Anda di halaman 1dari 19

Tugas Pribadi

Rabu/ 17 Maret 2021

MAKALAH
PENGEMBANGAN ASESMENT PEMBELAJARAN FISIKA
“Langkah-Langkah Pelaksanaan Penilaian”

OLEH :

Silvia Agustin
20175015/ 2020

DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Festiyed, M. S
Dr. Fatni Mufit, S.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-Langkah
Pelaksanaan Penilaian”. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada nabi Muhammad
SAW karena dengan kerasulan beliaulah kita telah dibawa dari alam yang penuh dengan
kejahilan menuju alam yang penuh dengan keimanan seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya
dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Evaluasi dan Proses Pembelajaran Fisika, Ibu
Prof. Dr. Festiyed, M.S dan Ibu Dr. Fatni Mufit S.Pd, M.Si.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.

Padang, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan.......................................................................1
E. Landasan Agama......................................................................... 2
F. Landasan Yuridis......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................6
A. Langkah-Langkah Penilaian........................................................6
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 14
A. Matriks Langkah-Langkah Penilaian........................................14
BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15
A. Kesimpulan............................................................................... 15
B. Saran..........................................................................................15
C. Pertanyaan-Pertanyaan.............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian
dari peningkatan kualitas pendididkan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Penilaian
kelas digunakan untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek dengan
menggunakan ukuran atau kriteria. Dalam penilaian proses dan hasil belajar siswa di sekolah,
aspek-aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat pemilihan, penyusunan, pengolahan, data
hasil penilaian, termasuk juga penetapan indikator, pemetaan SK, kompetensi dasar ,
penetapan teknik penilaian, serta pedoman penskoran. Sayangnya, dunia pendidikan saat ini
belum secara keseluruhan tenaga pengajarnya memahami dan bisa mengaplikasikan tentang
model penilaian kelas yang baik, sehingga menimbulkan keperihatinan yang mendalam akan
kondisi seperti ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah apa langkah-
langkah pelaksanaan penilaian?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penulisan
mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan penilaian?

D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi penulis, dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan dan
pengetahuan dan memenuhi persyaratan mengikuti mata kuliah Pengembangan
Asesmen Pembelajaran Fisika.
2. Bagi pembaca untuk menambah wawasan mengenai langkah-langkah pelaksanaan
penilaian

1
E. Landasan Agama
Selain itu dalam Alquran banyak dijumpai proses evaluasi terhadap manusia yang
diberikan Allah kepada hamab-Nya diantaranya surah al-Baqarah ayat 31-34, surah az-
Zalzalah ayat 7 - 8 dan masih banyak lagi surah yang lainnya. Dalam surah az-Zalzalah ayat
7 dan 8.

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan
melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”

Menerangkan bahwa setiap amal perbuatan manusia walaupun sekecil jarah pun Allah
akan menghitung dan memberikan balasannya. Begitu juga sebaliknya setiap perbuatan buruk
sekecil jarah pun Allah akan menghitung dan memberikan balasannya. Setiap perbuatan
manusia di dunia ini Allah selalu menghitung dan mengukurnya, dari hasilhisab tersebut
maka diketahui manakah manusia yang taat kepada Allah dan manakah manusia yang tidak
taat terhadap perintah Allah. Begitu juga dalam pendidikan penilaian dan pengukuran
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dalam memahami materi yang
diberikan. Selanjutnya evaluasi yang diberikan Allah langsung kepada Nabi dam yang,
terdapat dalam surah al-Baqarah ayat 31-34.

2
Artinya : 31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-
Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yg benar!"

32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana."
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini."
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir.

3
Dalam surah ini Allah memberikan evaluasi langsung kepada Nabi dam As, ada tiga
proses yang dilakukan Allah dalam memberikan evaluasi kepada Nabi dam As., diantaranya
Allah mengajarkan semua isi dari alam semesta kepada dam As., kemudian Allah meminta
agar dam As., menjelaskan apa yang telah diajarkan Allah Swt., kepadanya, dan yang terakhir
karena hasil evaluasinya sangat memuaskan kemudian Allah Swt., meminta kepada malaikat
agar menghormati beliau. Dengan adanya konsep evaluasi yang terdapat dalam Alquran, akan
memudahkan bagi pendidik dalam melakukan evaluasi terhadap peserta didik. Untuk itu
dalam penelitian ini penulis mencoba menjelaskan bagaimanakah konsep evaluasi yang
terdapat dalam Alquran, karena dalam Islam sendiri yang Alquran dapat menginspirasikan
bahwa pekerjaan evaluasi terhadap manusia adalah suatu tugas penting dalam rangkaian
proses pendidikan yang telah dilaksanakan oleh pendidik. Selanjutnya evaluasi yang
dilakukan secara sistematis dan terencana dalam pendidikan Islam merupakan hal yang
sangat penting dalam mendapatkan informasi sejauh manakah peserta didik dapat merubah
tingkah lakunya baik secara kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Selain itu hasil dari
kegiatan evaluasi dalam pendidikan Islam dapat digunakan sebagai masukan untuk
melakukan perbaikan, pembentukan serta pengembangan kepribadian peserta didik dalam
pembelajaran maupun dalam kehidupan sebagai khalifah.

F. Landasan Yuridis
Dalam rangka menjalankan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, maka ditetapkan pula Peratuaran Pemerintah. Dalam hal ini Peraturan
Pemerintah pada awalnya yang menjelaskan standar nasional pendidikan adalah Peratuaran
Pemerintah nomor 19 Tahun 2005, kemudian berubah menjadi Peratuaran Pemerintah
Nomor 32 tahun 2013. Dalam peraturan ini, dijelaskan bahwa ada delapan standar nasional
pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Delapan standar nasional pendidikan ini menurut Arifin (2012, hal. 43) menunjukan
bahwa standar penilaian pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari standar
nasional pendidikan, karena itu standar penilaian mempunyai peran dan kedudukan
startegis dalam pendidikan. Setiap pendidik harus dapat memberikan pelayanan yang
prima dan memperlakukan peserta didik secara adil, objektif, dan bertanggungjawab, tidak
terkecuali dalam penilaaian pendidikan. Penilaian yang adil adalah tidak membeda-
bedakan peserta didik, baik dilihat dari latar belakang sosial, ekonomi, agama, budaya,
4
warna kulit, bahasa, dan gender.
Menurut Arifin, (2012, hal. 43) pemerintah sudah mengatur bagaimana tahap- tahap
melakukan penilaian, langkah-langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidik,
dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan penialaian
pendidikan dapat dilakukan oleh:
Pertama, pendidik, yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai
dengan kekhususannya, serta berpatsipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhis semester, dan ulangan kenaikan kelas (Arifin, 2012, hal. 44).
Kedua, satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap
jenjang dan jenis pendidikan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran (Arifin, 2012,
hal. 44).
Ketiga, Pemerintah, yaitu Pemerintah pusat, dalam hal ini adalah Departemen
Pendidikan Nasional. Tujuannya adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan teknologi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional (Arifin, 2012, hal. 44).
Implikasi dari uraian diatas menurut Arifin (2012, hal. 44) adalah setiap pendidik
harus mengetahui dan memahami serta dapat menerapkan konsep standar nasional
penilaian, baik yang menyangkut mekanisme, prosedur, maupun instrumen penilaian yang
akan digunakan. Untuk itu, guru harus mengetahui dan memahami Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 sebagai salahsatu bentuk pelaksanaan Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal. Dalam peraturan pemerintah tersebut
bukan hanya mengatur masalah penilaian tetapi hampir semua aspek penting tentang
pendidikan juga disusun standarisasinya, sehingga dapat diajdikan rujukan atau panduan
bagi guru dalam melaksanakan pendidikan Indonesia.
Peraturan Pemerintah nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional pendidikan Bab
I Pasal 1 ayat 12 menjelasakan bahwa : "Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar Peserta Didik".

5
BAB II
LANDASAN TEORI.

A. Langkah-Langkah Penilaian
1. Pemetaan SK, KD dan Indikator
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menentukan dan memetakan SK,
KD dan Indikator. Indikator merupakan ukuran, kerateristik, ciri-ciri, pembuatan atau
proses yaqng menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. Indikator pencapaian
hasil belajar dikembangkan oleh gutu dengan memperhatikan perkembangan dan
kemampuan peserta didik. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua
atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan
kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan
dan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator antara lain :
a. Mengidentifikasikan kerakteristik dan bekal kemampuan siswa. Karakter dan bekal
kemampuan siswa harus terlebih dahulu diidentifikasikan oleh guru. Hal ini dilakukan
untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan perlu ditetapkan
sebagai indikator keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi.
b. Menentukan tahapan berfikir dari SK, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
yang ingin dicapai. Pemetaan SK, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara
keseluruhan bagaimana SK dan KD bisa dicapai. Sebagai contoh jika tahapan berfikir
SK ada di C3. Apabila akan mengembangkan IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2
maka dimulai dengan membuat IPK dari C1 sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah
berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD dengan
memperhatikan tahapan berpikir SK dan KD. Penentuan dan pemetaan SK, KD dan
Indikator sangatlah perlu untuk dilakukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan
mudah dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan pemetaan
SK dan KD. Beberapa manfaat yang akan didapat melalui :
1) Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran
yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dijabarkan dalam

6
indikator dan memudahkan menentukan kedalaman materi dengan memperhatikan ranah
berpikir SK, KD dan IPK-nya.
2) Menentukan Kegiatan Pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan berdampak
pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi 3
bagian yaiu kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri yang tidak
terstruktur untuk masing KD dan IPK. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan
pembelajaran yan berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, guru
dan lingkungan.
Penugasan terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka.
Waktu penyelesaian penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan
percepatan.
Selanjutnya adalah kegiatan mandiri yang tidak terstruktur yang merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran
atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur
sendiri oleh peserta didik yang akan dilakukan untuk mencapai indikator berdasarkan
materi yang harus diberikan.
3) Menentukan Teknik Penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap KD merupakan acuan yang
digunakan untuk melakukan penilaian sehinga dengan demikian penilaian yang akan
dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh SK dan KD.
a) Contoh untuk Standar Kompetensi Presentasi Laporan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Berbicara : Berwawancara 1. Mampu membuat daftar


dengan narasumber pokok-pokok pertanyaan
Mengungkapkan dari berbagai untuk wawancara dengan
berbagai informasi kalangan dengan memperhatikan etika
melalui wawancara memperhatikan etika berwawancara dan
dan presentasi laporan berwawancara menggunakan kalimat
yang efektif
2. Mampu melakukan
wawancara dengan

7
narasumber dari berbagai
kalangan dengan
memperhatikan etika
berwawancara
3. Mampu berwawancara
dengan narasumber dari
berbagai kalangan
dengan bahasa yang baik
dan benar
Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan teknik penilaian adalah tingkat
kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik.
Pada tahap awal penetapan kriteria ketuntasan indikator boleh agak rendah, namun
diharapkan semakin lama semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kualitas satuan
pendidikan akan dinilai oleh pihak luar secara berkala. Misalnya melalui ujian nasional.
Hasil penilaian ini akan menunjukkan peringkat suatu satuan pendidikan dibandingkan
dengan satuan pendidikan lain. Melalaui pemeringkatan ini diharapkan satuan pendidikan
terpacu untuk meningkatkan kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria ketuntasan
pencapaian indikator semakin mendekati 100%. Penentuan kriteria kelulusan setiap
indikator juga harus disesuaikan dengan keterampilan yang terdapat didalam standar
kompetensi.
Setelah menganalisis standar kompetensi dan menjabarkan KD menjadi beberapa
indikator, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator
sebagai acuan untuk melakukan penilaian. Rentang persentase kriteria ketuntasan indikator
adalah antara 0% - 100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah
75%. Namun satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian
indikator.
Contoh pemetaan SK, KD dan Indikator kriteria ketuntasan dan penetapan teknik penilaian :

Teknik Penilaian
Produk
Sikap
Unjuk Kerja
Tertulis

Fortofolio

Standar
Kompetensi Dasar Indikator KK
Kompetensi

Berbicara : Berwawancara 1. Mampu membuat 70%


dengan narasumber daftar pokok-
Mengungkap dari berbagai pokok pertanyaan
berbagai kalangan dengan untuk wawancara

8
Teknik Penilaian

Sikap
Tertulis

Produk
Unjuk Kerja

Fortofolio
Standar
Kompetensi Dasar Indikator KK
Kompetensi

informasi memperhatikan dengan


melalui etika memperhatikan
wawancara berwawancara etika
dan presentasi berwawancara dan
laporan menggunakan
kalimat efektif
2. Mampu 80%
melakukan
wawancara dengan
narasumber dari
berbagai kalangan
dengan
memperhatikan
etika
berwawancara
3. Mampu 80%
berwawancara
dengan
narasumber dari
berbagai kalangan
dengan bahasa
yang baik dan
benar
b) Contoh Alat Penilaian Dan Penskoran Dalam Penilaian
Alat-alat penilaian yang digunakan guru dalam proses penilaian di sekolah dapat
berupa alat penilaian standar dan alat penilaian buatan guru sendiri. Sebagian aliran
perilaku berpendapat bahwa peralatan diperlukan bukan sebagai alat penyaji, tetapi untuk
penguat saja kecuali itu juga diajukan bahwa untuk tujuan tertentu, peralatan dapat dan
perlu menggantikan peranan guru. Alat penilaian standar bersumber dari pemerintah atau
lembaga pembuata alat-alat penilaian, sedangkan penilaian guru bersumber dari guru
disekolah.
Sebuah alat penilaian yang sudah distandarisasikan sudah dapat disebut sebagai alat
penilaian standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat
keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang diperlukan dalam menjelaskan

9
pelaksanaan, penskoran dan mengadakan interprestasi baik alat penilaian standar maupun
buatan guru, keduanya memiliki kegunaan yang besar dalam penilaian proses dan hasil
belajar siswa di sekolah . Keunggulan alat penilaian standar adalah teruji
keautentikannya, namuan terkadang tidak diaplikasikan secara sepenuhnya kerena
keadaan sekolah yang beraneka ragam. Oleh karena itu alat penilaian buatan guru
dianggap lebih sesuai yang dalam pembuatannya terjun langsung kelapangan.
Secara umum alat dalam penilaian hasil belajar dibagi menjadi 2 kriteria, yaitu
penilaian berbasis tes dan penilaian non tes. Tes pada umumnya digunakan untuk
menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan
dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Meskipun demikian, terkadang tes dapat digubakan untuk mengukur atau menilai hasil
belajar bidang afektif dan psikomotor. Berikut ini adalah contoh alat penskoran dalam
penilaian :
1) Penilaian dalam aspek sikap menggunakan observasi penilaian diri peserta didik
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Nama :
Kelas :

Alternatif
No Pertanyaan
Ya Tidak

1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan


ketaqwaan kepada Tuhan YME agar mendapatkan
ridho-Nya dalam belajar

2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

3. Saya optimis bisa meraih prestasi

4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita

5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di


sekolah dan masyarakat

6. Saya suka membahas politik, hukum dan


pemerintahan

7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan yang


berlaku

10
8. Saya berusaha membela kebenaran dan keadilan

9. Saya rela berkorban demi kepentingan masyarakat,


bangsa dan Negara

10. Saya berusaha menjadi warga negara yang baik dan


bertanggungjawab

Jumlah Skor

Cara menskor :
Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika jawaban ya maka diberi skor 2
dan jika jawaban tidak maka diberi skor 1. Jumlahkan semua skor dan cocokkan
dengan criteria berikut :
0-5 dikategorikan tidak positif 11-15 dikategorikan positif
6-10 dikategorikan kurang positif 16-20 dikategorikan sangat positif
2) Penilaian dalam aspek pengetahuan menggunakan tes pilihan ganda
Contoh :
Teropong bintang dengan pembesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api objektifnya
50cm, maka panjang teropong adalah :
a. 5 cm
b. 35 cm
c. 45 cm
d. 50 cm
e. 55 cm

Cara penskoran :
Penilaian dengan mempertimbangkan item yang salah. Jawaban salah diperhitungkan
sebagai denda untuk mengurangi jawaban yang benar. Mengikuti rumus :

Dimana :

Nilai

Jumlah jawaban yang salah

Jumlah jawaban yang benar

11
Banyak pilihan

Misalnya jumlah soal 10, jawaban benar ada 9 dan salah ada 1 maka :

, maka nilai yang diperoleh adalah 8.75

Sedangkan penilaian yang tidak memperhitungkan jawaban salah, mengikuti rumus

dibawah ini :

Misalnya jumlah soal ada 10, jumlah soal yang benar ada 8 dan yang salah ada 2

maka , da nilai yang diperoleh adalah 8

3) Penilaian dalam aspek keterampilan menggunakan Teknik Penilaian unjuk kerja per-
individu
Nama Siswa : RISKA
NISN :1503
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4

1. Menentukan NST jangka sorong

2. Membaca hasil pengukuran diameter bola


menggunakan jangka sorong

3. Data yang diperoleh

4. Kesimpulan

Keterangan :
1 : Kurang 3 : Baik
2 : Cukup 4 : Sangat Baik

Cara menskor menggunakan rumus dibawah ini :

12
Kriteria Penskoran :
Sangat Baik :

Baik :

Cukup :

Kurang :

Sedangkan untuk rentang nilainya dapat dilihat dibawah ini :

No Skor Nilai
1. D
2. D+
3. C-
Kriteria
4. C
5. C+
6. B-
Ketuntasan Belajar :

1. KD pada KI-3 dan KI-4, belum tuntas Remedial

2. KD pada KI-3 dan KI-4, tuntas Melanjutkan

3. KD pada KI-3 dan KI-4, belum tuntas siswa, Remedial klasikal

4. KD pada KI-1 dan KI-2, tuntas = Baik, Melanjutkan


5. KD pada KI-1 dan KI-2, belum tuntas = Cukup/ Kurang, Pembinaan Holistik

13
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matriks Langkah Pelaksanaan Penilaian

No Pelaksanaan Penilaian Penjelasan

1 Indikator Merupakan ukuran, kerateristik, ciri-


ciri, pembuatan atau proses yaqng
menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Indikator dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur. Indikator
pencapaian hasil belajar dikembangkan
oleh gutu dengan memperhatikan
perkembangan dan kemampuan peserta
didik.
2 Pemetaan SK, KD dan 1. Menentukan analisis materi
Indikator pembelajaran
2. Menentukan kegiatan pembelajaran
3. Menentukan teknik penilaian

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Langkah pelaksanaan penilaian : Pemetaan SK, KD dan Indikator
1. Menentukan analisis materi pembelajaran
2. Menentukan kegiatan pembelajaran
3. Menentukan teknik penilaian
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis menyarankan bahwa
sebelum melaksanakan penilaian menggunakan langkah pelaksanaan penilaian.
C. Lampiran Pertanyaan
1. Apakah keterbatasan pelaksanaan penilaian pembelajaran ?
Jawaban:
Keterbatasan-keterbatasan penilaian dalam pembelajaran anatara lain yaitu:
1. Untuk pengukuran konstruk psikologis termasuk pembelajaran yang bersifat abstrak tidak ada
pendekatan tunggal yang dapat diberlakukan dan diterima secara universal, sehingga harus digunakan
bermacam pendekatan dan dalam berbagai kesempatan sepanjang rentang waktu berlangsungnya
proses pembelajaran.
2. Proses dan hasil pembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasarkan atas sampel tingkah laku
yang terbatas, sehingga untuk dapat menjadi sumber informasi yang akurat, penilaian dilakukan
dengan perencanaan yang matang dan dilakukan dengan cermat, dengan memperhatikan perolehan
sampel yang memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan prosedur dan alat ukur yang
baik.
3. Pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam penilaian proses dan hasil belajar mengandung
kekeliruan. Angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran (dengan menggunakan tes ataupun
nontes) berupa: Thrue score + Error, untuk itu kegiatan pengukuran
dalam prosedur asesmen yang baik harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil
kekeliruan (error).
4. Hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman siswa terhadap materi, sedang tes pengukuran
hasil belajar, pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari
suatu gejala yang bersifat abstrak.
5. Konstruk psikhologis termasuk proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara
tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik dan Prosedur. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian


Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar


Universitas.

16

Anda mungkin juga menyukai