DISUSUN OLEH :
NIM : 218410031
KELAS : 5 MA
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, dengan pertolongan Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini saya juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen yang telah membimbing saya untuk proses dalam pembuatan tugas makalah
ekonomi ini.
Dalam makalah ini saya membahas mengenai Perilaku Organisasi. Penulis menyadari
bahwa makalah ini tidak lepas dari berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritikan dan saran guna menyempurnakan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dalam menunjang pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia Medan.
PERILAKU ORGANISASI
organisasi.
adalah suatu istilah yang agak umum yang menunjuk pada sikap dan perilaku
individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi yang
sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antar
secara mendalam bagaimana gejala – gejala yang ada di dalam organisasi disertai
dengan teori – teori penyelesaiannya, hal ini yang akan mempermudah bagi siapapun
yang mempelajarinya terlebih orang – orang yang memang menggeluti ranah
keorganisasian.
individu yang saling bekerjasama dalam satu tujuan yang kemudian disebut
dengan organisasi. Setiap individu memiliki ciri, karakter serta watak masing
adalah kumpulan dari individu. Meski demikian, sifat yang muncul dalam
wewenang, budaya, norma, etika, sikap, dan keyakinan masing – masing yang
yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, sosok seorang pemimpin yang
cerdas serta tegas sangat dibutuhkan untuk dapat menyelaraskan keadaan,
organisasi.
kebijakan, program kerja, tujuan, norma, strategi, serta adat atau budaya
masing – masing.
4. Faktor Lingkungan
ada. Faktor ekonomi, politik, budaya, hokum, teknologi, alam, dan lain – lain
organisasi. selain faktor eksternal tersebut, faktor yang muncul dari dalam
1. Pendekatan Sistem
yang ada dalam suatu organisasi. Pendekatan ini mengkritisi kinerja yang ada
dalam organisasi, apakah baik atau tidak, perlu adanya perubahan atau tidak.
perubahan yang baik dan efektif merupakan suatu yang sulit dan memerlukan
2. Pendekatan Kontingensi
situasi saat itu dan sebagian orang lebih memilih partisipasi ketimbang orang
– orang lainnya.
3. Pendekatan Sosial
sigap dalam mengatasi kondisi ini, karena hal ini merupakan pengaruh atas
operasi di dalam.
persepsi dan pengambilan keputusan individu. Menurut Robbins & Judge (2012:175)
lingkungan mereka. Namun apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda
Keputusan Pembelian Konsumen. Pengaruh yang signifikan ini juga disebabkan oleh
dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-
beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang
ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam
mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk
terhadap produk.
Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi
seseorang mengenai lingkungan tersebut akan sangat berpengaruh pada perilaku yang
persepsi dan pengambilan keputusan individual dan penelitian tentang persepsi dan
Menurut Robbins dan Judge (2012:175) Ketika sesorang individu melihat sebuah
target dan berusaha untuk menginterpretasikan apa yang ia lihat, interpretasi itu
bandingkan individu yang diam. Begitu pula dengan individu yang luar biasa menarik
atau tidak menarik. Oleh karena target tidak di libatkan secara khusus, hubungan
sebuah target dengan latar belakang juga mempengaruhi persepsi, seperti halnya
kecenderungan kita untuk mengelompokkan hal-hal yang dekat dan hal-hal yang
mirip.
Gambar tersebut menunjukan bahwa persepsi dibentuk oleh tiga faktor, yaitu: (1)
Perceiver, orang yang memberikan persepsi, (2) target, orang atau objek yang
menjadi sasaran persepsi, dan (3) situasi, keadaan pada saat persepsi dilakukan.
Faktor pelaku persepsi mengandung komponen: (a) Sikap-sikap, (b) Motif-motif, (c)
penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi
dan harapan.
Kebutuhan atau motif yang tidak dipuaskan akan merangsang individu dan
mempunyai pengaruh yang kuat pada persepsi mereka. Contohnya seperti seorang
tukang rias akan lebih memperhatikan kesempurnaan riasan orang daripada seorang
tukang masak, seorang yang disibukkan dengan masalah pribadi akan sulit
mencurahkan perhatian untuk orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa kita
dipengaruhi oleh kepentingan/minat kita. Sama halnya dengan ketertarikan kita untuk
memperhatikan hal-hal baru, dan persepsi kita mengenai orang-orang tanpa
Faktor target mengandung komponen: (a) sesuatu yang baru, (b) gerakan, (c)
suara, (d) ukuran, (f) latar belakang, (g) kedekatan (h) kemiripan. Dari target ini akan
membentuk cara kita memandangnya. Misalnya saja suatu gambar dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang oleh orang yang berbeda. Selain itu, objek yang berdekatan
komponen: (a) waktu, (b) keadaan kerja, (c) keadilan sosial. Faktor dalam situasi juga
berpengaruh bagi persepsi kita. Misalnya saja, seorang wanita yang berparas lumayan
mungkin tidak akan terlihat oleh laki-laki bila ia berada di mall, namun jika ia berada
EFEKTIVITAS ORGANISASI
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau
sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan
efetivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Pendapat H.
“Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.” Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hidayat (1986)
yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase
“Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar ontribusi
program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat
untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu program
program.
b. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach). Pendekatan ini
Pendekatan ini amat wajar dan praktis untuk desain pengembangan program.
hubungan antara kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.
Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk pengelola
program dalam menjalankan tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini informasi akan
amat berguna apabila dapat membantu para pengelola program membuat keputusan.
Oleh sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk
keputusan program.
d. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented approach). Pendekatan
ini memfokuskan pada masalah utilisasi evaluasi dengan penekanan pada perluasan
Evaluator dalam hal ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung akan
kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang telah ada (pre-existing
penjelasan tentang tujuan evaluasi memang penting, tetapi tidak sepenting usaha
menekankan bahwa evaluasi yang berarti adalah evaluasi yang mencari pengertian
suatu isu dari berbagai sudut pandang semua orang yang terlibat, berminat, dan
jawaban untuk suatu evaluasi program yang diperoleh dengan memakai tes,
kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang dipengaruhi oleh program
efektivitas organisasi dan menekankan pada penampilan tugas setiap anggota. Faktor
tersebut tidak bekerja sendirian tetapi berada dalam kelompok. Efektivitas ini tidak
dengan sendirinya terwujud dari efektivitas individu. Pada jenis kelompok yang
efektivitasnya memang sekedar merupakan gabungan dari individu-individu yang
efektif, tetapi ada pula kelompok lain yang efektivitasnya ditentukan oleh situasi kerja
individu dan kelompokkelompok. Oleh karena itu organisasi terbentuk pula dari
efektivitas ditentukan oleh: fakta, lingkungan, teknologi, strategi, struktur, proses, dan
iklim kerjasama.
Kriteria efektivitas dapat dilihat dari berbagai segi sehingga diperoleh berbagai versi
efektivitas.
1. Dari segi lingkup pengukurannya dikenal adanya efektivitas mikro dan makro
a. Kriteria makro ialah pengukuran efektivitas dari sudut yang lebih luas, misalnya:
b. Kriteria mikro ialah pengukuran efektivitas dengan menitikberatkan pada salah satu
2. Dari segi jumlah variabel yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektif
MOTIVASI KERJA
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya penggerak
atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan. Kata movere, dalam
motif, penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
menimbulkan dorongan.
yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai
terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau
keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Motivasi merupakan hal yang penting
untuk diperhatikan, karena dengan motivasi seorang karyawan atau pegawai akan
dapat memiliki semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan.
Tanpa adanya motivasi maka seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugastugasnya
dengan baik, hasil kerja yang dihasilkan pun tidak akan memuaskan.
Selain motivasi, hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah kemampuan,
dengan memiliki kemampuan yang sesuai maka seorang karyawan tersebut dapat
2008:57).
dari empat pola yaitu : prestasi, afiliansi, kompetensi dan kekuasaan. Minat terhadap
pola motivasi tersebut dihasilkan dari penelitian David C Mc. Chelland dari Universitas
Harvard. Hasilnya pola motivasi mencerminkan pola budaya dimana mereka hidup,
keluarga sekolah, agama dan budaya yang mereka baca. Sedangkan pola-pola motivasi
1. Motivasi Prestasi Motivasi prestasi adalah dorongan dalam diri orang-orang untuk
bawahan mereka, berbagi ras secara terbuka, menetapkan tujuan tinggi dan berharap
2. Motivasi Afiliansi Dorongan untuk berhubungan dengan orang lain atas dasar sosial,
orang bermotivasi prestasi lebih keras bila personalia meniadakan penilaian rinci
tentang perilaku mereka. Sedang afiliansi bekerja lebih baik jika dipuji, adapun
motivasi prestasi kurang memperhatikan sosial dan perasaan pribadi dan sebaliknya,
melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan batin dan penghargaan yang
diperoleh dari orang lain. Dan kualitas yang tinggi merupakan ciri lain dari orang
situasi bila kekuasaan itu telah diraih mungkin diguakan secara konstruktif maupun
destruktif. Dan kekualaan lembaga merupakan dorongan yang utama. (Keith Davis,
1985 : 87).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku
tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya
hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Setiap pekerjaan
4.2 Saran
Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiwa selalu berperilaku
organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara cepat, tepat dan efisien. Adapun
saran yang yang lain semoga makalah ini berguna bagi individu atau kelompok