapan dan ketersediaan fasilitas belajar

yang siswa miliki untuk mengetahui kesiapan siswa mengikuti layanan.


Corey, G., Corey, M. S., Corey, C., & Callanan, P. (2014). Issues and ethics in the
helping professions with 2014 ACA codes. Nelson Education
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sari, A. P. (2016). UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI
DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP HAMONG
PUTERA NGAGLIK. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling,
10(5), 392–399.
Hartinah, S. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika
Aditama.
Haryati, A. (2020). Online Counseling Sebagai Alternatif Strategi Konselor dalam
Melaksanakan Pelayanan E-Counseling di Era Industri 4.0. Bulletin of
Counseling and Psychotherapy, 2(2), 27-38.
Nursalim, M. (2020). Peluang dan Tantangan Profesi Bimbingan dan Konseling di
Era Revolusi Industri 4.0. PD ABKIN JATIM Open Journal System, 1(1),
31-40.
Shaw, H. E., & Shaw, S. F. (2006). Critical ethical issues in online counseling:
Assessing current practices with an ethical intent checklist. Journal of
Counseling & Development, 84(1), 41-53.
Sukardi, D. K., & Kusumawati, N. (2008). Proses Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai