LUKA BAKAR
Disusun oleh :
Nama kelompok 5
Elia Rismawati (201811090) Ricke Dwioctaviani (201811126)
Euis Maulida (201811091) Ricky Gunawan (201811127)
Farhah Nabilah (201811092) Risma Damayanti (201811128)
Febby ardian (201811093) Risma Pratiwi (201811129)
Pria Sagita Lestari (201811116) Sintia Purnama Sari (201811131)
Daftar Isi.........................................................................................................................i
LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR...........................................................1
A. Definisi Combustio/ Luka Bakar........................................................................2
B. Klasifikasi Combustio/ Luka Bakar....................................................................2
C. Fase Combustio/Luka Bakar...............................................................................6
D. Etiologi Combustio/ Luka Bakar........................................................................7
E. Patofisiologi........................................................................................................9
F. Pathway...............................................................................................................9
G. Manifestasi Klinis.............................................................................................10
H. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................11
I. Penatalaksanaan Luka Bakar.............................................................................14
J. Asuhan Keperawatan........................................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................................36
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi, yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal pada fase syok sampai fase
lanjut (Young et al, 2019). Luka bakar merupakan luka yang unik di antara bentuk-
bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati yang tetap
berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka bakar akan di
diami oleh bakteri patogen, mengalami eksudasi dengan perembesan sejumlah besar air,
protein serta elektrolit, dan kerap kali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh
untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen (Rittenhouse et al, 2019)
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk luka bermacammacam bergantung
penyebabnya, misalnya luka sayat atau vulnus scissum yang disebabkan oleh benda tajam
(Sjamsuhidajat, 2017). Luka juga dapat sengaja dibuat untuk tujuan tertentu misalnya
luka operasi atau luka sayat yaitu luka akut yang dibuat oleh ahli bedah dan segera
mendapat penanganan serta dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi
(Maryunani, 2015)
B. Rumusan Masalah
Memaparkan Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan mengenai kasus luka bakar
C. Tujuan
1. Mahasiswa lebih mengetahui dan memahami tentang Luka Bakar
2. Mahasiswa lebih mengetahui etiologi luka bakar
3. Mahasiswa lebih mengetahui tanda dan gejala luka bakar
4. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi luka bakar
5. Mahasiswa lebih mengetahui pemeriksaan penunjang luka bakarvi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penatalaksanaan untukLuka Bakarvii.
7. Mahasiswa dapar mengetahui tentang komplikasi luka bakarviii.
8. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan pada kasus luka bakar
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Pendahuluan
A. Definisi luka bakar
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, bahan kimia, listrik, maupun radiasi) atau zat-zat yang bersifat
membakar baik berupa asam kuat dan basa kuat (Safriani, 2016).
Berdasarkan penyebab:
2
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah
atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena
ujungujung saraf teriritasi.
3
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka :
A. Luka bakar ringan/ minor
1. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia(tidak mengenai muka,
4. tangan, kaki, dan perineum.
4
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
a. Rule of Nine
1. Kepala dan leher : 9%
2. 2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4. 4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5. 5) Genetalia/perineum : 1%
6. Tota l: 100%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan
diagram Lund dan Browder sebagai berikut :
5
3. Fase Combustio/Luka Baka
a. Fase akut.
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :
3. Keadaan hipermetabolisme.
c. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.
6
C. Etiologi Combustio/ Luka Bakar
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung
maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik
maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar,
penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
5. Aliran listrik : Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus
jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik
yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat
menyebabkan luka bakar tambahan.
7
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
D. Patofisiologi
Luka bakar ( combustio ) Disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat Hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Destruksi jaringan terjadi akibat Koagulasi, Denaturasi protein atau ionisasi isi sel.
Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan
yang dalam termasuk organ visCeral dapat mengalami kerusakan. Karena luka bakar
elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ
dapat terjadi .
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Panjanan selama 15 menit dengan air panas dengan
suhu sebesar 56.1 °c Mengakibatkan cedera full thicknees yang serupa . Perubahan
Patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok
Luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan Hippo fungsi organ yang terjadi
Sekunder akibat penurunan curah Jantung dengan diikuti oleh Fase hiperDinamik
serta hiperMetabolik . Kejadian sistemik awal Sesudah luka bakar yang berat adalah
ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian
terjadi perpindahan cairan, Natrium serta protein dari ruang intravaskular ke dalam
ruang interstisial . Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada
saat terjadi syok luka bakar . Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam
Sebelum luka bakar ditutup. Selama syok luka bakar respon luka bakar respon kadar
natrium Serrum terdapat Resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi
segera setelah terjadinya luka bakar, Hiper Kalemia . Akan dijumpai sebagai akibat
destruksi sel masif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan
dan tidak memadainya asupan cairan dan tidak memadainya asupan cairan . Selama
itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai
hematokrit Meninggi karena kehilangan plasma. kehilangan integritas kulit
diperparah lagi dengan Pelepasan
Factor- faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen
Serrum. Gangguan fungsi Neutrofil, Limfositopenia . Imunosupresi membuat pasien
luka bakar beresiko tinggi untuk mengalami sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhu nya. Beberapa jam pertama Paskah luka bakar
menyebabkan suhu tubuh rendah tetapi pada Jam- jam berikutnya menyebabkan
Hipertermia yang diakibatkan hipermetabolisme .
8
E. Pathway
F. Manifestasi klinis
10
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
j. Ureum
k. Protein
11
Pengoabatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan beratnya luka bakar serta
pertimbangan penyebabnya.Resusitasi cairan penting dalam menangani kehilangan
cairan intravascular.Oksigen diberikan melalui masker atau ventilasi buatan.Luka
bakarnya sendiri dapat di tutupi balutan steril basah atau kering.Penambahan obat
topkal dapat juga diindikasikan.Luka baka berat memerlukan debridement luka dan
transpalasi.
Menurut R. Sjamsuhidajat, (2010) Penatalaksanaan medis pada penderita luka bakar
sebagai berikut:
1. Mematikan sumber api
2. Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan apipada seluruh tubuh
(menyelimuti, menutup bagian yang terbakar, berguling, menjatuhkan diri ke air).
3. Merendam atau mengaliri luka
4. Setelah sumber panas hilang adalah dengan merendam luka bakar dalam air atau
menyiram dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pada luka bakar
ringan tujuan ini adalah untuk menghentikan proses koagulasi protein sel jaringan
dan menurunkan suhu jaringan agar memperkecil derajat luka dan mencegah
infeksi sehingga sel-sel epitel mampu berfoliferasi.
5. Rujuk ke Rumah Sakit
6. Pada luka bakar dalam pasien harus segera di bawa ker Rumah Sakit yang
memiliki unit luka bakar dan selama perjalanan pasien sudah terpasang infus
7. Resusitasi
8. Pada luka bakar berat penanganannya sama seperti diatas .namun bila terjadi
syok segera di lakukan resusitasi ABC.
9. Untuk luka bakar derajat I dan II biasa dilakukan perawatan lokal yaitu dengan
pemberian obat topical seperti salep antiseptic contoh golongan: silver
sulfadiazine, moist exposure burn ointment, ataupun yodium providon.
10. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
11. Resusitasi cairan Baxter.
12. Untuk pemberian cairan intravena pada pasien luka bakar bias menggunakan
rumus yang di rekomendasikan oleh Envans, yaitu :
Luas luka dalam persen x BB(kg) = mL NaCl /24 jam
Luas luka dalam persen x BB (kg) = mL Plasma/24 jam
2000 gluksosa 5%/24 jam
13. Topikal dan tutup luka
a. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
12
b. Tulle.
c. Silver sulfa diazin tebal.
d. Tutup kassa tebal.
e. Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
14. Obat – obatan:
a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
c. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
d. Antasida : kalau perlu
a) Pernafasan :
1) Udara panas, mukosa rusak, oedem, obstruksi.
2) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL,
Bensin, iritasi, Bronkhokontriksi, obstruksi, gagal nafas.
2. Breathing/Pernapasan
3. Circulation
13
Nilai frekuensi nadi dan karakternya
Perawatan local
10. Resusitasi cairan Baxter.
14
6. Gagal ginjal akut. Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan
resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin
terdektis dalam urine.
15
B. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
1. Nama : Ny
2. Tanggal lahir : Tidak terkaji
3. Umur : 62 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Tidak Terkaji
6. Suku bangsa : Tidak Terkaji
7. Status pernikahan : Tidak Terkaji
8. Pekerjaan : Tidak Terkaji
9. Alamat : Tidak Terkaji
10. Diagnosa Medis : Combustion
11. Tanggal pengkajian : 13 November 2020
12. Tanggal masuk RS : 13 November 2020
13. No. Medial Record :-
b. Penanggung Jawab
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Usia : Tidak Terkaji
3. Jenis kelamin : Tidak Terkaji
4. Pekerjaan : Tidak Terkaji
5. Hubungan dengan klien: Tidak Terkaji
6. No. Hp : Tidak Terkaji
Keluhan Utama / alasan mas Tidak Terkaji uk RS
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
16
Pasien masuk ke IGD pukul 05.30 dengan luka bakar di area wajah, dada,
punggung bagian atas dan kedua tangan. Serta pasien mengeluh rasa sakit,
panas di area luka bakar. Hasil pengkajian di dapatkan luka mengenai
wajah, dada, punggung bagian atas, dan kedua tangan. Pada saat
pemerksaan fisik di dapatkan luka Nampak basah, warna luka merah muda
pucat, bullae (+), TD : 90/70 mmh, HR : 120x/menit, RR : 22x/menit,
suhu 37,5 C.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Apakah pernah dirawat dirumah sakit?
Jika Ya, kapan : klien mengatakan Tidak pernah di rawat di
rumah sakit
Berapa lama :-
17
f. Kebutuhan dasar
No Aktivitas Di Rumah Di Rs
1 Nutrisi
Makan:
Frekuensi 3x 3x
Jumlah 1 porsi ½ porsi
Jenis makanan Nasi, lauk pauk Bubur, lauk pauk
Kesulitan makan Tidak ada Luka di wajah
Minum:
Frekuensi 12 gelas 10 gelas
Jumlah - -
Jenis minuman Air mineral Air mineral
Cara minum sendiri Di bantu keluarga
Kesulitan minum Tidak ada Luka di bagian
wajah
2 Eliminasi
BAB
Frekuensi 1x 1x
Konsistensi lunak lunak
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Waktu pagi Tidak tentu
Warna Coklat Coklat kekuningan
kekuningan
Obstipasi penggunaan pencahar Tidak Tidak
BAK:
Frekuensi 3x sehari 600-800 cc/24 jam
Warna Kuning bening Kuning bening
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Ada tidaknya bau Tidak ada Tidak ada
Ada tidaknya hematuria Tidak ada Tidak ada
Inontinensia Tidak ada Tidak ada
Penggunaan kateter Tidak Menggunakan
kateter
4 Kebersihan diri
a. Mandi
Frekuensi 2x 2x
Penggunaan sabun/tidak Iyah Iyah
Memotong kuku Iyah Iyah
Mencuci rambut Iyah Iyah
Frekuensi 2 hari 1x 3 hari 1x
b. Oral hygiene
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Penggunaan sikat gigi/tidak Iyah Iyah
Cara melakukan sendiri / dibantu sendiri Dibantu
5 Aktivitas
Waktu bermain - -
Jenis permainan - -
Senang bermain - -
sendiri/kelompok
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik Sedang Buruk
2) Kesadaran : Compos mentis Somnolen Supor
y
Autis Delirium Coma
3) Tanda – tanda vital (TTV)
1) Nadi : 120 X / menit
2) Pernafasan : 22 X / menit
0
3) Suhu tubuh : 37,5 C
4) Tekanan darah : 90/70 mmHg
5) Nyeri :
P : klien mengatakan nyeri pada lukabakar
Q : nyeri terasa seperti terbakar
19
R : nyeri pada daerah wajah, dada,punggung bagian
atas dan kedua tangan
S : Skala nyeri 9
20
Dada : Terdapat luka 9% dibagian dada atas, luka nampak basah,
warna luka merah muda pucat, terdapat bulae
a. Paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi :
Perkusi :
Aukultasi : vasikuler
b. Jantung
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi :-
Perkusi :-
8) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada disentri abdomen, tidak
ada pembesaran organ.
Perkusi : Timpani
Aukultasi : bising usus
9) Genitalia : tidak terkaji
Frekuensi :- nocturia :-
Nyeri :- retensi :-
Hematuria :- perdarahan :-
Inkontensia :- dysminore :-
Output urine : - kontrasepsi :-
21
4) Nyeri sendi :
5) Kelemahan :
6) Keseimbangan :
7) Paralysis : tremor : koma :
Amputasi :
12) Integumen
Perubahan rambut : warna: turgor :
Kondisi kulit :
1) Memar :
2) Lesi :
3) Massa :
4) Insisi :
5) Area penekenan :
6) Decubitus :
i. Pemeriksaan penunjang
1) Laborotarium
TANGGAL JENIS HASIL NILAI NORMAL
13-Nov-20 HB 17,5 g/dl 12-16 g/dl
13-Nov-20 Leukosit 9.200 UL 4.000-11.000 UL
13-Nov-20 Albumin 3,0 g/dl 3,5-5,5 g/dl
13-Nov-20 BUN 50 mg//dl 10-50 mg/dl
13-Nov-20 Cr 0,76 mg/dl 0,70-1,30 mg/dl
13-Nov-20 K 5,6 meq/L 3,5-5,0 meq/L
13-Nov-20 Na 130 meq/L 135-145 meq/L
13-Nov-20 GDS 143 mg/dl <180
2) Rontgen
Hari, tanggal jenis keterangan
22
3) Pemeriksaan penunjang lainnya
Hari / tanggal Jenis nilai Nilai normal
3. Ceftriaxon
1 vial
2x1 intravena
23
B. ANALISA DATA
25
C. RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1.1 Kaji nyeri secara
berhubungan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat komprehensif
dengan agen memenuhi kriteria hasil : 1.2 Mempertahankan tirah
cedera kimiawi NOC : Manajemen Nyeri baring selama fase akut
(luka bakar) No. Indikator 1 2 3 4 5 2.1 Ajarkan teknik
1. Menganalisis relaksasi untuk
skala nyeri mengurangi nyeri
2. Mengidentifikasi 2.2 Dorong pasien untuk
tanda dan gejala memantau nyeri sendiri
nyeri dengan tepat
3. Menggunakan 3.1 Kolaborasi pemberian
analgesic sesuai analgesik
tujuan
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
Nyeri akut 08.00 - Mengkaji nyeri secara S : klien megeluh masih NAMA
berhubungan komprehensif merasakan sakit dan &
dengan agen panas di area luka bakar PARAF
cedera kimiawi 08.30 - Mempertahankan tirah O : Luka masih tampak
(luka bakar) baring selama fase akut basah Warna luka merah
muda, pucat, bulae
27
09.00 - Mengajarkan teknik S : klien masih
relaksasi untuk mengurangi mengeluh sakit dan paas
nyeri di area luka bakar
O : di dapatkan luka
mengenai wajah, dada,
punggung atas dan
kedua kaki
28
O : Luka masih tampak
basah Warna luka merah
muda, pucat, bullae
O:
- TD : 90/70
- HR 120x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 37,5 C
Kekurangan
volume cairan 13.00 Mempertahankan catatan S : klien masih
berhubungan intake output yang akurat mengeluhkan rasa sakit
29
dengan kehilangn dan panas pada area
cairan aktif luka bakar
(evaporasi akibat
luka bakar) O : Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu :
- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200
UL
- Albumin : 3.0
g/dl
- BUN : 50 mg/dl
- Urine : 600-
800cc/24 jam
- Cr : 0,76 mg/dl
- K : 5,6 meq/L
- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl
14.00 Memonitor tanta-tanda S : klien masih
vital mengeluhkan rasa sakit
dan panas pada area
luka bakar
O : Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu :
- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200
UL
- Albumin : 3.0
g/dl
- BUN : 50 mg/dl
- Urine : 600-
30
800cc/24 jam
- Cr : 0,76 mg/dl
- K : 5,6 meq/L
- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl
A. EVALUASI KEPERAWATAN
31
punggung bagian atas, dan kedua tangan
33
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil
penangananharus cepat diusahakan. penderita luka bakar memerlukan
penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. teraatan
luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor
penyebab timbulnya luka dan lain-lain. pada luka bakar yang luas dan dalam
akan memerlukan peralatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang
dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dansosial
bagi pasien dan juga keluarga. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar dibagi
menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka bakar yaitu Palmar
34
surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart. Luka bakar
dapat disebabkan oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-
alat memasak), air panas, uap panas, gas panas, listrik, semburan panas
2. Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril
dansesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa
mempengaruhi aktual kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua,
muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap
kali melakukan kegiatan aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu
luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/document/355660308/LP-Luka-Bakar-2017-
docx
2. https://www.academia.edu/31114720/askep_luka_bakar_doc
3. https://www.academia.edu/38228620/ASKEP_LUKA_BAKAR_JADIII
35