Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KOMPLEMENTER

SATUAN ACARA PENYULUHAN TANAMAN


OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT
HIPERTENSI

Oleh:
I GUSTI AYU WINTAN
203221156
KELAS: B13-B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA
MEDIKA BALI
TAHUN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN TANAMAN OBAT KELUARGA
(TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Tanaman obat keluarga untuk penyakit hipertensi


Sub Pokok Bahasan
: 1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

2. Manfaat adanya TOGA di rumah

3. Jenis-jenis TOGA, khasiat dan cara pengolahannya untuk


penyakit hipertensi

Sasaran : Masyarakat Br. Puseh, Desa Ketewel

Hari/ Tanggal : 1 Maret 2021


Waktu : 45 menit (09.00 – 09.45 wita)
Tempat : Balai Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus
meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas,
inaktivitas fisik dan stres psikososial. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,
2005).
Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)
pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria
sekitar 26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025
jumlahnya akan meningkat menjadi 29,2% (Apriany, 2012). Prevalensi
penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi peningkatan. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar 21% menjadi
26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan
meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun
2025. Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan
bahwa prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1%
tahun 2010.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 menunjukkan, penyakit
tidak menular penyebab kematian terbesar di Bali disebabkan oleh penyakit
Hipertensi. Jumlah penderita hipertensi di tahun 2014 mencapai 8.886 kasus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sukawati I, jumlah penderita
Hipertensi di Kabupaten Gianyar ± 408 orang dan jumlah penderita di Desa
Ketewel ± 76 orang. Untuk mengatasi hipertensi dirumah, keluarga dapat
memanfaatkan terapi komplemeneter seperti penggunaan tanaman obat
keluarga (TOGA).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya
rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan
bahan- bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Obat dapat bersifat sebagai obat jika sesuai dengan dosis dan waktu yang tepat.
Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang
berlebihan. Hal ini menyebabkan pemberian obat kurang dapat
menyembuhkan karena salah penggunaan dan dosis yang tidak tepat. Banyak
masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat
keluarga.
Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam
pembuatan obat tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan
tersebut. Ini dapat menyebabkan efek samping yang berbeda bagi tiap orang
jika dosis obat diberikan secara berlebihan. Semakin banyak masyarakat yang
menaruh perhatian terhadap penggunaan obat yang rasional demi kepentingan
keluarga. Menurut (WHO, 1992), penggunaan obat rasional mensyaratkan
pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dengan
dosis yang tepat, jangka waktu pemberian obat yang benar, dan mendapatkan
harga obat yang paling murah. Untuk bayi terutama bayi usia balita,
dianjurkan untuk tidak memberikan obat bebas tanpa berkonsultasi dengan
dokter.
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum/ TIU
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pengetahuan
masyarakat dapat meningkatkan mengenai penggunaan tanaman obat keluarga
untuk penyakit hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus/ TIK
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, sasaran mampu:
1. Menyebutkan kembali pengertian tanaman obat keluarga (TOGA) dengan
benar.
2. Menyebutkan kembali manfaat adanya TOGA di rumah dengan benar.
3. Menyebutkan kembali jenis-jenis TOGA, khasiat serta cara pengolahannya
untuk penyakit hipertensi dengan benar.
III. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
4. Demonstrasi
IV. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
V. PROSES PELAKSANAAN
Tahap / Kegiatan penyaji Kegiatan Peserta Metode dan Media
Waktu
Orientasi 1. Salam pembuka 1. Menjawab Metode
(5 menit) 2. Perkenalan salam 1. Ceramah
3. Menyampaikan 2. Menyimak 2. Tanya jawab
tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan Media
4. Kontrak waktu dan menjawab
1. Leaflet
pertanyaan
penyuluhan

Kerja 1. Penyampaian garis 1. Mendengarkan Metode


(30 menit) besar materi: dengan penuh 1. Ceramah
a) Pengertian perhatian 2. Tanya jawab
tanaman obat 2. Menanyakan 3. Demonstrasi
keluarga (TOGA) hal- hal yang Media
b) Manfaat adanya belum jelas 1. Leaflet
tanaman toga Memperhatikan
dirumah jawaban dari
c) Jenis-je nis penceramah
tanaman obat
keluarga (TOGA),
khasiat serta cara
pengolahannya untuk
penyakit
hipertensi
2. Demonstrasi cara
pengolahan tanaman
obat keluarga untuk
mengatasi hipertensi
Memberi kesempatan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
Terminasi 1. Melakukan 1. Sasaran dapat Metode
(15 menit) Evaluasi materi: menjawab 1. Evaluasi
a) Memberikan 5 tentang 2. Demonstrasi
pertanyaan yang pertanyaan yang Media
berkaitan dengan diajukan 1. Lembar balik
materi 2. Mendengar
b) Demonstrasi 3. Memperhatikan
2. Mengakhiri 4. Menjawab
salam
pertemuan dan
penyampaian terima

Kasih
3. Salam penutup

VI. ALAT DAN BAHAN


1. Parutan/Blender
2. Kompor beserta gas lpg
3. Panci
4. 1 buah sendok makan
5. 1 buah gelas
6. 1 buah saringan
7. Tanaman obat yang akan digunakan untuk demonstasi seperti daun
seledri, timun, dan belimbing
VII. SETTING TEMPAT

A
Penyuluh Peserta
A

VIII. RENCANA EVALUASI


1. Evaluasi struktur :
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar
balik. Kurun waktu dalam persiapan media 2 hari
b. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan
akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet dan lembar balik yang
berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 2
hari.
2. Evaluasi proses:
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar
dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran
diharapkan mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50%
bisa menjawab
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
3. Evaluasi hasil:
a. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
b. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai cara
mencegah meningkatnya penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I. Jakarta: EGC

Effensy, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Handayani, Tuty. 2013. Apotik Hidup. CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur. Jakarta

Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Muhlisah, Ir. Fauziah, 2007, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Jakarta, PT. Seri Agri
Sehat

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Sujana, Wayan. 2011. Hipertensi Untuk Dicegah Dan Dihindari. (online). Avaible:
http://idijembrana.or.id/index.php?module=artikel&kode=13 (18-03-2021)

Utami, dr.Prapti, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 jenis tanaman penggempur
aneka penyakit, Jakarta Selatan, PT. Agromedia Pustaka

Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Meningkatkan


Pemeliharaan Kesehatan. USU Repository. Medan.
http://perpustakaan.pertanian.go.id/repository_litbang/uploaded_files/BPTP_J
abar/Isi_BukuSaku_Toga.pdf (18-03-2021)
Lampiran 1

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN TANAMAN OBAT


KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah
sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan khusus untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai
obat (apotek hidup) (Handayani, Tuti. 2013).
Toga adalah singkatan dari Tanaman Obat keluarga. Tanaman obat
keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun
ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang
berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan
obat-obatan. Kebun Tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat
disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (Utami. 2008). Suatu tanaman bisa disebut sebagai tanaman obat
apabila sebagian tanaman, seluruh tanaman atau eksudat tanaman tersebut
dapat digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan (Muhlisah,
2007).
B. Jenis Tanaman Obat Keluarga untuk Hipertensi (TOGA)
1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
2. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
3. Daun Sirsak (Annona muricata)
4. Daun Seledri (Apium graveolens)
5. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
6. Mentimun (Cucumis sativus )
7. Jahe (Zingiber officinale )
8. Kunyit (Curcuma longa )
9. Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia )
10. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus )
C. Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan
mengatasi masalah kesehatan secara tradisional (Obat). Pada dasarnya
bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah
memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat. Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk
mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang
antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) ( Handayani, Tuti. 2013)
D. Cara Pengolahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Banyak obat tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah
tinggi, salah satunya adalah belimbing wuluh. Klaim ini sudah pernah
dibuktikan dalam sebuah penelitian dan hasilnya belimbing wuluh memang
dapat menurunkan tekanan darah dengan cukup signifikan Cara mengolah :
a. Cuci ketiga belimbing wuluh hingga bersih
b. Potong kecil-kecil.
c. Rebus potongan belimbing wuluh tersebut dengan tiga gelas air.
d. Biarkan hingga hanya tersisa segelas saja.
e. Angkat ramuan dan diamkan hingga dingin.
f. Setelah dingin, saring ampasnya, dan minum air rebusan belimbing
wuluh ini setelah sarapan.
2. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
Kandungan Kalium tinggi pada sambiloto berguna untuk mengeluarkan air
dan garam untuk mengatasi hipertensi.
Cara mengolah :
a. Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar
b. Rebus dengan 1/2 cangkir air panas.
c. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
d. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
3. Daun Sirsak (Annona muricata)
Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak air daun sirsak dapat
menurunkan secara signifikan tekanan darah tanpa mempengaruhi denyut
jantung. Efek hipotensif dari ekstrak air daun sirsak melalui mekanisme
perifer yang melibatkan antagonis ion kalsium dengan blokade kanal ion
kalsium. Efek hipotensif daun sirsak disebabkan oleh kandungan alkaloid
seperti coreximine, anomurine, dan reticulin, serta beberapa komponen
minyak esensial seperti b-caryophyllene.
Cara mengolah :
a. Ambil daun sirsak sebanyak 7 lembar
b. Rebus dengan 2-3 gelas air putih sampai mendidih, lalu dinginkan
c. Setelah didinginkan saring air rebusan daun sirsak
d. Minum 2-3 kali sehari
4. Daun Seledri (Apium graveolens)
Seledri mengandung vitamin A pada daunnya, sedangkan pada batang
seledri mengandung vitamin B kompleks, vitamin C, fosfor, folat,
potassium, magnesium, zat besi, dan masih banyak lagi. Ini semua akan
bermanfaat untuk membuat tekanan darah menjadi normal.
Cara mengolah :
a. Potong kecil-kecil seledri
b. Lalu masukkan ke dalam blender.
c. Tambahkan air perasan lemon dan es batu.
d. Kemudian saring jus yang sudah diblender, sebelum diminum.
5. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
Mekanisme kerja daun salam sebagai antihipertensi melalui pelibatan
reseptor beta adrenergik dan kolinergik dengan produksi nitrit oksida, dan
melalui penghambatan ACE.
a. Ambil daun salam sebanyak 7- 10 lembar
b. Cuci daun salam sampai bersih. Lalu, rebus daun salam dengan 3 gelas
air sampai menyisakan air 1 gelas.
c. Setelah dingin, saring air rebusan daun salam
d. Minum air rebusan daun salam tersebut 2 kali sehari.
6. Mentimun (Cucumis sativus )
Di dalam mentimun banyak terkandung kalium. Zat ini merupakan elektrolit
yang membantu mengatur jumlah natrium (kandungan dalam garam) yang
ditahan oleh ginjal. Dengan kata lain, kalium bertanggung jawab atas
terkontrolnya tekanan darah seseorang. Tak hanya itu saja, mentimun juga
kaya vitamin C, kalium, dan antioksidan, seperti karotenoid dan tokoferol.
Nutrisi- nutrisi ini dibutuhkan tubuh untuk mengontrol atau menurunkan
tekanan darah.
Cara mengolah :
a. Bersihkan buah mentimun lalu potong kecil-kecil sesuai selera.
b. Masukkan ke dalam blender
c. Tambahkan 1/2 gelas air putih dan blender buah mentimun hingga
hancur.
d. Tambahkan gula, air jeruk lemon dan sedikit es serut lalu blender lagi
hingga mentimun halus.
e. Saring jus mentimun ke dalam gelas dan tambahkan es serut ke dalam
gelas.
f. Jus buah mentimun telah siap untuk disajikan dan menjadi minuman
penurun darah yang menyehatkan.
7. Jahe (Zingiber officinale)
Bumbu dapur yang juga dipercaya sebagai obat herbal tanaman penurun
darah tinggi adalah Zingiber officinale alias jahe. Kandungannya meliputi
karbohidrat, serat, fosfor, aneka vitamin, enzim proteolik, senyawa fenolik,
dan lainnya yang baik untuk menurunkan darah tinggi. Jahe membantu
mengontrol tekanan darah karena terbukti meningkatkan sirkulasi darah dan
mengendurkan otot-otot di sekitar pembuluh darah.
Cara mengolah :
a. Potong dan iris jahe sebanyak 2-4 iris
b. Tambahkan 2 gelas air putih, lalu rebus
c. Minum air rebusan jahe setiap pagi
8. Kunyit (Curcuma longa )
Tanaman penurun darah tinggi yang pertama adalah kunyit Kunyit
mengandung zat kurkuminoid, minyak atsiri, protein, zat besi, dan lain- lain
yang sangat bermanfaat untuk menunjang kesehatan tubuh. Tak terkecuali
dengan menurunkan tekanan darah tinggi. Akar kunyit mengandung minyak
atsiri, kurkumin, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B, vitamin C dan besi.
Hal inilah yang membuat kunyit berkhasiat menurunkan tekanan darah
tinggi.
Cara mengolah :
a. Ambil kunyit 1/2 jari
b. Gula aren 1 sendok makan
c. Cuci lalu parut kunyit. Setelah itu, Anda tambahkan gula aren yang
sudah dicairkan.
d. Setelah tercampur rata, saring kunyit dan gula aren tersebut.
e. Minum ramuan herbal kunyit tersebut dua sampai tiga kali sehari.
9. Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia )
Vitamin C yang tinggi pada jeruk nipis dipercaya mampu meningkatkan
daya tahan tubuh, dan menurunkan darah tinggi. Selain itu, jeruk nipis juga
mengandung kalium yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi.
Cara mengolah :
a. Ambil 2 buah jeruk nipis lalu peras
b. Rebus 1-2 gelas air putih
c. Campurkan air perasan jeruk nipis ke 1 gelas air hangat
d. Tambahkan madu secukupnya
e. Minum 1-2 kali sehari
10. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
Bagian dari kumis kucing sebagai tanaman penurun darah tinggi yang
dimanfaatkan adalah daunnya. Rebusan daun tanaman kumis kucing akan
membantu tekanan darah menjadi normal. hal ini terjadi berkat kandungan
minyak atsiri, sineol, borneol, protein, dan kandungan lain di dalamnya.
Kandungan antioksidan yang ada dan zat anti peradangan dalam kumis
kucing sangat baik untuk penderita darah tinggi. Zat kimia yang disebut
methylripariochromene dapat mengurangi tekanan darah sistolik.
Cara mengolah :
a. Daun kumis kucing 20 lembar
b. Daun pait (sambiloto) 20 lembar
c. Air 100-200 ml
d. Cuci daun kumis kucing dan sambiloto sampai bersih.
e. Lalu, rebus semua bahan tersebut.
f. Minum air rebusan daun kumis kucing dan sambiloto tersebut sekali
sehari.
E. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) oleh Masyarakat
Pemanfaatan TOGA adalah untuk memenuhi keperluan alam bagi
kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah- masalah kesehatan
secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal
dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan
peranannya dalam penyelenggaraan upaya- upaya kesehatan masyarakat.
Keuntungan obat tradisional yang langsung dirasakan oleh masyarakat
adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam
di pekarangan sendiri. Obat tradisional murah dan dapat diramu sendiri di
rumah, sehingga hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan
tumbuhan obat untuk mengobati penyakit. Penggunaan tumbuhan obat tetap
besar di masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan
secara turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih
belum banyak diketahui. (Zein 2005).
Lampiran 2

EVALUASI TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


SATUAN ACARA PENYULUHAN TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan tanaman obat keluarga?
2. Apa saja jenis tanaman obat keluarga yang dapat diberikan pada penderita
hipertensi?
Sebutkan minimal 5!
3. Apa saja manfaat tanaman obat keluarga?
4. Jelaskan salah satu pengolahan tanaman toga untuk hipertensi!
5. Apa keuntungan dari pemanfaatan tanaman toga?
B. Jawaban
1. Taman obat keluarga adalah tamanan yang ada disekitar rumah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan khusus untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup)
2. 5 jenis tanaman obat keluarga untuk penderita hipertensi adalah
a. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
b. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
c. Daun Sirsak (Annona muricata)
d. Daun Seledri (Apium graveolens)
e. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
3. Manfaatnya antara lain sebagai pencegahan penyakit,
meningkatkan/menjaga kesehatan, penyembuhan penyakit
4. Cara mengolah mentimun salah satu tanaman obat keluarga untuk hipertensi
a. Bersihkan buah mentimun lalu potong kecil-kecil sesuai selera.
b. Masukkan ke dalam blender
c. Tambahkan 1/2 gelas air putih dan blender buah mentimun hingga
hancur.
d. Tambahkan gula, air jeruk lemon dan sedikit es serut lalu blender lagi
hingga mentimun halus.
e. Saring jus mentimun ke dalam gelas dan tambahkan es serut ke dalam
gelas.
f. Jus buah mentimun telah siap untuk disajikan dan menjadi minuman
penurun darah yang menyehatkan.
5. Keuntungan penggunaan tanaman obat keluarga adalah masyarakat mudah
untuk memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan
sendiri. Obat tradisional murah dan dapat diramu sendiri di rumah, sehingga
hampir setiap orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit. Penggunaan tumbuhan obat tetap besar di masyarakat
karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara turun-temurun,
walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih belum banyak diketahui.
Cara mengolah :
 Potong kecil-kecil seledri
 Lalu masukkan ke dalam blender.
 Tambahkan air perasan lemon dan
es batu.
 Kemudian saring jus yang sudah (TANAM An OBAT KELUARGA)
diblender, sebelum diminum. Untuk PenyAKIT Hipertensi

Cara mengolah :
 Bersihkan buah mentimun lalu
Cara mengolah : potong kecil-kecil sesuai selera.
 Ambil daun salam sebanyak 7-  Masukkan ke dalam blender
10 lembar  Tambahkan 1/2 gelas air putih
 Cuci daun salam sampai bersih. dan blender buah mentimun
Lalu, rebus daun salam dengan hingga hancur.
3 gelas air sampai menyisakan  Tambahkan gula, air jeruk lemon
air 1 gelas. dan sedikit es serut lalu blender
 Setelah dingin, saring air lagi hingga mentimunhalus.
rebusan daun salam  Saring jus mentimun ke dalam
 Minum air rebusan daun salam gelas dan tambahkan es serut ke
tersebut 2 kali sehari. dalam gelas. Jus buah mentimun
telah siap untuk disajikan.
Hipertensimerupakan
peningkatan tekanan Cara mengolah:
darah sistolik secara  Cuci ketiga buah belimbing Cara mengolah :
persisten diatas 140  Daun sambiloto segar sebanyak
wuluh hingga bersih
mmHg sebagai akibat dari  Potong kecil-kecil. 5-7 lembar
kondisi lain yang kompleks  Rebus dengan 1/2 cangkir air
 Rebus potongan belimbing
dan saling berhubungan. wuluh tersebut dengan tiga panas.
 Tambahkan madu secukupnya
gelas air.
 Biarkan hingga hanya tersisa sambil diaduk.
 Setelah dingin minumsekaligus.
segelas saja.
 Angkat ramuan dan diamkan Lakukan sehari 3 kali.
hingga dingin.
 Setelah dingin, saring
Tanaman Obat ampasnya, dan minum air
Keluarga (TOGA) rebusan belimbing wuluh ini
adalah tanaman hasil setelah sarapan. Cara mengolah :
budidaya keluarga  Ambil daun sirsak sebanyak 7
yang berkhasiat lembar
sebag ai obat.  Rebus dengan 2 -3 gelas air
Keuntungan menggunakan TOGA putih sampai mendidih, lalu
yaitu murah dan dapat diramu dinginkan
sendiri di rumah, sehingga hampir  Setelah didinginkan saring air
setiap orang Indonesia pernah rebusan daun sirsak
menggunakan tumbuhan obat  Minum 2-3 kali sehari
untuk mengobati penyakit.

Anda mungkin juga menyukai