Anda di halaman 1dari 23

Keperawatan Medikal Bedah I

“ ASKEP ANEMIA ”

Disusun oleh :

Kelomok 5

Arfan Septian

Nilsi elfiqri sanda

Pretty apmilia

Dosen Pembimbing :

Ns.Soviarni M,Kep

Ns.Devfi Herlina M,Kep

Ns.Novita Amri,M.Kep

Ns.Efrin Syafrina ,M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI KOTA SUNGAI PENUH


2019/2020

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Anemia” ini dengan tidak ada halangan yang berarti.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembaca
yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Gangguan kebutuhan oksigen akibat patologis
sistem cardiovaskuler atau Anemia . Selain itu, makalah ini kami susun juga untuk menuhi
tugas dari dosen Keperawatan Medikal Bedah I Akper Bina Insani Sakti Kota Sungai penuh
tahun 2020/2021. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap tegur sapa dan kritik yang membangun dari para
pembaca guna perbaikan dan peningkatan untuk makalah selanjutnya. Demikian kiranya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pembaca pada khususnya.

Sungai Penuh, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1Latar Belakang.....................................................................................................
1.2Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3Tujuan...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A.Konsep Teoritis....................................................................................................
2.1Pengertian............................................................................................................
2.2Etiologi.................................................................................................................
2.3Patofisiologi.........................................................................................................
2.4Anatomi Fisiologi................................................................................................
2.5Klasifikasi Anemia...............................................................................................
2.6Manifestasi Klinis.................................................................................................
2.7Komplikasi............................................................................................................
2.8Pemeriksaan Penunjang........................................................................................
2.9Penatalaksanaan Medis.........................................................................................
2.10.Pengobatan.........................................................................................................
BAB III Proses Keperawatan.................................................................................
B.Askep Teoritis.......................................................................................................
A.Pengkajian..............................................................................................................
B.Diagnosa Keperawatan...........................................................................................
C.Intervensi/Perencanaan...........................................................................................
D.Implementasi..........................................................................................................
E.Evaluasi..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
3.1Kesimpulan ..........................................................................................................
3.2Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak,
remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang
karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium.
Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal. Timbulnya anemia mencerminkan
adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis
sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Seliap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <_ I mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pads sclera). Apabila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:

1.Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah

2.Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
1.2.Rumusan Masalah

1.Apa Pengertian dari Anemia aplastik?

2.Apa Etiologi dari anemia aplastik?

3.Bagaimanakah patofisiologis pada anemia aplastik?

4.Apa saja manifestasi dari anemia aplastik?

5. Bagaimankah penatalaksanaan nya ?

6.Apa saja komplikasi nya ?

7.Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia aplastik ?

1.3. Tujuan

1.Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia

2.Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia.

b.Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia.

c.Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien


anemia.

d.Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.


BAB II
Pembahasan
A.Konsep Teoritis
2.1 Pengertian
2.1.1 Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).  
2.1.2 Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
2.1.3 Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges,
1999).
2.2 Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
a. Perdarahan
b. Kekurangan gizi seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat
c. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, bronkietasis, empiema
d. Kelainan darah
e. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
2.3.Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Seliap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <_ I mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pads sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperoleh dengan dasar:
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2.Derajat proliferasi sel dara merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya
seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

2.4Anatomi Fisiologi

Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen pembentuk yaitu
sel-sel darah, trombosit dan plasma darah. Volume darah pada manusia dewasa sehat kurang
lebih lima liter dan bila dibandingkan darah meliputi sekitar 8% berat badan. Darah terdiri
dari tiga sel utama yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Setiap jenis sel darah
menjalani beberapa tahap kematangan dan diferensiasi yang kompleks ketika berkembang
dari sel induk menjadi sel matur (matang). Pada orang dewasa, pembentukan sel darah
terutama berada di dalam sumsum tulang.
Sel darah merah merupakan sel yang berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi
transpor oksigen. Sel darah putih adalah sel yang mengandung inti, melindungi tubuh dari
invasi bakteri dan reaksi melawan terhadap benda atau jaringan asing, sedangkan platelet
berperan dalam pelepasan sel-sel koagulasi.

2.5Klasifikasi anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.Anemia aplastik Penyebab:
o agen neoplastik/sitoplastik
o terapi radiasi
o antibiotic tertentu
o obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
o benzene
o infeksi virus (khususnya hepatitis)


Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
-Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
-Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala :
-Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
- Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi Penyebabnya adalah menurunnya
ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
c.Anemia pada penyakit kronis Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan
dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna
yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis
dan berbagai keganasan
d.Anemia defisiensi besi
Penyebabnya:
-Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
-Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
-Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid,
dll.)


gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
o Atropi papilla lidah
o Lidah pucat, merah, meradang
o Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
o Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e.Anemia megaloblastik Penyebab:
o -Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
o -Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi
parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan
ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.


Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

2.Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
o Pengaruh obat-obatan tertentu
o Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
o Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
o Proses autoimun
o Reaksi transfusi
o Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

f.Tanda dan Gejala


o Lemah, letih, lesu dan lelah
o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

g.Kemungkinan Komplikasi yang muncul Komplikasi umum akibat anemia adalah:


o gagal jantung,
o parestisia dan
o kejang.

h.Terapi yang Dilakukan Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal


o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombina

3. Anemia pada penyakit kronis


o Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4.Anemia pada defisiensi besi


o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.

5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

2.6Manifestasi klinis
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
2.7Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah
lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
2.8Pemeriksaan penunjang
1.Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
2.Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
3.Peningkatan Bilirubin total
4.Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5.Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).
2.9Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1.Transpalasi sel darah merah.
2.Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3.Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4.Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5.Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6.Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
2.10Pengobatan
Untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya:
1. Anemia defisiensi zat besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur. - Pemberian preparat fe - Perrosulfat 3x 200mg/hari/per
oral sehabis makan - Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
B.Askep Teoritis
A. Pengkajian
Pengkajian mencakup Pengumpulan informasi subjecktif dan objectif (mis., TTV ,wawancara
pasien /keluarga ,pemekrisaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan
oleh pasien /keluarga ,atau ditemukan dalam rekam medik.(NANDA-I 2018-2019)
1) Identitas Pasien (Nama,Umur,Jenis Kelamin,Alamat,Pekerjaan,Agama,Suku,Bangsa,dll)
2) Keluhan Utama Pasien
3) Riwayat Kesehatan Pasien (RKD,RKS,Riwayat Kesehatan Keluarga)
4) Pemeriksaan Fisik(Keadaan umum ,Pemeriksaan Head to Toe,TTV)
5) Pemeriksaan Diagnostik (Pemeriksaan Laboratorium,Rontgen,dll)
6) Kebutuhan Fisik ,Psikologis,Sosial dan spiritual
B. Diagnosa Keperawatan
Penilaian Klinis Tentang Respon Manusia Terhadap Gangguan Kesehatan/Proses
Kehidupan,atau kerentanan terhadap respon tersebut dari seorang individu
,keluarga,kelompok,atau komunitas (NANDA-I 2013)
Diagnosa Keperawatan Anemia:
1. Intoleransi aktivitas B.d ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat, faktor
psikologis
3. Perfusi jaringan tdk efektive b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
4. Risiko infeksi b/d imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
5. PK:Anemia
6. Deficite Knolage tentang penyakit dan perawatannya b.d Kurang paparan thdp sumber
informasi, terbatasnya kognitif
7. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya
C. Intervensi//Perencanaan
Berbagai perawatan,berdasarkan penilain klinis dan pengetahuan,yang dilakukan oleh
seorang perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien (CNC,n.d.).(NIC)adalah sebuah
taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan
keperawatan.

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Intoleransi aktivitas B.d NOC: NIC:
ketidakseimbangan Setelah dilakukan askep .... Terapi aktivitas :
suplai & kebutuhan O2 jam Klien dapat • Kaji kemampuan ps
menunjukkan toleransi melakukan aktivitas
terhadap aktivitas • Jelaskan pada ps
dgn KH: manfaat aktivitas
• Klien mampu aktivitas bertahap
minimal • Evaluasi dan
• Kemampuan aktivitas motivasi keinginan ps u/
meningkat secara bertahap meningktkan aktivitas
• Tidak ada keluhan sesak • Tetap sertakan
nafas dan lelah selama dan oksigen saat aktivitas.
setelah aktivits minimal Monitoring V/S
• v/s dbn selama dan setelah • Pantau V/S ps
aktivitas sebelum, selama, dan
setelah aktivitas selama
3-5 menit. Energi
manajemen
• Rencanakan
aktivitas saat ps
mempunyai energi cukup
u/ melakukannya.
• Bantu klien untuk
istirahat setelah aktivitas.
Manajemen nutrisi
• Monitor intake
nutrisi untuk memastikan
kecukupan sumber-
sumber energi Emosional
support
• Berikan
reinfortcemen positip bila
ps mengalami kemajuan

2. Ketidakseimbangan NOC: NIC:


nutrisi kurang dari Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d keperawatan … jam klien      -Kaji adanya alergi
intake nutrisi menunjukan status nutrisi makanan.
inadekuat, faktor adekuat       -Kaji makanan yang
psikologis dengan KH: BB stabil, disukai oleh klien.
tingkat energi adekuat      -Kolaborasi team gizi
masukan nutrisi adekuat untuk penyediaan nutrisi
TKTP
      -Anjurkan klien untuk
meningkatkan asupan
nutrisi TKTP dan banyak
mengandung vitamin C
      -Yakinkan diet yang
dikonsumsi mengandung
cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
      -Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori.
      -Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi.
Monitor Nutrisi •
Monitor BB jika
memungkinkan •
Monitor respon klien
terhadap situasi yang
mengharuskan klien
makan. • Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan
waktu klien makan. •
Monitor adanya mual
muntah. • Kolaborasi
untuk pemberian terapi
sesuai order • Monitor
adanya gangguan dalam
input makanan misalnya
perdarahan, bengkak dsb.
• Monitor intake
nutrisi dan kalori. •
Monitor kadar energi,
kelemahan dan
kelelahan.

3. Perfusi jaringan tdk NOC: NIC:


efektive b.d perubahan Setelah dilakukan tindakan perawatan sirkulasi :
ikatan O2 dengan Hb, keperawatan selama … jam arterial insuficiency
penurunan konsentrasi perfusi jaringan klien • Lakukan penilaian
Hb dalam darah. adekuat dengan KH: - secara komprehensif
Membran mukosa merah fungsi sirkulasi periper.
muda - Conjunctiva tidak (cek nadi priper,oedema,
anemis - Akral hangat - TTV kapiler refil, temperatur
dalam batas normal ekstremitas).
• Evaluasi nadi,
oedema
• Inspeksi kulit dan
Palpasi anggota badan
• Kaji nyeri
• Atur posisi pasien,
ekstremitas bawah lebih
rendah untuk
memperbaiki sirkulasi.
• Berikan therapi
antikoagulan.
• Rubah posisi pasien
jika memungkinkan
• Monitor status cairan
intake dan output
• Berikan makanan
yang adekuat untuk
menjaga viskositas darah

4. Risiko infeksi b/d NOC: NIC:


imunitas tubuh Setelah dilakukan askep …. Konrol infeksi :
menurun, prosedur jam tidak terdapat faktor • Bersihkan lingkungan
invasive risiko infeksi dg KH: setelah dipakai pasien
• bebas dari gejala infeksi, lain.
• angka lekosit normal (4- • Batasi pengunjung bila
11.000) perlu dan anjurkan u/
• V/S dbn istirahat yang cukup
•Anjurkan keluarga untuk
cuci tangan sebelum dan
setelah kontak dengan
klien.
•Gunakan sabun anti
microba untuk mencuci
tangan.
•Lakukan cuci tangan
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
•Gunakan baju dan
sarung tangan sebagai
alat pelindung.
• Pertahankan lingkungan
yang aseptik selama
pemasangan alat.
•Lakukan perawatan luka
dan dresing infus,DC
setiap hari jika ada
•Tingkatkan intake
nutrisi. Dan cairan yang
adekuat
•berikan antibiotik sesuai
program. Proteksi
terhadap infeksi
•Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal. • Monitor
hitung granulosit dan
WBC.
•Monitor kerentanan
terhadap infeksi.
•Pertahankan teknik
aseptik untuk setiap
tindakan.
•Inspeksi kulit dan
mebran mukosa terhadap
kemerahan, panas.
•Monitor perubahan
tingkat energi.
•Dorong klien untuk
meningkatkan mobilitas
dan latihan.
•Instruksikan klien untuk
minum antibiotik sesuai
program.
• Ajarkan keluarga/klien
tentang tanda dan gejala
infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.
.

5. PK:Anemia NOC: NIC:

Setelah dilakukan askep .....


Monitor tanda-tanda
jam perawat dapat
anemia
meminimalkan terjadinya
• Observasi keadaan
komplikasi anemia : Hb >/=
umum klien
10 gr/dl. Konjungtiva tdk
• Anjurkan untuk
anemis Kulit tidak pucat
meningkatkan asupan
hangat
nutrisi klien yg bergizi
• Kolaborasi untuk
pemeberian terapi
initravena dan tranfusi
darah
• Kolaborasi kontrol Hb,
HMT, Retic, status Fe
6. Deficite Knolage NOC: NIC:
setelah diberikan penjelasan Teaching : Dissease
tentang penyakit dan
selama …. X pengetahuan Process
perawatannya b.d klien dan keluarga •Kaji tingkat
meningkat dg KH: pengetahuan klien dan
Kurang paparan thdp
•ps mengerti proses keluarga tentang proses
sumber informasi, penyakitnya dan Program penyakit
prwtn serta Th/ yg diberikan •Jelaskan tentang
terbatasnya kognitif
dg: patofisiologi penyakit,
•Ps mampu: Menjelaskan tanda dan gejala serta
kembali tentang apa yang penyebabnya
dijelaskan •Sediakan informasi
•Pasien / keluarga kooperatif tentang kondisi klien
• Berikan informasi
tentang perkembangan
klien
• Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
kontrol proses penyakit
•Diskusikan tentang
pilihan tentang terapi
atau pengobatan
• Jelaskan alasan
dilaksanakannya
tindakan atau terapi
• Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
• Anjurkan klien untuk
mencegah efek samping
dari penyakit
•Gali sumber-sumber
atau dukungan yang ada
•Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul pada
petugas kesehatan

7. Sindrom defisit self NOC: NIC:
Setelah dilakukan askep … Bantuan perawatan diri
care b/d kelemahan,
jam klien dan keluarga dapat •Monitor kemampuan
penyakitnya merawat diri : activity daily pasien terhadap
living (adl) dengan kritria : perawatan diri yang
• kebutuhan klien sehari-hari mandiri
terpenuhi makan, berpakaian, •Monitor kebutuhan akan
toileting, berhias, hygiene, personal hygiene,
oral higiene) berpakaian, toileting dan
• klien bersih dan tidak bau. makan, berhias
•Beri bantuan sampai
klien mempunyai
kemapuan untuk merawat
diri
•Bantu klien dalam
memenuhi kebutuhannya
sehari-hari.
•Anjurkan klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari sesuai
kemampuannya
•Pertahankan aktivitas
perawatan diri secara
rutin
•dorong untuk melakukan
secara mandiri tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya.
•Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan.

D.Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ,kegiatan dalam implementasi yang juga meliputi pengambilan data yang
berkelanjutan ,mengopservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan ,serta
menilai data yang baru (Budiono 2015)
E. Evaluasi
Menurut Budiono (2015),Evaluasi adalah Penilaian dengan cara membandingkan Perubahan
Keadan Klien (Hasil Yang Di amati )Dengan tujuan dan kriteria Hasil Yang diharapkan pada
tahap perencanaan .
Komponen SOAP:
S:Subjek(Perawat menuliskan keluhan yang dikatakan Klien)
O:Objek(Data yang didapatkan merupakan hasil Pengukuran /Obsevasi perawat langsung ke
Pasien)
A:Analisa(Diagnosa keperawatan yang masih Baru terjadi akibat perubahan status klien).
P:Planning(Perencanaan Keperawatan Lanjut ,Hentikan,Modifikasi,dan rencana keperawatan
yang telah di tentukan sebelumnya.
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Anemia sering dijumpai di masyarakat dan mudah dikenali (di diagnosa).Tanda dan
gejalanya beragam seperti pucat, lemah, mual dll.Pendiagnosaan anemia dapat ditunjang
dengan pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.

4.2.Saran

Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda anemia dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA

Buku NANDA-I Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2018-2019

Buku NIC Edisi VII

Buku Noc edisi VI

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta

Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan,


Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm

Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai