Anda di halaman 1dari 8

Nama : Widi Ardhi Wibowo

Bp : 1910112140

Kelas : Hukum Acara Pidana 2.16

UJIAN AKHIR SEMESTER

Berikan pendapat hukum saudara terkait proses acara pidana dalam beberapa kasus:
1. Kasus Djoko Tjandra yang melibatkan pinangki Jaksa Muda dan sebagai
perpanjangan tangan Anita Dewi Kolopaking?
2. Berikan pendapat hukum saudara tentang kasus tertangkap tangannya oleh KPK
Menteri Perikanan dan Kelautan beserta dengan Menteri Sosial?
3. Berikan pendapat hukum saudara tentang kasus pandemi COVID-19,dimana telah
terjadi kelalaian oleh pemerintahyang mengakibatkan kematianpasien yang
terpapar COVID-19?
4. Coba saudara jelaskan tentang, apa fungsi acara pidana?

Jawaban

1. Pendapat saya tentang kasus Djoko Tjandra yang melibatkan pinangki Jaksa Muda
dan sebagai perpanjangan tangan Anita Dewi Kolopaking

Kronologis kasus :

Dikutip dari BBC.com Jaksa  Pinangki Sirna Malasari didakwa menerima suap
sebesar US$ 500 ribu atau sekitar Rp7 miliar dari Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko
Tjandra. Jumlah tersebut hanya uang muka dari total US$ 1 juta atau sekitar Rp14
miliar jika Pinangki mampu membuat Djoko Tjandra terlepas dari hukuman dua tahun
penjara kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali.

"Sebagai realisasi dari janji dan persetujan, joko Tjandra pada 25 November 2019,
menghubungi adik iparnya agar memberikan uang (US$500 ribu) ke Andi Irfan Jaya
(swasta rekan Pinangki) untuk kemudian diterima oleh Pinangki keesokan harinya di
Senayan City, dan diberikan US$ 100 ribu kepada Anita Kolopaking,” kata jaksa saat
membacakan putusan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (23/09).
Rencana Pinangki membebaskan Djoko Tjandra adalah dengan mengurus penerbitan
fatwa Mahkamah Agung (MA) melalui Kejaksaan Agung (Kejagung) agar pidana
penjara Djoko berdasarkan putusan Peninjauan Kembali Nomor 12 tertanggal 11 Juni
2009, tidak bisa dieksekusi.

Jaksa menambahkan, Pinangki memperkenalkan diri sebagai jaksa dan sebagai orang
yang mampu melakukan pengurusan fatwa MA melalui Kejagung.

Untuk memuluskan rencana itu, menurut jaksa, Pinangki - mantan Kepala Sub Bagian
Pemantauan dan Evaluasi 2 pada Biro Perencanaan Jaksa Agung Muda Bidang
Pembinaan - menyiapkan 10 rencana tindakan (action plan) yang disetujui oleh Djoko
Tjahdra, yaitu

a. Pertama, penandatanganan security deposit (uang jaminan) atau akta kuasa


jual, dengan maksud sebagai jaminan apabila yang dijanjikan Djoko tidak
terealisasi.

b. Kedua, Pengiriman surat dari pengacara kepada BR, pejabat Kejagung untuk
diteruskan ke MA. Surat itu adalah permohonan pengurusan fatwa MA.

c. Ketiga, pejabat Kejagung BR mengirimkan surat ke HA, pejabat di MA,


sebagai tindak lanjut surat dari pengacara tentang permohonan fatwa MA.

d. Keempat, pembayaran sebesar 25% atau US$250 ribu jasa konsultan kepada
terdakwa Pinangki dari total US$1 juta dolar, yang mana sudah dibayarkan
sebelumnya sebagai uang muka sebesar US$500 ribu.

e. Kelima, pembayaran untuk konsultan media sebesar US$500 ribu ke Andi


Irfan Jaya untuk mengkondisikan media.

f. Keenam, HA (pejabat MA), menjawab surat BR (pejabat Kejagung).


Maksudnya, menurut terdakwa, adalah jawaban surat MA atas surat dari
Kejagung terkait permohonan fatwa MA.
g. Ketujuh, BR menerbitkan instruksi terkait surat HA. Maksudnya adalah
Kejagung menginstruksikan kepada bawahannya untuk melaksanakan fatwa
MA.

h. Kedelapan, security deposit yang dijanjikan sebesar US$ 10 juta akan


dibayarkan oleh Joko Tjandra apabila rencana nomor 2, 3, 6, dan 7 berhasil
dilaksanakan.

i. Kesembilan, Joko Tjandra kembali ke Indonesia tanpa menjalani eksekusi


pidana penjara selama dua tahun berdasarkan putusan PK nomor 12 tanggal 12
Juli 2009.

j. Terakhir adalah pembayaran sisa jasa konsultan fee sebesar 25% atau US$250
ribu.

Atas perbuatan tersebut, Pinangki didakwa pasal berlapis. Pertama adalah Pasal 5 ayat
2 juncto Pasal 5 ayat (1) huruf a subsider Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi karena Pinangki sebagai pegawai negeri atau penyelenggara
negara diduga menerima pemberian atau janji dengan ancaman penjara paling lama
lima tahun.

Kemudian, Pinangki didakwa Pasal 3 Undang-Undang No 8 Tahun 2010 tentang


Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang karena Pinangki
diduga mentransfer, mengalihkan, membelanjakan, dan membayarkan uang suap
tersebut dengan total lebih dari Rp4,7 miliar.

Ketiga, Pinangki diduga melakukan pemufakaan jahat dengan dakwaan Pasal 15


juncto Pasal 5 ayat (1) huruf a dan/atau Pasal 15 juncto Pasal 13 Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Dalam kasus ini, polisi menangkan Djoko Tjandra yang buron selama 11 tahun di
Malaysia dan kasusnya tengah ditangani Mabes Polri.
Selain itu, polisi juga menetapkan mantan Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan
PPNS Bareskrim Polri Brigjen Prasetijo Utomo, tersangka dalam kasus dugaan
pemalsuan surat jalan untuk Djoko Tjandra.

Pengacara Djoko Tjandra, Anita Dewi Kolopaking juga ditetapkan sebagai tersangka
terkait penerbitan surat jalan palsu untuk kliennya.

Kemudian Kejagung menetapkan pengusaha Andi Irfan Jaya sebagai tersangka suap
yang melibatkan Pinangki.

Pendapat saya dalam kasus ini :

Menurut saya dalam kasus ini yaitu kasus ini merupakan kasus suap dengan nominal
yang cukup fantastis. Bagaimana tidak?hanya untuk uang muka nya saja, Jaksa Muda
Pinangki menerima US$ 500 ribu atau sekitar Rp7 miliar yang artinya jika semua
rencana suap ini berjalan lancar dan Djoko Tjandra mendapat Peninjauan
Kembali(PK) dalam kasusnya sehingga dapat terlepas dari sanksi pidana, maka Jaksa
Muda Pinangki akan mendapatkan sisa “asupan” yang telah dijanjikan oleh Djoko
Tjandra.

Dan juga
2. Pendapat saya tentang kasus tertangkap tangannya oleh KPK Menteri Perikanan dan
Kelautan beserta dengan Menteri Sosial
3. Pendapat saya tentang kasus pandemi COVID-19,dimana telah terjadi kelalaian oleh
pemerintahyang mengakibatkan kematianpasien yang terpapar COVID-19
4. Fungsi acara pidana
Kasus ini merupakan kasus suap dengan nominal yang cukup fantastis. Bagaimana tidak?

Anda mungkin juga menyukai