Anda di halaman 1dari 5

Hubungan pengetahuan,sikap dan kenyamanan

pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri (APD)


dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten
Pidie tahun 2023

Oleh:
NAMA : Nurul Fahni
NIM : PO7133222103
Pembimbing Akademik : Wiwit Aditama,SKM,MPH
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI SARJANA TERAPAN
SANITASI LINGKUNGAN
BANDA ACEH
TAHUN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Di Indonesia sesuai data BPS tahun 2007 jumlah angkatan kerja yang bekerja tercatat
99.930.217 orang pekrja yang terdiri dari laki-laki 63.147.938 orang dan perempuan
36.782.279 orang, sekitar 70%-80% nya bekerja di sektor informal baik di pedesaan maupun
perkotaan. Permasalahan kesehatan kerja pada pekerja di Indonesia umumnya antara lain
rendahnya kemampuan pemeliharaan kesehatan dirinya dan keluarganya, rendahnya tingkat
pendidikan pekerja serta beban kerja yang tidak sesuai dengan kapasitas kerjanya yang
diperberat oleh pajanan-pajanan bahaya potensial akibat lingkungan kerja yang buruk
(Depkes RI, 2008).
Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2013, sebanyak 1
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatat angka kematian
dikarenakan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) 2 juta kasus setiap tahun
(Kemenkes RI, 2014).Data Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja
(PAK) di Indonesia tahun 2011 tercatat 96.314 kasus dengan korban meninggal 2.144 orang
dan cacat 42 orang. Pada tahun 2012 kasus Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK) meningkat menjadi 103.000 kasus. Salah satu kecelakaan akibat kerja
adalah kecelakaan yang terjadi pada pekerja di bengkel las (Salawati, 2015).
Bengkel las merupakan salah satu tempat kerja informal yang berisiko untuk
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Selama proses pengelasan akan timbul
radiasi dari sinar ultra violet yang mengakibatkan kelelahan pada mata, penglihatan kabur,
foto fobia, konjungtiva kemotik, kekeruhan pada lensa, katarak, dan mata terasa sakit.
Kejadian trauma pada pekerja las juga sering terjadi seperti trauma mekanik yang bisa
melukai palpebra, sistem lakrimalis, laserasi konjungtiva, erosi kornea, trauma kimia dan
trauma fisik seperti luka bakar dan luka akibat radiasi (Vaughan, 2013).
Terjadinya gangguan pada pekerja las tersebut erat kaitannya dengan pekerja tidak
mengikuti Standard Operating Prosedur (SOP), ketidak hati-hatian saat bekerja tidak
menggunakan APD, hal ini dapat disebabkan oleh karena pengetahuan pekerja yang masih
kurang dan sikap kurang peduli terhadap kesehatan dan dampak dari pekerjaan yang dapat
membahayakan kesehatan, dan tindakan yang buruk terhadap pemakaian APD tidak tepat,
seperti tersedia kaca mata tetapi tidak menutup seluruh mata (Daryanto, 2013).
Oleh Sebab itu Pencegahan dan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja dapat dilakukan
secara Engineering Control, Administrative Control, dan Personal Protection Equipment
(PPE) yang dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) (Depkes RI, 2005)
Alat Pelindung diri (APD ) merupakan salah satu usaha dalam mencegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh bahaya di tempat kerja
disebabkan keadaan lingkungan kerja yang tidak baik,bahaya kerja tersebut terdiri dari
bahaya kimiawi,fisik,biologis,ergonomis dan psikologis ( Rijanto,2010 ).
OSHA (occupational safety and health administration) telah melakukan penelitian
dimana menyatakan bahwa telah terjadi 200 kasus kematian yang berhubungan dengan
kegiatan pengelasan pada umumnya disebabkan karena kurangnya kehati-hatian, cara
memakai alat yang salah, pemakaian pelindung diri yang kurang baik, dan kesalahan-
kesalahan lainnya (DK3N, 2007).Jika pengendalian bahaya kerja pada sumbernya atau pada
saat penyebarannya tidak memungkinkan atau dibutuhkan perlindungan yang lebih ketat,
maka pekerja harus dilindungi dari pajanan bahaya kerja dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD). Salah satu jenis pekerjaan sektor informal yang rentan terhadap
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah pekerja las. Kecelakaan-kecelakaan
tersebut pada umumnya disebabkan karena kurangnya kehati-hatian, cara memakai alat yang
salah, pemakaian pelindung yang kurang baik dan kesalahan-kesalahan lainnya. Untuk
menghindarkan kecelakaan tersebut, perlu penguasaan pengetahuan dan mengetahui
tindakan-tindakan apa yang harus diambil bila terjadi kecelakaan (Wiryosumitro dan
Okumura, 2004). Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Perilaku
menurut Bloom, dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan tindakan (Notoatmodjo, 2014).
Bloom membagi perilaku itu di dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun
kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian
kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau
meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif
domain) yaitu pengetahuan, ranah efektif (affective domain) yaitu sikap, dan ranah
psikomotor (psychomotor domain) yaitu tindakan (Notoatmodjo, 2014).
Kecamatan Tangse adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pidie,
Provinsi Aceh. Kecamatan Tangse terdiri dari 28 desa, dari 28 desa tersebut 3 desa yang jadi
sampel yang ingin peneliti teliti dan terdapat bengkel las yang sifatnya informal yang
umumnya mengerjakan pembuatan pagar besi, jerjak, jendela, pengelasan body mobil dan
lain sebagainya. Rata-rata pekerja yang bekerja di bengkel las 2-3 orang. Jumlah bengkel las
di Kecamatan Tangse tersebut sebanyak 6 bengkel las dengan jumlah pekerja di bengkel las
tersebut sebanyak 12 orang. Dari hasil wawancara dengan pekerja bengkel las sangat jarang
pekerja munggunakan APD saat bekerja,Oleh sebab itu penulis tertarik ingin melakukan
penelitian tentang Hubungan pengetahuan,sikap dan kenyamanan pekerja dengan pemakaian
alat pelindung diri (APD) dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tahun
2023

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut “ Bagaimana hubungan pengetahuan,sikap dan kenyamanan
pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri (APD) dibengkel las listrik Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie tahun 2023.

3. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan,sikap dan kenyamanan pekerja dengan pemakaian
alat pelindung diri (APD) dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tahun
2023.

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri (APD)
dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tahun 2023
2. Untuk mengetahui sikap pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri (APD)
dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tahun 2023
3. Untuk mengetahui kenyamanan pekerja dengan pemakaian alat pelindung diri (APD)
dibengkel las listrik Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie tahun 2023

DAFTAR PUSTAKA

Dalimunthe, K. T., & Mithami, D. B. (2018). Hubungan pengetahuan, sikap, dan


tindakan terhadap pemakaian alat pelindung diri (APD) pada pekerja las besi di
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang tahun 2018. Jurnal
Stikna, 2(2).

MUALIM, M. (2021). Pengetahuan Dan Sikap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada
Pekerja Las Listrik. Journal of Nursing and Public Health, 9(1), 69-77.

Siregar, G. S. H. (2017). Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan


Diskusi Kelompok Tentang Alat Pelindung Diri terhadap Peningkatan Perilaku
Pekerja Las di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2013. Jurnal Penelitian
Pendidikan Sosial Humaniora, 2(1), 158-172.

Anda mungkin juga menyukai