Anda di halaman 1dari 16

Vol. 2 No.

1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN
DISKUSI KELOMPOK TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PEKERJA LAS
DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
TAHUN 2013
Gemin Sahputra Halomoan Siregar

Poltekkes Kemenkes Medan

Abstrak

Latar belakang:di seluruh dunia setiap tahunnya terjadi 270 juta kecelakaan kerja, 160 juta
pekerja menderita penyakit akibat kerja, 2,2 juta kematian kerja. Di indonesia menurut data ilo
setiap tahunnya ada 99.000 kecelakaan kerja, sekitar 2.144 diantaranya meninggal dunia dan 42
orang cacat seumur hidup. Keadaan ini disebabkan oleh unsafe behavior oleh pekerja. Sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh cooper yang menyatakan bahwa 80-95 persen dari seluruh
kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh unsafe behavior.. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi kelompok terhadap
peningkatan perilaku pekerja las. Metode :jenis penelitian bersifat quasi-experiment dengan
rancangan pretest-postes group design di kecamatan percut sei tuan, kelurahan kenangan dan
kenangan baru sejak bulan februari sampai dengan juli 2013. Populasi dalam penelitian ini
adalah pekerja las berjumlah 42 orang dan seluruhnya dijadikan sampel.Hasil: analisis bivariat
menunjukkan ada pengaruh penyuluhan metode ceramah (p=0,0001) dan diskusi kelompok
(p=0,0001) terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pekerja dan hasil analisis multivariat
menunjukkan diskusi kelompok lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pekerja
yang ditandai dengan lebih tingginya rerata nilai diskusi kelompok yaitu sebesar 6,67>4,67 untuk
pengetahuan dan 18,48>13,00 untuk sikap dengan (p<0,05). Saran diharapkan kepada dinas
kesehatan kabupaten deli serdang sebagai pengambil kebijakan diharapkan agar lebih mendorong
puskesmas-puskesmas di wilayah kerjanya unuk melaksanakan program ukk (usaha kesehatan
kerja) dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pekerja sektor informal khususnya mengenai
alat pelindung diri. Kepada pemilik bengkel diharapkan agar melengkapi alat pelindung diri pada
pekerja sesuai dengan pekerjaannya.

Kata Kunci : Ceramah, Diskusi, Perilaku, Alat Pelindung Diri

Abstract

There are some informal welding shops in Percut Sei Tuan Subdistrict, especially at Kelurahan
Kenangan and Kenangan Baru. From the preliminary survey, it has been found that there are still
many employees who do not use Personal Protection Devices (APD). The objective of the research
was to know the influence of speech and group discussion methods in counseling on the increase of
ZHOGLQJ HPSOR\HHV¶EHKDYLRU 7KH W\SH RI WKH UHVHDUFK ZDV TXDVL-experiment with pretest-posttest
group design: the research was conducted from february until May, 2013. The population was 42
welding employees at Kelurahan Kenangan and Kenangan Baru, and all of them were used as the
samples.The result of bivariate analysis showed that there was the influence of speech method
S DQG JURXS GLVFXVVLRQ S LQ FRXQVHOLQJ RQ WKH LQFUHDVH RI WKH HPSOR\HHV¶
knowledge, attitude and action. The result of multivariate analysis showed that group discussion
ZDV EHWWHU WKDQ VSHHFK LQ LQFUHDVLQJ WKH HPSOR\HHV¶ NQRZOHGJH DQG DWWLWXGH LW ZDV LGHQWLILHG E\ WKH
high level of the average grade in group discussion: 6.67>4.67 for knowledge and 18.48>13.00 for
attitude (p<0.05), While the action aspect showed no significant difference to the use of personal
protective devices by value (p=1.000). It is recommended that the management of the Health Office

158 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
in Deli Serdang District as the policy maker should encourage all Public Health Centers
(Puskesmas) in their working area to carry out the UKK (work health effort) program in order to
increase the behavior of employees in informal sector, especially about personal protection devices
and the Department of Labor in order to more actively monitor the informal sector workes
especially workers in the use of welding personal protective devices. The owners of welding shops
should provide personal protection devices to the employees according to their spcialization and
supervise workers to wear personal protective devices while working.

Keywords: Speech, Discussion, Attitude, Personal Protection Devices

1. PENDAHULUAN Di dalam Undang-undang RI


1.1. Latar Belakang Masalah Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
Pembangunan nasional saat ini dinyatakan bahwa salah salah satu kegiatan
sangat tergantung pada kompetensi, pokok dari pembangunan kesehatan adalah
kualitas dan profesionalisme sumber daya Kesehatan Kerja. Prinsip upaya kesehatan
manusia termasuk keselamatan dan kerja adalah suatu upaya penyerasian
kesehatan kerja. Dari sudut pandang dunia antara kapasitas kerja, beban kerja dan
bisnis, produktivitas yang baik dan daya lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat
saing diperlukan agar dapat berpartisipasi bekerja secara sehat tanpa membahayakan
dalam bisnis internasional dan domestik. dirinya sendiri maupun masyarakat di
Salah satu faktor yang harus dijaga dan sekelilingnya dan agar diperoleh
dipelihara dari kemampuan seseorang produktifitas kerja yang optimal.
adalah pelaksanaan keselamatan dan Di Indonesia sesuai data BPS tahun
kesehatan kerja dalam berbagai kegiatan 2007 jumlah angkatan kerja yang bekerja
masyarakat, terutama dalam dunia kerja. tercatat 99.930.217 orang pekrja yang
Setiap tahun, di seluruh dunia, ada 270 juta terdiri dari laki-laki 63.147.938 oran g dan
kecelakaan kerja, 160 juta pekerja perempuan 36.782.279 orang, sekitar 70%-
menderita penyakit akibat kerja, 2,2 juta 80% nya bekerja di sektor informal baik di
kematian kerja dan kerugian finansial pedesaan maupun perkotaan. Permasalahan
sebesar US $ 1,25 triliun (DK3N, 2007). kesehatan kerja pada pekerja di Indonesia
Perkembangan industri yang pesat umumnya antara lain rendahnya
tanpa disertai dengan upaya pengamanan kemampuan pemeliharaan kesehatan
efek samping, penerapan teknologi akan dirinya dan keluarganya, rendahnya tingkat
menimbulkan berbagai masalah pendidikan pekerja serta beban kerja yang
keselamatan dan kesehatan kerja dan tidak sesuai dengan kapasitas kerjanya
kebakaran, cacat bahkan kematian. Oleh yang diperberat oleh pajanan-pajanan
karena itu upaya-upaya penerapan bahaya potensial akibat lingkungan kerja
keselamatan dan kesehatan kerja dan yang buruk (Depkes RI, 2008).
pencegahan kecelakaan kerja pada semua Data dari ILO (International Labour
sektor kegiatan produksi harus terus Organization) menyebutkan bahwa di
dilakukan secara berkesinambungan. Indonesia setiap tahunnya ada 99.000
Pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja, sekitar 2.144 diantaranya
potensi bahaya di tempat kerja dapat meninggal dunia dan 42 orang cacat
dilakukan secara Engineering Control, seumur hidup mengakibatkan Pendapatan
Administrative Control, dan Personal Domestik Bruto (PDB) Indonesia rugi Rp.
Protection Equipment (PPE) yang dikenal 280 triliun akibat kecelakaan kerja (Jakarta
dengan Alat Pelindung Diri (APD) pos kota, 2012).
(Depkes RI, 2005). Kesehatan kerja dilaksanakan
dengan tujuan untuk meningkatkan

159 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
kualitas hidup tenaga kerja, sehingga yang kurang baik, dan kesalahan-kesalahan
tenaga kerja sebagai pelaku usaha dapat lainnya (DK3N, 2007).
merasakan dan menikmati hasilnya. Upaya Jika pengendalian bahaya kerja
pelayanan kesehatan kerja dalam suatu pada sumbernya atau pada saat
bidang usaha memegang peranan sangat penyebarannya tidak memungkinkan atau
penting, karena menyangkut sumber daya dibutuhkan perlindungan yang lebih ketat,
manusia, produktivitas dan kesejahteraan. maka pekerja harus dilindungi dari pajanan
Keberhasilan dalam merealisasikan usaha bahaya kerja dengan menggunakan Alat
kesehatan kerja akan berdampak positif Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri
dalam meningkatkan produktivitas (APD) adalah merupakan salah satu usaha
perusahaan dan pendapatan serta dalam mencegah terjadinya Kecelakaan
kesejahteraan tenaga kerja. Usaha ini dan penyakit akibat kerja yang disebabkan
hanya dapat berhasil jika semua pihak oleh bahaya di tempat kerja disebabkan
dapat ikut terlibat dengan kesadaran yang keadaan lingkungan kerja yang tidak baik.
penuh tanggung jawab (Tarwaka, 2008). Bahaya kerja tersebut terdiri dari bahaya
Salah satu jenis pekerjaan sektor kimiawi, fisik, biologis, ergonomis dan
informal yang rentan terhadap kecelakaan psikologis (Rijanto, 2010).
kerja dan penyakit akibat kerja adalah Hasil penelitian Prasetya et.all.
pekerja las. Kecelakaan-kecelakaan (2007) menunjukkan bahwa pekerja
tersebut pada umumnya disebabkan karena pengelas yang selalu menggunakan APD
kurangnya kehati-hatian, cara memakai pada usia dewasa 20%, pada masa kerja
alat yang salah, pemakaian pelindung yang lama (lebih dari sama dengan 5 tahun)
kurang baik dan kesalahan-kesalahan sebesar 16,7%, tingkat pengetahuan yang
lainnya. Untuk menghindarkan kecelakaan baik(10%), sikap yang mendukung (5%),
tersebut, perlu penguasaan pengetahuan ketersediaan APD cukup (35,7%).
dan mengetahui tindakan-tindakan apa Studi kasus yang dilakukan oleh
yang harus diambil bila terjadi kecelakaan Maulana dan Wignjosoebroto (2011)
(Wiryosumitro dan Okumura, 2004). dalam Evaluasi dan Perbaikan Sistem
Kegiatan pengelasan berorientasi Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
dalam menyatukan logam-logam yang Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe
akan menghasilkan percikan api dan Behavior Pekerja (Studi Kasus PT. DPS)
pecahan-pecahan logam berupa partikel menunjukkan bahwa perilaku tidak aman
kecil. Pengelasan bukanlah suatu pekerjaan yang paling sering terjadi adalah tidak
yang mudah karena memiliki resiko fisik memakai APD saat bekerja. Dari total 60
yang sangat tinggi sehingga dalam responden, 37 orang dengan presentasi
pengerjaannya memerlukan keahlian serta 50,7 % memilih tidak memakai APD saat
peralatan khusus agar seorang pengelas bekerja.
(welder) tidak terkena kecelakaan kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Sonawan, 2003). (K3) merupakan suatu upaya untuk
OSHA (occupational safety and menciptakan suasana bekerja yang aman,
health administration) telah melakukan nyaman, dan tujuan akhirnya adalah
penelitian dimana menyatakan bahwa telah mencapai produktivitas setinggi-tingginya.
terjadi 200 kasus kematian yang Maka dari itu K3 mutlak untuk
berhubungan dengan kegiatan pengelasan dilaksanakan pada setiap jenis bidang
pada umumnya disebabkan karena pekerjaan tanpa kecuali. Upaya K3
kurangnya kehati-hatian, cara memakai diharapkan dapat mencegah dan
alat yang salah, pemakaian pelindung diri mengurangi risiko terjadinya kecelakaan
maupun penyakit akibat melakukan

160 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
pekerjaan. Dalam pelaksanaan K3 sangat (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi
dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu Penyuluhan Pembuatan Bokashi oleh
manusia, bahan, dan metode yang PT.Toba Pulp Lestari,Tbk terhadap
digunakan, yang artinya ketiga unsur Tingkat Adopsi Inovasi pada Masyarakat
tersebut tidak dapat dipisahkan dalam di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba
mencapai penerapan K3 yang efektif dan Samosir) menunjukkan bahwa ada
efisien. Sebagai bagian dari ilmu pengaruh komunikasi penyuluhan terhadap
Kesehatan Kerja, penerapan K3 tingkat adopsi inovasi pada masyarakat di
dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu adanya Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba
organisasi kerja, administrasi K3, Samosir sebesar 26,25%.
pendidikan dan pelatihan, penerapan Di Kecamatan Percut Sei Tuan
prosedur dan peraturan di tempat kerja, dan khususnya Kelurahan Kenangan dan
pengendalian lingkungan kerja. Dalam Kenangan Baru terdapat bengkel-bengkel
Ilmu Kesehatan Kerja, faktor lingkungan las yang sifatnya informal yang umumnya
kerja merupakan salah satu faktor terbesar mengerjakan pembuatan pagar, jerjak,
dalam mempengaruhi kesehatan pekerja, jendela dan lain sebagainya. rata-rata
namun demikian tidak bisa meninggalkan pekerja yang bekerja di bengkel las
faktor lainnya yaitu perilaku. Perilaku berjumlah 3-5 orang. Dari hasil survei
seseorang dalam melaksanakan dan diperoleh bahwa masih banyak pekerja
menerapkan K3 sangat berpengaruh yang bekerja pada saat mengelas tidak
terhadap efisiensi dan efektivitas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
keberhasilan K3. (Setyawati, 1996). bahkan ada yang bekerja sambil merokok.
Suizer (1999) dalam Maulana dan Ketika dilakukan wawancara singkat
Wignjosoebroto (2011) salah seorang kepada pekerja apakah pernah terjadi
praktisi Behavioral Safety mengemukakan kecelakaan pada saat bekerja, mereka
bahwa para praktisi safety telah melupakan mengatakan pernah terjadi kecelakaan
aspek utama dalam mencegah terjadinya namun jarang yaitu berupa kaki yang
kecelakaan kerja yaitu aspek behavioral tertusuk besi logam, tangan terbakar dan
(perilaku) para pekerja yang berada yang paling sering dialami adalah mata
dilapangan. Pernyataan ini diperkuat oleh terasa perih setelah selesai bekerja.
Cooper (2007) bahwa walaupun sulit untuk Selain itu menurut pekerja bahwa
di kontrol secara tepat, 80-95 persen dari mereka tidak pernah dikunjungi oleh
seluruh kecelakaan kerja yang terjadi petugas dari Dinas Kesehatan dan
disebabkan oleh unsafe behavior. Pendapat Puskesmas setempat dan tidak pernah
Cooper tersebut didukung oleh hasil riset mendapatkan penyuluhan mengenai upaya
dari NCS tentang penyebab terjadinya kesehatan kerja khususnya alat pelindung
kecelakaan kerja pada tahun 2009 yang diri, dimana upaya ini sangat penting sekali
menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan dilakukan agar pengetahuan dan sikap
kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, pekerja tentang alat pelindung diri, bahaya
10% karena unsafe condition dan 2% tidak dan efek penyakit akibat kerja akan lebih
diketahui penyebabnya. Penelitian lain baik dan mengurangi angka kecelakaan
yang dilakukan oleh DuPont Company dan penyakit akibat kerja.
menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96% 1.2 Tujuan Penelitian
disebabkan unsafe behavior dan 4% Menganalisis perbedaan, pengaruh
disebabkan unsafe condition. pengetahuan dan sikap sebelum dan
Penelitian yang dilakukan oleh setelah diberi penyuluhan dan diskusi alat
Bangun (2012) mengenai Komunikasi pelindung diri.
Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi

161 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
2. Metode Penelitian 3.1. Karakteristik Responden Menurut
2.1 Jenis Penelitian Umur
Jenis penelitian yang digunakan Pada penelitian ini mayoritas
adalah (quasi-experiment) dengan responden berumur antara 21-31 tahun
rancangan Pretest-Postes Group Design yaitu sebesar 47,61% pada kelompok
(Notoatmodjo, 2003). Rancangan ini responden ceramah dan umur antara 21-31
digunakan dengan pertimbangan bahwa tahun yaitu 47,61% pada kelompok
penelitian lapangan untuk memenuhi responden diskusi kelompok yang dapat
kriteria randomisasi dari true experiment dilihat pada tabel 1.
design sangat sulit dan biayanya mahal.
Penelitian ini menggunakan dua kelompok,
yaitu kelompok yang diberi perlakuan Tabel 1. Distribusi Frequensi
Penyuluhan Alat Pelindung Diri dan Responden Menurut Umur
kelompok yang diberi perlakuan Diskusi
Modul Alat Pelindung Diri.
2.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Percut Sei Tuan khususnya
Kelurahan Kenangan dan Kenangan Baru
dengan alasan di kelurahan ini ada terdapat
bengkel-bengkel las dan masih banyaknya 3.2. Karakteristik Responden Menurut
pekerja las yang tidak pernah memperoleh Tingkat Pendidikan
penyuluhan tentang APD dan tidak
menggunakan APD saat bekerja. Penelitian Jumlah responden menurut tingkat
ini direncanakan dimulai bulan Februari pendidikan pada penelitian ini lebih
sampai dengan Juli 2013. banyak berpendidikan SMA yaitu
2.3. Populasi dan Sampel sebesar 33,33% untuk kelompok
Populasi dalam penelitian ini responden yang diberikan ceramah dan
adalah seluruh pekerja las yang terdapat di berpendidikan STM yaitu 38,09% pada
Kelurahan Kenangan dan Kenangan Baru kelompok responden yang diberikan
yang berjumlah 43 orang dan seluruhnya diskusi kelompok yang dapat dilihat
dijadikan sampel yang dibagi menjadi dua pada Tabel 2.
kelompok yaitu: Tabel 2. Distribusi Frequensi
2.4. Analisa Data Responden Menurut Pendidikan
Data dianalisis secara deskriptif
dan analitik untuk mengetahui pengaruh
dan perbedaan pengetahuan dan sikap
responden sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan dan pemberian modul alat
pelindung diri, serta menentukan metode
yang paling efektif dengan menggunakan
uji T test (Paired T test dan Independent T
test) pada tingkat kepercayaan 95 %. Hasil
analisa data ditampilkan dalam bentuk 3.3. Karakteristik Responden Menurut
narasi, tabel dan grafik. Masa Kerja

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah responden menurut masa kerja


pada penelitian ini lebih banyak yang

162 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
masa kerjanya 3-11 tahun yaitu sebesar (80,95%), yang dapat dilihat pada Tabel
57,14% untuk kelompok responden 5.
yang diberikan ceramah dan masa kerja Tabel 5. Distribusi Frequensi Sikap
3-11 tahun 57,14% juga pada Sebelum Diberi Ceramah dan
kelompok responden yang diberikan Diskusi Kelompok
diskusi kelompok yang dapat dilihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Frequensi
Responden Menurut Masa Kerja

3.6. Pengetahuan Setelah Diberi


Ceramah Dan Diskusi Kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


pengetahuan responden sesudah
diberikan ceramah menjadi baik yaitu
3.4. Pengetahuan Sebelum Diberi sebanyak 21 orang (100%) begitu juga
Ceramah dan Diskusi Kelompok dengan pengetahuan responden sesudah
dilakukan diskusi kelompok menjadi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik yaitu sebanyak 21 orang (100%),
pengetahuan responden sebelum yang dapat dilihat pada Tabel 6.
diberikan ceramah mayoritas Tabel 6. Distribusi Frequensi
berpengetahuan sedang yaitu sebanyak Pengetahuan Setelah Diberi Ceramah
21 orang (100%) begitu juga dengan dan Diskusi Kelompok
pengetahuan responden sebelum
dilakukan diskusi kelompok mayoritas
berpengetahuan sedang yaitu sebanyak
21 orang (100%), yang dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frequensi
Pengetahuan Sebelum Diberi Ceramah
dan Diskusi Kelompok 3.7. Sikap Setelah Diberi Ceramah dan
Diskusi Kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


sikap responden sesudah diberikan
penyuluhan seluruhnya menjadi positif
yaitu sebanyak 21 orang (100%) begitu
juga dengan sikap responden sesudah
3.5. Sikap Sebelum Diberi Ceramah dan
dilakukan diskusi kelompok seluruhnya
Diskusi Kelompok
menjadi Positif yaitu sebanyak 21 orang
Hasil penelitian menunjukkan
(100%), yang dapat dilihat pada Tabel
bahwa sikap responden sebelum
7.
diberikan penyuluhan mayoritas positif
Tabel 7. Distribusi Frequensi
yaitu sebanyak 15 orang (71,43%)
Sikap Setelah Diberi Ceramah dan
begitu juga dengan sikap responden
Diskusi Kelompok
sebelum dilakukan diskusi kelompok
relatif positif yaitu sebanyak 17 orang

163 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
orang, sepatu kerja 4 orang, dan pakaian
kerja 2 Orang yang dapat dilihat pada
Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Tindakan
Sesudah Diberi Ceramah dan Diskusi
Kelompok
3.8. Tindakan Pemakaian APD sebelum
Diberi Ceramah dan Diskusi Kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


tindakan pemakaian APD responden
sebelum diberikan ceramah yang
memakai kacamata yaitu sebanyak 15
3.10. Perbandingan Rerata Nilai
orang , masker sebanyak 2 Orang,
Pengetahuan Responden Sebelum dan
sarung tangan 1orang, sepatu kerja 1
Sesudah Ceramah Alat Pelindung Diri
orang, dan pakaian kerja 0 Orang,
sedangkan tindakan responden sebelum
Hasil penelitian menunjukkan
dilakukan diskusi kelompok, yang
bahwa rerata pengetahuan responden
memakai kacamata yaitu sebanyak 16
sebelum diberikan cerama alat
orang , masker sebanyak 2 Orang,
phelindung diri adalah 11,05 dan
sarung tangan 1 orang, sepatu kerja 1
sesudah diberikan ceramah mengalami
orang, dan pakaian kerja 0 Orang yang
peningkatan menjadi 15,71. Terlihat
dapat dilihat pada Tabel 8.
nilai mean difference sebesar 4,67 dan
Tabel 8. Distribusi Tindakan
Nilai p=0,0001. Hal ini menunjukkan
Sebelum Diberi Ceramah dan Diskusi
bahwa ada perbedaan yang signifikan
Kelompok
secara statistic antara pengetahuan
sebelum dan sesudah ceramah dimana
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perbandingan Rerata
Nilai Pengetahuan Responden Sebelum
dan Sesudah Diberikan Ceramah Alat
Pelindung Diri
3.9. Tindakan Pemakaian APD Sesudah
Diberi Ceramah dan Diskusi Kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bila hasil rerata nilai


tindakan pemakaian APD responden pengetahuan responden sebelum dan
sesudah diberikan ceramah yang sesudah mendapat ceramah tersebut
memakai kacamata menjadi yaitu digambarkan maka dapat dilihat pada
sebanyak 21 orang , masker sebanyak Gambar 1.
15 Orang, sarung tangan 2 orang, sepatu
kerja 2 orang, dan pakaian kerja 1
Orang (100%) sedangkan tindakan
responden sesudah dilakukan diskusi
kelompok, yang memakai kacamata
yaitu sebanyak 21 orang , masker
sebanyak 18 Orang, sarung tangan 3

164 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013

Gambar. 1
Gambar. 2
3.11. Perbandingan Rerata Nilai Sikap
Responden Sebelum dan Sesudah 3.12. Perbandingan Rerata Nilai
Ceramah Alat Pelindung Diri Pengetahuan Responden Sebelum dan
Sesudah Diskusi Kelompok
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rerata nilai sikap responden Hasil penelitian menunjukkan
sebelum diberikan ceramah alat bahwa rerata nilai pengetahuan
pelindung diri adalah 55,10 dan sesudah responden sebelum dilakukan diskusi
diberikan ceramah mengalami kelompok adalah 11,14 dan sesudah
peningkatan menjadi 69,52. Terlihat dilakukan diskusi kelompok mengalami
nilai mean difference sebesar 14,42 dan peningkatan menjadi 17,81. Terlihat
Nilai p=0,0001. Hal ini menunjukkan nilai mean difference sebesar 6,67 dan
bahwa ada perbedaan yang signifikan Nilai p=0,0001. Hal ini menunjukkan
secara statistic antara sikap sebelum dan bahwa ada perbedaan yang signifikan
sesudah ceramah dimana dapat dilihat secara statistic antara pengetahuan
pada Tabel 11. sebelum dan sesudah dilakukan diskusi
Tabel 11. Perbandingan Rerata kelompok dimana dapat dilihat pada
Nilai Sikap Responden Sebelum dan Tabel 12.
Sesudah Diberikan Ceramah Alat Tabel 12. Perbandingan Rerata
Pelindung Diri Nilai Pengetahuan Responden Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Diskusi
Kelompok

Bila hasil rerata nilai sikap


responden sebelum dan sesudah
mendapat penyuluhan tersebut
digambarkan maka dapat dilihat pada Bila hasil rerata nilai
Gambar 2. pengetahuan responden sebelum dan
sesudah diskusi kelompok tersebut
digambarkan maka dapat dilihat pada
Gambar 3.

165 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013

Gambar. 3

3.13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Gambar. 4


Responden Sebelum dan Sesudah
Diskusi Kelompok 3.1.4. Perbandingan Rerata Nilai
Pengetahuan Responden Sesudah
Hasil penelitian menunjukkan Intervensi Menurut Metode
bahwa rerata nilai sikap responden
sebelum diskusi kelompok adalah 55,85 Hasil penelitian menunjukkan
dan sesudah dilakukan diskusi bahwa rerata nilai pengetahuan pekerja
kelompok mengalami peningkatan las sesudah diberikan ceramah adalah
menjadi 74,81. Terlihat nilai mean 4,67 dan sesudah dilakukan diskusi
difference sebesar 18,95 dan Nilai kelompok nilainya lebih besar yaitu
p=0,0001. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 6,67 dengan Nilai p value =
ada perbedaan yang signifikan secara 0,0001. Artinya secara statistik ada
statistik antara sikap sebelum dan perbedaan yang signifikan antara
sesudah dilakukan diskusi kelompok pemberian ceramah dengan media
dimana dapat dilihat pada Tabel 13. poster dan diskusi kelompok dengan
Tabel 13. Perbandingan Rerata media modul untuk meningkatkan
Nilai Sikap Responden Sebelum dan pengetahuan yang dapat dilihat pada
Sesudah Dilakukan Diskusi Kelompok Tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan Rerata
Nilai Pengetahuan Responden Sesudah
Dilakukan Ceramah alat pelindung diri
dan Diskusi Kelompok

Bila hasil rerata nilai sikap


responden sebelum dan sesudah
dilakukan diskusi kelompok tersebut
digambarkan maka dapat dilihat pada
Gambar 4.
Bila hasil rerata nilai
pengetahuan responden sesudah
diberikan intervensi berdasarkan
metode digambarkan maka dapat dilihat
pada Gambar 5.

166 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013

Gambar. 5 Gambar. 6

3.1.5. Perbandingan Rerata Nilai Sikap PEMBAHASAN


Responden Sesudah Intervensi Menurut Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan
Metode Sesudah Ceramah dan diskusi kelompok

Hasil penelitian menunjukkan Dari hasil penelitian diketahui


bahwa rerata nilai sikap pekerja las bahwa pengetahuan responden tentang
sesudah diberikan ceramah alat alat pelindung diri sebelum diberikan
pelindung diri adalah 13,00, dan ceramah keseluruhannya
sesudah dilakukan diskusi kelompok berpengetahuan sedang (100%),
nilainya lebih besar yaitu sebesar 18,48 sementara sikap responden sebelum
dengan Nilai p value = 0,0001. Artinya diberikan ceramah (71,43%) dan pada
secara statistik ada perbedaan yang diskusi kelompok keseluruhannya juga
signifikan antara pemberian ceramah berpengetahuan sedang (100%), begitu
dengan poster dan diskusi kelompok juga dengan sikap responden sebelum
dengan modul untuk meningkatkan dilakukan diskusi kelompok mayoritas
sikap yang dapat dilihat pada Tabel 15. bersikap positif (80,95%), hanya sedikit
Tabel 15. Perbandingan Rerata saja yang mempunyai sikap negatif.
Nilai Sikap Responden Sesudah Sesudah pemberian ceramah dan
Dilakukan Intervensi Menurut Metode diskusi kelompok, pengetahuan
responden keseluruhannya menjadi baik
(100%), begitu juga dengan sikap
responden yang mana sesudah diberikan
ceramah terjadi perubahan menjadi
bersikap positif (100%), dan begitu juga
dengan sesudah dilakukan diskusi
Bila hasil rerata nilai sikap kelompok keseluruhan responden
responden sesudah diberikan intervensi pengetahuannya menjadi baik (100%)
berdasarkan metode digambarkan, maka dan sikapnya menjadi positif (100%).
dapat dilihat pada Gambar 6. Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan dan sikap
pekerja las tentang alat pelindung diri
setelah diberikan intervensi berupa
ceramah dan diskusi kelompok.
Keadaan ini menggambarkan bahwa
ceramah dan diskusi kelompok
merupakan suatu kegiatan yang dapat

167 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
mempengaruhi perubahan perilaku berpendidikan tinggi atau rendah,
responden meliputi perubahan dimana tingkat keberhasilannya terletak
pengetahuan, sikap dan tindakan. pada si penceramah apabila menguasai
Dengan diberikannya ceramah dan materi dan media yang sesuai, baik
diskusi kelompok tentang alat pelindung media cetak dan elektronik. Pada
diri maka responden mendapat penelitian ini ceramah dilakukan dengan
pembelajaran yang menghasilkan suatu menggunakan media poster.
perubahan dari yang semula belum Poster merupakan salah satu alat
diketahui menjadi diketahui dan yang komunikasi yang lebih mengutamakan
dulu belum mengerti menjadi mengerti. pesan-pesan visual yang terdiri dari
Peningkatan pengetahuan dan sikap gambaran sejumlah kata, gambar atau
kedua metode ceramah dan diskusi foto dalam tata warna yang
kelompok juga disebabkan oleh mengungkapkan suatu informasi,
beberapa hal diantaranya jumlah sehingga mempermudah pemahaman
responden yang diberi ceramah relative dan dapat meningkatkan gairah belajar
kecil sehingga lebih memudahkan (Citerawati, 2012).
responden untuk menerima materi yang Pemberian penyuluhan dengan
disampaikan, tingkat pendidikan metode ceramah dan poster mempunyai
responden yang sebagian besar arti penting untuk meningkatkan
berpendidikan lulusan stm dan sma dan pengetahuan, sikap dan tindakan
masa kerja. Hal ini sesuai dengan tujuan responden tentang alat pelindung diri.
akhir penyuluhan yang akan dicapai Diskusi kelompok adalah
yaitu terjadinya perubahan pengetahuan, merupakan salah satu metode yang
sikap dan tindakan ke arah yang lebih digunakan (teknik bimbingan) yang
baik (Syarifuddin dan Frathidina, 2009). melibatkan sekelompok orang dalam
Hasil penelitian ini didukung oleh interaksi tatap muka, dimana setiap
penelitian Murtiyani (2011) di anggota kelompok akan mendapatkan
Kabupaten Mojokerto dikemukakan kesempatan untuk menyumbangkan
bahwa terdapat pengaruh metode pikiran masing-masing serta berbagi
ceramah dengan leaflet terhadap pengalaman atau informasi guna
pengetahuan, sikap dan perilaku pemecahan masalah atau pengambilan
keluarga dalam pemberantasan DBD. keputusan (Hariyanto, 2010). Diskusi
Bila dilihat dari perbandingan kelompok adalah merupakan salah satu
rerata nilai pengetahuan dan sikap metode yang digunakan dalam
responden sebelum dan sesudah penelitian ini dengan media yang
ceramah, maka didapati bahwa ada dipakai adalah dengan memakai modul
perbedaan rerata nilai pengetahuan dan tentang alat pelindung diri.
sikap responden sebelum dan sesudah Bila dilihat dari perbandingan
diberikan ceramah yaitu berupa rerata nilai pengetahuan dan sikap
peningkatan rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah
dan sikap responden yang signifikan dilakukan diskusi kelompok dengan
(p<0,05). media modul alat pelindung diri, maka
Seperti diketahui metode didapati bahwa ada perbedaan rerata
ceramah merupakan cara yang paling nilai pengetahuan dan sikap responden
umum digunakan untuk sebelum dan sesudah dilakukan diskusi
mensosialisasikan hal-hal atau kelompok dengan media modul alat
informasi baru kepada suatu kelompok pelindung diri yaitu berupa peningkatan
yang jumlah orang untuk sasaran yang

168 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
rerata nilai pengetahuan dan sikap Untuk peningkatan sikap terlihat
responden yang signifikan (p<0,05). mean difference kelompok metode
Hasil penelitian ini dikuatkan ceramah dengan poster sebesar 13,00
oleh penelitian yang sudah dilakukan dan 18,48 pada kelompok metode
sehubungan dengan diskusi kelompok diskusi kelompok dengan modul. Hal
yang mengemukakan bahwa diskusi ini menunjukkan bahwa metode diskusi
kelompok efektif dalam meningkatkan kelompok dengan modul lebih
pengetahuan dan sikap tentang meningkatkan sikap dibandingkan
kesehatan reproduksi pada remaja di dengan metode ceramah dengan poster.
Yayasan Pendidikan Harapan Mekar Keadaan ini mungkin disebabkan dalam
Medan (Permatasari, 2010). diskusi kelompok keterbukaan dan
Modul adalah satuan program kebebasan untuk menyampaikan dan
pembelajaran terkecil, yang dapat bertanya mengenai informasi baik yang
dipelajari sendiri secara perseorangan selama ini yang sudah diketahui dan
(self instructional) setelah yang belum diketahui lebih bebas
menyelesaikan satu satuan dalam sehingga terjadinya komunikasi dua
modul, selanjutnya dapat melangkah arah antara penyampai pesan dan
maju dan mempelajari satuan modul penerima pesan. Hal ini sesuai dengan
berikutnya (Cholifah, 2010). Hariyanto (2010) diskusi kelompok
Penggunaan modul sebagai media yaitu suatu cara atau teknik bimbingan
dalam diskusi kelompok sangat yang melibatkan sekelompok orang
membantu dalam penyampaian pesan dalam interaksi tatap muka, dimana
sesuai dengan tujuan dari modul yaitu setiap anggota kelompok akan
untuk memperjelas dan mempermudah mendapatkan kesempatan untuk
penyajian pesan dan dapat digunakan menyumbangkan pikiran masing-
secara tepat dan bervariasi, seperti masing serta berbagi pengalaman atau
untuk meningkatkan motivasi dan informasi guna pemecahan masalah atau
gairah belajar, mengembangkan pengambilan keputusan.
kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan
Penelitian yang dilakukan oleh dan Sikap Pekerja Sesudah Ceramah
(Arifah, 2010) mengemukakan bahwa dan Diskusi Kelompok
terdapat pengaruh secara statistik
terhadap peningkatan pengetahuan dan Dari hasil penelitian diperoleh ada
sikap wanita tentang menopause pada perbedaan rerata nilai pengetahuan dan
pendidikan kesehatan dengan modul. sikap responden sesudah ceramah
Sementara itu bila dilihat dari dengan poster dan diskusi kelompok
mean difference, pada peningkatan dengan modul dalam meningkatkan
pengetahuan didapati bahwa sebelum pengetahuan dan sikap responden,
dan sesudah dilakukan penyuluhan dimana rerata nilai pengetahuan dan
metode ceramah dengan poster sikap responden dengan metode diskusi
mempunyai nilai 4,67 dan nilai 6,67 kelompok dengan modul lebih besar
untuk metode diskusi kelompok dengan nilainya dibandingkan dengan metode
modul. Keadaan ini menunjukkan ceramah dengan poster (6,67 > 4,67)
bahwa metode diskusi kelompok dan untuk rerata nilai sikap
dengan modul lebih meningkatkan menunjukkan bahwa metode diskusi
pengetahuan dibandingkan dengan kelompok mempunyai nilai yang lebih
metode ceramah dengan poster. tinggi dari ceramah (18,48 > 13,00).

169 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
Dari hasil penelitian menunjukkan perilaku adalah pendidikan dimana cara
bahwa antara metode diskusi kelompok ini diawali dengan cara pemberian
dengan modul dan metode ceramah informasi-informasi kesehatan. Dengan
dengan poster secara statistik bermakna memberikan informasi-informasi
(p<0,05). tentang cara-cara hidup sehat, cara
Hal ini sesuai dengan penelitian pemeliharaan kesehatan dan sebagainya
yang dilakukan oleh Sari (2010) akan meningkatkan pengetahuan
mengemukakan bahwa diskusi masyarakat tentang hal tersebut.
kelompok lebih efektif dalam Selanjutnya dengan pengetahuan itu
meningkatkan pengetahuan yang akan menimbulkan kesadaran mereka,
ditandai dengan lebih tingginya rerata dan akhirnya akan menyebabkan orang
nilai yaitu sebesar 3,07 dan standart berperilaku sesuai dengan yang
deviasi 2,120 dibandingkan dengan dimilikinya.
metode ceramah yaitu 1,13 dengan Perubahan perilaku dengan
standart deviasi 0,352 dan sikap perawat pendidikan akan menghasilkan
dengan rerata nilai 6,27 dengan standart perubahan yang efektif bila dilakukan
deviasi 1,944 dibandingkan dengan melalui metode diskusi partisipasi. Cara
metode ceramah yaitu 2,40 dan standart ini adalah sebagai peningkatan dalam
deviasi 1,844 dalam membuang limbah memberikan informasi tidak bersifat
medis padat di Puskesmas Kota Medan. searah saja, tetapi dua arah.
Ban dan Hawkins dalam
tulisannya mengemukakan beberapa 4. KESIMPULAN
peran diskusi kelompok dalam a. Penyuluhan metode ceramah
perubahan perilaku sasaran antara lain dengan poster dan metoda diskusi
diskusi kelompok dapat menambah kelompok dengan modul,
pengetahuan karena diskusi kelompok keduanya memiliki pengaruh
dapat membantu anggotanya dalam meningkatkan pengetahuan
memadukan pengetahuan dengan dan sikap responden (p < 0,05).
memberikan kesempatan mengajukan Dan secara statistik dari kedua
pertanyaan atau menghubungkan metode tersebut diperoleh ada
informasi baru dengan informasi yang perbedaan signifikan (p < 0,05);
telah mereka dapat sebelumnya, b. Berdasarkan rerata nilai yang
kemudian diskusi kelompok dapat diperoleh responden,
merubah sikap karena dapat menunjukkan bahwa metoda
menumbuhkan kesadaran anggota diskusi kelompok dengan modul
kelompok terhadap masalah yang lebih baik dibanding metoda
dihadapinya dan terciptanya suasana penyuluhan dengan poster dalam
saling mempercayai dalam kelompok meningkatkan pengetahuan dan
membuat semua yang terlibat dapat sikap (p < 0,05);
melihat dan menghadapi masalah secara c. Berdasarkan hasil observasi yang
bersama-sama, dan diskusi kelompok dilakukan baik sebelum dan
dapat merubah perilaku karena sesudah intervensi menunjukkan
perubahan perilaku seseorang ditandai peningkatan pemakaian APD kaca
dengan keberaniannya untuk mata dan masker sedangkan
mengambil keputusan. sarung tangan, sepatu kerja dan
Menurut WHO dalam pakaian kerja tidak menunjukkan
Notoatmodjo (2010) bahwa salah satu peningkatan pemakaian APD
strategi untuk memperoleh perubahan

170 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
disebabkan tidak tersedianya APD Pelayanan Kesehatan Kerja
tersebut. 'DVDU´ -DNDUWD
DK3N (2007). Visi, Misi Strategi
DAFTAR PUSTAKA Kebijakan, dan Program
Angelina, C dan Oginawati, K (2009). Keselamatan dan Kesehatan
Paparan Fisis Pencahayaan Nasional.
Terhadap Mata Dalam Hariyanto, (2010).
Kegiatan Pengelasan (Studi http;//belajarpsikologi.com
Kasus: Pengelasan di Jalan RSS Feed dikutip pada tanggal
Bogor). 8 Mei 2013.
Arifah, S, (2010). Pengaruh Pendidikan Hidayat, A.A (2010). Metode Penelitian
Kesehatan dengan Modul dan .HVHKDWDQ ³3DUDGLJPD
Media Visual Terhadap .XDQWLWDWLI´ FHW 3HUWDPD
Peningkatan Pengetahuan dan Kelapa Pariwara, Surabaya.
Sikap Wanita Dalam Irmawati, A. (2009). Upaya Pencegahan
Menghadapi Menopause (Studi Kecelakaan Kerja Di Bengkel
Eksperimen Pada Wanita Las Sidomukti Kraksaan.
Premenopause di Desa Sumber Jakarta Pos Kota (2012). Akibat
Mulyo). Kecelakaan Kerja Pendapatan
Bintaria D.S, (2011). Pengaruh Domestik Bruto(PDB)
Penyuluhan Dengan Metode Indonesia rugi Rp. 280
Ceramah Dan Poster Terhadap triliunhttp://www.poskotanews.
Perilaku Konsumsi Makanan com/2012/10/16/pdb
Jajanan Murid di SD indonesia-rugi-rp280
Kelurahan Pincuran Kerambil triliuntahun, diakses tanggal 29
Kecamatan Sibolga Sambas Januari 2013.
Kota Sibolga Tahun 2011. Kartasapoetra, A.G, (1994). Teknologi
Budiono, S, (2002). Bunga Rampai Penyuluhan Pertanian. Bumi
Hiperkes Dan Kesehatan Kerja, Aksara, Jakarta.
Jakarta : Tri Tunggal Tata Malino, J. (2012). Jupri Malino.blog
Fajar. spot.com/2012/04/pengertian-
Cholifah, M, (2010). Blog defenisi-diskusi-jenis.html
spot.com/2010/07/pengertian- diakses tanggal 24 Maret 2013
hand out-modul-buku-dan html Maulana, D dan Wignjosoebroto, S,
(11 Juli 2010) diakses tanggal (2011) Evaluasi dan Perbaikan
24 Maret 2013. Sistem Manajemen
Citerawati,YW. SY. (2013). Media Keselamatan dan Kesehatan
Penyuluhan Kerja (SMK3) untuk Menekan
http://adingpintar.files.wordpre Unsafe Behavior Pekerja (Studi
ss.com/2012/03/media- Kasus PT.DPS) Jurusan Teknik
penyuluhan.pdf pukul 23.32 Industri Institut Teknologi
Wib, diakses 13 januari 2013. Sepuluh Nopember (ITS)
________, (2005). Peningkatan Surabaya.
Produktifitas Kerja Melalui _________, (2003). Pendidikan dan
Program Keselamatan dan Perilaku Kesehatan, Rineka
Kesehatan Kerja, Jakarta Cipta, Jakarta.
Depkes RI, (2008). Direktorat Bina
.HVHKDWDQ .HUMD ³6WDQGDU

171 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
_________, (2003). Metodologi Padat Di Puskesmas Kota
Penelitian Kesehatan, Rineka Medan
Cipta, Jakarta. Sastraatmadja, E, (1993). Penyuluhan
_________, (2005). Promosi Kesehatan Pertanian (Falsafah, Masalah
Teori dan Aplikasi cet. Pertama dan Strategi). Alumni.
PT. Rineka Cipta. Jakarta. Bandung
Notoatmodjo, S (2010). Ilmu Perilaku Setiawati L. (1996). Kesehatan Kerja
Kesehatan PT. Rineka Cipta. dan Pencegahan Kecelakaan
Jakarta. Kerja. Pelatihan Keahlian
Nurdin, A (1999). Peralatan Las Busur Hiperkes dan Keselamatan
Manual. Bandung. Angkasa. Kerja. Bagi Guru-guru SMK
Murtiyani, (2011). Pengaruh Metode DIY.
Ceramah Dengan Leaflet Soebandono, (2009). MODUL 1 Alat
Terhadap Pengetahuan, Sikap Keselamatan dan Kesehatan
dan Perilaku Keluarga Dalam Kerja Alat Pelindung Diri
Pemberantasan Demam (APD) Tingkat X Program
Berdarah Dengue di Kabupaten Keahlian Teknik Pemanfaatan
Mojokerto. Tenaga Listrik.
Permatasari, A.T (2010). Efektivitas Sonawan. (2003). Pengantar untuk
Metode Ceramah Dan Diskusi Memahami Proses Pengelasan
Kelompok Terhadap Logam. Bandung : Alfabeta.
Pengetahuan Dan Sikap Sutjahjo, K.H (1997). Gangguan
Tentang Kesehatan Reproduksi Saluran Napas pada Tenaga
Pada Remaja Di Yayasan Kerja Pengelas, Studi Kasus di
Pendidikan Harapan Mekar Pabrik Semen PT. X Jawa
Medan. Barat, 1997
Prasetya, A. A. E (2007), Faktor-Faktor Syafrudin, F dan Y ,(2009). Promosi
Yang Berhubungan Dengan kesehatan untuk mahasiswa
Pemakaian Alat Pelindung Diri kebidanan cet. Pertama CV.
(APD) Pada Tenaga Pengelas Trans Info Media.
Bengkel Las Teralis Di Tarwaka, (2008). Keselamatan dan
Kawasan Barito Semarang. Kesehatan KHUMD ´0DQDMHPHQ
Undergraduate thesis, dan Implementasi K3 di
Diponegoro University. Tempat Kerja´.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Vandenban,AW and H ,HS, (1999).
Transmigrasi Republik Diterjemahkan dari
Indonesia Nomor aw.vandenban dan hs.hawkins,
Per.08/Men/VII/2010 Tentang agricultural extension (second
Alat Pelindung Diri. edition), blackweil science,
Rijanto, B, (2010). Pedoman Praktis osney mead, oxford ox2 oel.
Keselamatan, Kesehatan Kerja _________, (1996). Petunjuk Kerja
dan Lingkungan (K3L), Jakarta Las, PT. Pradnya Paramita,
: Mitra Wacana Media Jakarta.
Sari, Y.H, (2010). Efektivitas Metode Widharto. S, (2007). Menuju Juru Las
Diskusi Dan Ceramah Tingkat Dunia PT. Pradnya
Terhadap Pengetahuan Dan Paramita, Jakarta.
Sikap Perawat Dalam
Membuang Limbah Medis

172 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora


Vol. 2 No. 1 Mei 2017 Gemin Sahputra Halomoan Siregar_ Pengaruh Penyuluhan dengan Metode
Ceramah dan Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri
Terhadap Peningkatan Perilaku Pekerja Las di Kecamatan Percut Si Tuan
Tahun 2013
Wiryosumitro dan Okumura, (2004).
Teknologi Pengelasan Logam
cet. 9 Jakarta Pradnya paramita

173 Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora

Anda mungkin juga menyukai