Anda di halaman 1dari 31

Penanganan Bencana Gempabumi M7,4 dan

Tsunami di Sulawesi Tengah

Sutopo Purwo Nugroho Update 11 Oktober 2018


Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Pukul 13.00 WIB
(H+13)
GEMPA SUSULAN HINGGA 11/10/2018 Pukul 09.00 WIB

Jumlah gempa susulan = 522 kali


Jumlah gempa susulan yang dirasakan = 17 kali
DAMPAK GEMPA & TSUNAMI
1. Jumlah korban jiwa per 11/10/2018 6. Evakuasi 18.353 orang:
pukul 13.00 WIB = 2.073 orang
meninggal dunia, terdiri dari: • Udara = 16.224 orang (Makassar
• Kota Palu = 1.663 orang 10.623 orang, Balikpapan 4.474
• Donggala = 171 orang orang, Jakarta 385 orang, Manado
• Sigi = 223 orang 526 orang, Kendari 36, Surabaya 180
• Parigi Moutong = 15 orang orang)
• Pasangkayu, Sulbar = 1 orang • Laut = 1.908 orang (Makassar 1.853
2. Korban dimakamkan 2.073 jenazah: orang, Nunukan 55 orang)
• Pemakaman massal = 994 jenazah • Darat = 221 orang evakuasi mandiri
• Pemakaman keluarga = 1.079
jenazah 7. Rumah Rusak = 67.310 unit
3. Korban luka: 10.679 orang (2.549 LB • Kota Palu 65.733 unit
dan 8.130 LR) • Sigi 897 unit
4. Pengungsi = 87.725 orang • Donggala 680 unit
• 78.994 orang (112 titik) di Sulteng 8. Fasilitas peribadatan = 99 unit
• 8.731 orang di luar Sulteng 9. Fasilitas kesehatan = 22 unit (3 rumah
5. Korban Hilang = 680 orang (Kota Palu
652 orang, Sigi 12 orang, Donggala 14 sakit, 10 puskesmas, 4 Puskesmas
orang, Parigi Moutong 8 orang) Pembantu (Pustu), 5 Puskesdes)
10. Sekolah = 662 unit (219 RB, 339 RS, 104
RR)
Hasil Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Gempa dan
Tsunami di Sulawesi Tengah pada 11/10/2018
1. Gubernur Sulawesi Tengah memutuskan:
a. Masih banyak masalah yang harus diselesaikan di lapangan seperti
pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, perbaikan sarana dan prasarana,
pembangunan huntara, penanganan medis, perlindungan sosial,
pembersihan puing bangunan dan lainnya maka diperlukan kemudahan
akses agar penanganan dapat cepat.
b. Untuk itu, masa tanggap darurat diperpanjang 14 hari ke depan t.m.t. 13
s.d 26 Oktober 2018.
c. Pada rapat tanggal 8 Oktober 2018 yang lalu, disepakati evakuasi harus
sudah dihentikan pada hari ini tanggal 11 Oktober 2018 karena
pertimbangan2 medis, psikolosi, sosial dan agama. Namun masih adanya
beberapa anggota masyarakat yang meminta evakuasi dilakukan maka
diperpenjang 1 hari. Besok sudah betul-betul harus berhenti.
d. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban akan berakhir pada Jumat
(12/10/2018). Evakuasi secara resmi dihentikan pada 12/10/2018.
2) Beberapa hal penting yang telah dilakukan:
a) Gubernur Sulteng telah tanda tangani tambahan beras untuk Prov. Sulteng 200
ton, Kota Palu 100 ton, dan Donggala 100 ton.
b) Pengungsi mulai menderita diare dan ispa sehingga perlu ditingkatkan pelayanan
medis.
c) Lahan huntara ada beberapa pilihan dan untuk pembangunan huntara akan selesai
2 bulan dilakukan oleh Kementerian PU Pera. Dunia usaha, pemda, dan NGO dapat
menyumbang pembangunan huntara.
d) Lokasi huntap masih dikaji oleh Kementerian ESDM. Lokasi di Duyu untuk korban
dari Perumnas Balaroa dan lahan di Ngata Baru untuk korban di Petobo.
e) Pembangunan huntara dapat dibangun pada masa transisi darurat menuju
pemulihan.
f) Terkait penghentian evakuasi pada 12/10/2018 Basarnas akan menyerahkan tugas
kepada Basarnas wilayah Kota Palu. Personil Basarnas dari Kantor Palu akan
melakukan asistensi. Jika mendapat laporan adanya korban ditemukan dari
masyarakat, mereka akan melakukan evakuasi.
KEBIJAKAN REHABILITASI & REKONSTRUKSI
(UU 24/2007 & PP 21/2008)

Tim Reaksi Cepat - Kaji Cepat untuk Tanggap Darurat


BENCANA

Tim Assessment/Penilaian Cepat - Kaji kebutuhan untuk Rehab & Rekon.

ilaian
ssakan & Perencanaan Formulasi Pelaksanaan
Pen
rugian Rehab & Rekon Rencana Aksi Rehab & Rekon
Keru
kibat Rehab & Rekon
Ke
Bencana
A

FOKUS:
- Kebutuhan Monitoring
Damage & Loss Post-Disaster Needs Kemanusiaan dan
Assessment Assessment (PDNA) - Perumahan Evaluasi
(DaLA) - Infrastruktur
- Sosial
- Ekonomi Produktif
- Lintas Sektor

- Pengkajian kebutuhan
- Baseline data
- Penetapan prioritas
- Aspirasi masyarakat
- Verifikasi & koordinasi 6
Prioritas Penanganan Darurat pada 11/10/2018
Untuk percepatan penanganan darurat pada 11/10/2018, prioritasnya:
1. Melanjutkan Evakuasi, Pencarian dan Penyelamatan korban
2. Penanganan Medis
3. Bantuan Logistik dan Pemulihan Ekonomi
4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur dan pelayanan umum
a. Listrik
b. Pasokan BBM
c. Air bersih
d. Telekomunikasi
e. Relokasi Huntap dan Pembangunan Huntara
f. Kepemerintahan daerah
g. Fasilitas Keagamaan
h. Sekolah Darurat
5. Penanganan Bantuan Luar Negeri
1. Evakuasi, Pencarian dan Penyelamatan Korban
1. Tim SAR gabungan yang dikoordinir oleh BASARNAS menemukan 9 MD pada H+12 (10/10/2018), sampai
pukul 18.00 WITA, yaitu:
a. Petobo, Palu (4 MD)
b. Hotel Grand Mercure (2 MD)
c. TPA Kawatuna (1 MD)
d. Watusampu (2 MD)

2. Jumlah korban yang berhasil ditemukan Tim SAR gabungan sejak tanggal 29/9/2018 - 10/10/2018 sebanyak
2.159 orang (86 selamat dan 2.073 MD), dengan rincian:
a. yang dikoordinir Basarnas sebanyak 904 orang (818 MD dan 86 selamat)
b. yang ditemukan oleh relawan, masyarakat, dan petugas lainnya sebanyak 1.255 MD

3. Rencana pencarian korban pada H+13 (11/10/2018) difokuskan pada 7 titik yaitu:
a. Restoran Dunia Baru (1 tim)
b. Balaroa (5 tim)
c. Petobo (3 tim)
d. RS. Anutapura (2 tim)
e. Hotel Mercure (1 tim)
f. Tanjung Toruruka (1 tim)
g. Anjungan Pantai Talise (1 tim)

4. Personil yang terlibat pada operasi SAR pada H+13 (11/10/2018): 10.875 personil, yaitu:
a. TNI : 7.107 orang (Mabes TNI 60 orang, TNI AD 3.902 orang, TNI AL 2.147 orang dan TNI AU 998 orang)
b. Polri 2.208 orang
c. Sipil 1.560 orang
5. Operasional alat berat 67 unit digunakan untuk evakuasi dan membuka akses jalan, yaitu:
a. Wilayah Palu = 46 unit
■ Wilayah Petobo : 14 Excavator, 1 Bulldozer (Evakuasi)
■ Wilayah Balaroa : 7 Excavator, 1 Bulldozer (Evakuasi)
■ TPU : 1 Excavator (Pengalian Makam)
■ Hotel Mercure : 2 Excavator (Evakuasi)
■ Talise : 1 Excavator (Evakuasi)
■ Hotel Roa Roa : 4 Excavator, 1 Wheel Loader (Evakuasi)
■ RM Dunia Baru : 2 Excavator (Evakuasi)
■ Mamboro : 1 Excavator (Evakuasi)
■ RSU Anutapura : 2 Excavator, 1 Breaker (Evakuasi)
■ Jl. Cumi-cumi : 1 Excavator (Evakuasi)
■ Jl. Diponegoro : 5 Excavator, 1 Backhoe Loader (Pembersihan Puing)
■ Bamba : 1 Excavator (Evakuasi)
b. Donggala = 11 unit
c. Wilayah Sigi = 10 unit
■ Biromaru : 5 Excavator (Evakuasi)
■ Jl. Kulawi : 5 Excavator (buka akses jalan)

6. Operasional alat transportasi 80 unit:


a. Udara : 10 Hercules, 4 CN295, 1 Cessna
b. Laut : 9 KRI, 2 KAL
c. Darat : 10 truk NPS, 6 truk tangki, 4 dump truck, 2 ambulance, 4 Strada, 10 OZ, 20 truk pengangkut
personil
2. Penanganan Medis

● Patroli kesehatan, pengobatan massal, dan evakuasi medis udara (EMU) dilaksanakan di Desa
Tondo (Kec. Sirenja, Donggala) dan di Desa Puroo (Kec. Kulawi, Sigi), menggunakan Heli Bell-412
BNPB dan Heli Mi17 Penerbad. Hasil terdapat 95 pasien rawat jalan dan evakuasi 2 pasien.
● Korban dilayani di 14 rumah sakit yang telah operasional:
○ Palu 10 Rumah Sakit: 9 RS, 1 Rumah Sakit Lapangan di Balaroa, dan RS KRI Soeharso
○ Donggala 2 Rumah Sakit (termasuk Kapal RS Terapung Airlangga)
○ Sigi 2 Rumah Sakit
● 50 unit puskesmas sudah berfungsi yaitu 13 Puskesmas di Palu, 19 Puskesmas di Donggala, 18
Puskesmas di Sigi.
● 11 Apotek sudah berfungsi yaitu 8 apotek di Palu dan 3 apotek di Sigi dan 91 Tim Kesehatan
(855 orang) yang berasal dari Rumah Sakit, Pemda, Organisasi Profesi, LSM dan Ormas.
● 1.793 orang personil kesehatan telah bertugas di lapangan terdiri atas 387 dokter umum, 78
dokter spesialis, 79 bidan, 446 perawat, 16 penata anestesi, 34 farmasi, 84 tenaga medis
lainnya dan 669 non medic/paramedik
● 2.049 orang relawan di imunisasi difteri dan tetanus
● Dilakukan tindakan Operasi Orthopedi, Operasi Obgyn, Bedah Saraf, Operasi bedah umum.
● Bantuan kesehatan yang telah dikirim: 5,20 ton obat-obatan, 2,81 ton PMT ibu hamil, 3 ton
PMT balita, 6725 masker, 583 polybag, 1.500 kantong jenazah, 10 sprayer, 150 Kg disinfektan
cair, 5.000 disinfektan tablet, 23 insektisida lalat, 50 jerigen lipat, 216 sarung tangan, 18 tenda,
3 tenda kespro, 50 rompi dan topi, 1 orthopedic set, 4 doppler, 50 sepatu boat, 50 kit bumil,
240 kit bersalin, 170 kit BBL, 27 kit bidan, 5 partus set, 5 hecting set.
3. Bantuan Logistik dan Pemulihan Ekonomi

1. Dapur umum (di 15 lokasi)


● Kota Palu (10 lokasi) : Kantor Dinas Sosial Prov. Sulteng, Rumah Jabatan Gubernur
Sulteng, Lapangan Wali Kota Palu, Kawatuna dan Petobo, Kompleks Perumnas Bala Roa,
Dinas Kesehatan Kota Palu, Kel. Siranindi, Universitas Muhammadiyah Kota Palu, Bandara
Mutiara Sis Al-Djufri, Dinas PUPR - Bina Marga.
● Sigi (2 lokasi) : Lap. Koramil 02 Biromaru, Desa Lori.
● Donggala (3 lokasi) : Kantor Dinas Sosial Donggala, Kel. Labuan Bajo, dan Desa Lori.
2. Distribusi logistik per 10/10/2018
○ Via Darat ke 47 titik
○ Via Udara (heli) ke 1 titik dengan 6 sortie
3. Pengerahan helikopter untuk distribusi bantuan logistik sebanyak 15 unit : 3 helikopter
dari BNPB, 6 helikopter dari TNI, 2 helikopter dari Polri, 3 helikopter dari PMI, 1
helikopter dari Basarnas
4. Pasar dan Swalayan sudah ramai. Pasar tradisional : Pasar Masomba, Pasar Inpres
Manonda. 3 Swalayan : Transmart Carrefour, Matahari Dept Store PGM, dan Swalayan
Palu Mitra Utama
5. Layanan perbankan
17 bank sudah beroperasi : Kota Palu (12 bank), Donggala (2 bank), Sigi (3 bank)
4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur
1. Listrik mencapai 90%
a. Progres Pembangkit :
■ 7 Gardu Induk sudah menyala (100%)
■ Total daya mampu pembangkit interkoneksi yang telah beroperasi adalah 101,2 MW dengan
rincian PLTA Poso 90 MW dan PLTD Silae 11,2 MW. Pembangkit isolated PLTD Sabang juga
beroperasi dan memiliki daya mampu 4 MW.
■ 60 unit genset telah beroperasi
■ 2 dari 3 pembangkit sudah beroperasi.
b. Progres Distribusi :
■ 45 penyulang sudah beroperasi (100%)
■ 1.619 dari 2.353 Gardu Distribusi telah beroperasi, dan 1.237 relawan PLN dari seluruh
Indonesia
c. Fasum terlayani antara lain : 17 perkantoran (Pemerintah dan TNI – Polri), 2 kantor PDAM, 10 Bank
dan ATM, 11 SPBU, 8 Rumah Sakit, 18 BTS, 15 pusat ekonomi, 17 rumah ibadah.
2. Pasokan BBM
a. 27 SPBU di 4 kota terdampak telah beroperasi (15 di Palu, 4 di Donggala, 1 di Sigi, 7 di Parigi Moutong)
b. Distribusi BBM dibantu dengan 13 unit mobil tangki dengan dispenser, 16 drum engkol, 40 truk tangki
BBM, dengan mengerahkan 132 relawan operator SPBU.
c. BBM yang masuk ke TBBM Donggala dan DPPU Mutiara: Premium 3.200 KL & rencana penyaluran 512
KL, Solar 5.200 KL & rencana penyaluran 45 KL, Avtur 1.400 KL & rencana penyaluran 50 KL, LPG
303.000 Kg & rencana penyaluran 101.000 Kg.
d. Untuk memperlancar distribusi BBM, disiapkan paket kemasan 5 L, 10 L dan 200L, serta dilaksanakan
operasi pasar LPG 3 Kg pada tanggal 9/10/2018 di 23 titik sebesar 15.120 tabung dari 27 titik yang
direncanakan, pelayanan berjalan dengan aman lancar relatif sepi.
e. Sejak Tanggal 30/9/2018 telah melayani pengisian avtur ke 259 pesawat, sebanyak 276.800 liter.
3. Air bersih
a. Kebutuhan air bersih didukung dari 15 mobil tangki PUPR dan 7 mobil tangki PMI (18 unit di Kota Palu,
dan 4 unit di Sigi), serta pemasangan hidran umum sebanyak 30 unit di tempat-tempat strategis.
b. Water treatment difungsikan di titik pengungsian Sigi 2 unit dan Donggala 1 unit.
c. 78 dari 147 Hidran umum untuk Donggala, Palu, dan Sigi sudah terpasang.
d. MCK Portabel 25 unit, 10 terpasang di Balaroa dan Bandara.
e. 2 dari 3 sumber air bersih di Kota Palu sudah aktif.

4. Telekomunikasi
a. Progres recovery BTS di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat sejumlah 3.694 BTS telah mencapai 84,30%
dengan rincian : Banggai 100%, Banggai Kepulauan 100%, Banggai Laut 100 %, Tojo Una-Una 99.10%,
Morowali 100%, Morowali Utara 100%, Poso 97.50%, Buol 100%, Parigi Moutong 91%, Tolitoli 100%,
Donggala 57.80%, Kota Palu 71.60%, Sigi 63.80%, Mamuju Utara 87.40%, Mamuju 100%.
b. Layanan VPN/IP untuk ATM Bank telah terdukung 41,9%
c. Layanan internet gratis di 18 lokasi Posko dan 253 akses point di 8 Kota/Kabupaten terdampak
d. Pemasangan VSAT di 9 titik posko (Korem 132/Tadulako, Kominfo Siranindi, BMKD Bandara, RRI Palu,
Kantor Walikota Palu, RS Wirabuana, RS Undata, RS Bhayangkara, Dinas Kesehatan).

5. Pembangunan Huntara dan Huntap


a. Pemerintah Provinsi Sulteng sudah berkoordinasi dengan Pemkot Palu dan Pemda Sigi dan Donggala
terkait lahan huntara bagi korban yang kehilangan rumah. Huntara akan selesai dalam 2 bulan.
b. Pemkot Palu menyiapkan lokasi di Duyu untuk korban dari Perumnas Balaroa, dan lahan di Ngata Baru
untuk korban di Petobo. Lokasi-lokasi tersebut masih akan dikaji stabilitasnya. Lahan ini adalah lahan
HGB yang ditidurkan. Tim ahli sedang melakukan pengkajian terhadap keamanan lahan tersebut
Hidup di Tenda Pengungsian

Di lapangan Di kebun dekat rumahnya Di tenda besar

Di halaman rumahnya Di pinggir jalan Di GOR atau gedung


• Saat darurat bencana pengungsi ditempatkan di tempat pengungsian. Pemerintah dan Pemda wajib
memenuhi kebutuhan dasar bagi pengungsi.
• Pengungsi umumnya ditempatkan di tenda, lapangan, atau gedung untuk memudahkan dalam distribusi
bantuan. Seringkali pengungsi merasa tidak nyaman.
• Namun masyarakat merasa nyaman tinggal di dekat dengan rumahnya (meski hancur). Mereka dapat
memanfaatkan barang-barang rumah tangganya, mengawasi hartanya dan merasa nyaman. Ini
menyulitkan dalam distribusi bantuan.
Hunian Sementara (Huntara) untuk Pengungsi

Huntara erupsi G. Merapi Huntara tsunami Mentawai Huntara banjir Wasior

• Huntara adalah hunian sementara untuk tempat tinggal sementara sambil menunggu hunian tetap. Huntara lebih
nyaman daripada di tenda atau barak pengungsian.
• Pembangunan hunian tetap memerlukan waktu karena terkait dengan konstruksi tahan gempa, pembentukan
kelompok masyarakat dan lainnya. Sedangkan relokasi memerlukan waktu 1-2 tahun. Tergantung ketersediaan lahan
untuk hunian dan matapencaharian.
• Biaya pembangunan huntara sekitar Rp 8 -15 juta rupiah. Satu unit huntara dapat digunakan untuk 1-2 KK tergantuj dari
model huntara.
• Penyediaan huntara dapat dari pemerintah, pemda, bantuan dari dunia usaha, NGO, ormas dan lainnya.

Huntara gempa Lombok Huntara gempa Lombok Huntara gempa Lombok


BUMN, dunia usaha, NGO dan ormas dapat membantu membangun huntara. Sangat
bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat
Relokasi Erupsi G.Merapi

Huntap Pager Jurang, Kec. Cangkringan, Sleman, DIY

Renovasi rumah yang diilakukan


oleh pemiliknya sendiri
• Relokasi 3.134 KK (2.682 KK di DIY dan 452 KK di Jateng) korban erupsi G.Merapi dan lahar hujan.
• Masyarakat memperoleh bantuan stimulus pembangunan rumah tipe 36 senilai Rp 30 juta/unit dan tanah 150 m2/KK,
dimana 100 m2 untuk rumah dan 50 m2 untuk fasum-fasos. Konstruksi bangunan tahan gempa.
• Pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan model Rekompak (Rehabilitasi Rekonstruksi Masyarakat
berbasis Komunitas.
• Masyarakat diberikan sertifikat tanah hak milik oleh BPN namun tidak boleh dijualbelikan. Ketentuan ini tertulis dalam
sertifikat tanah.
Kondisi Hunian Tetap Siosar, Sumatera Utara

Relokasi 370 KK untuk warga Desa Bekerah, Simacem dan Sukameriah di kawasan
hutan Siosar. Rumah tipe 36 senilai Rp 59,4 juta/unit. Sumber dana dari BNPB.
Pembangunan melalui Karya Bhakti Skala Besar TNI AD.
Relokasi Longsor di
Kab. Banjarnegara
• Diperuntukkan bagi 27 KK korban
longsor dari Desa Jemblung, Kec.
Karangkobar, Kab. Banjarnegara.
• Pembangunan hunian tetap 27 unit
di Desa Ambal, Kec. Karangkobar,
Kab. Banjarnegara.
• Harga rumah senilai Rp 87
juta/unit. Sumber dana dari BNPB
(Rp 25 juta/unit), Pemda Provinsi
(Rp 10 juta/unit), Pemda Kabupaten
(Rp 10 juta/unit) dan bantuan
masyarakat dan dunia usaha (Rp 42
juta/unit).
4. Percepatan Pemulihan Infrastruktur
6. Kepemerintahan Daerah
a. Kegiatan pemerintahan di wilayah Sulteng dimulai hari ini (8/10) sesuai dengan instruksi Presiden,
Mendagri, dan Gubernur.
b. 25.575 Aparatur Sipil Negara terdampak gempa dan tsunami (Kota Palu terdapat Palu 6.849 orang
PNS, di Kabupaten Donggala 5.793 PNS, di Kabupaten Sigi 6.266 orang, dan di Kabupaten Parigi
Moutong 6.667 orang), namun masih belum ada data resmi berapa yang menjadi korban.
c. 2.000 blangko kosong KTP dan 2.000 blangko lagi sebagai cadangkan telah disiapkan oleh
pemerintah melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri.
d. Dukcapil sudah melayani warga untuk mengurus surat kematian.

7. Fasilitas Keagamaan yang sudah beroperasi kembali:


a. Kota Palu : 265 Masjid, 65 Gereja, 1 Pura dan 1 Klenteng
b. Donggala : 75 Masjid dan 20 Gereja
c. Sigi : 115 Masjid dan 9 Gereja

8. Sekolah Darurat
a. 422 unit fasilitas pendidikan rusak (5 unit PAUD, 205 SD, 45 SMP, 89 SMA, 74 SMK dan 4 SLB)
b. 333 unit sekolah darurat (kapasitas 7 ruang) sedang dipersiapkan
c. Rp. 245,6 milyar bantuan akan diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
d. Senin (8/10/2018) aktivitas kegiatan belajar mengajar dimulai berjalan dan dilakukan pendataan
terhadap semua murid dan guru/tenaga pengajar.
e. Beberapa sekolah yang sudah mulai aktivitasnya adalah SMPN 1 Palu, SMAN 1 Palu, SD Inpres,
SMPN 6 Palu, SMPN 13 Palu, SMA PGRI Palu, SMAN 4 Palu,
5. Penanganan Bantuan Luar Negeri

Bantuan internasional yang diterima BNPB lewat Balikpapan, dari 15 negara


hingga 10/10/2018, yaitu:

1. Singapura : mengangkut genset, peralatan kesehatan, selimut, makanan


2. India : mengangkut genset, peralatan kesehatan, air bersih
3. Australia : mengangkut peralatan sanitasi, dapur umum, kantung tidur
4. Malaysia : mengangkut makanan
5. Selandia Baru : mengangkut genset, air bersih
6. Jepang : mengangkut sparepart pesawat
7. Inggris : mengangkut genset, truk alat berat
8. Swiss : mengangkut peralatan air bersih, tenda keluarga
9. Amerika Serikat : mengangkut genset, alat berat
10.Ukraina : mengangkut alat berat
11.Korea Selatan : mengangkut tenda keluarga
12.Perancis : mengangkut tenda, genset, dan peralatan air bersih
13.Jerman : mengangkut genset
14.Rusia : mengangkut Mobile Power Plant, water treatment, dan selimut
15.Qatar : mengangkut peralatan kesehatan
5. Penanganan Bantuan Luar Negeri
Kebijakan Bantuan Asing
1. Kebijakan mengenai bantuan asing dan relawan asing diambil bukan dengan maksud untuk
mencegah bantuan atau relawan asing memasuki Sulawesi Tengah, tapi untuk memastikan
bahwa mereka mengutamakan koordinasi dengan tim atau badan di Indonesia yang memimpin
proses penyelamatan dan upaya upaya pemulihan.
2. Kebijakan tsb meminta semua bantuan dari pemerintah asing dikoordinasikan dengan tim
nasional untuk penyelamatan (rescue) dan pemulihan melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Untuk bantuan dari NGO internasional, koordinasinya harus dilakukan melalui team
penyelamatan (rescue) dan pemulihan, melalui PMI atau lembaga mitra mereka di Indonesia.
3. Semua bantuan termasuk relawan asing seharusnya baru dapat masuk setelah dikoordinasikan
dan disetujui sehingga tujuan, peran dan fungsi bantuan tersebut perlu jelas
4. Sangat penting bahwa upaya-upaya pemulihan dikoordinasikan dengan baik. Kami tidak ingin
berakhir pada situasi dimana Indonesia menerima bantuan yang sebenarnya ketersediaan
(supply) dan kapasitas di lapangannya sudah memadai atau kami tidak mendapatkan bantuan
yang sebenarnya kami masih butuhkan atau masih ada keterbatasan kapasitas.
5. Mengenai pekerja atau relawan asing, hal berikut juga diminta yaitu mereka melakukan
koordinasi dan memperoleh persetujuan sebelum memasuki Sulawesi tengah. Jika tidak, kita
akan mengalami bhw terlalu banyak pekerja atau relawan asing dengan maksud baik, tapi bsa
jadi kenyataannya malah mengganggu proses penyelamatan dan pemulihan.
6. BNPB menasehati pekerja dan relawan kemanusiaan yang sudah selesai tugasnya, sebaiknya
tidak berada di Palu lagi sehingga yang lain dapat masuk ke Palu (bergantian).
5. Penanganan Bantuan Luar Negeri
Ketentuan NGOI/Ormas Asing :
1. Ormas asing tidak diizinkan terjun langsung ke daerah bencana. Harus
menggunakan Mitra Lokal.
2. WNA dalam ormas asing tidak diizinkan terjun ke daerah bencana.
3. Ormas asing yang telah menerjunkan WNA di daerah bencana dihimbau
untuk segera menarik anggotanya.
4. Ormas asing yg sudah terlanjur membeli/menyiapkan bahan dukungan
dan material bantuan di Indonesia, harus didaftarkan jadi mitra K/L dan
wajib menggunakan mitra lokal untuk pelaksanaan pendistribusian.
5. Ormas Asing yang belum terdaftar dalam K/L, wajib mendaftar kepada
BNPB utk pendistribusian di lapangan.
6. Ormas asing dalam memberikan bantuan dapat melalui PMI / rek PMI
didampingi K/L terkait atau Mitra Lokal.
7. Dropping bantuan dikoordinir BNPB, sementara melalui Makassar &
Balikpapan.
8. Bantuan Asing harus sesuai dengan 4 kebutuhan yang telah ditetapkan
pemerintah Indonesia, yaitu transportasi udara, genset, tenda dan water
treatment. Di luar 4 kebutuhan tersebut tidak diperlukan oleh
pemerintah Indonesia.
Penanganan Relawan Asing
1. Penanganan Relawan WNA Tiongkok
• Pada 7/10/2018 terdapat 8 WN Tiongkok dari NGO China yang tidak membawa dokumen di Makassar.
Mereka mengaku mendapat undangan tertulis dari Bupati Sigi. Namun disinyalir surat tersebut palsu.
• Petugas di Makassar telah memperingatkan untuk tidak berangkat ke Palu. Namun 3 orang tetap berangkat
ke Palu menggunakan jalur darat.
• Tim Kemenlu berkoordinasi dengan BAIS, Imigrasi dan BNPB telah meminta nomor kontak Bupati Sigi
sebagai pengundang dan memberi batas tinggal mereka sampai tanggal 8/10/2018.
2. 14 WNA dari Nepal (5 orang), Meksiko (8 orang), Australia (1 orang) telah ditolak masuk di Kota
Palu dengan alasan:
• Tidak memiliki mitra lokal yang berbentuk organisasi.
• Tidak memiliki barang bantuan yang ditentukan oleh Pemerintah Indonesia.
• Tidak pernah mengajukan permohonan tertulis ke Kemenlu atau Kedubes masing-masing.
14 WNA tersebut telah difasilitasi untuk kembali ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat
Hercules Malaysia. WNA tersebut telah diarahkan untuk menghubungi Tim Kemlu Posko
Balikpapan guna mengajukan permohonan tertulis masuk Kota Palu setiba di Balikpapan.
3. Relawan Asing yang sudah selesai bertugas di Palu dan yang memiliki keahlian diluar dari 4
kebutuhan utama yang ditentukan Pemerintah Indonesia (Transportasi Udara, Genset, Tenda dan
Water Treatment) diminta untuk segera meninggalkan Kota Palu.
Ketentuan Media Asing Meliput Bencana di Palu
1. Media asing yang akan melakukan liputan di Palu harus
memiliki visa kunjungan jurnalistik atau surat keterangan yang
menunjukkan jurnalis yang punya duty station di Indonesia.
Apabila memiliki dokumen tersebut kemudian check in di joint
information center Pospenas. Setelah itu dapat meliput di
lapangan, kecuali di darah asset militer.
2. Beberapa media asing yang masuk tanpa dilengkapi dilengkapi
dokumen yang tepat. Mereka menggunakan visa turis. Mereka
diminta untuk melapor ke kedutaan.
3. Wartawan asing diterima dengan baik di Pospenas, seperti BBC
News, dan malah difasilitasi apabila mereka membutuhkan
narasumber untuk wawancara.
4. Terkait penolakan WNA ternyata mereka bukan dari media
tetapi relawan asing.
Kebutuhan Mendesak (11/10)
1. BBM, solar, premium 8. Pakaian: Balita, anak sekolah, dewasa,
2. Makanan untuk pengungsi dan sarung
personil (makanan bayi balita) 9. Trauma healing
3. Air minum, Air bersih, dan tangki air 10. Alat makan
4. Logistik kesehatan : 11. Alat mandi
• Suplemen vitamin 12. Perlengkapan sholat
• PMT Balita 13. Selimut
• Obat-obatan ISPA dan diare 14. Family Kit
• RS Sigi membutuhkan obat- 15. Sanitasi
obatan khusus, seperti injeksi 16. Huntara
untuk operasi orthopedi.
5. Tenda pengungsi, Terpal, Selimut,
Velt bed, alat penerangan, genset.
6. Makanan: mie cup, biskuit, roti
kering, susu, abon, kornet, dendeng,
minyak goreng, bumbu dapur
7. Perlengkapan sekolah: seragam,alat
tulis,sepatu,kaos kaki
Update Kondisi Gunung Salak per 11/10/2018
● Gunung Salak dikabarkan mengalami erupsi dari informasi satelit Himawari dan akan mengganggu penerbangan
pesawat terbang, oleh Darwin Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) pada Rabu, 10 Oktober 2018, yang kemudian
dikoreksi bahwa tidak ada sebaran abu vulkanik dari daerah di sekitar Gunung Salak, Penerbangan dinyatakan aman

● Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberi informasi berdasarkan :
1. Pengamatan Visual Gunung Salak, bahwa
- cuaca cerah hingga hujan
- angin berhembus lemah ke arah selatan dan utara
- suhu sekitar 22 - 29 derajat Celcius
- kelembaban 92 %.
Gunung Salak terlihat jelas hingga tertutup kabut 0 - III dan tidak ada asap

2. Pemantauan Kegempaan, bahwa selama bulan Oktober 2018 ini, terekam :


- 23 kali gempa Tornillo dengan amplitudo 5-10 milimeter dan lama gempa 4,5-25 detik.
- 9 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 4-7 milimeter dan lama gempa 4-10 detik.
- 10 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 7-12 milimeter, S-P 0,5-2 detik dan lama gempa 6-10 detik.
- 12 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 6-12 milimeter, S-P 5-8 detik dan lama gempa 20-47 detik.
- 7 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 7-11 milimeter, S-P 11-14 detik dan lama gempa 22-97 detik.
sehingga disimpulkan rekaman gempa pada tanggal 10 Oktober 2018 hingga pukul 20.00 WIB tidak teramati peningkatan
kegempaan di Gunung Salak

3. Hasil Observasi Lapangan, yang dilakukan langsung oleh pengamat Gunung Salak hingga pukul 20:00 WIB bahwa

- tidak teramati adanya jatuhan atau hujan abu vulkanik


- tidak terdengar suara dentuman baik di wilayah puncak Gunung Salak maupun di sekitar lerengnya seperti di wilayah Taman
Nasional Cidahu.

Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini


Gunung Salak tidak mengalami erupsi.
Gunung Salak saat ini masih berada pada tingkat aktivitas Level I (Normal)
Masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya
Update Gempa di Situbondo per 11/10/2018
1. Gempa terjadi pada pukul 01.57 WIB :
a. Kekuatan : 6,4 SR, kemudian dimutakhirkan menjadi 6,3 SR
b. Lokasi episenter : berada di laut, yaitu 7,47 LS dan 114,43 BT atau tepatnya berlokasi pada jarak 55 km
arah timur laut Situbondo, Jawa Timur
c. Kedalaman : 12 km

2. Dampak (daerah yang paling parah mengalami kerusakan di Kep. Sapudi, karena paling dekat dengan pusat
gempa). Pendataan masih terus dilakukan :
a. Korban :
■ 3 MD di Kec. Gayam, Kab. Sumenep
■ 8 orang luka-luka di Kec. Gayam, Kab. Sumenep
b. Kerusakan : 51 unit rumah, 2 fasilitas kesehatan, 8 fasilitas pendidikan, 7 tempat ibadah, 1 gedung
toko, 1 kantor
■ Sumenep : 25 unit rumah rusak, 1 tempat ibadah
■ Situbondo : 8 unit rumah rusak, 2 fasilitas pendidikan, 2 tempat ibadah, 1 gedung toko
■ Jember : 2 unit rumah rusak
■ Jembrana : 16 unit rumah rusak, 6 fasilitas pendidikan, 4 tempat ibadah, 1 kantor
c. Gempa dirasakan di :
■ Prov. Jawa Timur : 22 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Situbondo, Jember, Banyuwangi, Lumajang,
Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Bondowoso, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Kab.
Pasuruan, Kota Pasuruan, Kota Batu, Kota Malang, Kab. Malang, Kab. Blitar, Surabaya, Sidoarjo,
Jombang, Kab. Mojokerto, dan Kota Mojokerto
■ Prov. Bali : 3 kabupaten/kota, yaitu Denpasar, Gianyar, Jembrana (Kec. Mendoyo, Jembrana dan
Negara)
■ Prov. Nusa Tenggara Barat: 2 kabupaten/kota, yaitu Lombok Barat dan Mataram
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Graha BNPB - Jl. Pramuka Kav. 38 Jakarta Timur 13120
021-21281200

021-21281200
contact@bnpb.go.id

www.bnpb.go.id
Infobencana BNPB

@BNPB_Indonesia

BNPB Indonesia

BNPB_Indonesia

0812-95590090
0812-1237575
Informasi lebih lanjut mengenai peta dapat mengakses
gis.bnpb.go.id/arcgis

--. ,' I
,. ·--
, ,. -,
''
• >" '"r •

Estl1n11sl Seb!iran Kerusakan Peta Krlsls Gempabuml dan


"-
Peta Oper;i,sl Gempabuml Pet11 Sebarlln Pengungsl
Bangunan Tsunami Palu Oonggala Gempabuml dan Tsunami Palu

Geoportal Kebencanaan Indonesia


Merupakan sistem informasi kebencanaan secara spasial yang dimiliki oleh BNPB (Badan Nasional
Penanggufangan Bencana) dari berbagai sumber yang terintegrasi. Menyajikan
informasi kebencanaan untuk Pengurangan Rislko Bencana, Penanganan Darurat Bencana,
Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan keperluan lain yang berkaitan dengan bidang kebencanaan.

Gempabumi dan Tsunami Palu

B I
DownllHld Data
Map Sl!rvices
ra
'
8
'
U
p
l
o
a
d
D
a
t
a

Anda mungkin juga menyukai