Anda di halaman 1dari 4

RAGAM BAHASA INDONESIA

Nur Khabib Fahrur Rozi, Indra Khadra Maulana, Muhammad Misbahul Munir, Alaikal
Fatoni, Muhamad Ansori
Fakultas Teknik, Universitas Yudharta Pasuruan
e-mail: indrakhadramaulana@gmail.com

Abstrak
Semua lapisan masyarakat dapat mempelajari Bahasa Indonesia. Dalam materi Bahasa Indonesia
termuat yang disebut ragam Bahasa. Latar Belakang budaya, sejarah, letak wilayah/geografis dan
Pendidikan tersebut memunculkan ragam Bahasa. Artikel ini membahsa ragam Bahasa
Indonesia. Masing masing penutur ragam Bahasa sesungguhnya dapat memahami ragam Bahasa
lainnya (mutual intelligibility). Bila pada suatu ketika saling pengertian di antara masing-masing
penutur ragam tidak terjadi lagi, maka ketika itu pula masing-masing bahasa yang mereka pakai
gugur statusnya sebagai ragam bahasa. Dengan pernyataan lain, ragam-ragam bahasa itu sudah
berubah menjadi bahasa baru atau bahasa mandiri.

Kata Kunci: Ragam, Bahasa, Indonesia

Pendahuluan nonkebahasaan, antara lain faktor lokasi


Melalui para pemuda, pada 28 Oktober geografis, waktu, sosiokultural, dan faktor
1928, bangsa Indonesia sepakat situasi. Faktor-faktor di atas mendorong
mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai timbulnya perbedaan-perbedaan dalam
bahasa persatuan di Indonesia. Bahasa pemakaian bahasa. Perbedaan tersebut akan
Indonesia perlu dipelajari oleh semua tampak dalam segi pelafalan, pemilihan
lapisan masyrakat. Sehingga tata cara dan kata, dan penerapan kaidah tata bahasa.
aturan dalam berbahasa Indonesia menjadi Perbedaan atau varian dalam bahasa, yang
Benar, sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa masing-masing menyerupai pola umum
Indonesia. bahasa induk, disebut ragam bahasa.
Sebagi gejala sosial, pemakaian bahasa tidak Ragam Bahasa Indonesia
hanya ditentukan oleh faktor-faktor Ragam Bahasa adalah variasi bahasa
kebahasaan, tetapi juga oleh faktor-faktor menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut a) Memerlukan kehadiran orang lain.
hubungan pembicara, kawan bicara, orang b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara
yang dibicarakan, serta menurut medium lengkap.
pembicara (Bachman, 1990). c) Terikat ruang dan waktu.
Ragam Lisan dan Ragam Tulis d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Ragam Bahasa pada pokoknya dapat dibagi Kelebihan ragam bahasa lisan. yakni sebagi
menjadi dua bagian, yaitu ragam lisan dan berikut.
ragam tulis. Ragam bahasa lisan adalah a) Dapat disesuaikan dengan situasi.
suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh b) Faktor efisiensi.
alat ucap. c) Faktor kejelasan.
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang d) Faktor kecepatan.
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan e) Lebih bebas bentuknya karena faktor
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. situasi yang memperjelas pengertian bahasa
Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus yang dituturkan oleh penutur.
memperhatikan beberapa hal seperti tata f) Penggunaan bahasa lisan bisa berdacarkan
bahasa. kosakata, dan lafal dalam pengetahuan serta penalsiran dari informasi
pengucapannya. Dalam hal ini dengan audit, visual dan kognitif sang penutur.
memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara Kelemahan ragam bahasa lisan, yakni
dapat mengatur tinggi rendah suara atau seperti di bawah ini.
tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresi a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang
muka yang ditunjukkan, serta gerak tangan tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase
atau isyarat untuk mengungkapkan ide sang sederhana.
pembicara. b) Penutur sering mengulangi beberapa
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal kalimat.
di bawah ini: c) Tidak semua orang bisa melafalkan
a) Ragam bahasa cakapan. bahasa lisan dengan benar.
b) Ragam bahasa pidato. d) Aturan-aturan bahasa yang dilakukan
c) Ragam bahasa kuliah. tidak formal.
d) Ragam bahasa panggung. Dalam ragam bahasa tulis, kita harus
Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti memperhatikan beberapa hal seperti tata
dibawah ini. cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata
bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal sehingga mampu meningkatkan wawasan si
ini kita dituntut untuk tepat dalam pemilihan pembaca.
unsur tata bahasa seperti bentuk kata, Kelemahan ragam bahasa tulis, yakni sebagi
susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran berikut:
penggunaan ejaan, dan juga penggunaan a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas
tanda baca dalam mengungkapkan ide kita. pengertian seperti Bahasa lisan tidak ada.
a) Ragam bahasa teknis Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun
b) Ragam bahasa undang-undang lebih sempurna.
c) Ragam bahasa catatan b) Tidak mampu menyajikan berita secara
d) Ragam bahasa surat lugas dan jujur.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah sebagai c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun
berikut. tidak dapat diperjelas.
a) Tidak memerlukan kehadiran orang lain. Penutup
b) Adanya unsur gramatikal (hubungan antar Kriteria pemakaian bahasa yang baik adalah
unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih ketepatan memilih ragam bahasa dengan
besar) yang dinyatakan secara lengkap. onteks, peristiwa, atau keadaan yang
c) Tidak terikat oleh ruang dan waktu. dihadapi. Orang yang mahir memilih ragam
d) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan. bahasa dianggap berbahasa dengan baik.
Kelebihan ragam bahasa tulis, yakni sebagai Bahasanya membuahkan efek atau hasil
berikut: karena sesuai dengan tuntutan situasi.
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh Pemilihan ragam yang cocok merupakan
sang penulis untuk dikemas menjadi media tuntutan komunikasi yang tak bisa diabakan
atau materi yang lebih menarik dan begitu saja. Pemanfaatan ragam bahasa yang
menyenangkan. tepat dan serasi menurut golongan penutur
b) Umumnya memiliki kedekatan antara dan jenis pemakaian bahasa itulah yang
budaya dengan kehidupan masyarakatnya. disebut bahasa yang baik atau tepat.
c) Sebagai sarana untuk memperkaya Daftar Pustaka
kosakata. Siregar, R. 1987. Bahasa Indonesia
d) Dapat digunakan untuk menyampaikan Jumalistik. Jakarta: Pustaka Graftka.
maksud/tujuan, memberikan informasi, serta Karomani. 2010. Keterampilan Berbicara 1.
dapat mengungkap unsur-unsur emosi Jakarta: Matabaca Publishing.
Kartomihardjo, Soeseno. 1988. Bahasa
Cermin Kehidupan Masyarakat.
Jakarta.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa
Indonesia. 2016. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai