Nama : Irda
Stambuk : A22118003
Kelas :A
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum
Dosen MK : Dr. Lilies, M.P
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Sampul ………………………………………………………………….x
C.Tujuan …………………………………………………………
B.Pengertian Model……………………………………………………
A.Kesimpulan …………………………………………………………
B.Saran ………………………………………………………....
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
PEMBAHASAN
A.Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari bahasa latin yang mempunyai kata dasar currere,
secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start
dan batas finish. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata
manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada berbagai kehidupannya (al-Syaibany, 1997: 478 pada Khaeruddin, 2007: 24).
B.Pengertian Model
Menurut Good (1972) dan Travers (1973), model adalah abstraksi dunia
nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif,
matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan
tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan
demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat
digunakan untuk menerjemahkan sesuatu sarana untuk mempermudah
berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil
keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang
dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara
mendasar dan menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah
model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia, model
dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian, model
dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks, dan model dapat
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
1. Model Tyler
Model Tyler adalah model yang paling dikenal bagi perkembangan
kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam
bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler
Rationale, suatu proses pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan
dipraktekkan dalam lingkungan kurikulum.Walaupun Tyler mengajukan
suatu model yang komprehensif bagi perkembangan kurikulum, bagian
pertarna dari model Tyler, pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian
dari pendidik lain.
2. Model Taba
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach)
bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang
oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut Taba guru
harus memulai proses dengan menciptakan suatu unit belajar mengajar
khusus bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat dalam
rancangan suatu kurikulum umum. Karena itu Taba menganut pendekatan
induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi suatu
rancangan umum.
3. Model Wheller
Menurut Wheller, pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses ynag membentuk lingkaran yang terjadi secara terus menerus.
Dimana ada lima fase (tahap). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang
berlangsung secara sistematis atau berturut. Artinya, kita tidak mungkin
dapat menyelesaikan tahapan kedua manakala tahapan pertama belum
terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai
dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Deikian proses
pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung.
4. Model Nicholls
Dalam bukunya Developing a Curriculum: a Practical Guide
(1978), Howard Nicholls menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan
kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk siklus.
Model pengembangan kurikulum Nicholls menggunakan pendekatan
siklus seperti model Wheeler. Model Nicholls digunakan apabila ingin
menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan
situasi.Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls,
yaitu:
a. Analisis sesuatu
b. Menentukan tujuan khusus
c. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
d. Menentukan dan mengorganisasi metode
e. Evaluasi
5. Model Dynamic Skilbeck
Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru
yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulum yang ia
susun dapat dijadikan alternative dalam pengembangan kurikulum tingkat
sekolah. Menurut Skilbeck langkahlangakah pengembangan kurikulum
adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis sesuatu
b) Memformulasikan tujuan
c) Menyususn program
d) Interpretasi dan implementasi
e) Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi
6. Model Saylor, Alexander, Dan Lewis
Model ini membentuk curriculum planning process (proses
perencanaan kurikulum). Untuk mengerti model ini, kita harus
menganalisa konsep kurikulum dan konsep rencana kurikulum mereka.
Kurikulum menurut mereka adalah "a plan for providing sets of learning
opportunities for persons to be educated" ; sebuah rencana yang
menyediakan kesempatan belajar bagi orang yang akan dididik. Namun,
rencana kurikulum tidak dapat dimengerti sebagai sebuah dokumen tetapi
lebih sebagai beberapa rencana yang lebih kecil untuk porsi atau bagian
kurikulum tertentu.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kurikulum adalah benda hidup yang dinamis, karena seorang guru harus
menerjemahkan kurikulum itu dalam bentuk interaksi hidup antara guru dan
siswa. Menurut Peter E. Oliva menyajikan empat model perkembangan
kurikulum, yang dibedakan menjadiModel Deduktif dan Model Induktif. Model
deduktif adalah model yang dimulai dari hal umum ke hal khusus. Sedangkan
model induktif adalah model yang dimulai dari hal khusus ke hal umum.
Tigamodel deduktif yang disajikan adalah model Tyler; model Saylor, Alexander,
Lewis; dan model Oliva. Sedangkan model induktif yang disajikan adalah model
Taba.
B.Saran
Jogjakarta .
Rosdakarya: Bandung