Anda di halaman 1dari 5

1. A.

Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)


Kebutuhan aktualisasi diri berkaitan dengan keinginan untuk mewujudkan dan
mengembangkan potensi dan bakat, mencari pertumbuhan diri dan pengalaman, serta untuk
menjadi segala sesuatu yang diinginkan. Pada tingkat ini, manusia akan melakukan yang
terbaik semampu mereka. Namun, terdapat pendapat yang mengatakan jika aktualisasi diri ini
sulit dijelaskan secara ilmiah karena penelitiannya didasarkan pada individu yang sangat
terbatas.
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan didalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki perubahan dinamakan agen
of chage yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat
sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga- lembaga kemasyarakatan. Sedangkan perubahan
sosial yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan merupakan 148 Anang Sugeng
Cahyono, Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat di Indonesia
perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki atau berlangsung diluar jangkauan
pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak
diharapkan masyarakat .
Dimana Faktor Penyebab Perubahan Sosial adalah salah satunya Perubahan yang Berasal dari
Masyarakat. Jika masyarakat mendapat kan informasi baru , baik itu positif ataupun negative
lihat dulu apakah infrmasi itu benar atau tidak agar masyarakat tidak kemakan HOAX.
B. pada mulanya masyarakat menerima informasi yang belum tentu kejelasannya lalu
masyrakat menerima informasi tersebut dan ternya informasi tersebut hanya untuk
memancing konflik antar kelompok dan banyak kemakan berita yang tidak benar.

2. A. Data didapatkan dari observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk


melengkapi data observasi yang telah dilakukan observer selama berkegiatan volunteer
di Griya Baca. Wawancara dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda dengan
setiap narasumbernya. Berdasarkan wawancara pada subjek didapatkan data sebagai
berikut:

Subjek 1
Narasumber mengatakan bahwa dia merasa senang ketika mendapatan tugas
volunteer, walaupun masih ada perasaan bingung untuk menentukan lokasi Volunteer,
narasumber juga masih bingung kegiatan apa yang akan dia lakukan ketika Volunteer.
Ketika akhirnya narasumber bergabung dalam kegiatan Volunteer di Griya Baca (GB), dia
mempunyai penilaian awal bahwa adik-adik binaan disana sangat welcome terhadap
pengajar.
Adik-adik binaan dinilai juga cepat mengerti instruksi yang diberikan para pengajar, tapi
ada kelemahan yaitu kadang adik-adik binaan fokusnya teralihkan dengan kendaraan
yang berlalu-lalang, karena lokasinya yang berada di dekat jalan raya. Narasumber
menyebutkan usaha mereka untuk mengembalikan fokus adik-adik binaan dengan kata-
kata persuasi atau dengan diiming-imingi sesuatu. Narasumber tidak terlalu merasa
terganggu dengan hilangnya fokus adik-adik, ia malah merasa tertantang dengan situasi
tersebut, jadi narasumber semakin tertantang untuk mencari cara bagaimana
mengembalikan fokus adik-adik tersebut.

Narasumber merasa motivasi sesama pengajar juga mempengaruhi motivasi


narasumber sendiri. Untungnya sampai kegiatan volunteer ini selesai, pengajar lain
mempunyai motivasi yang positif mereka cenderung bersemangat, jadi narasumberjuga
ikut bersemangat. Kesan yang didapatkan narasumber dalam kegiatan ini adalah
narasumber akhirnya bisa merasakan kegiatan mengajar yang berbeda dari yang lain,
yaitu diadakan bukan di dalam kelas, jadi ada sensasi tersendiri dalam kegiatan ini.

Subjek 2
Narasumber merasa senang dengan adanya kegiatan volunteer ini, karena ia
menganggap kegiatan seperti ini bisa memberikan pengalaman secara langsung
sekaligus bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Narasumber
berpikir bahwa anak Griya Baca akan malu-malu dan kuranga aktif, tapi seperti
narasumber yang lain, setelah bertemu langsung dengan adik-adik binaan ternyata tidak
seperti yang dipikirkan, walaupun ketika mengajari awalnya cukup susah, tapi setelah
beberapa pertemuan selanjutnya malah berjalan dengan mudah. Untuk sesama
volunteer, narasumber menilai kalau pengaruh satu sama lain sangat berperan penting,
fungsinya untuk saling memotivasi dan memberi solusi hal-hal yang sulit untuk diatasi
ketika mengajar.

Subjek 3
Kesan pertama ketika mendapatkan tugas volunteer narasumber merasa tertarik karena
memang narasumber adalah individu yang menyukai kegiatan turun lapangan. Tapi
narasumber mengatakan bahwa ia kurang merasa nyaman di Griya Baca awalnya,
karena ketidak cocokan sistem yang diberikan oleh pengurusnya. Tapi setelah
berkegiatan langsung dengan adik-adik binaan narasumber merasakan perasaan
senang karena dari sikap adik-adiknya sendiri sangat welcome dan mudah di ajak untuk
kerja sama. Hal ini membuat penilaian narasumber berubah, dari yang sebelumnya
mengira anak jalanan itu menutup diri, sekarang mulai berubah.
Kalau dari sesama pengajar, narasumber mengatakan bahwa ia tidak merasakan hal
atau motivasi tertentu, maksudnya pengaruh pengajar lain tidak mempengaruhi motivasi
dalam diri narasumber.

Subjek 4
Ketika mendapatkan tugas volunteer narasumber menilai hal tersebut bagaikan peluang
emas, dikarenakan memang sudah lama subjek ingin melakukan volunteer, tapi dia
selalu disibukkan dengan acara organisasiny, jadi dikarenakan volunteer ini merupakan
tugas kuliah jadi ada alasan yang kuat untuk melakukan volunteer. Sebelum melakukan
volunteer di Griya Baca, narasumber megira adik-adik binaan akan berperilaku seperti
anak punk, susa diatur dan semacamnya. Tapi kesan setelah bertemu ternyata adik-adik
binaan jauh dari kata anak punk, gampang diatur ternyata adik-adik binaan GB. Masalah
kecilnya adalah mereka cenderung moody , tapi hal ini malah menantang narasumer
untuk lebih melatih sikap humanisnya.

Dari kasus yang diperoleh disesuaikan dengan teori yang mendukung didapatkan bahwa
tingkah laku orang lain mempengaruhi sikap yang akan diberikan oleh seorang individu
kepadanya. Dalam kegiatan Volunteer ini sesuai dengankesimpulan awal didapatkan
hasil bahwa adanya perubahan sikap serta pandangan tentang anak binaan yang ada di
Griya Baca, yaitu anak binaan Griya Baca yang dikira cuek dan pasif ternyata tidak persis
seperti apa yang diperkirakan. Perubahan prasangka menjadi sikap yang positif ini
dikarenakan adanya interaksi secara langsung.

B. Model heuristik-sistematis dari pengolahan informasi


Pemrosesan informasi model heuristik-sistematis menggambarkan dua kedalaman dalam
pemrosesan perubahan sikap, pemrosesan sistematis dan pemrosesan heuristik. Dalam model
ini [17] informasi diproses dengan keterlibatan dan upaya sistematis yang tinggi, atau
informasi diproses melalui jalan pintas yang dikenal sebagai heuristik . Misalnya, emosi
adalah heuristik berbasis pengaruh, di mana perasaan dan reaksi firasat sering digunakan
sebagai jalan pintas.
Model kemungkinan elaborasi
Model kemungkinan elaborasi serupa dalam konsep dan berbagi banyak ide dengan model
pemrosesan ganda lainnya, seperti model pemrosesan informasi heuristik-
sistematis . [25] Dalam model kemungkinan elaborasi, pemrosesan kognitif adalah rute utama
dan pemrosesan afektif / emosi sering dikaitkan dengan rute perifer. [26] Rute pusat berkaitan
dengan pemrosesan informasi kognitif yang rumit sementara rute perifer bergantung pada
isyarat atau perasaan. 

C. Perubahan perilaku manusia dari segi berbelanja, dari yang semula berbelanja di pasar lalu
perlahan berganti menjadi berbelanja di pasar swalayan atau supermarket.

Perubahan perilaku manusia dari segi sosial, dimana manusia awalnya adalah makhluk
nomaden yang perlahan-lahan berubah menjadi manusia yang menetap di satu daerah
tertentu.

Masyarakat yang semula selalu bergotong royong berubah menjadi masyarakat


individualistis.
3. A. a. Interpersonal attraction (ketertarikan interpersonal)
Faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok selain ketertarikan diantaranya seperti
kedekatan, frekuensi interaksi, kesamaan, kelengkapan, timbal balik, dan saling memberikan
penghargaan dapat mendorong terbentuknya suatu kelompok. Dengan demikian juga mereka
dapat membentuk kelompok yang belum sempurna menjadi kelompok yang sangat kompak.
b. Stability of membership (stabilitas keanggotaan)
Stabilitas anggota dapat dilihat dari lamanya anggota berada pada suatu kelompok. Suatu
kelompok yang keanggotaannya sering berganti cenderung memiliki kohesivitas yang rendah
dan berbanding terbalik dengan kelompok yang keanggotaannya cenderung lama.
c. Group size (ukuran kelompok)
Konsekuensi yang ditimbulkan yaitu semakin besar sebuah kelompok maka kebutuhan akan
antar anggota kelompok semakin besar juga.
d. Structural features (ciri-ciri struktural)
ompok yang kohesif cenderung terjadi secara relatif karena mereka lebih tersusun dan
struktur-struktur kelompok dihubungkan dengan tingkat kohesi yang lebih tinggi dibanding
dengan yang lain.
e. Initations (permulaan kelompok)
 Dengan adanya tahapan-tahapan yang dilakukan seseorang sebelum bergabung dalam suatu
kelompok akan membuat sebuah ikatan yang kuat antar setiap anggota dengan kelompoknya.
B. KSP telah selesai mengompilasi dan mengintegrasikan 83 dari 85 target peta tematik.
Salah satu yang belum diselesaikan adalah peta batas desa. Presiden Jokowi telah
menekankan mengenai pentingnya penyelesaian batas desa oleh Kepala Daerah. Banyak
batas desa yang belum disepakati dikarenakan keberadaan sumber daya alam tertentu, lahan
pertanian/perkebunan individu yang terpencar, dan salah kaprah tanah ulayat sebagai batas
desa.
Di Kabupaten Rokan Hulu, misalnya, konflik batas desa diwarnai dengan keberadaan
perkebunan kelapa sawit masyarakat di Kawasan Hutan Lindung. Upaya resolusi konflik
pernah dicoba melalui penerapan Perhutanan Sosial (PS) pada beberapa desa. Melalui PS,
masyarakat yang terlanjur mengelola lahan di Kawasan Hutan diberikan izin meneruskan
aktivitasnya dengan menerapkan sistem pengelolaan hutan lestari. Akan tetapi, legalisasi
lahan-lahan PS tersebut dilaksanakan tanpa melalui proses kesepakatan batas dengan desa-
desa tetangganya. Bahkan ada desa penerima sertifikat PS yang lahannya berada di desa lain.

4. A.karna adanya perubahan yang tidak dibicarakan terlebih dahulu sihingga menyebabkan
konfilk yang merugiksn bsnysk pihak.
B. Konflik dalam Masyarakat
Faktor penyebab perubahan sosial lainnya adalah adanya konflik di dalam masyarakat.
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan
pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain seringkali memicu
munculnya konflik.
Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti
dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya
akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.

Anda mungkin juga menyukai