Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH SOSIAL DISTANCING TERHADAP PENGURANGAN

POLUSI UDARA DI JAKARTA

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH SEBAGAI SYARAT DALAM MENGIKUTI


UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/2020

OLEH:
MUHAMAD FAHRI KHUSAERI
NIM 1905015097

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas bekat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini.

Proposal karya tulis ilmiah ini sebagai syarat ujian akhir semester pada mata kuliah
bahasa Indonesia semester genap tahun ajaran 2019/2020.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah ini. oleh karna
itu saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Bahasa Indonesia yang membimbing
peroses pembuatan Proposal ini dan juga Orang tua yang selalu memberi semangat.

Telepas dai itu penulis memahami bahwa, proposal karya ilmiah yang telah di buat
oleh penulis masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis
mengharapkan saan serta masukan dari para pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah
ini.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas semua pihak yang telah
membantu. Semoga proposal kaya tulis ilmiah ini dapat ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.

Jakarta, 29 Juni 2020

Penulis

ii
DAPTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAPTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori............................................................................................... 3
B. Penelitian Relevan..................................................................................... 8
C. Kerangka Berpikir..................................................................................... 11
BAB III METOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian...................................................................................... 12
B. Sumber Data.............................................................................................. 12
C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data....................................................... 12
DAPTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wabah yang belakangan ini terjadi di belahan dunia dan pertama kali
ditemukan di wuhan, cina yaitu COVID-19. Menyebarnya pandemik virus COVID-19
di dunia dan salah satunya di Indonesia yang merngharuskan pemerintah mengambil
tindakan sesegea mungkin agar virus ini tidak meluas.

Pemerintah Indonesia memberlakukan Social distancing  yang merupakan


salah satu langkah pencegahan dan pengendalian infeksi virus Corona dengan
menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak
langsung dengan orang lain. .

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk


berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang
lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita COVID-
19.

Agar social distancing berjalan dengan baik pemerintah mengmbil kebijakan


PSBB. PSBB adalah singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar. Aturan PSBB
tercatat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam keterangan tertulisnya mengatakan
PSBB melingkupi pembatasan sejumlah kegiatan penduduk tertentu dalam suatu
wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19. “Pembatasan tersebut meliputi peliburan
sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di
tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda
transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan
keamanan,” kata dia.

Kriteria wilayah yang menerapkan PSBB adalah memiliki peningkatan jumlah


kasus dan kematian akibat penyakit COVID-19 secara signifikan dan cepat serta
memiliki kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau Negara lain.

1
Dengan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dan salah satunya di
jakarta yang memberhentikan aktifitas atau kegiatan di luar rumah mengakibatkan
mengurangnya jumlah pengguna jalan. Hal ini baik bagi peningkatan kualitas udara di
Jakarta yang mana pada saat sebelum di berlakukan social distancing dan di sertai
PSBB sangat buruk. Berdasarkan catatan Airvisual, kandungan PM2.5 jakarta pad
tanggal 16 januari 2020 tercacat di angka 118.3 µg/m3 masuk kedalam kategori udara
tidak sehat. Akan tetapi pada saat social distancing dan di sertai PSBB langit Jakarta
kembali biru. Hal tersebut menjadi salah satu alasan penulis mengambil judul
penelitian proposal karya ilmiah dengan judul “PENGARUH SOSIAL
DISTANCING TERHADAP PENGURANGAN POLUSI UDARA DI
JAKARTA”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Sosial Distancing dengan Pengurangan Polusi ?
2. Bagaimana Hubungan Antara Sosial Distancing dengan Polusi Udara ?
3. Bagaimana Kualitas Udara Yang Baik Bagi Kesehatan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Sosial Distancing dengan Pengurangan Polusi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Sosial Distancing dengan Polusi
Udara
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Kualitas Udara Yang Baik Bagi Kesehatan

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca tahu pentingnya sosial
distancing saat wabah COVID-19, dan mengetahui salah satu dampak yang di
timbulkan apabila melakukan sosial distancing yaitu berkurangnya polusi udara di
Jakarta.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hakikat Social Distancing
a. Pengertian Social Distancing

Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang
dikenal dengan virus corona. Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari
keluarga virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang
lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus
corona, atau dikenal dengan COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada
tahun 2019 dan belum pernah diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya
(World Health Organization, 2019) (Mona, 2020)

Social distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan


pengendalian infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk
membatasi kunjungan ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang
lain. Kini, istilah social distancing sudah diganti dengan physical distancing oleh
pemerintah.(Adrian, 2020)

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan


untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi
dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19.(Adrian, 2020)

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2018 tentang


Kekarantinaan Kesehatan adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan
seseorang yang terpapar penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan meskipun belum menunjukkan gejala apapun
untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang di sekitarnya (UU No 6
tahun 2018). (Mona, 2020)

3
b. Tujuan Social Distancing
Beberapa negara yang telah menerapkan lockdown untuk mencegah
penyebaran virus corona adalah China, Spanyol, Italia, dan Malaysia. Pemerintah
negara tersebut memutuskan lockdown, dengan menutup semua akses fasilitas
publik dan transportasi. Warga dihimbau untuk tetap di dalam rumah mengisolasi
diri, dengan harapan virus tidak menyebar lebih luas dan upaya penyembuha
dapat berjalan maksimal (Perdana, 2020;Kottasova, 2020).(Mona, 2020)
Social distancing adalah imbauan yang dilakukan dengan tujuan utamanya
dapat mengurangi risiko penyebaran virus corona covid-19. Sebab, satu cara
penularan virus corona adalah dengan droplets yang secara tidak sadar dapat
dikeluarkan oleh orang lain di sekitar. (Prayugi, 2020)

Tidak hanya itu, melakukan interaksi dan bahkan bersentuhan dengan


orang lain pun dapat menjadi salah satu penyebab dari penularan virus corona
covid-19 tersebut. Maka dari itu, dengan melakukan social distancing pada saat
ini adalah tindakan yang tepat. (Prayugi, 2020)

penerapan social distancing yang umum dilakukan, yaitu:

 Bekerja dari rumah (work from home)


 Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
 Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi,
seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video
atau teleconference
 Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon
atau video call. (Adrian, 2020)

c. Jenis-jenis Social Distancing

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan


untuk berjabat tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi
dengan orang lain, terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi
menderita COVID-19.(Adrian, 2020)

4
Selain itu, ada beberapa contoh penerapan social distancing yang umum
dilakukan, yaitu:

 Bekerja dari rumah (work from home)


 Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
 Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti konferensi,
seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat konferensi video
atau teleconference
 Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui telepon
atau video call

Selain social distancing, ada pula istilah lain yang berkaitan dengan upaya
pencegahan infeksi COVID-19, yaitu protokol isolasi mandiri. Isolasi mandiri
adalah protokol yang mewajibkan setiap orang untuk tinggal di dalam rumah atau
tempat tinggal masing-masing sambil melakukan upaya pembatasan fisik dengan
orang lain.(Adrian, 2020)

Pemerintah Indonesia menghimbau setiap orang untuk melakukan isolasi


mandiri. Namun, protokol ini wajib diberlakukan pada kelompok tertentu, yaitu:

 Orang yang memiliki gejala COVID-19, seperti demam, batuk, dan sesak
napas dan tidak memiliki penyakit penyerta, seperti diabetes, penyakit jantung,
dan infeksi HIV
 Orang yang dicurigai atau sudah terkonfirmasi positif COVID-19
 Orang yang memiliki riwayat bepergian ke zona merah atau wilayah endemis
COVID-19 dalam waktu 2 minggu terakhir
 Orang yang telah menjalani pemeriksaan rapid test COVID-19

Protokol isolasi mandiri dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:

 Tidak bepergian ke luar rumah. Seluruh aktivitas, termasuk bekerja,


beristirahat, belajar, dan beribadah, dilakukan di dalam kamar masing-masing
(tidak berbarengan dengan orang lain dalam satu kamar).
 Pakai masker dan selalu jaga jarak minimal 1 meter saat berinteraksi dengan
orang lain. Batasi waktu interaksi paling lama 15 menit.

5
 Hindari untuk berkumpul, misalnya untuk makan bersama, selama menjalani
isolasi mandiri.
 Gunakan peralatan makan dan mandi yang terpisah dengan orang lain di dalam
rumah.
 Pantau suhu tubuh harian dan perhatikan apakah Anda mengalami gejala
COVID-19.
 Jalani perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih, membersihkan rumah dan kamar masing-masing dengan
disinfektan setiap hari, dan menjalani pola makan sehat.
 Manfaatkan aplikasi kesehatan untuk mendapatkan informasi terkini tentang
COVID-19 atau berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi Anda.
 Segera hubungi dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat jika Anda
mengalami gejala COVID-19 yang semakin memberat seperti demam tinggi
dan sesak napas.

2. Hakikat Pencemaran Udara


a. Pengertian Pencemaran Udara

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23


tahun 1997 pasal 1 ayat 12 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukkannya; (UU No 23 Tahun 1997)

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407


tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara,
pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan
manusia.

Menurut Nevers (2000) bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber


dari pencemaran udara yang menghasilkan emisi CO, dan sekitar 40 – 50 persen

6
juga menghasilkan emisi HC serta NOx. Kendaraan bermotor juga menghasilkan
partikulat dan SO2, namun kandungan yang dihasilkan tidak sebanyak CO, HC,
dan NOx. (Damara et al., 2017)

b. Tujuan Pencemaran udara

Sebagaimana kita ketahui bersama, pencemaran udaraatau perubahan


salah satu komposisi udara dari keadaan normal, mengakibatkan terjadinya
perubahan suhu dalam kehidupan manusia. Pembangunan trasnportasi yang terus
dikembangkan menyusul dengan permintaan pasar, ternyata, telah mendorong
terjadinya bencana pembangunan. Saat ini, kita semua telah mengetahui bahwa
pengaruh polusi udara juga dapat menyebabkan pemanasan efek rumah kaca
(ERK) bakal menimbulkan pemanasan global atau (global warming) (Sudrajad,
2006). (Marlita et al., 2014)

c. Jenis-jenis Pencemaran udara

Pencemaran udara di Indonesia disumbangkan oleh gas buangan


kendaraan bermotor sebesar 60-70%, oleh industri sebesar 10-15%, dan sisanya
berasal dari rumah tangga, pembakaran sampah, keba- karan hutan, dan lain-lain
(Ismiyati et al., 2014). Penyebab utama pencemaran udara terbesar adalah gas dan
partikel yang diemisikan oleh kendaraan bermotor (Saepudin et al., 2005).
Kendaraan bermotor memberikan kontribusi dalam meningkatkan konsen- trasi
polutan udara, terutama di kota-kota yang tinggi aktivitas trasportasinya di
Indonesia. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menjadi faktor utama
penyebab penurunan kualitas udara (Maulana 2012). (Izzah et al., 2019)

Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu penyumbang pencemaran


udara yang berasal dari sektor transportasi akibat dari buangan pembakaran
mesinyang kurang sempurna. Gas CO sebagian besar berasal dari kendaraan
bermotor (Sengkey et al. 2011). Menurut Blakemore & Jennett (2001) bahwa CO
merupa-kan gas yang paling berbahaya karena dapat meng-ganggu kesehatan
manusia.(Izzah et al., 2019)

7
B. Penelitian Relevan
Kegunaan penelitian relevan di dalam penelitian diantaranya untuk mencari
persamaan dan perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian penulis.
Selain itu juga digunakan untuk membandingkan penelitian yang sudah ada dengan
penelitian yang akan diteliti oleh penulis.

1. Penelitian dengan judul Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas


Dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro oleh Jansen, Freddy Sengkey,
Sandri Linna, dan Steenie Wallah Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sam Ratulangi Tahun 2011
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besarnya
konsentrasi polutan khususnya karbon monoksida yang ditimbulkan oleh lalu
lintas di ruas jalan yang cukup padat yaitu di ruas jalan Sam Ratulangi Manado.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis data dilakukan
dengan metode pemodelan beban pencemar dari kendaraan bermotor. Teknik
analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif untuk menentukan
konsentrasi polutan akibat emisi kendaraan bermotor di udara :

1. Menganalisa komposisi lalu lintas


2. Menormalisasi volume kendaraan ke satuan mobil penumpang (smp)
3. Menghitung laju emisi
4. Menghitung kekuatan emisi
5. Menghitung dispersi
6. Menghitung konsentrasi polutan
7. Membandingkan hasil perhitungan kon-sentrasi polutan dengan baku mutu
udara ambient nasional (PP. No. 41 tahun 1999)121

Hasil penelitian ini adalah:

1. Pada hari kerja, konsentrasi polutan paling tinggi terjadi pada waktu siang
yaitu sebesar 15577,07 μg/m3 . Pada hari setengah kerja- setengah libur,
konsentrasi polutan paling tinggi terjadi pada waktu sore yaitu sebesar

8
13028,31 μg/m3, dan pada hari libur konsentrasi polutan paling tinggi terjadi
pada waktu sore yaitu sebesar 9809,96 μg/m3.
2. Konsentrasi gas CO di lokasi penelitian belum melampaui batas baku mutu
udara ambien nasional sebesar 30000 μg/m3.
3. Konsentrasi gas CO akibat lalulintas di ruas jalan Sam Ratulangi Manado
berkisar 7242,99 μg/m3 sampai 15577,07 μg/m3.
4. Dari keseluruhan konsentrasi polutan CO yang ada di udara,80,22% - 92,00%
berasal dari kendaraan bermotor.

Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah peneliti


menggunakan tempat penelitian di Manado sedangkan penulis menggunakan
tempat penelitian di Jakarta,selain itu peneliti berfokus pada kosentrasi gas CO
sedangkan penulis berfokus pada objek penurunan gas CO. Sedangkan persamaan
dalam penelitian ini adalah peneliti dan penulis sama-sama berfokus pada
pencemaran udara yang mengakibatkan polusi meningkat akibat dari sebuah
kosentrasi gas CO.

2. Penelitian dengan judul Analisis Dampak Kualitas Udara Karbon Monoksida


(CO) Di Sekitar Jl . Pemuda Akibat Kegiatan Car Free Day Menggunakan
Program Caline4 dan Surfer ( Studi Kasus : Kota Semarang ) oleh Damara, Diken
Yus Wardhana, Irawan Wisnu Sutrisno, dan Endro Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik. Universitas Dipenogoro Tahun 2017

Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk Mengetahui konsentrasi karbon


monoksida (CO) saat diadakan program CFD dan non-CFD di sekitar Jl. Pemuda
Kota Semarang, Membuat estimasi sebaran yang dihasilkan kendaraan bermotor
di sekitar Jl. Pemuda, Kota Semarang, dan Menganalisis dampak kegiatan Car
Free Day terhadap kualitas udara di sekitar Jl. Pemuda. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Program Caline4 dan Surfer. Hasil penelitian ini
adalah :

1. Adanya peningkatan jumlah kendaraan bermotor di hari minggu (31 July


2016) dibandingkan dengan hari sabtu (30 Juli 2016) di sekitar Jl. Pemuda.
Hal tersebut terjadi karena adanya pengalihan arus lalu lintas ke jalan alternatif
lainnya yang membuat sumber pencemar udara juga ikut meningkat. Sehingga

9
peningkatan jumlah kendaraan bermotor berbanding lurus dengan peningkatan
konsentrasi CO di jalan alternatif. Selain itu naik turunnya konsentrasi CO
disebabkan juga karena adanya faktor meteorologi, yaitu kecepatan angin dan
suhu.

2. Adanya perbedaan nilai konsentrasi CO yang terpapar pada hasil analisis


CALINE4 di tiap receptor dipengaruhi oleh jumlah kendaraan bermotor dan
faktor emisi CO kendaraan yang melewati area tersebut serta adanya pengaruh
dari faktor meteorologi, yaitu arah angin dan kecepatan angin yang membawa
pencemaran CO yang dihasilkan dari sumber pencemar menuju ke lokasi
receptor.

3. a. Kualitas udara ambien di tiap jalan alternatif masih memenuhi baku mutu
berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999, namun adanya penurunan kualitas udara.

b. Berdasarkan analisis regresi linier menunjukkan bahwa beban emisi kendaraan


bermotor mempengaruhi konsentrasi CO sebesar 48,56% dan kemudian
sisanya sebesar 51,44% berasal dari faktor yang tidak diketahui.
Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian ini adalah objek yang
digunakan penulis berbeda dengan penelitian ini yang mana objek penulis yaitu
akibat dari Sosial Distancing sedangkan penelitian ini tentang Car Free Day,
selain itu tempat yang diguanakn penulis berbeda dengan penelitian ini yang
mana tempat penelitian penulis yaitu di Jakarta sedangkan penelitian ini di
semarang Sedangkan persamaan dalam penelitian ini adalah karya penelitian ini
keinginan terbesar penulis dan peneliti yaitu menegetahui dampak pencemaran
udara pada sebuah kejadian tertentu.

10
C. Kerangka Berpikir

PENGARUH SOSIAL DISTANCING TERHADAP PENGURANGAN POLUSI UDARA DI


JAKARTA
KARYA MUHAMAD FAHRI KHUSERI

Kajian Teori Metode Penelitian:

Desktip Kuantitatif
Faktor Penelitian: Pengaruh sosial distancing
terhadap pengurangan polusi di Jakarta
Penelitian Yang
Relevan

Tempat dan Waktu


Rumusan Masalah: Penelitian:
Kerangaka Berpikir 1. Apa itu Sosial Distancing ?
Minggu,21 Juni
2. Apa itu Polusi Udara ?
2020
3. Bagaimana Hubungan Antara Sosial Distancing

dengan Polusi Udara ? Sumber Data:


Tujuan Penelitian:
Wawancara
1. Mengetahui Tentang Sosial Distancing
2. Mengetahui Tentang Polusi Udara
3. Mengetahui Hubungan Antara Sosial
Distancing dengan Polusi Udara
Data:

Data Sekunder
Manfaat Penelitian:

Manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca tahu


pentingnya sosial distancing saat wabah COVID-19,
dan mengetahui salah satu dampak yang di Teknik Analisis
timbulkan apabila melakukan sosial distancing yaitu
data:
berkurangnya polusi udara di Jakarta.
Deskriptif
Kuantitatif

Adakah pengaruh sosial distancing


KESIMPULAN
terhadap penurunan polusi di udara.
11
BAB III
METOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
metode kualitatif adalaha metode yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka
tetapi dengan kualitas bentuk-bentuk variable yang berwujud tuturan sehingga data
yang dihasilkan berupa kata-kata berbentuk tertulis atau lisan tentang sifat-sifat
individu, keadaan, gejala, dan kelompok tertentu yang di amati. Kualiataif deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status setatus sekelompok manusia, suatu objek ,
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
Bogdan dan Taylor (2011 :5 ) mendefinisikan penelitian kualitatif yakni :
Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari prilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat
mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil wawancara kepada
masyarakat Jakarta secara acak. Pelaksanaan wawancara dilakukan pada taggal 24 juni
2020 dengan lokasi di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Wawancara adalah salah satu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumber yang bersangkutan secara lebih
mendalam. Wawancara dilakukan kepada sumber yang terpercaya yang memang
mengetahui secara mendalam tentang objek penelitian. Selain itu wawancara juga
dilakukan kepada masyarakat setempat guna mengetahui secara mendalam sejauh mana
objek dikenal. Tujuan lainnya yaitu, dapat memperoleh data secara kongkret tentang
objek yang diteliti.

12
C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Untuk memproleh data peneliti melakukan langkah-langkah wawancara yang
di kemukakan oleh Lincoln and Guba
Adapun langkah-langkah wawancara menurut Lincoln and Guba dalam
Sugiyono (2013: 235) mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan
wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara
d. Melangsungkan alur wawancara
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperolah.
2. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik yang di kemukakakn
Milles dan Huberman dalam Emzir, yaitu redaksi data, model data, dan penarikan
atau verifikasi kesimpulan.

a. Redaksi Data
Menurut Emzir (2011, hlm. 129) reduksi data adalah suatu proses pemilihan,
pemokusan, penyederhanaan, abstraksi dan pertransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan lapangan tertulis. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan.
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,
memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara, sehingga
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan. Agar lebih mudah dalam
penyusunan laporan penelitian, peneliti menggunakan koding data terhadap

13
penelitian. Koding adalah pemberian kode dan membagi-bagikan data yang telah
terkumpul dalam satu kelompok, sehingga nantinya akan terbentuk kategorisasi.
Moleong (2010, hlm. 27) mengungkapkan bahwa “koding adalah proses membuat
kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-
kategorinya”. Koding digunakan terhadap data yang telah diperoleh seperti koding
untuk jenis pengumpulan data (Wawancara = W, Observasi = O, Studi Dokumen =
D).

b. Model Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi:
berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk 39 yang padu dan
mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang
terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus
melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian
sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
c. Penarikan atau Verifikasi Kesimpulan
Langkah ketiga dari aktivitas analisis data adalah penarikan dan verifikasi
kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai memutuskan apakah
makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang
mungkin, alur kausal dan proposisi-proposisi. Peneliti yang kompeten dapat
menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran dan
kecurigaan (skeptisme) (Emzir, 2011, hlm. 133).

14
DAPTAR PUSTAKA

Adrian, K. (2020). Pentingnya Menerapkan Social Distancing Demi Mencegah COVID-19.


In Alodokter.Com (p. 19). https://www.alodokter.com/pentingnya-menerapkan-social-
distancing-demi-mencegah-covid-19
Damara, D. Y., Wardhana, I. W., & Sutrisno, E. (2017). ANALISIS DAMPAK KUALITAS
UDARA KARBON MONOKSIDA ( CO ) DI SEKITAR JL . PEMUDA AKIBAT
KEGIATAN CAR FREE DAY MENGGUNAKAN PROGRAM CALINE4 DAN SURFER (
STUDI KASUS : KOTA SEMARANG ). 6(1).
Izzah, A. N., Nasrullah, N., & Sulistyantara, B. (2019). Efektivitas Jalur Hijau Jalan dalam
Mengurangi Polutan Gas CO ( The Effectivity of Roadside Green Belt in Reducing the
Concentration of CO Gas Pollutant ). 24(4), 337–342.
https://doi.org/10.18343/jipi.24.4.337
Marlita, D., Nlql, V., Gdq, N., Dnledw, N., Whumdglq, G., Xgdud, D. S., & Nhqgduddq, N.
(2014). Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor. 01(03).
Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek
Contagious ( Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal Sosial Humaniora
Terapan, 2(2), 117–125.
Prayugi, W. (2020). 8 Manfaat Social Distancing: Kurangi Penyebaran Corona Covid-19
Hingga Perbaiki Keuangan. In Liputan 6.
https://www.liputan6.com/bola/read/4218360/8-manfaat-social-distancing-kurangi-
penyebaran-corona-covid-19-hingga-perbaiki-keuangan
UU No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. (2007). UU No 23 Tahun
1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Issue 23, pp. 1–21).

Anda mungkin juga menyukai