TUGAS
KEPERAWATAN BENCANA
OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Profesi keperawatan bersifat luwas dan mencangkup segala kondisi, dimana
perawat tidak hanya terbatas pada pemberian asuhan dirumah sakit saja melainkan juga
dituntut mampu bekerja dalam kondisi siaga tanggap bencana. Situasi penangan anatara
keadaan normal sangat berbeda, sehingga perawat harus mampu secara skil dan teknik
dalam menghadapi kondisi seperti ini.
Kegiatan pertologan medis dan perawatan dalam keadaan siaga bencana dapat dilakukan
oleh propesi keperawatan. Berbekalan pengetahuan dan kemampuan seseorang perawat
bias melakukan pertolongan siaga bencana dalam berbagai bentuk. Dalam penulisan
makalah ini akan dijelaskan pentignya peran dalam situasi tanggap bencana, bengtuk dan
peran yang bisa dilakukan perawat dalam keadaan tanggap bencana.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Bencana
Defenisi bencana menurut WHO (2002) adalah setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia, atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan dalam skala tertentu yang
memerlukan respon dari luar masyarkat dan wilayah yang terkena.
Bencana dapat juga didefinisikan sebagai situasi dan kondisi yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat. Jenis-jenis bencana :
penurun panas, tablet antasida, obat antidiare, alcohol antiseptic, laksatif, pencuci mata,
thermometer, perban plester, dan sarung tangan.
d. Pembekalan informasi tentang bagimana menyimpan dan membawa persediaan makanan,
pengunaan air yanag aman.
e. Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, RS dan ambulance.
f. Memberikan informasi tentang tentang perlengkapan yang dapat dibawa (mislanya
pakaian seperlunya, portable radio, senter, batrei).
g. Memberikan informasi tempat-tempat alternative penampungan atau posko-posko
bencana.
2.4 yang dimaksud dengan bencana, krisis dan situasi darurat
Menurut pedoman teknis penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana (2011),
manejemen penanggulangan bencana memiliki kemiripan dengan sifat-sifat
manejemen lainya secara umum. Meski demikian terdapat beberapa perbedaan,
yaitu:
1. nyawa dan kesehatan masyarakat merupakan masalah utama
2. waktu untuk bereaksi yang sangat singkat
3. resiko dan konsekkuensi kesalahan atau penundaan keputusan dapat
berakibat fatal
4. situasi dan kondisi yang tidak pasti
5. petugas mengalami stres yang tinggi
6. informasi yang selalu berubah
2.5 Jenis-jenis bencana yang diketahui (berdasarkan penyebab dan berdasarkan
cakupan wilayah )
1. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang
disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, akitivitas gunung api atau
runtuhan batuan.
Gempa bumi aceh pada 26 Desember 2004 yang memakan banyak korban jiwa. Gempa
berkekuatan 9,1 hingga 9,3 Skala Richter dari dasar laut sebelah Barat Aceh, setelahnya
diikuti dengan tsunami yang memporak-pondakan Aceh dan sekitarnya.
2. Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah
"erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar),
hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.
6
Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di Indonesia.
Pada akhir September 2010 silam, Gunung Merapi di Yogyakarta mulai melakukan
aktivitas seismik dan menyebabkan letusan gunung berapi pada tanggal 26 Oktober 2010.
Akibat letusan tersebut sedikitnya 353 orang tewas, termasuk Mbah Maridjan.
3. Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan ("tsu" berarti
lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah serangkaian gelombang
ombak laut raksasa yang timbul karena adanya pergeseran di dasar laut akibat gempa
bumi.
Tsunami yang terjadi pada bulan September ini menjadi bencana alam yang sangat
mematikan yang menelan korban jiwa sebanyak 2.100 orang meninggal, dan ribuan
bangunan telah rusak bahkan hancur.
Pada tanggal 22 Desember 2018, terjadi peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan
Anak Krakatau di Selat Sunda dan menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung,
Indonesia.
4. Tanah longsor
Tanah longsor merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan
tanah atau batuan penyusun lereng.
Pada tanggal 31 Desember 2018 lalu terjadi longsor di Kampung Cigarehong, Dusun
Cimapag, yang berada di Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
5. Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat.
Waduh, kalau banjir pasti udah pada tahu kan? DKI Jakarta merupakan salah satu kota
yang menjadi langganan banjir hampir setiap tahunnya.
6. Banjir bandang
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang besar
yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.
Banjir bandang setinggi dua meter menerjang Desa Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo,
Provinsi Gorontalo pada 9 Oktober 2018.
7. Kekeringan
7
Kekeringan adalah ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kebutuhan
hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Adapun yang dimaksud kekeringan
di bidang pertanian adalah kekeringan yang terjadi di lahan pertanian yang ada tanaman
(padi, jagung, kedelai dan lain-lain) yang sedang dibudidayakan.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 6 Agustus 2018,
sejumlah kabupaten/kota di 8 provinsi mengalami kekeringan di Indonesia Yaitu Jawa
Tengah, Jawa Barat, NTB,Jawa Timur, DIY, Banten, NTT, Lampung.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bencana alam merupakan sebuah musibah yang dapat diprediksi kapan
datangnya. Apabila bancana tersebut telah datang maka akan menimbulakan
kerugian dan kerusakan yang mebutuhkan upaya pertolongan melalui tindakan
tanggap bencana yang dapat dilakukan oleh perawat.
3.2 saran
sabagai seseorang calon perawat diharapkan bisa turut adil dalam melakukan
kegiatan tanggap bencana. Sekarang tidak hanya dituntut mampu memiliki
kemampuan intelektual namun harus memiliki jiwa kemanusian melalui aksi
siaga bencana .
9
DAFTAR PUSTAKA