Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

LUKA BAKAR

Disusun oleh :

Nama kelompok 5
Elia Rismawati (201811090) Ricke Dwioctaviani (201811126)
Euis Maulida (201811091) Ricky Gunawan (201811127)
Farhah Nabilah (201811092) Risma Damayanti (201811128)
Febby ardian (201811093) Risma Pratiwi (201811129)
Pria Sagita Lestari (201811116) Sintia Purnama Sari (201811131)

PRODI DIII KEPERAWATAN 3B


STIKES WIJAYA HUSADA BOGOR
Daftar Isi

Daftar Isi.........................................................................................................................i
LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR...........................................................1
A. Definisi Combustio/ Luka Bakar........................................................................2
B. Klasifikasi Combustio/ Luka Bakar....................................................................2
C. Fase Combustio/Luka Bakar...............................................................................6
D. Etiologi Combustio/ Luka Bakar........................................................................7
E. Patofisiologi........................................................................................................9
F. Pathway...............................................................................................................9
G. Manifestasi Klinis.............................................................................................10
H. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................11
I. Penatalaksanaan Luka Bakar.............................................................................14
J. Asuhan Keperawatan........................................................................................15
Daftar Pustaka..............................................................................................................36

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas
tinggi, yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal pada fase syok sampai fase
lanjut (Young et al, 2019). Luka bakar merupakan luka yang unik di antara bentuk-
bentuk luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati yang tetap
berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka bakar akan di
diami oleh bakteri patogen, mengalami eksudasi dengan perembesan sejumlah besar air,
protein serta elektrolit, dan kerap kali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh
untuk menghasilkan penutupan luka yang permanen (Rittenhouse et al, 2019)
Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik, atau gigitan hewan. Bentuk luka bermacammacam bergantung
penyebabnya, misalnya luka sayat atau vulnus scissum yang disebabkan oleh benda tajam
(Sjamsuhidajat, 2017). Luka juga dapat sengaja dibuat untuk tujuan tertentu misalnya
luka operasi atau luka sayat yaitu luka akut yang dibuat oleh ahli bedah dan segera
mendapat penanganan serta dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi
(Maryunani, 2015)

B. Rumusan Masalah
Memaparkan Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan mengenai kasus luka bakar

C. Tujuan
1. Mahasiswa lebih mengetahui dan memahami tentang Luka Bakar
2. Mahasiswa lebih mengetahui etiologi luka bakar
3. Mahasiswa lebih mengetahui tanda dan gejala luka bakar
4. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi luka bakar
5. Mahasiswa lebih mengetahui pemeriksaan penunjang luka bakarvi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui tentang penatalaksanaan untukLuka Bakarvii.
7. Mahasiswa dapar mengetahui tentang komplikasi luka bakarviii.
8. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan pada kasus luka bakar

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Laporan Pendahuluan
A. Definisi luka bakar
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, bahan kimia, listrik, maupun radiasi) atau zat-zat yang bersifat
membakar baik berupa asam kuat dan basa kuat (Safriani, 2016).

B. Klasifikasi luka bakar

1. Klasifikasi Combustio/ Luka Bakar

Berdasarkan penyebab:

a. Luka bakar karena api

b. Luka bakar karena air panas

c. Luka bakar karena bahan kimia

d. Luka bakar karena listrik

e. Luka bakar karena radiasi

f. Luka bakar karena suhu  rendah (frost bite)

2. Berdasarkan  kedalaman  luka bakar:


a. Luka bakar derajat I (super ficial partial-thickness)
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam
proses penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar
derajat pertama tampak sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan,
terdapat gelembung gelembung yang ditutupi oleh daerah putih, epidermis
yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang
berwarna merah serta hiperemis. Luka bakar derajat pertama ini hanya
mengenai epidermis dan biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat
matahari. Luka tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau
hipersensitifitas setempat. Luka derajat pertama akan sembuh tanpa bekas.

b. Luka bakar derajat II (Deep Partial-Thickness)

2
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah
atau pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena
ujungujung saraf teriritasi.

Luka bakar derajat 2 :


1. Derajat II dangkal (superficial) 
Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih
utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.

2. Derajat II dalam (deep) 


Kerusakan hampir seluruh bagian dermis.Apendises kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih
utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang
tersisa.Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar derajat III ( Full Thickness)
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam,
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat,
kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi
protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri.
Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.

3
3. Berdasarkan tingkat keseriusan luka :
A. Luka bakar ringan/ minor
1. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia(tidak mengenai muka,
4. tangan, kaki, dan perineum.

B.  Luka bakar sedang (moderate burn) 


1. Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
2. Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3. Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang
tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.c.   Luka bakar berat
(major burn)

C. Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di


atas usia 50 tahun
1. Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
2. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
3. Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
4. Luka bakar listrik tegangan tinggi
5. Disertai trauma lainnya
6. Pasien-pasien dengan resiko tinggi.

4. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar

4
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
a. Rule of Nine
1. Kepala dan leher : 9%
2. 2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4. 4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5. 5) Genetalia/perineum : 1%
6. Tota l: 100%

b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan
diagram Lund dan Browder sebagai berikut :

5
3. Fase Combustio/Luka Baka

a. Fase akut.

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal


penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething
(mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak
hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih
dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72
jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat
pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. 

b. Fase sub akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
menyebabkan :

1. Proses inflamasi dan infeksi.

2. Problempenuutpan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang


atautidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ
fungsional.

3. Keadaan hipermetabolisme.

c. Fase lanjut.

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,
deformitas dan kontraktur.

6
C. Etiologi Combustio/ Luka Bakar

Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung
maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik
maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar,
penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi: 

1. Paparan api  Flame : Akibat kontak langsung antara jaringan


dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan
tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai
tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan
serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera
tambahan berupa cedera kontak. Benda panas (kontak): Terjadi akibat
kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas
pada area tubuh yang mengalami kontak.Contohnya antara lain adalah
luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan
masak. 

2. Scalds (air panas) : Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental


cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan
yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat
dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka
umumnya menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan
oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya
melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan
garis yang menandai permukaan cairan.

3. Uap panas : Terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan


radiator mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas
yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila
terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran
napas distal di paru.

4. Gas panas : Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas


bagian atas dan oklusi jalan nafas akibat edema.

5. Aliran listrik : Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus
jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik
yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat
menyebabkan luka bakar tambahan.

7
6. Zat kimia (asam atau basa) 

7. Radiasi 

D. Patofisiologi
Luka bakar ( combustio ) Disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat Hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Destruksi jaringan terjadi akibat Koagulasi, Denaturasi protein atau ionisasi isi sel.
Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan
yang dalam termasuk organ visCeral dapat mengalami kerusakan. Karena luka bakar
elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ
dapat terjadi .
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan agen tersebut. Panjanan selama 15 menit dengan air panas dengan
suhu sebesar 56.1 °c Mengakibatkan cedera full thicknees yang serupa . Perubahan
Patofisiologi yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok
Luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan Hippo fungsi organ yang terjadi
Sekunder akibat penurunan curah Jantung dengan diikuti oleh Fase hiperDinamik
serta hiperMetabolik . Kejadian sistemik awal Sesudah luka bakar yang berat adalah
ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian
terjadi perpindahan cairan, Natrium serta protein dari ruang intravaskular ke dalam
ruang interstisial . Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada
saat terjadi syok luka bakar . Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam
Sebelum luka bakar ditutup. Selama syok luka bakar respon luka bakar respon kadar
natrium Serrum terdapat Resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi
segera setelah terjadinya luka bakar, Hiper Kalemia . Akan dijumpai sebagai akibat
destruksi sel masif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan
dan tidak memadainya asupan cairan dan tidak memadainya asupan cairan . Selama
itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai
hematokrit Meninggi karena kehilangan plasma. kehilangan integritas kulit
diperparah lagi dengan Pelepasan
Factor- faktor inflamasi yang abnormal, perubahan immunoglobulin serta komplemen
Serrum. Gangguan fungsi Neutrofil, Limfositopenia . Imunosupresi membuat pasien
luka bakar beresiko tinggi untuk mengalami sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhu nya. Beberapa jam pertama Paskah luka bakar
menyebabkan suhu tubuh rendah tetapi pada Jam- jam berikutnya menyebabkan
Hipertermia yang diakibatkan hipermetabolisme .

8
E. Pathway

F. Manifestasi klinis

Kedalaman Bagian Kulit Gejala Penampilan luka Perjalanan


dan penyebab Yang kesembuhan
luka bakar terkena
Derajat Satu Epidermis Kesemuta Memerah;menjadi putih Kesembuhan
Tersengat jika ditekan lengkap dalam
9
matahari Hiperestesia (super Minimal atau tanpa waktu satu minggu
sensitive) edema
Terkena Api Pengelupasan kulit
dengan Rasa nyeri mereda
intensitas jika didinginkan
rendah
Derajat Dua Epidermis Nyeri Melepuh, dasar luka Kesembuhan luka
dan bagian berbintik – bintik dalam waktu 2 – 3
Tersiram air Hiperestesia
dermis merah,epidermis retak, minggu 
mendidih
Sensitif terhadap permukaan luka basah
Pembentukan
Terbakar oleh udara yang dingin
Edema parutdan
nyala api
depigmentasi
Infeksi dapat
mengubahnya
menjadi derajat tiga
Derajat Tiga Epidermis, Tidak terasa nyeri Kering Pembentukan eskar
Keseluruhan ;lukabakarberwarna
Terbakar nyala Syok Diperlukan
Dermis dan putih seperti badan kulit
api pencangkokan
kadang – Hematuri dan atau berwarna gosong.
Terkena cairan kadang kemungkinan Pembentukan parut
Kulit retak dengan
mendidihdala jaringan hemolisis dan hilangnya
bagian kulit yang
m waktu yang subkutan kountur serta fungsi
Kemungkin tampak
lama kulit.
terdapat luka
edema
Tersengat arus masuk dan keluar Hilangnya jari
listrik (pada luka bakar tangan atau
listrik)a ekstermitas dapat
terjadi

10
G. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : 

a. Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak


sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera

b. Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan


sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang
diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.

c. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau

d. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera

e. inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon


dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

f. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan


cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi
ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.

g. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.

h. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema


cairan.

i. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi


ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.

j.  Ureum

k. Protein 

l. Urine Lengkap, dllRontgen : Foto Thorax, dll

2. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.


3. CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih
dari 30% dewasa dan lebih dari 20% pada anak

H. Penatalaksanaan luka bakar

11
Pengoabatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan beratnya luka bakar serta
pertimbangan penyebabnya.Resusitasi cairan penting dalam menangani kehilangan
cairan intravascular.Oksigen diberikan melalui masker atau ventilasi buatan.Luka
bakarnya sendiri dapat di tutupi balutan steril basah atau kering.Penambahan obat
topkal dapat juga diindikasikan.Luka baka berat memerlukan debridement luka dan
transpalasi.
Menurut R. Sjamsuhidajat, (2010) Penatalaksanaan medis pada penderita luka bakar
sebagai berikut:
1. Mematikan sumber api
2. Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan apipada seluruh tubuh
(menyelimuti, menutup bagian yang terbakar, berguling, menjatuhkan diri ke air).
3. Merendam atau mengaliri luka
4. Setelah sumber panas hilang adalah dengan merendam luka bakar dalam air atau
menyiram dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pada luka bakar
ringan tujuan ini adalah untuk menghentikan proses koagulasi protein sel jaringan
dan menurunkan suhu jaringan agar memperkecil derajat luka dan mencegah
infeksi sehingga sel-sel epitel mampu berfoliferasi.
5. Rujuk ke Rumah Sakit
6. Pada luka bakar dalam pasien harus segera di bawa ker Rumah Sakit yang
memiliki unit luka bakar dan selama perjalanan pasien sudah terpasang infus
7. Resusitasi 
8. Pada luka bakar berat penanganannya sama seperti diatas .namun bila terjadi
syok segera di lakukan resusitasi ABC.
9. Untuk luka bakar derajat I dan II biasa dilakukan perawatan lokal yaitu dengan
pemberian obat topical seperti salep antiseptic contoh golongan: silver
sulfadiazine, moist exposure burn ointment, ataupun yodium providon.
10. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
11. Resusitasi cairan    Baxter.
12. Untuk pemberian cairan intravena pada pasien luka bakar bias menggunakan
rumus yang di rekomendasikan oleh Envans, yaitu :
Luas luka dalam persen x BB(kg) = mL NaCl /24 jam
Luas luka dalam persen x BB (kg) = mL Plasma/24 jam
2000 gluksosa 5%/24 jam
13. Topikal dan tutup luka
a. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
12
b. Tulle.
c. Silver sulfa diazin tebal.
d. Tutup kassa tebal.
e. Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
14.  Obat – obatan:
a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
c. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
d. Antasida : kalau perlu

a) Pernafasan :
1) Udara panas, mukosa rusak, oedem, obstruksi.
2) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL,
Bensin, iritasi, Bronkhokontriksi, obstruksi, gagal nafas.

b) gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra


vaskuler, hipovolemi relative, syok, gagal ginjal.
1. Airway Management

 Bersihkan jalan napas dengan tangan dan mengangkat dagu pada


pasien tidak sadar.

 Lindungi jalan napas dengan nasofarigeal.

  Pembedahan (krikotiroldotomi) bila indikasi trauma silafasial/gagal


intubasi.

2. Breathing/Pernapasan

 Berikan supplement O2.

 Nilai frekuensi napas dan pergerakkan dinding toraks.

 Pantau oksimetri nadi dan observasi.

3. Circulation
13
 Nilai frekuensi nadi dan karakternya

 Ambil darah untuk cross match, DPL, ureum dan elektrolit.

 Perawatan local

Untuk luka bakar derajat I dan II biasa dilakukan perawatan lokal


yaitu dengan pemberian obat topical seperti salep antiseptic contoh
golongan: silver sulfadiazine, moist exposure burn ointment, ataupun
yodium providon.
Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.

 10. Resusitasi cairan    Baxter.

 Untuk pemberian cairan intravena pada pasien luka bakar bias


menggunakan rumus yang di rekomendasikan oleh Envans, yaitu:

I. Komplikasi Luka Bakar


1. Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2. indrom kompartemen. Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya
pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan
mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan
meningkat. Karena edema akanbertambah berat pada luka bakar yang melingkar.
Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome. Akibat kegagalan respirasi terjadi jika
derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling. Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus
merupakan tanda-tanda ileus paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan
nausea dapat mengakibatnause. Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat
stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh
darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang
berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik
yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya
pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan
haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral
dan peningkatan frekuensi denyut nadi.

14
6. Gagal ginjal akut. Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan
resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin
terdektis dalam urine.

15
B. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien
1. Nama : Ny
2. Tanggal lahir : Tidak terkaji
3. Umur : 62 tahun
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Tidak Terkaji
6. Suku bangsa : Tidak Terkaji
7. Status pernikahan : Tidak Terkaji
8. Pekerjaan : Tidak Terkaji
9. Alamat : Tidak Terkaji
10. Diagnosa Medis : Combustion
11. Tanggal pengkajian : 13 November 2020
12. Tanggal masuk RS : 13 November 2020
13. No. Medial Record :-

b. Penanggung Jawab
1. Nama : Tidak Terkaji
2. Usia : Tidak Terkaji
3. Jenis kelamin : Tidak Terkaji
4. Pekerjaan : Tidak Terkaji
5. Hubungan dengan klien: Tidak Terkaji
6. No. Hp : Tidak Terkaji
Keluhan Utama / alasan mas Tidak Terkaji uk RS

Klien masuk rumah sakit karena luka bakar

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
16
Pasien masuk ke IGD pukul 05.30 dengan luka bakar di area wajah, dada,
punggung bagian atas dan kedua tangan. Serta pasien mengeluh rasa sakit,
panas di area luka bakar. Hasil pengkajian di dapatkan luka mengenai
wajah, dada, punggung bagian atas, dan kedua tangan. Pada saat
pemerksaan fisik di dapatkan luka Nampak basah, warna luka merah muda
pucat, bullae (+), TD : 90/70 mmh, HR : 120x/menit, RR : 22x/menit,
suhu 37,5 C.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Apakah pernah dirawat dirumah sakit?
Jika Ya, kapan : klien mengatakan Tidak pernah di rawat di
rumah sakit
Berapa lama :-

2) Apakah pernah mengalami tindakan operasi / pembedahan?


Jika Ya, kapan : klien mengatakan tidak pernah mengalami
tindakan oprasi/pembedahan
Jenis pembedahan : -
3) Apakah pernah mengalami kecelakaan/ trauma?
Jika Ya, kapan : klien mengatakan tidak pernah mengalami
kecelakaan/trauma
Jenis kecelakaan :-

d. Riwayat kesehatan keluarga


1. Apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit berat?
Tidak ada
e. Riwayat Psikosial dan Spiritual
1. Data Sosial : Tidak Terkaji
2. Data Spiritual : Tidak Terkaji

17
f. Kebutuhan dasar
No Aktivitas Di Rumah Di Rs
1 Nutrisi
Makan:
Frekuensi 3x 3x
Jumlah 1 porsi ½ porsi
Jenis makanan Nasi, lauk pauk Bubur, lauk pauk
Kesulitan makan Tidak ada Luka di wajah

Minum:
Frekuensi 12 gelas 10 gelas
Jumlah - -
Jenis minuman Air mineral Air mineral
Cara minum sendiri Di bantu keluarga
Kesulitan minum Tidak ada Luka di bagian
wajah

2 Eliminasi
BAB
Frekuensi 1x 1x
Konsistensi lunak lunak
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Waktu pagi Tidak tentu
Warna Coklat Coklat kekuningan
kekuningan
Obstipasi penggunaan pencahar Tidak Tidak

BAK:
Frekuensi 3x sehari 600-800 cc/24 jam
Warna Kuning bening Kuning bening
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Ada tidaknya bau Tidak ada Tidak ada
Ada tidaknya hematuria Tidak ada Tidak ada
Inontinensia Tidak ada Tidak ada
Penggunaan kateter Tidak Menggunakan
kateter

3 Istirahat & Tidur


Siang Tidak Tidak
Malam Iyah Iyah
18
Lamanya 8 jam 8 jam
Keluhan Tidak ada Nyeri di punggung
Kebiasaan yang dilakukan saat Menonton tv Tidak ada
istirahat

4 Kebersihan diri
a. Mandi
Frekuensi 2x 2x
Penggunaan sabun/tidak Iyah Iyah
Memotong kuku Iyah Iyah
Mencuci rambut Iyah Iyah
Frekuensi 2 hari 1x 3 hari 1x

b. Oral hygiene
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Penggunaan sikat gigi/tidak Iyah Iyah
Cara melakukan sendiri / dibantu sendiri Dibantu

5 Aktivitas
Waktu bermain - -
Jenis permainan - -

Senang bermain - -
sendiri/kelompok

g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik Sedang Buruk
2) Kesadaran : Compos mentis Somnolen Supor
y
Autis Delirium Coma
3) Tanda – tanda vital (TTV)
1) Nadi : 120 X / menit
2) Pernafasan : 22 X / menit
0
3) Suhu tubuh : 37,5 C
4) Tekanan darah : 90/70 mmHg
5) Nyeri :
P : klien mengatakan nyeri pada lukabakar
Q : nyeri terasa seperti terbakar

19
R : nyeri pada daerah wajah, dada,punggung bagian
atas dan kedua tangan

S : Skala nyeri 9

T : nyeri dirasakan terus menerus

4) Pengukuran pertumbuhan (antropomentri)


1) Berat badan : 50 Kg
2) Tinggi badan : 157 cm
3) BMI :
4) Lingkar lengan atas : - cm
5) Lingkar kepala : -cm
6) Lingkar dada : -cm
h. Penampilan umum
1) Kepala :
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, tidak ada kotoran, warna rambut hitam
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
2) Wajah :
Inspeksi : Terdapat luka bakar 4.5% di wajah, luka nampak basah, warna
luka merah muda pucat, terdapat bulae
3) Mata : Kehilangan penglihatan : tidak
Konjungtiva: tidak pucat sclera : tidak ikterus
Alat bantu kacamata : tidak
Pandangan kabur / double vision : tidak
Glaucoma : - katarak : -
4) Hidung : Hidung simetris, tidak ada kotoran, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada sinusitis.
5) Mulut : Mulut simetris, tidak ada stomatitis.
6) Telinga : Telinga simetris, tidak ada kotoran, tidak memakai alat bantu
dengar
7) Leher : Tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid

20
Dada : Terdapat luka 9% dibagian dada atas, luka nampak basah,
warna luka merah muda pucat, terdapat bulae
a. Paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi :
Perkusi :
Aukultasi : vasikuler
b. Jantung
Inspeksi : pengembangan dada simetris
Palpasi :-

Perkusi :-

Aukultasi : suara jantung normal (lup dup)

8) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada massa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada disentri abdomen, tidak
ada pembesaran organ.
Perkusi : Timpani
Aukultasi : bising usus
9) Genitalia : tidak terkaji
Frekuensi :- nocturia :-
Nyeri :- retensi :-
Hematuria :- perdarahan :-
Inkontensia :- dysminore :-
Output urine : - kontrasepsi :-

10) Anus : tidak terkaji


11) Musculoskeletal :
1) Kekakuan :
2) Pembengkakan :
3) Koordinasi :

21
4) Nyeri sendi :
5) Kelemahan :
6) Keseimbangan :
7) Paralysis : tremor : koma :
Amputasi :
12) Integumen
Perubahan rambut : warna: turgor :
Kondisi kulit :
1) Memar :
2) Lesi :
3) Massa :
4) Insisi :
5) Area penekenan :
6) Decubitus :
i. Pemeriksaan penunjang
1) Laborotarium
TANGGAL JENIS HASIL NILAI NORMAL
13-Nov-20 HB 17,5 g/dl 12-16 g/dl
13-Nov-20 Leukosit 9.200 UL 4.000-11.000 UL
13-Nov-20 Albumin 3,0 g/dl 3,5-5,5 g/dl
13-Nov-20 BUN 50 mg//dl 10-50 mg/dl
13-Nov-20 Cr 0,76 mg/dl 0,70-1,30 mg/dl
13-Nov-20 K 5,6 meq/L 3,5-5,0 meq/L
13-Nov-20 Na 130 meq/L 135-145 meq/L
13-Nov-20 GDS 143 mg/dl <180

2) Rontgen
Hari, tanggal jenis keterangan

22
3) Pemeriksaan penunjang lainnya
Hari / tanggal Jenis nilai Nilai normal

4) Terapi dan pengobatan


Jenis Dosis Waktu Cara indikasi
pemberian
1. Morfin 0.1-0.2 Setiap 4jam Intravena
mg/kg
2. Ranitidin
30 mg
2x1 Intravena

3. Ceftriaxon

1 vial
2x1 intravena

23
B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Ds: Kerusakan kulit Nyeri Akut b.d
Klien mengeluhkan sakit, ↓ Agen cedera
panas di area luka bakar kimiawi
Jaringan Traumatik
Do: (luka bakar)

Luka tampak basah Pembentukan Oedema
Warna luka merah muda, ↓
pucat, bulae Penurunan ambang batas
TD : 90/70 nyeri
HR 120x/menit ↓
RR : 22x/menit Nyeri akut
S : 37,5 C
Skala nyeri:
P: klien mengatakan nyeri
pada luka bakar
Q: nyeri terasa seperti
terbakar
R: nyeri pada daerah wajah,
dada,punggung bagian atas dan
kedua tangan
S: Skala nyeri 9
T: nyeri dirasakan terus
menerus

2, Ds : Kerusakan kulit Kerusakan


integrgitas kulit
Klien mengeluhkan sakit, ↓
panas di area luka bakar
Gangguan integritas kulit
Do :

- Didapatkan luka
Kerusakan persepsi sensori
mengenai wajah, dada,
punggung bagian atas,
24
dan kedua tangan ↓
- TD : 90/70
Kerusakan integritas kulit
- HR 120x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 37,5 C

3. Ds : Kerusakan kulit Kekurangan


volume cairan
Klien mengatakan sakit dan ↓
panas pada area di bagian luka
Penguapan meningkat
bakar

Do :
Pembuluh darah kapiler
Hasil pemeriksaan
meningkat
laboratorium yaitu :

- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200 UL Ekstravasasi cairan (H20,
- Albumin : 3.0 g/dl Elektrolit, Protein)
- BUN : 50 mg/dl

- Urine : 600-800cc/24
jam Cairan intravaskuler
- Cr : 0,76 mg/dl menurun
- K : 5,6 meq/L

- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl Hivopolemik dan
Hemokonsentrasi

Kekurangan volume cairan

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera kimiawi (luka bakar)
2. Keusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi (luka bakar)
3. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
( evaporasi akibat luka bakar)

25
C. RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Nyeri akut Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1.1 Kaji nyeri secara
berhubungan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat komprehensif
dengan agen memenuhi kriteria hasil : 1.2 Mempertahankan tirah
cedera kimiawi NOC : Manajemen Nyeri baring selama fase akut
(luka bakar) No. Indikator 1 2 3 4 5 2.1 Ajarkan teknik
1. Menganalisis relaksasi untuk
skala nyeri mengurangi nyeri
2. Mengidentifikasi 2.2 Dorong pasien untuk
tanda dan gejala memantau nyeri sendiri
nyeri dengan tepat
3. Menggunakan 3.1 Kolaborasi pemberian
analgesic sesuai analgesik
tujuan
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu

Kerusakan Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1.1 Anjurkan pasien yntuk


integritas kulit selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat menggunakan pakaian
berhubungan memenuhi kriteria hasil : yang longgar
dengan cedera 1.2 Observasi luka
kimiawi (luka No. Indikator 1 2 3 4 5 1.3 Lakukan perawatan
bakar) 1. Tidak ada luka dengan teknik
tanda- steril
tanda 2.1 Ajarkan pada keluarga
infeksi tentang perawatan luka
2. Integritas 3.1 Pantau tanda-tanda
kulit vital
membaik
3. Tidak ada
nekrosis
26
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu
Kekurangan Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1.1 pertahankan catatan
volume cairan selama 2x24 jam diharapkan pasien dapat intake output yang
berhubungan memenuhi kriteria hasil : akurat
dengan No. Indikator 1 2 3 4 5 2.1 Monitor tanda-tanda
kehilangan cairan 1. Menunjukan vital
aktif (evaporasi perbaikan 2.2 Kolaborasi pemberian
akibat luka bakar keseimbangan cairan intravena
cairan
dibuktikan
oleh
pengeluaran
urine pasien
2. Tanda-tanda
vital stabil

D. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI\


TANGGL/
DIAGNOSAN WAKTU TINDAKAN/ NAMA
KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI &
KEPERAWATAN TINDAKAN PARAF

Nyeri akut 08.00 - Mengkaji nyeri secara S : klien megeluh masih NAMA
berhubungan komprehensif merasakan sakit dan &
dengan agen panas di area luka bakar PARAF
cedera kimiawi 08.30 - Mempertahankan tirah O : Luka masih tampak
(luka bakar) baring selama fase akut basah Warna luka merah
muda, pucat, bulae

27
09.00 - Mengajarkan teknik S : klien masih
relaksasi untuk mengurangi mengeluh sakit dan paas
nyeri di area luka bakar

O : di dapatkan luka
mengenai wajah, dada,
punggung atas dan
kedua kaki

09.30 - Mendorong pasien untuk S : klien mengatakan


memantau nyeri sendiri belum bisa memantau
dengan tepat nyeri/ sakit nya sendiri
dengan tepat

O : Luka masih tampak


basah Warna luka merah
muda, pucat, bullae

Kerusakan 10.00 Mengnjurkan pasien untuk S : klien masih


integritas kulit menggunakan pakaian mengeluhkan sakit dan
berhubungan yang longgar panas pada area luka
dengan cedera bakar
kimiawi (luka
bakar) O : klien tampak belum
bisa menggunakan
pakaian yang longgar

10.30 Mengobservasi luka S : klien masih


mengeluhkan sakit dan
panas pada area luka
bakar

28
O : Luka masih tampak
basah Warna luka merah
muda, pucat, bullae

11.00 Melakukan perawatan luka S : klien masih


dengan teknik steril mengeluhkan rasa sakit
dan panas pada area
luka bakar

11.45 Mengjarkan pada keluarga O : klien tampak belum


tentang perawatan luka mampu melakukan
perawatan luka dengan
tekhnik steril

12.15 Memantau tanda-tanda S : klien masih


vital mengeluhkan rasa sakit
dan panas pada area
luka bakar

O:
- TD : 90/70
- HR 120x/menit
- RR : 22x/menit
- S : 37,5 C

Kekurangan
volume cairan 13.00 Mempertahankan catatan S : klien masih
berhubungan intake output yang akurat mengeluhkan rasa sakit

29
dengan kehilangn dan panas pada area
cairan aktif luka bakar
(evaporasi akibat
luka bakar) O : Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu :
- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200
UL
- Albumin : 3.0
g/dl
- BUN : 50 mg/dl
- Urine : 600-
800cc/24 jam
- Cr : 0,76 mg/dl
- K : 5,6 meq/L
- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl
14.00 Memonitor tanta-tanda S : klien masih
vital mengeluhkan rasa sakit
dan panas pada area
luka bakar

O : Hasil pemeriksaan
laboratorium yaitu :
- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200
UL
- Albumin : 3.0
g/dl
- BUN : 50 mg/dl
- Urine : 600-

30
800cc/24 jam
- Cr : 0,76 mg/dl
- K : 5,6 meq/L
- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl

A. EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Nyeri akut berhubungan dengan agen S : klien mengatakan masih merasakan sakit
cedera kimiawi (luka bakar) dan panas pada area luka bakar
O : Luka tampak basah, Warna luka merah
muda, pucat, bulae

Indicator Awal Target Hasil


Menganalisis 1 5 3
skala nyeri
Mengidentifikasi
tanda dan gejala 1 5 3
nyeri
Menggunakan
analgesic sesuai 1 5 3
anjuran

A : masalah belum Teratasi


P : intervensi di lanjutkan

Kerusakan integritas kulit berhubungan S : klien mengatakan masih merasakan sakit


dengan cedera kimiawi (luka bakar) dan panas pada area luka bakar
O : Didapatkan luka mengenai wajah, dada,

31
punggung bagian atas, dan kedua tangan

Indicator awal Target Hasil


Tidak
ada 1 5 3
tanda-
tanda
infeksi
Integritas
kulit 1 5 3
membaik
Tidak
ada 1 5 3
nekrosis
1 = Sangat terganggu
2 = Banyak terganggu
3 = Cukup terganggu
4 = Sedikit terganggu
5 = Tidak terganggu

A : Masalah belum Teratasi


P : intervensi dilanjutkan

Kekurangan volume cairan berhubungan S : klien mengatakan masih merasakan sakit


dengan kehilangan cairan aktif dan panas pada area luka bakar
(evaporasi akibat luka bakar )
O : Hasil pemeriksaan laboratorium yaitu :
- HB : 17,5 g/dl
- Leukosit : 9.200 UL
- Albumin : 3.0 g/dl
- BUN : 50 mg/dl
- Urine : 600-800cc/24 jam
32
- Cr : 0,76 mg/dl
- K : 5,6 meq/L
- Na : 130 meq/L
- GDS : 143 mg/dl

Indicator Awal Target Hasil


Menunjukan
perbaikan
keseimbangan
cairan 1 5 3
dibuktikan
oleh
pengeluaran
urine pasien
Tanda-tanda
vital stabil 1 5 3
Menggunakan
analgesic 1 5 3
sesuai anjuran

A : Masalah belum Teratasi


P : Intervensi di Lanjutkan

33
BAB III

PENUTUPAN

1. Kesimpulan

Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil
penangananharus cepat diusahakan. penderita luka bakar memerlukan
penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. teraatan
luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor
penyebab timbulnya luka dan lain-lain. pada luka bakar yang luas dan dalam
akan memerlukan peralatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang
dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dansosial
bagi pasien dan juga keluarga. Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan
atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar dibagi
menjadi 4 grade dan ada 3 cara penentuan derajat luka bakar yaitu Palmar

34
surface, Wallace rules of nine serta Lund and Bowder Chart. Luka bakar
dapat disebabkan oleh api, luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-
alat memasak), air panas, uap panas, gas panas, listrik, semburan panas

2. Saran

Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril
dansesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa
mempengaruhi aktual kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua,
muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap
kali melakukan kegiatan aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu
luka bakar.

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.scribd.com/document/355660308/LP-Luka-Bakar-2017-
docx

2. https://www.academia.edu/31114720/askep_luka_bakar_doc

3. https://www.academia.edu/38228620/ASKEP_LUKA_BAKAR_JADIII

35

Anda mungkin juga menyukai