Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan


manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan
psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa
remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia
18-22 tahun. World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu
yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur
mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-
kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari
ketergantungan menjadi relatif mandiri.
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia
13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada
umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan
seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya, secara
sosial dan psikologis mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal
penting menyangkut, batasan remaja, yaitu mereka sedang mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut
menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Mengakhiri pada abad ke-20 dan mengawali abad ke-21 ditandai oleh
fenomena transisi demografi ini menyebabkan perubahan pada struktur
penduduk,terutama struktur penduduk menurut umur.Apabila sebelumnya
penduduk yang terbesar adalah anak- anak maka dalam masa transisi ini
proporsi penduduk usia remaja semakin besar.Terdapat 36.600.000 (21% dari
total penduduk) remaja di indonesia dan diperkirakan jumlahnya mencapai
43.650.000.Pada awal abd ke-21.
Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat
berarti dalam melanjutkan pembangunan di indonesia.Seperti yang tercantum
dalam garis-garis besar pembangunan indonesia bahwa pembinaan anak dan
remaja dilaksanakan melalui peningkatan gizi,pembinaan perilaku kehidupan
beragama dan budi pekerti luhur,penumbuhan minat belajar,peningkatan daya
cipta dan daya nalar serta kreatifitas,penumbuhan idealisme dan
patriotisme.Akan tetapi adanya ketidakseimbangan upaya pembangunan yang
di lakukan terutama terhadap remaja,akhirnya menimbulkan masalah bagi
pembangunan itu sendiri.
Salah satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah
terjadinya perubahan mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual
pranikah dikalangan remaja.Di amerika latin anak muda berusia 15-24 tahun
melakukan intercourse (hubungan seksual) rata-rata pada usia 15 tahun bagi
laki-laki dan usia 17 tahun bagi perempuan,Sedangkan di indonesia satu dari
lima anak pertama yang dilahirkan pada wanita menikah pada usia 20-24
tahun merupakan anak hasil hubungan seksual sebelum menikah.Tidak tepat
dan tidak benarnya informasi mengenai seksual dan reproduksi yang mereka
terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual remaja pranikah.

1.2.  Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :

a.  Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan masyarakat?


b.  Apa saja faktor yang mempengarui kesehatan reproduksi pada remaja?
c.  Dampak apa yang terjadi pada remaja ketika melakukan hubungan seks
pranikah?
d.  Bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan reproduksi
pada remaja?

1.3. Tujuan kegiatan


1.3.1. Tujuan Umum
Mampu memberikan pendidikan kesehatan demi tercapianya
derajat kesehatna pada semua remaja baik laki-laki maupun perempuan.
1.3.2.  Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas proposal kegiatan komunitas tantang kesehatan
reproduksi remaja
b. Mengidentifikasi konsep kespro serta faktor yang mempengaruhi
kesehatan anak remaja.
c. Mendiskusikan latar belakang tentang kesehatan reproduksi remaja
d. remaja dan keluarga mengetahui cara mencegah terjadinya kenakalan
remaja

1.4. Manfaat kegiatan


1.4.1.  Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi
penentu kebijakan dan pelaksanaa program instansi Departemen
1.4.2.  Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
1.4.3.  Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama
dalam mengembangkan ilmu kebidanan.
1.4.4.  Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang keluarga berencana.

1.5. sasaran kegiatan


 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja


Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan
antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan
pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh
lingkungan. Factor-faktor ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi
Remaja yang didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna
secara fisik, mental dan social dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit
atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan system
reproduksi.
Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan
reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya terlepas
dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas
dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa
kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat
melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya
kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan
menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta
didalam kondisi siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi
remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-
mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat
secara mental serta sosial kultur (BKKBN, 2001 ).
2.2.  Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja
Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja
(KRR) yaitu pubertas yang mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa
pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai adanya kemampuan
untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada yang menyebut pubertas
sebagai saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental
dan akan mempengaruhi perilakumu.
Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena
setiap orang memiliki perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya
perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-12 tahun, sedangkan
laki-laki pada usia 13-15 tahun.
Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan  PBB tentang
pemuda kurun usia   14-24 tahun yang dikemukakan dalam Sensus
Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja Indonesia adalah
147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia. Pedoman
umum masyarakat Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja yaitu
11 – 24 tahun dan belum menikah. 
Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut
perkembangan perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:
1.   Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).
2.   Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).
3.   Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan
kesadaran diri (self consciousness).
4.   Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper)
dan merupakan puncak perkembangan emosi. 

2.1.1. Perkembangan Fisik pada Remaja 


Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang
lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya. Ini nampak pada organ
seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk melanjutkan
keturunan. Ciri  sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh
kumis, jenggot dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang
tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih besar, dada melebar dan
berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak
rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan
panggul mulai membesar, dan kulit relatif lebih halus.
Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah
pematangan yaitu:
a.  Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan
dalam skrotum. Kelenjar prostat menghasilkan cairan semen, dan penis
dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan. Seorang pria
dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan
mengalami mimpi basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara
alamiah.
b. Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur
(ovum). Hormon kelamin wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk
menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma, juga
mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat
ini wanita akan mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang
menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah sensitif. Mereka
juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang
sangat berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak
dibuahi, maka ovum akan mati dan terjadilah menstruasi. Menstruasi
adalah peristiwa alamiah keluarnya darah dari vagina yang berasal dari
uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak
dibuahi.

2.2.1.  Perkembangan Psikosial pada Remaja 


Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan
menjadikan remaja sadar meninggalkan tingkah laku anakanaknya dan
mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Menurut Havigrust aspek
psikologis yang menyertainya yaitu:
a.    Menerima kenyataan (realitas) jasmani
b.    Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.
c.    Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan
dengan norma.
d.    Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau
orang dewasa lain.
e. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk
bermasyarakat.
f.     Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan  atau jabatan.
g.    Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah
sendiri.

2.3  Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


2.3.1.  Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan
salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku
seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus
kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-
anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila
melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang
jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih muda
usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi,
atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus
(senggama terputus) (Notoadmodjo, 2007).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat
responden yang mengatakan untuk menghindari kehamilan maka hubungan
seks dilakukan di antara dua waktu menstruasi. Informasi itu melakukan
hubungan seks diantara dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan
kenyataan bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus menstruasi merupakan
masa subur bagi seorang wanita (Notoatmodjo, 2007).
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa
remaja pada dua pilihan yaitu melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan
dalam usia remaja (early childbearing) atau menggugurkan kandungan
merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus
melanjutkan kehamilannya.
Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari
keputusan untuk melanjutkan kehamilan adalah melahirkan anak yang
dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan melahirkan dalam
usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang
membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia
kurang dari 20 tahun lebih besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan
melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan obstetri, hamil pada
usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara
lain yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia,
preeklamsia, eklamsia, abortus, partus prematurus, kematian perinatal, berat
bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri (Sugiharta, 2004) cit
(Soetjiningsih, 2004).

2.3.2.  Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau
pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang
disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang
diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor
alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2006). Data yang tersedia dari
1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah,
termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak
aman (unsafe abortion). Aborsi tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah
satu faktor menyebabkan kematian ibu.
Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus)
ada dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni
penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik.
Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan
dibenarkan oleh hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu
penghentian kehamilan (terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode
etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan
melanggar Undang-Undang (kriminal).

2.3.3.  Penyakit Menular Seksual (PMS)


Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan
suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat
dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS)
merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda
adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS)
dibandingkan kelompok umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang
terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004) Remaja sering
kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-
ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan
untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore,
Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak
hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan
penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada
daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan
penyakit menular seksual (PMS) pada remaja adalah faktor biologi, faktor
psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal dan etika
dan pelayanan kesehatan khusus remaja.
2.3.4.  HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired
Immunodeficiency Syndrome)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom
atau kumpulan gejala penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan
tubuh yang berat dan merupakan manifestasi stadium akhir infeksi virus
“HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan
AIDS (Limantara, dkk, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara
(2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko menyebabkan HIV pada
remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual,
prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari
rumah. Perubahan fisiologis yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan
perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan perkembangan sistem imun yang
berhubungan dengan jumlah limfosit dan makrofag pada stadium pubertas
yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi.
Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang
paling banyak pada remaja. Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga
meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga tipe hubungan
seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

2.4  Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja


Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:
1.  Gonorrhea (GO)
Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa
inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari sesudah kuman masuk ke tuuh melalui
hubungan seks.
2.  Sifilis (Raja Singa)
Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa
inkubasinya atau masa tunasnya 2-6 minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan
sesudah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks. Setelah itu
beberapa tahun dapat berlalu tanpa gejala.
3.  Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa
inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari sesudah masuk ke tubuh melalui
hubungan seks.
4.  Trikomoniasis Vaginalis
Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada
umumnya dikeluarkan melalui hubungan seks.
5.  Charcroid
Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan
melalui hubungan seksual.
6.  Klamida
Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.
7.  Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)
Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

2.5  Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan


reproduksi remaja
a.    Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui
vagina, dubur, maupun mulut.
b.    Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot)
yang tercemar HIV.
c.    Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.
d.    Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

2.6  Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system


reproduksi
a.    Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.
b.    Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.
c.    Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.
d.    Pilih teman yang berakhlak baik.
e.   Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak
melakukan hubungan seksual dengan orang lain.
f.    Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.

2.7  Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja


Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai
pengakit infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga
kebersihan tubuh sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja
dengan banyak aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu
menempel pada tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera.
Kemungkinan penyakit infeksi yang timbul antara lain:
1.    Infeksi pencernaan

2.    Kulit

3.    Tangan

4.    Kaki

5.    Kuku

6.    Alat kelamin

2.8  Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan


Reproduksi Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan
reproduksi remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga,
kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi
keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi
tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan
prilaku kepada remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang
diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan
reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang
sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan
tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.
BAB III
METODE KEGIATAN

3.1 tempat dan waktu


kegiatan disesuaikan dengan kesepakatan mahasiswa dengan remaja per
RT 5,6, dan 7. Waktu kegiatan dilakukan pada tanggal 20 juli 2018

3.2 Acara
Serangkaian acara dalam penyuluhan kesehatan reproduksi remaja :
a. pembukaan
b. penyajian data hasil pengkajian
c. merumuskan perioritas masalah
d. mencari solusi bersama warga
e. merencanakan pelaksanaan kegiatan
f. pelaporan hasil musyawarah
g. sambutan :
1. kepala desa
2. kepala dusun
3. kepala puskesmas
4. dosen pembimbing akademik
5. bidan desa
6. ketua MMD II
h. penutup

3.3 Kepanitiaan
Pelindung : kepala desa nanga-nanga
Penanggung jawab : mahasiswa politeknik kesehatan kemenkes kendari
kelompok 4

Pembimbing : pembimbing akademik keb.komunitas politeknik kesehatan


kemenkes kendari

Ketua MMD II : Demby rahmansyah

Penyaji : zafitri nulandari

Notulen :

Moderator :
Seksi-seksi

1. dokumentasi
coordinator :
2. seksi perlengkapan
coordinator :
3. seksi konsumsi
coordinator :
4. seksi acara
coordinator : kelompok 4

Sumber dana
Sumber dana dalam penyelengaraan kegiatan ini diharapkan diperoleh
melalui anggaran politeknik kesehatan kemenkes kendari. Estimasi dana yang
diperlukan dalam kegiatan ini sebesar 1.500.000,00 ( satu juta lima ratus ribu
rupiah ) dengan rincian sebagai berikut :
a. dana konsumsi
1. snack 150 orang x Rp.6000 = 900.000
2. minum aqua 240 cc 4 dus x Rp. 45.000 = 180.000
b. Dana habis pakai (laporan, undangan, dll) Rp. 220.000
c. Dana tidak terduga = Rp. 200.000
Jumlah = 1.5000.000,00

Evaluasi
Hasil terlampir
Demikian proposal kegiatan musyawarah masyarakat desa II
(MMD II) Di dusun dampit desa nanga-nanga, kecamatan poasia semoga
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, 7 juli 2018

Ketua kelompok ketua MMD II Mengetahui

Ketua jurusan kebidanan


KUESIONER KEGIATAN

gambaran pengetahuan remaja per rt 5,6, dan 7 terhadap pendidikan kesehatan


demi tercapianya derajat kesehatan pada semua remaja baik laki-laki maupun
perempuan di dusun dampit desa nanga-nanga, kecamatan poasia

1.  Identitas Responden


No. Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
I.    Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap
jawaban.
1.    Apa yang anda ketahui tentang kesehatan reproduksi remaja ?
a.    kondisi sehat secara fisik saja dan bebas dari penyakit atau kecacatan
b.    keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan system reproduksi.
c.    ilmu yang mempelajari tentang seksualitas pada remaja
2.   batasan usia remaja menurut Sensus Penduduk 2010?
a.    10-25 tahun
b.    10-20 tahun
c.    11-24 tahun
3.    Menurut J.J. Rosseau pada umur 15-20 tahun merupakan masa?
a. masa kanak- kanan (infancy).
b. bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self
consciousness).
c. masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak
perkembangan emosi. 
4.  Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja, kecuali….
a. Menikah muda
b. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
c. Penyakit Menular Seksual (PMS)

5. Jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain sifilis yang
disebabkan oleh….
a. bakteri Neisseeria gonnorreheae,
b. kuman treponema Pallidum.
c. virus herpes simplex,
6. Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi
dan mengalami dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah yang
disebut?
a. menarche
b.cairan semen
c. mimpi basah
7. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri sangatlah
sensitive Mereka juga seringkali mengalami masa yang disebut ?
a. prementruasi syndrome (PMS)
b. mimpi basah
c. ovulasi
8. Apa yang menyebabkan timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang
kesehatan reproduksi remaja?
a.    Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV,  Jarum suntik dan
alat-alat penusuk , Transfursi darah
b. tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
c. menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS
9. mengapa kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja sangat penting?
a. Karena Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan
berbagai pengakit infeksi,
b. Karena remaja cepat berkeringat dan debu menempel pada tubuh sehingga
perlu dibersihkan dengan segera.
c. Agar para remaja tidak terkena penyakit alat kelamin
10. Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu….
a.kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah, teman bermain dan tempat
kerja.
b. institusi sekolah, institusi keluarga, guru dan tempat kerja.
c. institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan
tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Soekidjo, Notoatmodjo.(2007).Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta :


Rineka Cipta.
Bobak,Lowdermik, jensen.(2004).”Buku Ajar Fundamental Keperawatan,Edisi
4.EGC.Jakarta
Potter& perry.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Edisi
4.EGC.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai