Sub topik : Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai identitas Bangsa
Indonesia memiliki beragam keunikan, namun di sisi lain polemik terjadi tiada henti. Berbagai usaha telah dilakukan Bangsa Indonesia untuk terus bergerak semakin maju, dan dapat bersaing dengan negara- negara lainnya di kancah Internasional. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki berbagai potensi, terutama sumber daya budaya atau kearifan lokalnya. Mulai dari suku, agama, ras, serta bahasa daerah. Keberagaman Bahasa yang dimiliki setiap daerah tidak menjadi hambatan untuk tetap saling berinteraksi dan bersatu. Dalam Kongres Pemuda telah dikukuhkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dan merupakan identitas bangsa. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36 menyebutkan bahwa bahasa negara adalah Bahasa Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaa Bahasa Indonesia semakin diperkuat dengan adanya Undang-Undang no. 24 Tahun 2009, serta Peraturan Presiden no. 63 tahun 2019 tentang penggunaan Bahasa Indonesia. Dengan regulasi tersebut, diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk dari nasionalisme. Namun, seiring dengan era globalisasi seakan-akan dunia ini tanpa batas. Banyak kemudahan yang didapat namun di sisi lain penguasaan bahasa asing juga penting. Tetapi, apakah kemudian Bahasa Indonesia bukan hal yang penting lagi ? Kita mengetahui bahwa terdapat fenomena munculnya bahasa gaul atau prokem yang digunakan dalam berinteraksi sehari-hari, serta penggunaan Bahasa Inggris yang dominan seperti banyak dijumpai di tempat perbelanjaan, penamaan bangunan, papan publik, dll. Fakta tersebut semakin mengkhawatirkan karena dapat mengancam eksistensi Bahasa Indonesia. Sedikitnya orang yang menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi menunjukkan bahwa masih sedikitnya tingkat rasa memiliki dan bangga akan Bangsa Indonesia. Menilik pada berbagai macam suku dan Bahasa Daerah yang ada di Indonesia, maka dapat dibayangkan bagaimana bila setiap orang di daerahnya menginginkan bahasa daerah mereka sebagai bahasa nasional. Maka Indonesia tidak akan dapat bersatu. Itulah mengapa pada sejarah (sumpah pemuda) dibuat kesepakatan bahwa bahasa nasional adalah Bahasa Indonesia. Keragaman bahasa daerah merupakan tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia, agar tetap terjaga dan tidak punah. Alah satu factor punahnya suatu bahasa bisa disebabkan karena kurangnya penutur bahasa itu sendiri. Jika kita tidak mulai membiasakan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ibu dari sekarang, maka bagaimana generasi selanjutnya dapat mengenali budaya itu sendiri. Padahal tata nilai budaya dapat dijumpai di kosa kata, pantun, cerita rakyat, dll. Penguasaan bahasa asing di satu sisi merupakan hal penting karena kita perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi era globalisasi ini. Namun, kita perlu mengetahui bagaimana kita menempatkan diri terkait dengan penggunaan bahasa. Misalnya saja apabila kita dalam pertemuan internasional maka kita perlu menyesuaikan penggunaan Bahasa Internasional. Mempelajari Bahasa Indonesia dengan baik, dapat memperkuat rasa memiliki sebagai warga negara sekaligus mempertahankan identitas Bangsa Indonesia. Menumbuhkan kesadaran dan kecintaan akan Bahasa Indonesia dapat dimulai dari lingkungan yang kecil, yakni keluarga. Sama halnya dengan menjaga Bahasa Daerah agar tidak punah dapat dimulai dari keluarga. Mari kita bersama membekali generasi penerus untuk mencintai bahasa ibu yakni Bahasa Indonesia, memelihara Bahasa Daerah, serta membekali diri dengan Bahasa Asing.