Anda di halaman 1dari 18

DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN

PENDEKATAN SAINTIFIK
Disusun untuk memenuhi tugas Desain Pembelajaran Geometri

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Sunardi, M.Pd.


Drs. Toto’ Bara Setiawan, M.Si.

Oleh :

Yufrida Septi Nindya (170210101007)


Fiony Octavia C. (170210101009)
Lilianawati (170210101045)
Atik Robbana (170210101046)
Titis Sahrita (170210101062)
M. Ainul Yaqin F.I (170210101065)
Alifia Nindya Oktaviani (170210101098)
Rofiqotul Afia (170210101100)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2
1. PENGANTAR PENDEKATAN BERBASIS SAINTIFIK.........................3
1.1 Konsep Pendekatan Saintifik ........................................................................3
1.2 Hakikat Pendekatan Saintifik ……………………………………………...5
2. PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK..................................................6
2.1 Pembelajaran Saintifik...................................................................................6
2.2 Tujuan dan Prinsip Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Saintifik...........7
2.3 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik........................................9
2.4 Model Pembelajaran Berbasis Inquiry dengan Pendekatan Saintifik..........10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

2
1. PENGANTAR PENDEKATAN BERBASIS SAINTIFIK

1.1 Konsep Pendekatan Saintifik


Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi,menginspirasi,
meguatkan, dan medasari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran
diterapkan berdasarkan teori tertentu. Dalam pendekatan saintifik dapat
dilakukan daalam berbagai strategi pembelajaran, diantaranya yaitu
discovery, inquiry, project based learning, problem based learning.
Pendekatan saintifik diatur dalam Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menegah.

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran


meliputi mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba
(experimenting), mengolah data atau informasi dilanjutkan dengan
menganalisis, menalar (associating), dan menyimpulkan, menyajikan data
atau informasi (mengomunikasikan), dan menciptakan serta membentuk
jaringan (networking). Menurut Daryanto (2014), langkah-langkah
pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengamati (observasi) 
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode mengamati sangat bermanfaat bagi
pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran
memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik
menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan
materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Menanya
Pada kurikulum 2013 kegiatan menanya diharapkan muncul dari siswa.
Kegiatan belajar menanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati.
3. Mengumpulkan data
Kegiatan mengumpulkan data adalah tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai

3
sumber melalui berbagai cara. Peserta didik dapat membaca berbagai sumber,
memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan
eksperimen.
4. Mengasosiasikan atau mengolah data
Dalam kegiatan mengasosiasi/mengolah data terdapat kegiatan menalar
dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut
dalam kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik
merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan
sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh
simpulan berupa pengetahuan.
5. Mengkomunikasikan
Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan
dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola.

Langkah-langkah kegiatan pembelajaraan pada pendekatan saintifik


(Hosnan, 2014) yaitu:
1. Mengamati (observing) meliputi, mengamati, membaca, mendengar,
menyimak (tanpa atau dengan alat).
2. Menanya (questioning) meliputi, mengajukan pertanyaan dari yang fakta
sampai ke yang bersifat hipotesis, diawali dengan bimbingan guru sampai
dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
3. Pengumpulan data (experimenting) meliputi, menentukan data yang
diperlukan dari pertanyaan yang diajukan, menentukan sumber data (benda,
dokumen, buku, dan percobaan).
4. Mengosiasi (associating) meliputi, menganalisis data dengan membuat
kategori, menentukan hubungan data, dan menyimpulkan hasil analisis data.
5. Mengomunikasikan (communicating) meliputi, menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau
media lainnya.

4
1.2 Hakikat Pendekatan Saintifik
Kumpulan metode dan cara yang dipakai oleh guru dalam melakukan
pembelajaran disebut pendekatan pembelajaran(Dr.HM.Musfiqon, 2015). Model
pembelajaran terjadi karena adanya beberapa pendekatan pembelajaran. Melalui
pendekatan pembelajaran muncul beberapa metode pembelajaran. Dalam metode
pembelajaran terdapat ciri-ciri yang menggolongkan setiap metode pembelajaran
yang akan dipakai oleh seorang guru.

Menurut Daryanto (dalam Dr.HM.Musfiqon, 2015) menyatakan bahwa


ilmuwan lebih mengutamakan pendekatan induktif daripada pendekatan deduktif.
Pendekatan deduktif menarik kesimpulan dari masalah yang terjadi secara umum
menuju simpulan yang spesifik. Sedangkan pendekatan induktif menarik
kesimpulan dari masalah yang terjadi secara khusus menuju simpulan yang lebih
umum.

Metode ilmiah merujuk pada cara investigasi atas suatu atau beberapa
masalah, mendapat pengetahuan baru, atau mengasimilasi pengetahuan
sebelumnya. Metode pencarian harus berbasis observasi terhadap benda yang bisa
diamati, empiris, dan terukur dengan prosedur penalaran yang spesifik. Oleh
sebab itu, biasanya metode ilmiah berisi serangkaian kegiatan pengumpulan data
melalui kegiatan pengamatan, mengolah data, menganalisis data, dan menyajikan
hasil analisa data.

Langkah-langkah nyata dari metode ilmiah kemudian disebut langkah ilmiah,


yaitu tindakan nyata dalam sebuah kegiatan ilmiah yang disesuaikan dengan alur
berfikir ilmiah. Langkah-langkah ilmiah tersebut yaitu :
1. Menemukan masalah dan merumuskan masalah
2. Menyusun kerangka berpikir dan membuat hipotesis
3. Mengumpulkan data
4. Menganalisa data
5. Menyimpulkan hipotesis, apakah sesuai dengan hipotesis penulis atau
sebaliknya

5
6. Membuat proposisi dan menyajikan data

Langkah-langkah ilmiah diatas harus dilakukan secara urut sesuai dengan alur
berfikir ilmiah. Selain dilihat dari langkah-langkah ilmiah, sebuah pembelajaran
juga dilihat dari pendekatan ilmiah. Menurut M. Musfiqon (dalam
Dr.HM.Musfiqon, 2015) menyatakan sebuah akan ditemukan melalui pendekatan
ilmiah. Peserta didik yang telah menerapkan langkah dan pendekatan ilmiah akan
terbiasa berpikir ilmiah, yaitu berpikir secara skeptik, analitik, kritis, dan rasional.

Menurut Majid (dalam Fadhilaturrahmi, 2017) menyatakan bahwa


pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran. Pendekatan
saintifik sering kali dipakai dalam pengembangan dan implementasi pada
pembelajaran berbasis kurikulum 2013(Rudi Susilana, 2014). Pendekatan saintifik
merupakan salah satu pendekatan yang menggunakan langkah dan aturan ilmiah
dalam proses pembelajaran. Menurut Daryanto (dalam Dr.HM.Musfiqon, 2015)
menyatakan bahwa langkah-langkah ilmiah yang digunakan meliputi menemukan
masalah, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan
menganalisis data. Lebih lanjut menurut Majid (dalam Fadhilaturrahmi, 2017)
menyatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan memberikan
pemahaman materi lebih jauh kepada peserta didik dengan menggunakan langkah-
langkah ilmiah dimana informasi-informasi yang diperoleh tidak hanya melalui
guru. Sehingga pada pendekatan saintifik peserta didik yang harus aktif dalam
mengkonstruksi konsep melalui tahapan mengamati masalah, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan menganalisis data pada
bagian akhir(Fadhilaturrahmi, 2017).

Penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran harus dipandu dengan


kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Menurut Daryanto (dalam Dr.HM.Musfiqon,
2015) menyatakan proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:

6
1. Materi pembelajaran berlandaskan terhadap fakta atau masalah yang dapat
dijelaskan secara rasional, bukan sebatas kira-kira, khayalan, maupun
dongeng
2. Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai non-
ilmiah yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui
coba-coba, dan asal berpikir kritis.

Menurut Walker (dalam Dr.HM.Musfiqon, 2015) menyatakan berpikir kritis


merupakan suatu proses intelektual dalam pembuatan konsep, menerapkan,
menganalisis, membuat, dan mengevaluasi berbagai sumber yang diperolah
melalui hasil pengamatan, pengalaman, refleksi, dimana hasil hasil proses ini
digunakan sebagai dasar saat mengambil tindakan.

Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, termasuk


pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran dapat
dimulai pada tahapan pendahuluan, kegiatan inti, hingga kegiatan penutup. Ketiga
langkah kegiatan pembelajaran ini secara simultan sudah dapat dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam pendahuluan diarahkan untuk
memantapkan pemahaman peserta didik tentang tujuan dan pentingnya materi
yang akan disampaikan, sehingga memunculkan rasa ingin tahu yang tinggi pada
diri peserta didik. Dalam kegiatan inti yang merupakan pengalaman belajar bagi
peserta didik merupakan waktu yang paling banyak digunakan untuk melakukan
pembelajaran dengan cara ilmiah. Oleh karena itu, dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) seorang tenaga pendidik perlu mendesain kegiatan belajar
yang sistematis sesuai dengan langkah ilmiah. Kegiatan peserta didik diarahkan
untuk mengkonstruksi konsep, pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan
dengan bantuan tenaga pendidik melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan mengkomunikasikan. Sementara itu, dalam kegiatan penutup
peserta ddik diarahkan untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.

7
2. PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK

2.1 Pembelajaran Saintifik


Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi
atau data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014).

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik diarahkan


agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan
bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya
mendengarkan dan menghafal semata (Majid, 2014).

Berikut definisi dan pengertian pendekatan saintifik dari beberapa sumber buku:

 Menurut Rusman (2015), pendekatan saintifik merupakan pendekatan


pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa secara luas untuk
melakukan eksplorasi dan elaborasi materi yang dipelajari, di samping itu
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengaktualisasikan
kemampuan melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru.

 Menurut Hosnan (2014), pendekatan saintifik adalah suatu proses


pembelajaran yang dirancang supaya peserta didik secara aktif
mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan.

 Menurut Karar dan Yenice (2012), pendekatan saintifik adalah proses


pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar pembelajar secara
aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

8
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

2.2 Tujuan dan Prinsip Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Saintifik


Menurut Hosnan (2014) pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai
berikut: 1) Berpusat pada siswa; 2) Melibatkan keterampilan proses sains dalam
mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip; 3) Melibatkan proses-proses kognitif
yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa, dan; 4) Dapat mengembangkan
karakter siswa.

Tujuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah untuk


mengembangkan karakter siswa. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap
masalah yang dihadapinya dan memiliki hasil belajar yang tinggi.
Menurut Hosnan (2014), tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan
saintifik adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa. 
2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik.
3. Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan. 
4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.
5. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam
menulis artikel ilmiah.
6. Untuk mengembangkan karakter siswa.
Beberapa prinsip pendekatan Saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut (Hosnan, 2014):
1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran membentuk students self concept. 
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

9
4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip.
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir
siswa.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi. 
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
2.3 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
Secara bahasa model merupakan rancangan, rencana, atau representasi yang
menjelaskan suatu obyek, sistem, atau konsep yang seringkali berupa
penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik (maket,
bentuk prototipe), model citra(gambar rancangan, citra komputer), atau rumusan
matematis (wikipedia Indonesia, diakses 15 maret 2015). Sedangkan model
pembelajaran dapat diartikan rencana konseptual yang berisi strategi, pendekatan,
metode, teknik serta taktik pembelajaran yang telah disusun oleh tenaga pendidik.
Model pembelajaran merupakan akumulasi proses pembelajaran yang diterapkan
dalam pembelajaran di kelas.

Sebagai seorang tenaga pendidik harus mampu memilih model pembelajaran


yang tepat bagi peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran,
tenaga pendidik harus memperhatikan keadaan atau kondisi peserta didik, bahan
pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model
pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar
peserta didik. Dalam pendekatan saintifik paling tidak ada 3 model pembelajaran
yang dapat diterapkan, yaitu : (1) model pembelajaran berbasis proyek (PJBL), (2)
model pembelajaran berbasis masalah (PBL), (3) model pembelajaran berbasis
inquiry.

10
2.4 Medel Pembelajaran Berbasis Inquiry dengan Pendekatan Saintifik
Pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan
menyelediki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Pembelajaran inquiry menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran peserta
didik dalam pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing peserta
didik untuk belajar.

Tahap ini guru mengajukan masalah,  Stimulasi


kemudian peserta didik  Pernyataan masalah
mengidentifikasi masalah

Tahap ini peserta didik  Mengumpulkan data


mengumpulkan data, menjawab
masalah dengan meneliti secara
empiris

Tahap ini peserta didik mengecek  Analisa data


ulang temuan, lalu menarik  Penyajian data atau komunikasi
kesimpulan

Alur diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran berbasis inquiry sesuai
dengan kaidah dan langkah-langkah ilmiah. Secara lebih jelas langkah-langkah
pembelajaran berbasis inquiry dipaparkan seperti berikut :

Tahap Mengamati merupakan tahap awal kegiatan ilmiah. Mengamati berarti


memperhatikan dengan teliti. Mengamati bukan hanya dengan penglihatan,
namun juga dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mengamati dalam konteks
pendekatan saintifik pada pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki makna yang
luas. Mengamati dilakukan oleh siswa dengan difasilitasi dan dibimbing oleh guru
dalam bentuk melihat, menyimak, mendengar, membaca, membau, meraba

11
menggunakan panca indera atau tanpa bantuan alat. Tujuan mengamati yaitu
melatih kompetensi siswa dalam hal kesungguhan, ketelitian, dan mencari
informasi. Kegiatan mengamati mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi
pengetahuan-pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural yang ada pada suatu
kompetensi dasar. Berikut ini adalah contoh kegiatan pendekatan saintifik dalam
model pembelajaran Discovery Learning pada materi volume tabung dan kerucut.

Fase Pendekatan Fase Model Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Saintifik Discovery
Learning
Mengamati Stimulasi Guru melakukan Peserta didik
(Pemberian pembagian melakukan
Rangsangan kelompok belajar pembentukan
kepada Siswa) kelompok yang
telah ditentukan
oleh guru.
Guru Peserta didik
memfasilitasi menerima dan
siswa dengan memahami LK
memberikan LK yang telah
mengenai volume diberikan oleh
kerucut dan guru
volume tabung
kepada tiap
kelompok.
Guru memberikan Peserta didik
masalah dengan mengamati
menampilkan permasalahan
benda-benda yang yang diberikan
berbentuk kerucut oleh guru.
dan tabung.

12
Tahap kedua yaitu menanya. Menanya merupakan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah
mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar
sepanjang hayat.

No Fase Saintifik Fase Discovery Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Learning
2. Menanya Problem Guru Peserta didik
Statement membimbing menentukan
(Identifikasi siswa dalam hipotesis atas
Masalah) menentukan jawaban dari
hipotesis permasalahan
tentang yang diajukan
perbandingan oleh guru
volume kerucut
dengan tabung
atas jawaban
dari
permasalahan
yang diajukan
oleh guru
Tahap ketiga yaitu mengumpulkan data. Kegiatan ini yaitu melakukan
eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat
pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktifitas
tertentu, hingga berwawancara dengan seseorang nara sumber. Kompetensi yang
ingin dikembangkan antara lain: peserta didik akan mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan
berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam

13
cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar
sepanjang hayat (life long learner).

FASE FASE KEGIATAN KEGIATAN


SAINTIFIK DISCOVERY GURU SISWA
LEARNING

3 Mengumpulkan Membimbing Guru Peserta didik


. data penyelidikan mengarahkan bersama dengan
individu dan siswa untuk kelompoknya
kelompok menyiapkan alat menyiapkan alat
dan bahan yang dan bahan yang
dibutuhkan dibutuhkan
dalam percobaan dalam percobaan
mencari volume mencari volume
kerucut, serta kerucut, serta
mengikuti mengikuti
langkah-langkah langkah-langkah
percobaan yang percobaan yang
telah diberikan telah diberikan
oleh guru oleh guru

Tahap keempat yaitu mengasosiasi. Kegiatan mengasosiasi dalam kegiatan


pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas
dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan
pola dari keterkaitan informasi tersebut. Hasil akhir dari kegiatan
menalar/mengasosiasi adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas
pertanyaan yang dirumuskan.

Pendekatan Fase discovery Kegiatan guru Kegiatan siswa

14
saintifik learning
Mengasosiasi 1. Data 1. Guru 1. Peserta didik
processing membimbing bersama dengan
(pengolahan kelompok untuk kelompoknya
data) melakukan melakukan
2. Verification percobaan percobaan
(Pembuktian) menemukan menemukan
rumus volume rumus volume
kerucut dan kerucut.
tabung. 2. Kelompok
2. Guru memecah,
mengarahkan memilah
agar kelompok informasi,
dapat mengklasifikasi
mengidentifikasi, atau
mengklasifikasi, menghitung
atau dengan cara
menghubungkan tertentu untuk
data dan menjawab
informasi yang pertanyaan.
diperoleh. 3. Kelompok
3. Guru meminta mengkonstruk
kelompok untuk rumus.
mengkonstruk 4. kelompok
rumus. menarik
4. Guru meminta kesimpulan dari
kelompok untuk hasil kegiatan
menarik sebelumnya.
kesimpulan dari
hasil kegiatan
sebelumnya.

15
Tahap kelima yaitu komunikasi. Kegiatan komunikasi Memberikan
pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar berupa menyampaikan hasil
pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan
hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media
lainnya. Ini dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kesempatan untuk
mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur, teliti,
toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang
singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.

No Fase Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


Saintifik Discovery
Learning
1. Mengkomu- Generalization Guru meminta Perwakilan kelompok
nikasikan (Menarik salah satu dari memaparkan hasil dari
Kesimpulan) perwakilan percobaan yang mereka
kelompok untuk lakukan serta kelompok
memaparkan lain menanggapi dan
hasil dari bertanya dari presentasi
percobaan yang kelompok lain.
mereka lakukan
serta meminta
siswa dari
kelompok lain
untuk
menanggapi
dan bertanya
dari presentasi
kelompok lain.

Guru Peserta didik


membimbing menentukan kesimpulan

16
siswa untuk menemukan
menentukan volume kerucut dari
kesimpulan percobaan yang telah
untuk dilakukan serta
menemukan mengkomunikasikannya
volume kerucut di depan kelas.
dari percobaan
yang telah
dilakukan serta
meminta salah
satu siswa
untuk
menyampaikan
kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Dr.HM.Musfiqon, Nurdyansyah. 2015. PENDEKATAN PEMBELAJARAN


SAINTIFIK. 1st ed. ed. Nurdyansyah. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Fadhilaturrahmi. 2017. “Penerapan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan

17
Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik Di Sekolah Dasar.”
Pendidikan Dasar 9(2): 109–18.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Karar, E. E. dan Yenice, N. 2012. The investigation of scientific process skill level


of elementary education 8th grade students in view of demographic features.
Procedia Social and Behavioral Sciences.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Rudi Susilana, Heli Ihsan. 2014. “Pendekatan Saintifik Dalam Implementasi


Kurikulum 2013 Berdasarkan Kajian Teori Psikologi Belajar.” 1(2): 183–95.

Rusman. 2015. Pemebelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Raja Grafindo Persada

18

Anda mungkin juga menyukai