Anda di halaman 1dari 11

Model-model Konsep Pengembangan Kurikulum

Nama : Irda
Stambuk : A22118003
Kelas :A
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum
Dosen MK : Dr. Lilies, M.P

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah


memberikan kemudahan terselesaikannya makalah ini yang berjudul “Model-
model Konsep Pengembangan Kurikulum”.Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Telaah Kurikulum dengan dosen bidang studi Dr.Lilies, M.P.
Sekian semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembacanya
mengenai model-model konsep pengembangan kurikulum.Mohon maaf bila
terdapat kesalahan pada makalah ini.

Palu, 18 Maret 2021

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Sampul ………………………………………………………………….x

Kata Pengantar ………………………………………………………….xi

Daftar Isi …………………………………………………………………xii

BAB I Pendahuluan …………………………………………………………

A.Latar Belakang …………………………………………………

B.Rumusan Masalah …………………………………………………

C.Tujuan …………………………………………………………

BAB II Pembahasan …………………………………………………………

A.Pengertian Kurikulum ……………………………………………...

B.Pengertian Model……………………………………………………

C.Model Pengembangan Kurikulum… ………………………………

BAB III Penutup …………………………………………………………

A.Kesimpulan …………………………………………………………

B.Saran ………………………………………………………....

Daftar Pustaka …………………………………………………………

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, kurikulum menjadi semacam barometer untuk


mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran, sehingga salah satu entitas
yang dikatakan sangat urgen dalam pendidikan adalah anatomi kurikulum itu
sendiri. Artinya, segala perubahan baik dari segi format, isi, maupun asas desain
dan pelaksanaannya akan selalu berubah mengikuti perkembangan zaman yang
terjadi (kurikulum sebagai objek). Pada paradigma sebaliknya, kurikulum dapat
pula berfungsi sebagai subjek zaman, dimana kurikulum itu sendiri merupakan
salah satu instrumen (alat formal) dari perubahan sosial yang diharapkan. Hal ini
terjadi dalam konteks pengembangan kurikulum, pro dan kontra atas pelaksanaan
kurikulum yang akan atau baru ditetapkan pasti selalu terjadi. Melihat latar
belakang yang menarik ini tentunya selain dari perspektif sosiologis tersebut,
banyak hal yang menjadi penyebab mengapa kurikulum dalam suatu negara atau
konteks masyarakat tertentu dapat berubah atau berkembang dan dapat dimaklumi
sebagai polemik di masyarakat. Untuk itu paper ini mencoba membahas tentang
model-model pengembangan kurikulum apa saja yang melingkupi suatu
pembaruan kurikulum.

B.Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?


2. Apa yang dimaksud dengan model?
3. Apa saja model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum?

C.Tujuan

1. Untuk mendeksripsikan pengertian kurikulum;


2. Untuk mendeksripsikan pengertian model;
3. Untuk mendeksripsikan model pengembangan kurikulum.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa latin yang mempunyai kata dasar currere,
secara harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start
dan batas finish. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata
manhaj yang berarti jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia
pada berbagai kehidupannya (al-Syaibany, 1997: 478 pada Khaeruddin, 2007: 24).

Kurikulum merupakan salah satu konsep sistematis yang disusun untuk


mencapai satu tujuan pendidikan. Akan tetapi, Di dalam kelas, kurikulum adalah
benda hidup yang dinamis, karena seorang guru harus menerjemahkan kurikulum
itu dalam bentuk interaksi hidup antara guru dan siswa.Dalam lapangan
pendidikan pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan
secara pasti, dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara
untuk menguasai bahan agar dapat mencapai gelar (Dakir, 2004: 2).

Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 dalam Sistem


Pendidikan Nasional (1989: 63) menyatakan bahwa : “Kurikulum disusun untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.”

B.Pengertian Model

Menurut Good (1972) dan Travers (1973), model adalah abstraksi dunia
nyata atau representasi peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif,
matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan
tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan
demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat
digunakan untuk menerjemahkan sesuatu sarana untuk mempermudah
berkomunikasi, atau sebagai petunjuk yang bersifat perspektif untuk mengambil
keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.

Model atau konstruksi merupakan ulasan teoritis tentang suatu konsepsi


dasar (Zainal Abidin (2012: 137). Dalam pengembangan kurikulum, model dapat
merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau
dapat pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian kurikulum. Sedangkan
menurut (Kamus Besar Bahasa Indonesia) model adalah pola, contoh, acuan,
ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan
kurikulum berarti merupakan suatu pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang
akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan/pembelajaran. Model pengembangan
kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum,
dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang
dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara
mendasar dan menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat model adalah
model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia, model
dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan penelitian, model
dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks, dan model dapat
digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.

C.Model Pengembangan Kurikulum

Peter E. Oliva menyajikan empat model perkembangan kurikulum, yang


dibedakan menjadiModel Deduktif dan Model Induktif. Model deduktif adalah
model yang dimulai dari hal umum ke hal khusus. Sedangkan model induktif
adalah model yang dimulai dari hal khusus ke hal umum. Tigamodel deduktif
yang disajikan adalah model Tyler; model Saylor, Alexander, Lewis; dan model
Oliva. Sedangkan model induktif yang disajikan adalah model Taba.
Perkembangan kurikulum merupakan proses pembuatan keputusan yang
terencana dan untuk merevisi produk dari keputusan tersebut berdasar pada
evaluasi berkelanjutan. Sebuah model dapat mengatur proses. Menurut Taba
apabila seseorang memahami perkembangan kurikulum sebagai tugas yang
membutuhkan keteraturan, maka harus diketahui aturan ketika keputusan dibuat
dan bagaimana cara keputusan-keputusan tersebut dibuat, untuk memastikan
bahwa semua pertimbangan yang relevan telah tercakup dalam keputusan-
keputusan tersebut.

1. Model Tyler
Model Tyler adalah model yang paling dikenal bagi perkembangan
kurikulum dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam
bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction. The Tyler
Rationale, suatu proses pemilihan tujuan pendidikan, dikenal luas dan
dipraktekkan dalam lingkungan kurikulum.Walaupun Tyler mengajukan
suatu model yang komprehensif bagi perkembangan kurikulum, bagian
pertarna dari model Tyler, pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian
dari pendidik lain.
2. Model Taba
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach)
bagi perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang
oleh guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut Taba guru
harus memulai proses dengan menciptakan suatu unit belajar mengajar
khusus bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat dalam
rancangan suatu kurikulum umum. Karena itu Taba menganut pendekatan
induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi suatu
rancangan umum.
3. Model Wheller
Menurut Wheller, pengembangan kurikulum merupakan suatu
proses ynag membentuk lingkaran yang terjadi secara terus menerus.
Dimana ada lima fase (tahap). Setiap tahap merupakan pekerjaan yang
berlangsung secara sistematis atau berturut. Artinya, kita tidak mungkin
dapat menyelesaikan tahapan kedua manakala tahapan pertama belum
terselesaikan. Namun demikian, manakala setiap tahap sudah selesai
dikerjakan, kita akan kembali pada tahap awal. Deikian proses
pengembangan sebuah kurikulum berlangsung tanpa ujung.
4. Model Nicholls
Dalam bukunya Developing a Curriculum: a Practical Guide
(1978), Howard Nicholls menjelaskan bahwa pendekatan pengembangan
kurikulum terdiri atas elemen-elemen kurikulum yang membentuk siklus.
Model pengembangan kurikulum Nicholls menggunakan pendekatan
siklus seperti model Wheeler. Model Nicholls digunakan apabila ingin
menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan
situasi.Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls,
yaitu:
a. Analisis sesuatu
b. Menentukan tujuan khusus
c. Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
d. Menentukan dan mengorganisasi metode
e. Evaluasi
5. Model Dynamic Skilbeck
Skilbeck menjelaskan model ini diperuntukkan untuk setiap guru
yang ingin mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah. Skilbeck menganjurkan model pengembangan kurikulum yang ia
susun dapat dijadikan alternative dalam pengembangan kurikulum tingkat
sekolah. Menurut Skilbeck langkahlangakah pengembangan kurikulum
adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis sesuatu
b) Memformulasikan tujuan
c) Menyususn program
d) Interpretasi dan implementasi
e) Monitoring, feedback, penilaian, dan rekonstruksi
6. Model Saylor, Alexander, Dan Lewis
Model ini membentuk curriculum planning process (proses
perencanaan kurikulum). Untuk mengerti model ini, kita harus
menganalisa konsep kurikulum dan konsep rencana kurikulum mereka.
Kurikulum menurut mereka adalah "a plan for providing sets of learning
opportunities for persons to be educated" ; sebuah rencana yang
menyediakan kesempatan belajar bagi orang yang akan dididik. Namun,
rencana kurikulum tidak dapat dimengerti sebagai sebuah dokumen tetapi
lebih sebagai beberapa rencana yang lebih kecil untuk porsi atau bagian
kurikulum tertentu.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Kurikulum adalah benda hidup yang dinamis, karena seorang guru harus
menerjemahkan kurikulum itu dalam bentuk interaksi hidup antara guru dan
siswa. Menurut Peter E. Oliva menyajikan empat model perkembangan
kurikulum, yang dibedakan menjadiModel Deduktif dan Model Induktif. Model
deduktif adalah model yang dimulai dari hal umum ke hal khusus. Sedangkan
model induktif adalah model yang dimulai dari hal khusus ke hal umum.
Tigamodel deduktif yang disajikan adalah model Tyler; model Saylor, Alexander,
Lewis; dan model Oliva. Sedangkan model induktif yang disajikan adalah model
Taba.

B.Saran

Model pengembangan kurikulum sangat diperlukan untuk menunjang


pengembangan kurikulum dari berbagai aspek. Maka sangat perlu adanya
pertimbangan sumber pengembangan kurikulum yang bersifat efektifitas dalam
menunjang pengembangan kurikulum itu sendiri. Sebagai seorang guru yang
merupakan pihak yang berperan dalam implementasi kurikulum sangat perlu
memahami sumber pengembangan kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulah Idi. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratik. Ar RUZZ:

Jogjakarta .

Burhan Nurgiyantoro. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah

(Sebuah Pengantar Teoritis dan Pelaksanaan). BPFE : Jogajakarta

Ghufron, Anik. 2011. Model-model Pengembangan Kurikulum.

Nana Syodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Pratek. Remaja

Rosdakarya: Bandung

Sri Rahayu Chandrawati. 2009. Model-Model Pengembangan Kurikulum Dan

Fungsinya Bagi Guru.

Anda mungkin juga menyukai