Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS PELAKSANAAN

BIDAN KOMUNITAS POSTNATAL


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Komunitas

Dosen Pengampu : Ana Mufidaturrosida, S. ST.,MPH.

Disusun Oleh :

1. Nanik Setyoningsih 1319016


2. Nina Eka Pratiwi 1319017
3. Nova Fitria Salzabila 1319018

PRODI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR-RUM SALATIGA

TAHUN AJARAN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga kami dapat menyeleseikan makalah tentang “ANALISIS PELAKSANAAN BIDAN
KOMUNITAS POSTNATAL”. Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Ana
Mufidaturrosida,S.ST.,MPH. Yang telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Setelah membaca dan mempelajari tugas yang kami buat ini, kami selaku penulis
berharap agar pembaca dan penggunanya mendapat pengetahuan yang lebih baik, sebagaimana
yang tertera dalam tujuan dibuatnya makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kami yakin dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, saran dan kritik
dari pembaca sangat kami butuhkan dalam pembuatan makalah ini.

Salatiga, Maret 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………….……...……….............i

KATA PENGANTAR…………………………………………….………………….............ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………..…….……….............iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

TINJAUAN TEORI……………………………………………..…………………………….3

HASIL WAWANCARA…………………………………..………………………………….9

PENUTUP…………………………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………...……………………………….13

LAMPIRAN FOTO/DOKUMENTASI………………………………………………………14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kebidanan mempunyai tujuan yang mulia, melindungi dan mem-


promosikan kesehatan perempuan, terutama membantu perempuan hamil dan
keluarganya. Pelayanan yang diberikan agar perempuan dan keluarga memperoleh
penyesuaian emosional dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, serta menjamin
calon ibu mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan informasi yang cukup untuk
memasuki masa menjadi ibu(Motherhood) dengan peran dan tanggung jawab yang benar
dan tepat (Pairman, S. & Picombe,J., 1999). Menyikapi tujuan ini, maka bidan selain
bekrja secara mandiri juga bekerja sama/ kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam mengupayakan pelayanan kebidanan agar dapat dilakukan secara paripurna dan
berkesinambungan dengan berfokus pada aspek pencegahan dan promosi yang
berlandaskan pada kemitraan serta pemberdayaan masyarakat.

Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna,


berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada.
Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk
melakukan segala tindakan dan asuha yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian
profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat baik dari aspek input, proses dan
output. Begitu pula dengan setandar pelayanan nifas sebagai tenaga kesehatan khususnya
bidan harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan guna
mencegah komplikasi-komplikasi yang terjadi pada nifas baik itu dari ibu atau dari
bayinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirumuskan masalah “Bagaimana pelaksanaan
asuhan kebidanan untuk ibu nifas atau postnatal yang dilakukan di ?”.
C. Tujuan PMB
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pelaksanaan asuhan
kebidanan untuk ibu nifas atau postnatal yang dilakukan di PMB.
D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu tugas kelompok dalam mata kuliah Asuhan kebidanan
komunitas.
2. Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan untuk penyusun dan teman
kelas mengenai pelaksanaan asuhan Kebidanan ibu nifas atau postnatal.
3. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan para
pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. SETANDAR PELAYANAN

Standar pelayanan kebidanan; PNC, Bayi, dan KB

a. Standar pelayanan Post Natal Care (Asuhan Masa Nifas)

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya


plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).
Pernyataan ini juga diperjelas oleh Abdul Bari (2000) yang menyatakan
bahwa masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu. Dengan kata lain asuhan masa nifas adalah asuhan yang
diberikan pada ibu beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu
setelah melahirkan

Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan


data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya
untuk mempercapat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan, ibu dan bayi selama periode nifas. Adapun Standar
praktik Pelayanan Nifas antara lain ;

1. Standart 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk


memastikan pernapasan spontan, mencegah hipoksia sekunder,
menemukan kelaianan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani
hipotermi.

2. Standar 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.

Bidan melakukan pemantauan pada ibu dan bayi terhadap


terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal hal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu untuk memulai pemberian ASI.

3. Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas


Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu keenam
setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini,
penanganan, atau perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
masa nifas, serta memberikann penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas adalah :


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi
sehari hari.
4. Memberikan pelayanan KB.
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1. Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah melahirkan atau sampai keadaan ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
Tujuannya :
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a. Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).
Perawatan Pada Masa Nifas
1. Early Ambulation
a. Merupakan kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing keluar
dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
b. Keuntungan early ambulation :
1. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat.
2. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
3. Memungkinkan kita mengajak ibu memelihara anaknya : memandikan,
mengganti pakaian, memberi makanan, dll
2. Diet

Masalah diet perlu mendapat perhatian pada kala nifas untuk dapat
meningkatkan kesehatan dan memberikan ASI, makanan yang baik mempercepat
menyembuhan alat-alat kandungan

3. Miksi dan Defekasi


a. Miksi hendaknya dapat dilakukan secepatnya, sebaiknya penderita disuruh
kencing 4 jam post partum. Bila kandung kencing penuh dan wanita sulit
kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi
b. Defekasi harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila terdapat kesulitan
dapat diberikan obat laksans peroral atau per rectal
4. Perawatan payudara
a. Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil. Supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
b. Bila bayi meninggal, maka laktasi harus dihentikan dengan cara :
1. Pembalutan mammae sampai tertekan.
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH, seperti tablet lynoral dan
periodel
Implementasi Hak hak Ibu Nifas
Beberapa hak hak pasien secara umum adalah :
1. Hak untuk memperoleh informasi.
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas.
3. Hak untuk mendapatkan perlindungann dalam pelayanan.
4. Hak untuk mendapatkan jaminan kesehatan.
5. Hak untuk mendapatkan pendampingan suami atau keluarga dalam pelayanan.
6. Hak untuk mendapatkan pelayanan sesuai pilihan.

Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut, bidan berkewajiban memberikan


asuhan sesuai standar. Standar asuhan pada ibu nifas telah diatur dalam
KEPMENKES 369/ MenKes/ 2007.

Implementasi hak hak untuk ibu postnatal dan bayi, bisa diartikan dengan
gerakan sayang ibu. Gerakan sayang ibu merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan
dalam upaya membantu salah satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas
hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap upaya
penurunan angka kematian ibu karena hamil, melahirkan dan nifas. Program ini
bertujuan memberikan stimulant dalam memperhatikan gizi keluarga terutama ibu
hamil, dan ibu menyusui.

Metode yang digunakan pada program ini adalah meningkatkan kepahaman


pada keluarga dengan pendampingan dan penyuluhan, pembentukan komunitas
(kelompok masyarakat) yang terdiri dari masyarakat sasaran dan stakeholders.

Selain hak untuk mendapatkan pendampingan dalam gerakan sayang ibu,


implementasi hak ibu post natal juga dapat berupa hak ibu dalam menyusui bayi. Kita
tidak dapat memaksa ibu untuk menyusui kalau tidak ingin. Karena menyusui itu juga
melibatkan keikhlasan ibu, bukan hanya sekedar memberikan ASI kepada bayinya.
Sebaliknya, tidak ada seorangpun yang boleh menghalangi seorang ibu memenuhi
haknya untuk menyusui bayinya.

Selain ibu, bayi juga punya hak. Mendapatkan ASI ibu adalah hak bayi. Hal
ini juga diatur dalam konvensi Hk anak pasal 24 yang menyatakan bahwa anak (atau
bayi) berhak atas standar kesehatan tertinggi yang dapat diadakan. Yang paling
essensial dari hak ini adalah hak hidup si anak. Dia berhak mendapatkan kehidupan
yang layak di muka bumi ini.

B. Standar Tempat dan Alat


1. Standar tempat
a. Setiap ruang periksa mempunyai luas 2×3 meter.
b. Setiap bangunan pelayanan, minimal mempunyai ruang periksa, ruang
administrasi/kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi/
WC, masing-masing 1 buah.
c. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan.
d. Lebih bagus jika ada ruangan khusus rooming in / rawat gabung, dan ruang
laktasi.
2. Standar Alat
a. Peralatan tidak steril
1. Stetoskop
2. Timbangan bayi
3. Pengukur panjang bayi
4. Termometer
5. Oksigen dalam regulator
6. Penghisap lender
7. Ambubag (bayi)
8. Lampu sorot
9. Penghitung Nadi
10. Sterilisator
11. Bak Instrumen dan tutup
12. Metlin (lila)
13. Sarung tangan
14. Celemek
15. Masker
16. Sarung kaki plastic (penolong)
17. Pengaman mata
18. Tempat kain kotor
19. Tempat sampah
20. Tempat plasenta
21. Gunting (biasa,perban)
22. Suction
23. Handuk
b. Peralatan Steril
1. Klem
2. ½ Kocher
3. Korentang
4. Penghisap lender
5. Handscon
6. Gunting tali pusat
7. Gunting benang
8. Benang dan jarum
9. Duk steril
10. Pinset (anatomis,ciruge)
11. Pengikat tali pusat
12. Kapas
13. Kain kasa
14. Plester
BAB III
HASIL WAWANCARA

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Sehingga kami telah
menyelesaikan laporan hasil wawancara tentang asuhan kebidanan ibu nifas atau postnatal yang
dilakukan di PMB. Kami tidak melakukan kunjungan langsung ke PMB, Tetapi kami melakukan
wawancara melalui daring yaitu video call. Salah satu tujuan kami dalam menulis laporan ini
adalah sebagai dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan ini.

A. Hari/Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 14 Maret 2021

B. Tempat : PMB Novika Sari Kusumaningrum, S.Tr.Keb.

Ngelosari, Desa Jombor, Kec.Tuntang, Kab.Semarang.

C. Responden : Hiba Tullah, Amd. Keb.

D. Tehnik yang dilakukan : Wawancara daring ( melalui video call )

E. Pertanyaan

1. Menurut anda, yang dimaksud dengan asuhan postnatal di komunitas itu seperti apa ?

2. Kapan perawatan ibu nifas dapat diberikan oleh bidan di PMB?

3. Seperti apa proses dalam memberikan perawatan atau pelayanan kesehatan ibu nifas
di PMB ?

4. Apakah ada postpartum group atau kelompok ibu nifas di PMB ?

5. Asuhan kebidanan apa yang diberikan kepada ibu nifas apabila ada yang mengalami
depresi postpartum di PMB?

HASIL WAWANCARA

A. Pengertian asuhan postnatal di komunitas

Asuhan postnatal di komunitas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu selesai
masa kelahiran dimulai dari waktu 6 jam kelahiran sampai 42 hari.

B. Perawatan ibu nifas di PMB

Perawatan ibu nifas yaitu paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas,
dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah – masalah yang terjadi.
C. Proses dalam perawatan ibu nifas di PMB

1. Kunjungan I ( 2 jam – 6 jam setelah persalinan )

Pada fase ini hal yang paling penting untuk di cek yaitu tanda – tanda atonia uteri
apakah ada atau tidak, fundus uterinya keras atau tidak, ada kontraksi atau tidak, di cek
perdarahannya, memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Dan untuk bayinya yaitu selalu menjaga
kehangatan bayi, sampai fase pengawasan selesai. Biasanya dibutuhkan waktu 6 jam
dalam pengawasan. Contohnya, ibu melahirkan di malam hari, dan pengawasan
dilakukan sampe pagi kemudian ibu dan bayi diperbolehkan pulang.

2. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan )

Biasanya sebelum 6 hari, yaitu sekitar 2-3 hari sudah dikunjungi terlebih dahulu.
untuk kunjungan nifas pertama, biasanya didatangi kerumahnya dan diperiksa tanda
vitalnya seperti mengukur tekanan darah,suhu,pernafasan,dan nadi, di cek fundusnya
berapa, di cek apakah ada perdarahan atau tidak, terdapat robekan atau tidak, bila ada
robekan dilihat keadaan jahitannya seperti apa, memastikan ibu cukup mendapatkan
makanan, cairan dan istirahat. Untuk ibunya di cek apakah terdapat bendungan ASI atau
tidak, bila ada bendungan air susu, hal yang harus dilakukan bidan adalah memotivasi ibu
untuk tetap menyusui, misal dengan menyusui secara bergantian (kanan kiri), diajari pijat
payudara missal ada bendungan ASI, mengajari ibu bagaimana cara menyusui yang
benar, dan memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan )

Pada fase ini, dilakukan evaluasi pada ibu yaitu darah nifasnya sudah selesai atau
belum, masih keluar darah atau belum. Dan di evaluasi tali pusat bayi apakah sudah lepas
atau belum, bayi mau minum ASI atau tidak.

Bila ibu mengeluarkan ASI sedikit, biasanya ibu akan memberikan susu formula
dan tidak menyusui. Hal yang harus dilakukan bidan dari masalah tersebut adalah bidan
harus memotivasi ibu untuk tetap menyusui ASI. Tetap bersabar karena sebenarnya
semakin ASI nya diperas atau disusui terus itu akan membuat semakin banyak produksi
air susunya.

4. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan )

Pada fase ini dilakukan identifikasi kembali pada ibu. Bagaimana akhir masa
nifasnya, dan bertanya pada ibu tentang kebutuhan kontrasepsi. Hal yang sering dijumpai
oleh bidan di PMB adalah untuk ibu yang sudah memiliki dua atau tiga anak itu langsung
ingin melaksanakan KB, sedangkan ibu yang baru memiliki anak pertama biasanya ia
masih menunda. Walaupun demikian, bidan harus terus memotivasi ibu untuk melakukan
KB dan dijelaskan jenis-jenis KB apa saja dan menjelaskan kelebihan dan
kekurangannya, setelah itu ditanyakan pada ibu ingin KB apa.

D. Postpartum group atau kelompok ibu nifas di PMB

Di PMB Novikasari tidak ada postpartum group atau kelompok ibu nifas. Di PMB
itu memang ada kelas yang pertama itu kelas ibu hamil. Apabila ibu sudah melahirkan,
ibu akan dimasukkan ke dalam kelas balita. Di kelas bayi dan balita itu memang yang
sudah melahirkan dimasukkan kedalam kelas itu. Misalkan ada yang mengeluh ASI
keluar tidak lancar dan tipsnya bagaimana, nanti bidan di PMB itu akan membagikan
video tentang pijat payudara atau pijat laktasi dan dikirimkan melalui media sosial yaitu
group WA. Biasanya apabila ada yang mau konsultasi, baru ibu datang ke PMB.

Di PMB Novikasari tidak mengadakan senam ibu nifas, tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan klien, misalnya ibu minta senam nifas maka kita ajarkan seperti apa. Contoh
yang lainnya seperti di PMB ini terdapat kasus ibu mengeluh ASI tidak lancar akibat
bendungan ASI sehingga tidak bisa keluar maksimal. Hal yang dilakukan bidan adalah
ajarkan pijat laktasi, kita praktekkan caranya seperti apa, dan minta ibu untuk
mencobanya secara mandiri di rumah. Hasilnya , dua minggu setelah post partum ibu
tersebut ASI nya lancar dan tidak merasa kencang lagi payudaranya.

E. Kasus depresi pada ibu nifas di PMB ?

Di PMB Novikasari tidak ada kasus ibu yang mengalami depresi setelah
melahirkan. Apabila ada ibu yang mengalami depresi maka yang harus dilakukan adalah
perlunya dukungan dari keluarga terutama suami tidak hanya bayinya saja yang
diperhatikan, mengajak bicara mengenai perasaannya, melakukan konseling ke tenaga
kesehatan, dan terapi obat-obatan bila perlu.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan postnatal di komunitas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu selesai
masa kelahiran dimulai dari waktu 6 jam kelahiran sampai 42 hari. Dalam melakukan
kunjungan masa nifas, seorang bidan diharuskan melakukannya paling sedikit sebanyak 4
kali, yaitu :

1. Kunjungan I ( 2-6 jam setelah persalinan )

2. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan )

3. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan )

4. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan )

Pelayanan kebidanan pada bayi meliputi antara lain pemeriksaan bayi baru lahir
dan perawatan tali pusat, dan pemberian imunisasi bayi dalam menjalankan tugas
pemerintah dan pemberian penyuluhan.

B. Saran

Sebagai calon tenaga kesehatan, khususnya bidan. Alangkah baiknya kita


mendalami dan memahami secara menyeluruh apa saja bentuk dari asuhan kebidanan
pada ibu post partum dikomunitas. Bidan dalam melaksanakan praktek pelayanan
kebidanan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan secara professional sesuai
dengan pedoman ataupun acuan yang berlaku, seiring dengan kemajuan teknologi dan
komunikasi saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Purwandari, Atik.2006.Konsep Kebidanan.Jakarta : EGC.
2. Maryunani, A.2009.Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (postpartum).Jakarta: Trans
Info Media.
3. Nanny, Vivian.2011.Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Jakarta: Salemba Medika.
4. Dianty, M, Putri, dkk.2017.Asuhan Kebidanan Komunitas.Yogyakarta : Penerbit Andi.
5. Wiknjosastro, Hanifa.2012.Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan bina

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai