Anda di halaman 1dari 4

HASIL ANALISA

PENYAKIT PENYERTA PADA MASA NIFAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Medical Science

OLEH :

Nova Fitria Salzabila (1319018)

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AR RUM SALATIGA
TAHUN 2021
HASIL ANALISA

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat
dan ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). AKI
Indonesia diperkirakan tidak akan dapat mencapai target MDG yang ditetapkan yaitu 102
per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Kematian ibu akibat kehamilan, persalinan
dan nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkah‐langkah
untuk mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai upaya yang sudah dilakukan
pemerintah masih belum mampu mempercepat penurunan AKI seperti diharapkan. Pada
Oktober yang lalu kita dikejutkan dengan hasil perhitungan AKI menurut SDKI 2012 yang
menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100 000
kelahiran hidup). Diskusi sudah banyak dilakukan dalam rangka membahas mengenai
sulitnya menghitung AKI dan sulitnya menginterpretasi data AKI yang berbeda‐beda dan
fluktuasinya kadang drastis. (Depkes, 2013)
Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera
dalam rongga perut. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ
perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yang terlokalisir hanya dalam rongga
pelvis disebut pelvioperitonitis.
Peritonitis berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus, parametritis yang
meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke periyoneum, atau langsung sewaktu
tindakan perabdominal.
Peritoritis yang terlokalisir hanya dalam rongga pelvis disebut pelvioperitonitis, bila
meluas keseluruh rongga perineum disebut peritonitis umum, dan ini sangat berbahaya yang
menyebabkan kematian 33% dari selurih kematian karena infeksi.
Menurut Chushieri komplikasi dapat terjadi pada peritonitis bakterial akut sekunder,
dimana komplikasi tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan lanjut, yaitu:
 Komplikasi dini
1. Septikemia dan syok septic
2. Syok hipovolemik
3. Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan
multi system
4. Abses residual intraperitoneal
5. Portal Pyemia (misal abses hepar)
 Komplikasi lanjut
1. Adhesi
2. Obstruksi intestinal rekuren
- Penatalaksanaan dan Pengobatan
Menurut Netina (2001), penatalaksanaan pada peritonitis adalah sebagai berikut :
 Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan focus utama dari
penatalaksanaan medik.
 Analgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah.
 Intubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi abdomen.
 Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi
ventilasi.
 Kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator juga diperlukan.
 Therapi antibiotik masif (sepsis merupakan penyebab kematian utama).
 Tujuan utama tindakan bedah adalah untuk membuang materi penginfeksi dan
diarahkan pada eksisi, reseksi, perbaikan, dan drainase.
 Pada sepsis yang luas perlu dibuat diversi fekal.
- Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas.
Adanya antibiotika sangat merubah prognosa infeksi puerperalis dan pengobatan dengan
obat-obat lain merupakan usaha yang terpenting.
Dalam memilih satu antibiotik untuk mengobati infeksi, terutama infeksi yang berat
harus menyandarkan diri atas hasil test sensitivitas dari kuman penyebab. Tapi sambil
menunggu hasil test tersebut sebaiknya segera memberi dulu salah satu antibiotik supaya
tidak membuang waktu dalam keadaan yang begitu gawat.
Pada saat yang sekarang peniciline G atau peniciline setengah syntesis (ampisilin)
merupakan pilihan yang paling tepat karena peniciline bersifat baktericide (bukan
bakteriostatis) dan bersifat atoxis. Sebaiknya diberikan peniciline G sebanyak 5 juta S tiap 4
jam jadi 20 juta S setiap hari. Dapat diberikan sebagai iv atau infus pendek selama 5-10
menit.
Dapat juga diberikan ampiciilin 3-4 gr mula-mula iv atau im. Staphylococ yang
peniciline resisten, tahan terhadap penicilin karena mengeluarkan penicilinase ialah oxacilin,
dicloxacilin dan melbiciline.
Di samping pemberian antibiotic dalam pengobatannya masih diperlukan tindakan
khusus untuk mempercepat penyembuhan infeksi tersebut. Karena peritonitis berpotensi
mengancam kehidupan. Penderita disarankan mendapat perawatan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai