Aktivitas Enzim Nitrat Reduktase Kedelai Akibat Variasi Kadar Air pada Awal
Pengisian Polong
Abstract
The objective of this research was to analize the influence of variety of water
qualityto nitrate reductase enzymes activity (NRA), production of soybean
(Glycine max)cultivar Burangrang, and analize the correlation between NRA and
production. The application of treatment followed the complete random design
and it consist of one factor with three times repeat. The factor was variety of
water qualityconsisted of field capacity, 90%, 70%, 50%, 30%, and 10% of the
field capacity. Every repeat consisted of 8 treatment unit, so the whole of
treatment unit were 144. The treatment of height water variety was given once of
2 daily. NRA is calculated based on the amount of nitrite produced from an
assay. Nitrate was reacted using 1% sulfanilamide in 3 N HCL and 0,02%
napthylethylendiamide. The produced color is examine using spectrophotometer
at 540 nm. The result of the research indicate that the pouring water in 90% from
field capacity result in the highest average of PPA by good water efficiency. The
best average with water efficiency for production was owned by variety of water
quality70%. Variety of water qualityhad significant influence to NRA and
production. NRA had positif correlation with production.
15
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
(Salisbury 1992).Hasil penelitian tersebut air 10%.Namun antara KL, 90%, dan 70% pada
sejalan dengan pendapat Hale dan Orcutt berat biji kering/tanaman tidak menunjukkan
(1987), diacu dalam Indradewa et al. (2004) perbedaan yang nyata sehingga bila ditinjau dari
yang menyatakan bahwa ANR menurun pada tingkat efisiensi ketersediaan air di lapangan,
tanaman yang mengalami cekaman air. 70% merupakan kadar air yang secara efisien
Penurunan ANR dapat berhubungan dengan mampu menghasilkan nilai rata-rata hasil yang
penurunan translokasi nitrat di dalam xilem. optimal. Pada kadar air 10% kedelai mengalami
Penurunan ANR pada gandum, barley, sorgum, gangguan dalam fungsi fisiologisnya. Defisit air
jagung, kubis, dan safflower terjadi pada saat pada kadar air 10% saat fotosintesis berlangsung
kekeringan (Indradewa et al. 2004). menurunkan kecepatan fotosintesis. Hal ini
Aktivitas nitrat reduktase (ANR) yang sebagai akibat dari menutupnya stomata dan
masih dapat terukur oleh spektrofotometer pada meningkatnya resistensi mesofil yang pada
variasi kadar air 10% (walaupun ketersediaan akhirnya memperkecil efisiensi fotosintesis.
air di lingkungan sekitar tanaman ada dibawah Menutupnya stomata atau dengan stomata yang
batas toleransi 50%), dapat disebabkan oleh hanya tertutup sebagian pun, berakibat
adanya pembagian asimilat antara akar, bagian membatasi pemasukan CO2 sehingga
vegetatif di atas tanah, dan pertumbuhan konsentrasi CO2 mulai menurun di ruang udara
reproduktif sebagai tanggapan tanaman dalam daun, dan konsentrasi O2 yang dilepas
terhadap kekurangan air (Goldsworthy, 1992). dari fotosintesis mulai naik.
Pada kondisi kekurangan air, sebagian hasil- Tingkat CO2 yang menurun dalam
hasil fotosintesis diperlukan untuk memenuhi daun akan mengurangi bahan kesiklus Calvin.
pengeluaran energi pada saat mereduksi Karena konsentrasi O2 melebihi konsentrasi
nitrogen dengan mengambil antara 10% dan CO2 dalam ruang udara di dalam daun, maka
30% dari persediaan asimilat yang ada. Selain rubisko atau enzim ribulosa bisfosfat
itu, pengeluaran energi lebih lanjut juga karboksilase (RuBPkarboksilase) akan
diperlukan dalam penyediaan rangka- rangka menambat dan menambahkan O2 (bukannya
karbon untuk sintesis asam amino dan ureida. CO2) pada siklus Calvin. Produknya terurai dan
Kebutuhan tersebut harus bersaing dengan satu molekul senyawa berkarbon-dua dikirim
kebutuhan bagian vegetatif dan reproduktif keluar dari kloroplas menuju mitokondria dan
akan mendapatkan asimilat-asimilat untuk peroksisom yang kemudian memecah molekul
aktivitas metabolismenya. Adanya asimilat yang tersebut menjadi CO2 tanpa menghasilkan ATP
tersedia walaupun sedikit untuk asimilasi atau asimilat. Rangkaian proses tersebut disebut
nitrogen menyebabkan ANR dapat terukur pada fotorespirasi. Tidak dihasilkannya ATP atau
spektrofotometer. asimilat dalam fotorespirasi menyebabkan
Hal yang sama terjadi pada hasil pertumbuhan dan produktivitas kedelai pada
analisis dan uji lanjut terhadap parameter kadar air 10% terhambat atau tidak optimal.
produksi (jumlah polong isi/ tanaman, berat biji Hal tersebut mempengaruhi ketersediaan
kering/ 100 biji, berat biji kering/tanaman). asimilat untuk pertumbuhan generative kedelai
Kadar air berpengaruh juga terhadap nilai rata- sehingga produktivitasnya pun ikut dipengaruhi.
rata produksi, pada uji lanjut Duncan (Tabel 2)
Akibatnya, penuaan dan pemasakan polong
tampak bahwa hasil tertinggi dicapai oleh terjadi lebih cepat sehingga biji yang terbentuk
perlakuan 90% dan terendah perlakuan kadar lebih kecil dan rata-rata nilai produksinya secara
16
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
keseluruhan menjadi rendah. maka rata-rata produksi pun rendah.
Tekanan akibat kekurangan air pada Berdasarkan analisis korelasi antara aktivitas
kondisi kadar air 10% juga dapat menurunkan nitrat reduktase dan jumlah polongisi/tanaman,
lalulintas air dan metabolisme dalam tubuh diperoleh nilai korelasi sebesar 0,682. Hal
tanaman. Kelayuan yang berkepanjangan tersebut berarti bahwa keeratan hubungan
mengakibatkan kutikula kurang permeable antara aktivitas nitrat reduktase dengan jumlah
terhadap air. Status ini menimbulkan polong isi/tanaman adalah sebesar 68,2%.
kelambatan pada kecepatan transpor ion, Sedangkan untuk berat biji kering/100 biji
respirasi, aktivitas enzim dan sintesis protein kedelai, nilai korelasinya sebesar 0,824. Hal
serta terhambatnya proses translokasi. tersebut berarti keeratan hubungan antara
Menurunnya respirasi akan berakibat pada pengaruh aktivitas nitrat reduktase dengan berat
berkurangnya energi yang dihasilkan dalam biji kering/ 100 biji adalah sebesar 82,4%. Nilai
bentuk ATP, FADH2, dan NADH2.Pengaruh korelasi antara aktivitas nitrat reduktase dan
tidak langsung terhadap produksi dapat terjadi berat biji kering/tanaman adalah 0,845, hal
karena berkurangnya penyerapan hara tanah. tersebut berarti keeratan hubungan antara
Pada kadar air 10%, ketersediaan air didalam aktivitas nitrat reduktase dengan berat biji
tanah sedikit sehingga menyebabkan rendahnya kering/tanaman sebesar 84,5%. Dari hasil uji
penyerapanunsur hara. Rendahnya penyerapan keberartian korelasi linier (uji t) diketahui
unsur hara dapat berarti rendah pula laju bahwa aktivitas nitrat reduktase berpengaruh
sintesis bahan kering (antara lain protein). nyata terhadap produksi kedelai. Nilai rata-rata
Kondisi stress air pada kadar air 10% juga produksi terbesar dimiliki oleh kedelai dengan
menurunkan laju translokasi fotosintat pada perlakuan variasi kadar air 90% dan rata-rata
waktu kedelai memasuki fase pengisian polong. produksi terkecil dimiliki oleh kedelai dengan
Hal ini menyebabkan polong pada kadar air perlakuan variasi kadar air 10%.
10% tidak seluruhnya terisi sempurna. Selain Hasil analisis regresi untuk jumlah
itu, biji yang terbentuk pun memiliki berat biji polong isi/tanaman memperlihatkan nilai
kering yang rendah. Hal tersebut membuktikan koefisien dari aktivitas nitrat reduktase sebesar
bahwa kadar air berpengaruh nyata terhadap 4,075 dan konstanta 20,158 sehingga hubungan
produksi. Semakin rendah persentase kadar air, antara aktivitas nitrat reduktase dengan jumlah
semakin rendah pula rata-rata produksi yang polong isi/tanaman dinyatakan dengan model
dihasilkan. persamaan Y= 20,158 + 4,075X (r2= 0,465).
17
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
Gambar 1 Grafik regresi hubungan antara aktivitas nitrat reduktase pada berbagai variasi
kadar air dan jumlah polong isi/tanaman
Berdasarkan Gambar 1 dikatahui nilai Berdasarkan Gambar 2 diketahui nilai
koefisien determinasi (r2) pada jumlah polong koefisien determinasi (r2) sebesar 0,679. Dari
isi/tanaman sebesar 0,465. Dari hasil tersebut hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa 67,9%
dapat dijelaskan bahwa 46,5% variasi yang variasi yang terjadi dalam produksi atau berat
terjadi dalam produksi atau jumlah polong isi biji kering/100 biji (Y) terjelaskan oleh aktivitas
(Y) terjelaskan oleh aktivitas nitrat reduktase nitrat reduktase (X) melalui regresi linier Y=
(X) melalui regresi linier Y= 20,158 + 4,075X. 5,706 + 3,171X.
Analisis regresi untuk berat biji Hasil analisis regresi untuk berat biji
kering/100 biji memperlihatkan hasil nilai kering/tanaman memperlihatkan nilai koefisien
koefisien dari aktivitas nitrat reduktase dari aktivitas nitrat reduktase sebesar9,105 dan
sebesar3,171 dan konstanta sebesar 5,706 konstanta sebesar 0,549 sehingga hubungan
sehingga hubungan antara aktivitas nitrat antara aktivitas nitrat reduktase dengan berat
reduktase dengan berat biji kering/100 biji biji kering dinyatakan dengan model persamaan
kedelai dinyatakan dengan model persamaan Y = 0,549 + 9,105X (r2= 0,714). Model tersebut
Y= 5,706 + 3,171X (r2=0,679). Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan
menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu nilai pada aktivitas nitrat reduktase maka
satu nilai pada aktivitas nitrat reduktase maka akan diikuti kenaikan produksi dalam hal ini
akan diikuti kenaikan produksi dalam hal ini berat biji kering sebesar 9,105. Model
berat biji kering/100 biji sebesar 3,171. Model persamaan Y= 0,549 + 9,105X disajikan dalam
persamaan Y = 5,706 + 3,171X disajikan pada Gambar 3. Gambar tersebut menunjukkan nilai
Gambar 2. koefisien determinasi (r2) sebesar 0,714. Dari
Gambar 2 Grafik regresi hubungan antara aktivitas nitrat reduktase pada berbagai variasi
kadar air dan berat biji kering/100 biji kedelai
18
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa 71,4% rata-rata produksi dengan variasi kadar air 90%
variasi yang terjadi dalam produksi atau berat dan 10% (Tabel 3) disebabkan karena variasi
biji kering (Y) terjelaskan oleh analisis nitrat kadar air 90% memiliki ketersediaan air yang
reduktase (X) melalui regresi linier Y= 0,549 + cukup untuk mendukung pertumbuhan optimal
9,105X. tanaman. Indikasi ini ditunjang oleh penelitian
Perbedaan hasil yang nyata antara nilai Riwanodja et al (2003) dimana cekaman pada
Gambar 3 Grafik regresi hubungan antara aktivitas nitrat reduktase pada berbagai variasi
kadar air dan berat biji kering kedelai/tanaman
menjadi 50% air tersedia akan dan aktivitas metabolik tanaman menjadi
menurunkan berat biji per tanaman masing- terganggu (Hidayat 2000).
masing sebesar 27% dan 45%. Kramer 1963, Nitrat yang diserap oleh tanaman
diacu dalam Riwanodja et al 2003 menyatakan direduksi oleh enzim nitrat reduktase menjadi
bahwa defisit air tanaman akan mempengaruhi nitrit yang kemudian akan direduksi lebih lanjut
semua proses metabolik dalam tanaman yang menjadi amonium. Amonium kemudian akan
berakibat berkurangnya pertumbuhan tanaman. bergabung dengan hasil-hasil antara fotosintesis
Di lapangan, cekaman kekeringan selama untuk membentuk asam amino atau
periode pengisian polong menurunkan hasil persenyawaan nitrogen lain yang organik.
55% (Soegiyatni dan Suyamto 2000). Riwanodja Amonium yang dihasilkan dari reduksi nitrit
et al 2003 melaporkan bahwa penurunan lengas bergabung dengan asam amino melalui
tanah dari 90% menjadi 50% menyebabkan biosinteis glutamin dan glutamat. Melalui
penurunan secara nyata tinggi tanaman saat proses transkripsi dan translasi, asam amino ini
panen berturut-turut 15% dan 17% selama dirangkai menjadi protein. Protein tersebut
musim kemarau I dan musim kemarau II tahun dapat berfungsi sebagai protein fungsional
2003. maupun protein struktural. Protein akan
Penurunan hasil lebih besar terjadi mempengaruhi pertumbuhan dan
pada tekanan kekeringan dengan kondisi perkembangan tanaman yang akan membentuk
kelengasan tanah < 45% (Riwanodja et al. suatu biomasa, biomasa akan menentukan daya
2003). Hidayat (2000) menjelaskan bahwa, hasil tanaman (Lehninger 1994).Hartiko (1983)
kondisi kapasitas lapang 100% lebih dalam Suherningsih (1990) menyebutkan bahwa
mendukung pada pertumbuhan minggu aktivitas nitrat reduktase mempunyai korelasi
pertama sedangkan untuk pertumbuhan positif dengan produksi, berat kering, total
selanjutnya yang lebih mendukung adalah nitrogen dan daya hasil tanaman. Suherningsih
kondisi kapasitas lapang 80 % terhadap nisbah (1990) dalam penelitiannya memperlihatkan
berat daun dan kadar air relatif dari tanaman bahwa nilai rerata berat kering tanaman untuk
bawang merah. Cekaman air pada tanaman aktivitas nitrat reduktase tertinggi adalah 1,910
dapat terjadi karena air pada media tidak cukup sedangkan untuk aktivitas nitrat reduktase
tersedia sedangkan transpirasi tanaman terjadi terendah adalah 1,282. Hal ini menunjukkan
berlebihan sehingga sel tanaman kekurangan air hubungan bahwa semakin tinggi aktivitas nitrat
19
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
reduktase semakin tinggi juga berat kering kenaikan laju reaksinya.
tanaman. Nilai rata-rata ANR yang rendah pada
Rata-rata untuk nilai ANR yang variasi kadar air 10% (gambar 4) menyebabkan
dimiliki oleh kedelai varietas Burangrang pada jumlah nitrit yang akan diubah menjadi
variasi kadar air 90% dalam penelitian ini amonium sedikit. Jika amonium yang
adalah sebesar 17,01. Nilai tersebut tidak dihasilkan sedikit maka secara otomatis akan
berbeda nyata dengan nilai rata-rata ANR pada terjadi penurunan kadar asam amino yang
kapasitas lapang (KL) yaitu 20,29. KL memiliki dibentuk. Penurunan tersebut berpengaruh
nilai ANR yang dikatakan tinggi, sehingga nilai terhadap kadar protein yang dihasilkan
ANR pada kadar air 90% yang tidak berbeda (Salisbury 1992), sehingga berpengaruh juga
nyata dengan KL juga dianalogkan tinggi. Tabel terhadap produksi (berat biji kering) yang pada
3 juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata berat akhirnya dapat menurunkan hasil panen
biji kering per tanaman pada kadar air 70% (gambar 5).
tidak berbeda nyata dengan KL, yang artinya
kadar air 70% juga memiliki nilai
rata-rata yang baik. Ditinjau dari
tingkat efisiensi ketersediaan air,
kadar air 70% lebih efisien
dibandingkan dengan kadar air KL
dan 90% untuk menghasilkan rata-
rata produksi (berat biji kering) yang
optimal. Optimalnya hasil berkaitan
erat dengan tingginya aktivitas
enzim nitrat reduktase. Aktivitas
nitrat reduktase yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya kenaikan
laju reaksi pada reduksi nitrat.
Hubungan antara laju reaksi dengan
aktivitas enzim adalah berbanding
lurus (Sadikin 2002). Makin besar
aktivitas enzim, makin cepat laju reaksi. Makin Gambar 5 Diagram rata-rata produksi akibat
cepat laju reaksi, makin banyak pula produk
perlakuan variasi kadar air
yang terbentuk. Adanya hubungan yang
berbanding lurus tersebut dapat mendukung
tanaman untuk meningkatkan produktivitasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan
Sehingga, apabila terjadi kenaikan pada korelasi yang positif dimana semakin rendah
aktivitas nitrat reduktase, maka produk yang ANR, rata-rata produksi semakin rendah juga.
dihasilkan juga akan naik seiring dengan
Gambar 4 Diagram rata-rata aktivitas nitrat reduktase (ANR) akibat variasi kadar air
20
J Fitriana dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (1) (2012)
Daftar Pustaka Indradewa D, Soemartono S, Notohadisuwarno
Alnopri. 2004. Optimasi Prosedur Assay & Hari P. 2004. Metabolisme Nitrogen
Aktivitas Nitrat Reduktase Daun Pada Tanaman Kedelai Yang Mendapat
Manggis. Bengkulu. Jurnal Akta Genangan Dalam Parit. Jurnal Ilmu
Agrosia Vol.7 No.2 (62-66). Pertanian Vol.II No. 2 (68-75).
Alnopri, M Taufik, DW Ganefianti, Prasetyo & Riwanodja, Suhartina & T Adisarwanto.
Mukhtasar. 2004. Modifikasi 2003.Upaya Menekan Kehilangan Hasil
Rancangan Dialil Untuk Mendapatkan Akibat Cekaman Kekeringan Pada
Kopi Arabika Unggul Berdasarkan Kedelai Di Lahan Sawah. Malang. On
Aktivitas Nitrat Reduktase. Bengkulu. line at
JurnalAktaAgrosia Vol.7 No.2 (47-51). ntb.litbang.deptan.go.id/2006/TPH/up
Anonim. 2007. Kedelai. aya.doc [accessed 18 Juni 2008].
http://www.bi.go.id/sipuk/id/lm/kede Sadikin M. 2002. Biokomia Enzim. Jakarta:
lai.[accessed 28 Januari 2007] Widya Medika.
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Salisbury FB & CW Ross. 1992. Fisiologi
Ungaran. 2000. Upaya Peningkatan Tumbuhan Jilid 2. Terjemahan Diah R.
Produksi Kedelai. Ungaran. Jurnal Lukman & Sumaryono : 1995. Edisi
Liptan BPTP Ungaran /Oktober 2000. Keempat. Bandung: ITB-Press.
Fitter AH & RKM Hay. 1991. Fisiologi Suherningsih. 1988. Aktivitas Nitrat Reduktase
Lingkungan Tanaman. Terjemahan Sri dan Kandungan Klorofil pada daun
Andani & E. D. Purbayanti, 1991. tanaman kedelai (Glycine max (L)
Yogyakarta: UGM-Press. Merr) yang diperlakukan dengan
Goldsworthy PR & NM Fisher. 1992. The merkuri klorida (HgCl2) (Sripsi).
Physiology of Tropical Field Crops. Yogyakarta: UGM-Press.
John Wiley & Sons, Inc. Suyamto & Soegiyatni. 2002. Evaluasi Toleransi
Hidayat F. 2000. Peranan Air Galur-galur Kedelai Terhadap
danFosforTerhadapPertumbuhandanHa Kekeringan. Malang. On line at
silTanamanBawangMerah (Allium ntb.litbang.deptan.go.id/2006/TPH/up
ascalonicum L.).Malang. On line at aya.doc [accessed 18 Juni 2008].
images.soemarno.multiply.com/…/baw
ang%20merah%20-
%20peranan%20air%20dan%20fosfat.d
oc?nmid=22633939.[accessed 18 Juni
2008].
21