Kelompok G
Ketua : Fany Fitriani R 213118005
Scriber 1 : Retna Ningsih 213118077
Scriber 2 : Sania Shalsabila 213118132
Anggota:
Fany Fitriani R 213118005 Fajar Andrianto 213118092
Neng Lisna N 213118011 Risa Ayunda S 213118103
Putri Nur I S 213118029 Salma Dewi A 213118115
Riska Fitria Y 213118043 Wina Nurmeilenia 213118131
Diana Shinta M 213118047 Rizkita Tsurayya S 213118148
Vina Rizky P 213118056 Lady Devariani I 213118153
Mira Nurhasanah 213118069 Muhammad Dalfa 213118160
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan
laporan tutorial ini. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke
alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Keperawatan merupakan suatu profesi yang difokuskan pada perawatan
individu, keluarga dan komunitas dalam mencapai memelihara dan
menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.
Laporan tutorial ini telah kami kerjakan dengan bantuan internet, kamus
kedokteran, jurnal keperawatan serta beberapa buku sumber keperawatan lainnya.
Dengan adanya bantuan dari berbagai bentuk sumber diharapkan dapat
mempermudah mendapat informasi yang penting tentang Diabetes Mellitus.
Dengan bersungguh-sungguh dan hati yang ikhlas kami dapat menyelesaikan
laporan tutorial ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan tutorial ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan tutorial ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan laporan tutorial ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A...Latar Belakang...........................................................................................1
B...Batasan Masalah........................................................................................3
C...Rumusan Masalah..................................................................................... 3
D...Tujuan........................................................................................................3
E... Metode Penulisan...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................5
A...Skenario Kasus.......................................................................................... 5
B...Pembahasan............................................................................................... 5
1....Step 1 Klarifikasi Istilah..................................................................... 5
2....Step 2 Identifikasi Masalah.................................................................7
3....Step 3 Analisa Masalah.......................................................................7
4....Step 4 Hipotesa................................................................................... 9
5....Step 5 Learning Objective...................................................................10
6....Step 6 Belajar Mandiri........................................................................ 10
7....Step 7 Sintesis..................................................................................... 10
C...Asuhan Keperawatan.................................................................................21
BAB III PENUTUP...............................................................................................28
A...Simpulan....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
ii
iii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,
nasional maupun lokal. Salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu
mengalami peningkatan penderita setiap tahun di negara-negara seluruh dunia.
Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik menahun akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin, sehingga menyebabkan
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014; Sarwono, dkk, 2007).
World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan
jumlah diabetisi (penderita diabetes) yang cukup besar dari 8,4 juta jiwa pada
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030 dengan pertumbuhan
sebesar 152% (WHO, 2006).
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2018,
tercatat 1220 anak penyandang DM tipe-1 di Indonesia. Insiden DM tipe-1
pada anak dan remaja meningkat sekitar tujuh kali lipat dari 3,88 menjadi
28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 dan 2010. Data tahun 2003-2009
menunjukkan pada kelompok usia 10-14 tahun, proporsi perempuan dengan
DM tipe 1 (60%) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (28,6%). Pada tahun 2017,
71% anak dengan DM tipe-1 pertama kali terdiagnosis dengan Ketoasidosis
Diabetikum (KAD), meningkat dari tahun 2016 dan 2015, yaitu 63%. Diduga
masih banyak pasien DM tipe-1 yang tidak terdiagnosis atau salah diagnosis
saat pertama kali berobat ke rumah sakit. Insiden DM tipe-1 pada anak di
Indonesia tidak diketahui secara pasti karena sulitnya pendataan secara
nasional. Sampai saat ini, Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI) berusaha mengumpulkan data pasien anak DM
di Indonesia.
3
B. Batasan Masalah
1. Step 1: Klarifikasi Istilah
2. Step 2: Identifikasi Masalah
3. Step 3: Analisa Kasus
4. Step 4: Hipotesa
5. Step 5: Learning Objective
6. Step 6: Belajar Mandiri
7. Step 7: Sintesis
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit yang terjadi pada kasus (definisi, manifestasi
klinis, klasifikasi, etiologi, pathway, penatalaksanaan berdasarkan
manajemen pilar pada DM)?
2. Bagaimana analisa data berdasar kasus diatas (problem, etiologi,
symptom)?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Diabetes Mellitus.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
a. Memahami dan menjelaskan konsep penyakit yang terjadi pada
kasus termasuk definisi, manifestasi klinis, klasifikasi, etiologi,
pathway dan penatalaksanaan berdasarkan manajemen pilar pada
DM
6
E. Metode Penulisan
1. Studi Pustaka
Pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran kepustakaan,
untuk memperoleh ketentuan dasar terhadap masalah yang dibahas.
2. Pencarian dari Internet
Yaitu penelusuran dari berbagai alamat web, mengenai materi yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Kasus
Anak laki-laki bernama Andi usia 11 tahun baru saja didiagnosis suatu
penyakit pada sistem endokrin, disarankan untuk dirawat di ruang anak RS
Harapan Bunda. Hasil anamnesis pada An andi dan keluarga mengatakan
bahwa sekarang banyak makan, banyak minum, banyak kencing, berat
badannya turun, enuresis. Andi juga mudah tersinggung, tidak bisa perhatian
lama ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa sering lelah, penglihatan
kabur, sakit kepala, kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang flu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25,5kg, PB: 135 cm, suhu:
37,4oC, nadi: 88x/menit. Respirasi: 24x/menit, TD: 110/70 mmHg. Turgor kulit
baik, kulit kering, membran mukosa mulut tampak lembab. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan: Hb: 11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit:
4,0(x106/uL), trombosit: 210000/mm3, leukosit: 9.500/uL, glukosa darah
sewaktu 300mg/dl, nilai C-peptide 0,80 ng/ml.
Orang tua mengatakan bahwa mereka sangat terkejut dan tidak percaya
ketika Andi didiagnosa penyakit tersebut, padahal tidak ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama. Mereka mengatakan tidak paham tentang
penyakit yang diderita Andi dan cara perawatannya terutama setelah pulang
dari Rumah Sakit. Orang tua khawatir memikirkan masa depan
Andi.Terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah 2x/hari,
insulin 1 unit Kg/BB.
B. Pembahasan
1. Step 1 Klarifikasi Istilah
Pertanyaan:
a. C-peptide (Sania Shalsabila 213118132)
b. Hematokrit (N Lisna Nuryani 213118011)
c. Enureusis (Mira Nurhasanah 213118069)
d. Eritrosit (Vina Rizki P 213118056)
7
Jawaban:
a. C -peptide adalah ketika insulin pertama kali diproduksi itu dalam
bentuk proinsulin dan terdiri dari rantai insulin aktif yang dihubungkan
oleh asam amino tidak aktif . (Risa Ayunda S 213118103)
C-peptida adalah produk sampingan yang dibuat ketika insulin
diproduksi. Karena itu, mengukur jumlah C-peptida dalam darah
menunjukkan berapa banyak insulin yang diproduksi. Umumnya,
produksi C-peptida yang tinggi menunjukkan produksi insulin yang
tinggi pula, dan sebaliknya. (N Lisna Nuryani 213118011)
Umumnya, hasil normal untuk C-peptida dalam aliran darah antara 0,5
dan 2,0 ng/mL (nanogram per mililiter). Namun, hasil tes insulin C-
peptida dapat bervariasi berdasarkan laboratorium. (Fajar Andrianto
213118092)
C-peptide adalah polipeptida asam amino 31 pendek yang
menghubungkan rantai-A insulin ke rantai-B dalam molekul proinsulin.
Proinsulin = insulin + C-peptide. C-peptide dilepaskan dari sel beta
pankreas selama pembelahan insulin dari proinsulin. Ini terutama
diekskresikan oleh ginjal, dan waktu paruh adalah 3-4 kali lebih lama
dari insulin. (Diana Shinta M 213118047)
b. Hematokrit adalah perbandingan jumlah sel darah merah dg volume
darah keseluruhan. (Salma Dewi 213118115)
Hematokrit adalah perbandingan jumlah sel darah merah dengan
volume darah keseluruhan yang dihitung dalam persentase. (Putri Nur
Insani 213118029)
Hematokrit adalah kadar sel darah merah dalam darah. Kadar sel darah
merah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menjadi pertanda
sedang menderita penyakit tertentu, misalnya anemia atau dehidrasi.
(Mira Nurhasanah 213118069)
c. Enereusis adalah istilah medis kebiasaan untuk mengompol,yakni
kondisi dimana seseorang tidak dapat manahn keluarnya air kencing
karena tidur. (Riska Fitria Y 213118043)
8
d. Sel darah merah, eritrosit (bahasa Inggris: red blood cell (RBC),
erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi
mengikat oksigen yang diperlukan untuk oksidasi jaringan-jaringan
tubuh lewat darah (Lady Devariani 213118153)
Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. (Wina nurmeilenia 213118131)
9
10
banyak, otot kandung kemih yang terlalu tegang sehingga tidak dapat
menahan jumlah urine yang normal, radang kandung kemih (cystitis),
serta kesalahan sistem saraf yang mengendalikan kandung kemih
sehingga tidak memberi peringatan atau tidak dapat membangunkan
anak yang sedang tidur saat kandung kemih penuh. Gangguan tidur.
Mengompol merupakan salah satu tanda terjadinya gangguan sleep
apnea, di mana penapasan terganggu saat tidur, salah satunya karena
amandel atau kelenjar adenoid yang membesar. Gangguan tidur lain
terjadi saat anak tidur terlalu nyenyak hingga tidak bangun ketika akan
berkemih. Gangguan enuresis dapat diturunkan dari orang tua, dan
biasanya terjadi pada umur yang sama.Terlalu banyak mengonsumsi
kafein. Hal ini dapat membuat sering berkemih. (Riska fitria yunandi
213118043)
Penyakit enuresis dapat disebabkan oleh banyak faktor. Berikut adalah
berbagai penyebab mengompol pada anak yang umum ditemui:
Ketidakmampuan mengenali kandung kemih penuh. Apabila saraf yang
bertugas mengontrol kandung kemih lambat perkembangannya, kandung
kemih yang penuh tidak dapat membangunkan anak dari tidurnya,
terutama jika tidurnya nyenyak. Infeksi saluran kemih. Infeksi pada
saluran kemih dapat membuat anak kesulitan untuk mengontrol buang
air kecil. Gejala infeksi saluran kemih dapat meliputi mengompol di
malam atau siang hari, sering buang air kecil, urin berwarna merah atau
merah muda, rasa sakit ketika buang air kecil. Sleep apnea. Biasanya
enuresis adalah salah satu gejala dari obstructive sleep apnea, kondisi
yang menyebabkan pernapasan anak terganggu selama tidur. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh peradangan amandel atau pembengkakan kelenjar
gondok. Gejala lain yang mungkin mengindikasikan kondisi ini adalah
seperti mengantuk di siang hari dan mendengkur.Diabetes. Kondisi ini
juga bisa mengindikasikan diabetes pada anak, terutama jika anak tidak
memiliki kebiasaan mengompol sebelumnya. Gejala lain dari kondisi ini
meliputi produksi urin meningkat, lebih cepat haus, kelelahan,
12
ekspresi DR3 dan/atau DR4 pada HLA mereka. Pasien yang memiliki
ekspresi DR3 juga berisiko memiliki endokrinopati autoimun dan
penyakit celiac. Pasien pasien ini sa ngat berisiko menderita IDDM di
kemu dian hari karena telah terdeteksi adanya an tibodi anti sel-sel beta.
Pasien dengan DR4 umumnya menderita IDDM pada usia dini dan dapat
ditemukan anibodi an ti sel-sel beta namun tidak ditemukan
endokrinopati autoimun lainnya. Fre kuen si terjadinya IDDM pada
anak ialah 2-3% jika sang ibu menderita diabetes dan 5-6% pada anak
dengan ayah diabetes. Ang kanya menjadi 30% pada anak de ngan ayah
ibu menderita diabetes. Komponen lingkungan yang menye bab kan
IDDM sangat berperan penting dan sifatnya sangat multifaktorial. Ada
pe nelitian yang menyebutkan bahwa in fek si virus Rubella dapat
memodifikasi kom ponen autoimun sehingga ibu yang mengalami
infeksi ketika hamil cende rung memiliki anak yang bebas penyakit
autoimun, sebaliknya angka kejadian IDDM jauh meningkat pada ibu
yang sa ngat rendah terekspos dengan infeksi ke ti ka hamil. Anak-anak
yang disusui oleh ibunya waktu kecil juga sedikit menderita IDDM,
sedangkan terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa sebagian
protein susu sapi (albumin serum bovine) memiliki antigen yang mirip
dengan sel-sel beta. Nitrosamin, bahan pengawet makanan dan
campuran air minum, juga dilaporkan dapat menyebabkan IDDM pada
hewan, namun belum ada bukti da pat terjadi pada manusia. Senyawa
kimia yang dapat menyebab kan IDDM ialah Streptozocin dan RH-787,
racun tikus yang spesifik menghancurkan sel-sel beta sehingga
menyebabkan IDDM. Penyebab lainnya ialah tidak ada nya pankreas
atau sel beta kongenital sejak lahir, telah dilakukan pankreatektomi, atau
telah terjadi disfungsi pankreas akibat penyakit lain, seperti fibrosis
kis tik, pankreatitis kronik, talasemia mayor, hemokromatosis, serta
sindrom uremia hemolitik. Penyakit lainnya ialah sindrom Wolfram
(diabetes insipidus, diabetes me llitus, atrofi optik, dan tuli) serta
16
4. Step 4 Hipotesa
DM TIPE 1
7. Step 7 Sintesis
a. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit berbahaya
yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama penyakit
kencing manis. DM adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi
secara kronis atau menahun karena tubuh tidak mempunyai hormon
insulin yang cukup akibat gangguan pada sekresi insulin, hormon
insulin yang tidak bekerja sebagaimana mestinya atau keduanya
(Kemenkes RI, 2014). Mufeed Jalil Ewadh (2014) menyebutkan bahwa
21
10) Gangguan rasa nyaman dan nyeri pada abdomen yang disebabkan
karena neuropati otonom yang menimbulkan konstipasi.
11) Mual, diare, dan konstipasi yang disebabkan karena dehidrasi dan
ketidakseimbangan elektrolit serta neuropati otonom.
c. Klasifikasi
Organisasi profesi yang berhubungan dengan DM seperti American
Diabetes Association (ADA) telah membagi jenis DM berdasarkan
penyebabnya. PERKENI dan IDAI sebagai organisasi yang sama di
Indonesia menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama seperti
klasifikasi yang dibuat oleh organisasi yang lainnya (Perkeni, 2015).
Klasifikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah
sebagai berikut:
1) Diabetes melitus (DM) tipe I atau Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (IDDM)
Adalah DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi
sel beta di pankreas. Kerusakan ini berakibat pada keadaan
defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari
kerusakan sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.
Pada DM tipe 1 dikenal dengan 2 bentuk dengan
patofisiologis yang berbeda.
a) Tipe 1A, diduga pengaruh genetik dan lingkungan memegang
peran utama untuk terjadinya kerusakan pankreas. HLA-DR4
ditemukan mempunyai hubungan yang sangat penting salam
fenomena ini.
b) Tipe 1B berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada
sekelompok penderita yang juga sering menunjukan
manifestasi autoimun lainnya.
2) Diabetes melitus (DM) tipe II atau Non Insulin dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM)
24
d. Etiologi
Penyebab diabetes tipe 1 tidak diketahui. Namun, diyakini bahwa
adanya factor keturunan dari berkembangnya diabetes tersebut, dan
beberapa factor lain dari luar seperti:
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada
individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucosite antigen).
HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Faktor herediter
25
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing, yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
e. Pathway
27
f. Penatalaksanaan
Pengelolan diabetes melitus membutuhkan waktu yang lama dan
terus-menerus. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan kadar glukosa
darah sehingga diabetes tidak berkembang menjadi penyakit lain.
Oleh sebab itu, dibutuhkan kerja sama banyak pihak termasuk
28
g. Analisa Data
3. enuresis
4. suhu: 37,4oC
5. Hb:11,2gr/dl,
6. Hematokrit: 30%,
7. leukosit: 9.500/uL
8. glukosa darah
sewaktu 300mg/dl,
9. nilai C-peptide 0,80
ng/ml.
Data Subjektif: Pasien didiagnosa DM I Defisiensi pengetahuan
1. Orang tua ↓
mengatakan bahwa
Keluarga terkejut dengan
mereka sangat
penyakit yang dialami
terkejut dan tidak
pasien
percaya ketika Andi
↓
didiagnosa penyakit
Tidak ada anggota
tersebut
keluarga yang
2. tidak ada anggota
menderita penyakit
keluarga yang
DM
menderita penyakit
↓
yang sama
Tidak paham dengan
3. Mereka
penyakit yang diderita
mengatakan tidak
↓
paham tentang
Tidak tahu bagaimana
penyakit yang
cara merawat penyakit
diderita Andi dan
tersebut
cara perawatannya
↓
terutama setelah
Defisiensi pengetahuan
pulang dari Rumah
Sakit
Data Objektif:
1. Pasien baru berusia
11 tahun
36
a. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d penyakit DM
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif, ditandai dengan adanya poliuria.
3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penyakit kronis
4) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien,
ditandai dengan adanya penurunan berat badan dengan asupan
makanan adekuat.
5) Defisiensi pengetahuan b.d Tidak familiar dengan sumber
informasi
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kategori penyakit tidak menular (PTM)
yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional,
nasional maupun lokal. Diabetes merupakan serangkaian gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin, sehingga
menyebabkan kekurangan insulin baik absolut maupun relatif, akibatnya
terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (Infodatin, 2014;
Sarwono, dkk, 2007).
World Health Oragnization atau WHO (2016) menyebutkan bahwa
penyakit ini ditandai dengan munculnya gejala khas yaitu poliphagia,
polidipsia dan poliuria serta sebagian mengalami kehilangan berat badan.
Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi
yang melebihi transpor maksimum. Keadaan ini mengakibatkan glukosa
dalam darah masuk ke dalam urin (glukosuria) sehingga terjadi diuresis
osmotik yang ditandai dengan pengeluaran urin yang berlebihan (poliuria).
Banyaknya cairan yang keluar menimbulkan sensasi rasa haus (polidipsia).
Glukosa yang hilang melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan
kurangnya glukosa yang akan diubah menjadi energi sehingga menimbulkan
rasa lapar yang meningkat (polifagia) sebagai kompensasi terhadap kebutuhan
energi. Penderita akan merasa mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada
kompensasi terhadap kebutuhan energi tersebut (Hanum, 2013).
37
DAFTAR PUSTAKA
38
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Konsensus Pengelolaan Diabetes
Mellitus Tipe-2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI
Prabawati, R. K. (2012). Mekanisme Seluler dan Molekular Resistensi Insulin.
Tugas Biokimia Program Pasca Sarjana Ilmu Biomedik Program Double
Dolgree Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, 1,
1–15.
Sukarmin, Sujono Riyadi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta : graha Ilmu
Sarwono, dkk. 2007. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
Soegondo, Sidartawan; Pradana, Soewondo; Imam, Subekti. 2005.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suyono, S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Edisi 3). Jakarta: Pusat
Penerbit Departemen Penyakit dalam FK-UI.
Tanto, Chris, et al. 2014. Kapita selekta kedokteran / editor, Chris Tanto et al, Ed.
4. Jakarta: Media Aesculapius.
World Health Organization. 2006. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus
Intermediate Hyperglikemia. [Online]. Tersedia:
http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and%20diagnosis%
20of%20diabetes_new.pdfa [2020, April 30]
Wilkins, L. W. 2011. Nursing: memahami berbagai macam penyakit, penerjemah:
Paramita. Jakarta: PT Indeks.
World Health Organization. 2016. Global Report on Diabetes. Isbn, 978, 88.
39