Batuan beku sering disebut dengan istilah igneous rock adalah batuan yang terbentuk sebagai
hasil pembekukan magma. Magma adalah larutan berbagai senyawa silikat, cair, pijar, dan panas yang
terbentuk sebagai akibat proses alam. Suhu magma antara 900-12000C terdapat pada kerak bumi
bagian bawah, mempunyai kekentalan tinggi, mudah bergerak, dan cenderung menuju ke permukaan
kulit bumi. Hingga kini proses tersebut masih berlanjut dan tidak dapat ditiru oleh dan dengan
rekayasa manusia. Batuan beku merupakan komponen utama penyusun kerak bumi, karena 90%
penyusun kerak bumi adalah batuan beku. Seluruh magma yang terdapat di atau sekitar kerak bumi
jika mengalami pendinginan atau kristalisasi akan menjadi batuan beku, oleh karena itu hampir
seluruh penyusun kerak bumi adalah batuan beku.
Bila magma suhunya turun, maka terbentuklah kristalisasi yang menghasilkan berbagai
macam mineral. Selama proses kristalisasi selalu mengikuti suatu hukum yang dikenal dengan istilah
reaksi Bowen.
Deret Reaksi Bowen
Batuan beku intrusif merupakan batuan beku yang berasal dari pembekuan magma di dalam bumi, di
sebut juga dengan batuan plutonik. Berdasarkan kontak dengan batuan sekitarnya, tubuh batuan beku
intrusi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :
1.1 Konkordan, yaitu intrusi yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya antara lain :
Sill: intrusi yang melembar (sheetlike) sejajar dengan batuan sekitar dengan ketebalan beberapa
milimeter sampai beberapa kilometer.
Phacolith: massa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu lipatan.
1.2 Diskordan, intrusi yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya, antara lain:
Dike:intrusi yang berbentuk tabular yang memotong struktur lapisan batuan sekitarnya.
Batholith: intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran>100 km2 , berbentuk tak beraturan dan tak
diketahui dasarnya.
Stock: intrusi yang mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di permukaan<100 km2.
Batuan beku yang berasal dari pembekuan magma baik di daratan maupun di bawah
permukaan laut yang di sebut juga dengan batuan vulkanik. Kelompok batuan ini terdiri dari semua
material yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik didaratan maupun dilautan. Material ini mendingin
dan membeku dengan cepat ada yang berbentuk padat, cair, debu, suatu larutan.
❏ Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan
memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki
di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
❏ Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga
magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow
Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
❏ Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan
membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Vesucius, dan lain-lain.
2. Identifikasi dan deskripsi batuan beku beserta contohnya
Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan di daerah
permukaan yang berarti proses pembekuan berada di daerah vulkanik (permukaan bumi) atau
disebut secara ekstrusif. Dampak dari proses pembekuan yang sangat cepat adalah batuan
beku asam lebih halus dan juga berwarna terang. Warna terang ini berasal dari
mineral-mineral felsik penyusunnya. Mineral felsik adalah mineral pembentuk utama bakuan
beku yang cenderung berwarna cerah/terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan Na.
Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid dan kuarsa. Umumnya indeks
warna pada batuan beku felsik antara 10% -- 40% dan kandungan silikanya lebih besar dari
65%.
Contoh :
Granulitas : Fanerik
Batuan beku intermediate merupakan batuan beku yang terbentuk akibat pembekuan
di daerah pipa gunung api. Umumnya batuan beku intermediate jumlah mineral felsik dan
mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku ini memiliki kandungan silika antara 52% -
65%. Ciri umumnya berbutir kasar, indeks warna 20% - 40%. Komposisi mineral yang
terdapat di batuan beku intermediate adalah plagioklas, amphibol, hornblade, biotit, piroksen.
Contoh :
Granulitas : Fanerik
Granulitas : Fanerik
Batuan beku feldspathoid merupakan batuan beku yang secara kandungan kimianya
sangat rendah dengan silika lebih kecil dari 45%. Kandungan mineralnya didominasi oleh
mineral-mineral yang mengandung unsur Fe dan Mg yang disebut juga mineral ultramafik.
Contoh :
Granulitas : Fanerik
Granulitas : Fanerik
Mineral adalah suatu zat padat homogen yang terbentuk secara alamiah bersifat anorganik,
dengan susunan kimia tertentu dan memiliki susunan atom yang teratur (Graha, 1987). Salah satu cara
pembentukan mineral adalah kristalis asi atau pembekuan magma. Pembentukan mineral berdasarkan
penurunan temperatur magma telah disusun oleh Bowen (1922).
Berdasarkan Reaksi Deret Bowen, pada deret sebelah kiri (olivin, piroksen, amfibol, biotit)
mewakili mineral-mineral hitam atau basa. Sedangkan deret sebelah kanan (anortit, bitownit,
labradorit, andesin, oligoklas, albit) mewakili mineral-mineral asam. Mineral yang terbentuk pertama
kali adalah mineral yang tidak stabil, sehingga dapat dengan mudah berubah menjadi mineral lain,
terutama menjadi mineral dibawahnya sesuai deret Bowen.
Sedangkan mineral yang temperaturnya rendah adalah mineral yang paling stabil, dalam
gambar reaksi deret Bowen adalah mineral kuarsa.Mineral penyusun batuan dibagi menjadi tiga
bagian (Graha, 1987), yaitu:
Mineral utama adalah mineral yang terbentuk langsung dari kristalisasi magma dan kehadirannya
sangat menentukan dalam penamaan batuan. Mineral utama ada yang berwarna terang (felsic) dan ada
yang berwarna gelap (mafic), sehingga mineral utama ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
kelompok mineral Felsic dan kelompok Mafic.
Mineral Felsic (mineral berwarna terang dengan densitas rata-rata 2,5-2,7), yaitu:
Kelompok mineral sekunder merupakan mineral ubahan dari mineral utama, ubahan ini akibat
dari hasil pelapukan, reaksi hidrotermal maupun akibat proses metamorfosa yang melibatkan
bertambahnya tekanan dan temperatur terhadap mineral utama sehingga mineral utama berubah
menjadi mineral baru. Mineral Sekunder tersebut terdiri dari :
● Kelompok mineral Kalsit (mineral kalsit, mineral dolomit, mineral magnesit, mineral
siderite, mineral Aragonite), dapat terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
● Kelompok mineral Serpentin (mineral antigorit, mineral krisotil ) umumnya terbentuk
dari ubahan mineral mafic (terutama kelompok mineral olivin, dan kelompok mineral
piroksen)
● Kelompok mineral Klorit, (mineral proklor, mineral penin, mineral talk) umumnya
terbentuk dari hasil ubahan mineral kelompok mineral piroksin, mineral amphibol )
● Kelompok mineral Sericite, (mineral ilite, tilite )sebagai ubahan mineral plagioklas
● Kelompok mineral Kaolin , (mineral kaolin, mineral holosyte) umumnya ditemukan
sebagai hasil pelapukan batuan beku.
Golongan mineral tambahan ialah mineral-mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma,
umumnya di alam hanya dijumpai dalam jumlah sedikit . Jika kehadirannya cukup banyak dalam
suatu batuan maka mineral tambahan ini tidak mempengaruhi penamaan batuan.
Termasuk golongan mineral tambahan ini adalah : mineral Hematit, mineral kromit, mineral sphene,
mineral Zircon, mineral pyrite.
A. Mineral Aksesoris
Mineral aksesoris adalah mineral-mineral yang terbentuk oleh kristalisasi magma, terdapat
dalam jumlah yang sedikit sekali, umumnya kurang dari 10%. Kehadiran mineral aksesoris tidak
mempengaruhi penamaan suatu batuan. Contoh mineral aksesoris adalah mineral zirkon, magnetit,
hematit, pirit, dan lain sebagainya.
B. Mineral Gangue
Gangue adalah mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak
menguntungkan (tidak bernilai ekonomis) bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering
dibuang. Gangue dibedakan dengan lahan penutup yang merupakan batuan buangan. kadang-kadang
apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa dimanfaatkan sebagai hasil sampingan
("by-product'), misalnya mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Salahudin Husein. (2009). Handouts Geologi Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Nandi. (2010). Handouts Geologi Lingkungan Materi : Batuan, Mineral dan Batuan.