Anda di halaman 1dari 9

IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA

Dosen Pengampu : Dr. Yakobus N, M.Hum

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

HALIMATUN NISA ( 4191250002 )


ANNISA RAYHAN ( 4193550001 )
AYU HADI LESTARI ( 4191250003 )

ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah  berjudul “Identitas Nasional Bangsa Indonesia”
tepat waktu.

Makalah “Identitas Nasional Bangsa Indonesia” disusun guna memenuhi tugas


Bapak Dr. Yakobus N, M.Hum. pada mata kuliah Kewarganegaraan di Universitas Negeri
Medan. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang “Identitas Nasional Bangsa Indonesia”.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak Dr. Yakobus N,


M.Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
kami. Kami juga makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 17 September 2020


 

Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang
tentunya berbeda antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah
salah satu Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan
dan tentunya berbeda dengan Negara-negara lainnya. Mayoritas dari masyarakat
mengasosiakan identitas nasional mereka dengan negara dimana mereka
dilahirkan.
Beragamnnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu
tantangan besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnnya.
Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia seharusnnya sudah mengetahui apa
itu identitas nasional bangsa kita. Namun pada kenyataannya masih banyak
generasi muda indonesia yang belum tahu tentang apa itu identitas nasional dan
apa saja wujud dari identitas nasional bangsa Indonesia itu sendiri.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh
Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga negara Indonesia
hanya bersikap pasif dan enggan untuk menggembangkannya. Identitas Nasional
merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu
pembentukan
Identitas Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan
berusaha memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
A. Pengertian Identitas Nasional
Terminologi Identitas
Dilihat dari segi bahasa, identitas berasal dari kata identity (Inggris) yang
dapat diartikan sebagai ; ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri. Ciri-ciri adalah suatu yang
menandai suatu benda atau orang.
Identitas memiliki dua pengertian, pertama, menunjuk pada ciri-ciri yang
melekat pada diri seseorang atau sebuah benda. Kedua, berupa surat keterangan yang
dapat menjelaskan pribadi seseorang dan riwayat hidup seseorang.
Ada dua sumber utama dari identitas atau jati diri seseorang. Pertama, aturan-
aturan sosial yang menjelaskan defenisi dari tingkah laku tertentu dan kedua, sejarah
hidup seseorang.
Identitas menurut Gusfield dkk (1994), dibagi kepada dua hal, yaitu ;
 Identitas individu
Identitas individu berkaitan dengan keseluruhan ciri-ciri tentang
seseorang yang juga dibentuk melalui interaksi biologi (bersifat
jasmani) dan kehidupan sosial. Jelas bahwa identitas individu
merupakan jati diri yang dimiliki seseorang yang diperoleh sejak lahir
maupun dari proses interaksi dengan yang lain. Jumlah identitas yang
dimiliki oleh seseorang akan berbeda dengan jumlah identitas yang
dimiliki oleh orang lain.
 Identitas Kolektif
Identitas kolektif adalah suatu interaksi (saling mempengaruhi)
antara individu yang satu dengan individu yang lain dalam suatu
kelompok dan melakukan tindakan atau perbuatan secara bersama-
sama, untuk tujuan bersama dalam suatu kelompok. Pengalaman
kelompok dapat membuat makhluk manusia mempunyai ciri-ciri yang
bersifat manusiawi. Melalui pengalaman berkelompok dapat dihayati
norma-norma kebudayaan, nilai-nilai, tujuan, perasaan dan perbedaan
antara manusia dan hewan.

Identitas nasional yang berasal dari kata "national identity" dapat diartikan
sebagai "kepribadian nasional" atau "jati diri nasional" Kepribadian nasional atau
jatidiri nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Kepribadian atau
jatidiri bangsa Indonesia akan berbeda dengan kepribadian atau jatidiri bangsa
Amerika, Inggris dan lain-lain.

Kepribadian atau jatidiri nasional itu kita adopsi dari nilai-nilai budaya dan
nilai-nilai agama yang kita yakini kebenarannya. Jika ada orang yang mengatakan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab, bangsa yang berbudaya, bangsa
yang beretika, maka itulah yang kita katakan kepribadian atau jatidiri nasional bangsa
Indonesia.

B. Karakteristik Identitas Nasional


Karakter juga berarti kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau
budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan
individu lain. Dengan demikian, dapat dapat dikemukakan juga bahwa karakter
pendidikan adalah kualitas mental atau kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti
pendidik yang merupakan kepribadian khusus yang harus melekat pada pendidik
(Hidayatullah, 2009:9).
Menurut Foerster (dalam Elmubarok, 2008: 104- 105) ada empat ciri dasar
dalam pembentukan karakter, yakni: (1) keteraturan interior di mana setiap tindakan
diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan; (2)
koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak
mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan
dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi
meruntuhkan kredibilitas seseorang; (3) otonomi, di situ seseorang
menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Jni
dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan
serta tekanan dari pihak lain; (4) keteguhan dan kesetiaan, keteguhan merupakan daya
tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik.

C. Proses Berbangsa dan Bernegara


Menurut Effendy (2003:34) pertumbuhan wawasan kebangsaan bukanlah
sesuatu yang bisa diperlakukan secara taken for gmnted. Alih-alih, wawasan
kebangsaan, baik dalam konteks budaya ataupun tujuan-tujuan politiknya, merupakan
sesuatu yang harus diperjuangan. Pembentukan bangsa Indonesia dari zaman pra
sejarah, zaman kerajaan-kerajaan kuna, zaman kerajaan-kerajaan Islam, disusul
dengan datangnya penajajh dari Barat, yang kemudian munculnya perjuangan bangsa
Indonesia untuk melawan penjajah, masa kemerdekaan, masa Orde Lama, masa Orde
Baru hingga era reformasi merupakan perjuanagan bangsa Indonesia yang cukup
panjang. Perjuangan bangsa Indonesia untuk mengusir penjajah sebelum abad 20
yang lebih mengedepan kan penggunaan senjata fisik, masih bersifat kedaerahan dan
sangat tergantung dari pemimpinnya, ternyata belum membuahkan hasil. Pengalaman
ratusan tahun perjuangan bangsa Indonesia ini menyadarkan para para pemimpin
bangsa untuk mengubah sitem perjuangannya dari perlawanan bersenjata dengan
perjuangan modern, yakni dengan membangun organisasi modern sebagai wadah
perjungan melawan penjajah. Pengalaman sejarah inilah yang mendasari berdirinya
Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Kelahiran Budi Utomo, di samping
membersihkan alam dunia Timur dari keraguan atas kesanggupan berdiri sendiri,
kesadaran akan kekuatunnya sendiri sebagai bangsa yang terhormat yang membawa
angin segar di atas kepercayaan diri sendiri juga mempunyai arti yang sangat penting
dalam kehidupan dan sikap bangsa Indonesia pada masa-masa ~elan~jutnya, dan
merupakan angkatan yang merintis hari depan bangsa Indonesia (Soegito, el a1.,1995:
48). Kelahiran Budi Utomo tidak terlepas dari penguruh kebangkitan Dunia Timur,
seperti Filipina (1898), kernenangan Jepang atas Rusia, dan gerakan Republik Cina

D. Integritas Nasional
Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keseraian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa
dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia
secara bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk kesejahteraan
rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya
menimbulkan masalah yang baru. Istilah integrasi nasional terdiri dari dua unsur kata,
yaitu “integrasi” dan “nasional”. Dalam Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga Tahun
2002, dikemukakan bahwa istilah integrasi mempunyai pengertian “pembauran atau
penyatuan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”. Sedangkan istilah
“nasional” mempunyai pengertian : 1) Bersifat kebangsaan 2) Berkenaan atau berasal
dari bangsa sendiri 3) Meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita nasional, tarian
nasional, perusahaan nasional dan sebagainya.
Integritas nasional merupakan penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari
suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Masalah
Integrasi nasional di Indonesia sangat komplek dan multi dimensional, bahkan dapat
dikatakan belum final sepenuhnya (Ubaidillah et. al, 2000:24). Munculnya berbagai
konflik horizontal serta tuntutan merdeka dari daerah (Aceh, Papua dan Maluku
Selatan) memperlihatkan bahwa kita bangsa Indonesia ini sedang menghadapi bahaya
disintegrasi nasional dalam 'tingkat yang cukup parah (Cipto et al., 2002: 167).
Masyarakat Majemuk yang mencoba membangun demokrasi secara lebih baik,
menurut Makarim (2000: 130-13 1) akan mengalami masa-masa krisis. Masyarakat
yang sedang dalam krisis i tu biasanya kemudian kehi langan pegangan, rasa percaya
dirinya melemah, kepercayaan kepada pemerintah pun menurun tajam. Menguat dan
melemahnya integrasi nasional di Indonesia, menurut Bhakti (1994:25), tidak
ditentukan hanya oleh perkembangan politik, pertahanan keamanan, ekonomi dan
sosial budaya di dalam negeri, tetapi juga oleh perkembangan situasi internasional,
khususnya di kawasan terdekat, yakni Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, yang berdiam di wilayah-wilayah
perbatasan memiliki kaitan darah, agama maupun bahasa dengan para penduduk di
negara-negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Papua Niugini. Perkembangan
politik, pertahanan, ekonomi dan sosial budaya negaranegara tetangga tersebut
tentunya akan memberi dampak-dampak positif maupun negatif terhadap integrasi
nasional Indonesia, seperti di Sumatera Utara,Aceh, Kalimantan, Sulawesi Utara, dan
Irian Jaya. Upaya untuk mewujudkan integrasi nasional menurut Ubaidillah
(2000:27), adalah setali tiga uang dengan upaya membangun kesatuan dan peresatuan
bangsa. Diperlukan sejumlah langkah-langkah strategis yang dapat mendorong
berbagai macam bentuk perbedaan bangsa ini untu k untu k saling berdialog dan
berdampingan hidup secara harmonis. Salah satunya adalah dengan mulai menghen ti
kan penggunaan klasi ti kasi sepert i mayoritas-minoritas, penduduk asli-pendatang,
pribumi-non pribumi, lebih lebih yang dimaksudkan untuk tujuan dan kepentingan
politis. Semua istilah ini hanya mcmupuk subur sikap dan perilaku kelompok-
kelompok masyarakat untuk tidak berusaha saling memahami latar belakang budaya
dan kultur mereka masing-masing, sehingga berbagai prasangka dun stereotip yang
ada justru dibiarkan tumbuh dan bahkan terkesan dipelihara oleh masing-masing
kelompok.

E. Reaktualisasi Nilai-nilai Kebangkitan Nasional Melalui PKn


Menurut Joyomartono (1990: 5) bahwa berdasarkan Santiaji Pancasila tahun
1949 nilai-nilai yang dikembangkan ialah nilai-nilai yang paling baik bagi bangsa
Indonesia yang menggambarkan aktivitasnya. Nilainilai yang dimaksud adalah nilai-
nilai yang bersumber pada Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang
rnerupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang merupakan pantulan
tekad bangsa Indonesia untuk merdeka, cetusan, jiwa dan semangat Pancasila yang
telah berabad-abad lamanya tertindas oleh penjajah. Nilai-nilai tersebut meliputi:
(1) nilai rela berkorban;
(2) nilai persatuan;
(3) nilai harga menghargai;
(4) nilai kerja sama;
(5) nilai bangga sebagai bangsa Indonesia.
Semboyan dan sesanti pada masa perjuangan seperti;
(1) Merdeka atau mati;
(2) Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup di-jajah;
(3) Rnwe-mwe rlzntns malang-malnng putung;
(4) Scrdumuk hatl7uk s(L~zY(I~I' bumi;
(5) Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, dan lain-lain, bukan sekedar slogan dan
kata-kata pemanis pada waktu itu, tetapi benar-benar dilaksanakan dengan penuh
konsekuen dan tanggung jawab. Yang lebih penting, bagaimana mengaktualisasi kan
nilai-nilai kebangkitan nasional tersebut lewat PKn. PKn sendiri harus merupakan
mendidikan yang baik dan berkualitas. Pertnmn, tentang materi PKn, yang awalnya
lebih bernuansa bela Negara, hendaknya dimasukkan pula materi yang menunjang
sikap wawasan kebangsaan, menyajikan realita kehidupan berbangsaadan bernegara
yang mencakup kehidupan masyarakat. Kedua, metode penyampian yazg awalnya
Iebih banayak bersifat indoktrinasi harus diubah menjadi yang lebih demokratis, yang
berpusat pada mahasiswa. Lebih banyak kita libatkan mahasiswa untuk bersam-sama
mendiskusikan masalah-masalah aktual yang terjadi di Negara kita. Ketiga,
keteladanan, bagaimana agar para mahasiswa ini mendapatkan contoh/teladan yang
baik dari para penyelenggara pemerintahan dan pemimpinnya

Anda mungkin juga menyukai