“ ASKEP ANEMIA ”
Disusun oleh :
Kelomok 5
Arfan Septian
Pretty apmilia
Dosen Pembimbing :
Ns.Soviarni M,Kep
Ns.Novita Amri,M.Kep
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Anemia” ini dengan tidak ada halangan yang berarti.
Makalah ini kami susun dengan tujuan agar dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembaca
yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai Gangguan kebutuhan oksigen akibat patologis
sistem cardiovaskuler atau Anemia . Selain itu, makalah ini kami susun juga untuk menuhi
tugas dari dosen Keperawatan Medikal Bedah I Akper Bina Insani Sakti Kota Sungai penuh
tahun 2020/2021. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap tegur sapa dan kritik yang membangun dari para
pembaca guna perbaikan dan peningkatan untuk makalah selanjutnya. Demikian kiranya,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan pembaca pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1Latar Belakang.....................................................................................................
1.2Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3Tujuan...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A.Konsep Teoritis....................................................................................................
2.1Pengertian............................................................................................................
2.2Etiologi.................................................................................................................
2.3Patofisiologi.........................................................................................................
2.4Anatomi Fisiologi................................................................................................
2.5Klasifikasi Anemia...............................................................................................
2.6Manifestasi Klinis.................................................................................................
2.7Komplikasi............................................................................................................
2.8Pemeriksaan Penunjang........................................................................................
2.9Penatalaksanaan Medis.........................................................................................
2.10.Pengobatan.........................................................................................................
BAB III Proses Keperawatan.................................................................................
B.Askep Teoritis.......................................................................................................
A.Pengkajian..............................................................................................................
B.Diagnosa Keperawatan...........................................................................................
C.Intervensi/Perencanaan...........................................................................................
D.Implementasi..........................................................................................................
E.Evaluasi..................................................................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
3.1Kesimpulan ..........................................................................................................
3.2Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak,
remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang
karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium.
Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan
kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal. Timbulnya anemia mencerminkan
adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis
sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Seliap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <_ I mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pads sclera). Apabila sel darah merah
mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel
darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar:
2.Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
1.2.Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
2.4Anatomi Fisiologi
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen pembentuk yaitu
sel-sel darah, trombosit dan plasma darah. Volume darah pada manusia dewasa sehat kurang
lebih lima liter dan bila dibandingkan darah meliputi sekitar 8% berat badan. Darah terdiri
dari tiga sel utama yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan platelet. Setiap jenis sel darah
menjalani beberapa tahap kematangan dan diferensiasi yang kompleks ketika berkembang
dari sel induk menjadi sel matur (matang). Pada orang dewasa, pembentukan sel darah
terutama berada di dalam sumsum tulang.
Sel darah merah merupakan sel yang berdiferensiasi jauh dan mempunyai fungsi
transpor oksigen. Sel darah putih adalah sel yang mengandung inti, melindungi tubuh dari
invasi bakteri dan reaksi melawan terhadap benda atau jaringan asing, sedangkan platelet
berperan dalam pelepasan sel-sel koagulasi.
2.5Klasifikasi anemia
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.Anemia aplastik Penyebab:
o agen neoplastik/sitoplastik
o terapi radiasi
o antibiotic tertentu
o obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
o benzene
o infeksi virus (khususnya hepatitis)
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
-Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
-Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik.
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala :
-Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
- Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi Penyebabnya adalah menurunnya
ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
c.Anemia pada penyakit kronis Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan
dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna
yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis
dan berbagai keganasan
d.Anemia defisiensi besi
Penyebabnya:
-Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
-Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
-Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid,
dll.)
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
o Atropi papilla lidah
o Lidah pucat, merah, meradang
o Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
o Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e.Anemia megaloblastik Penyebab:
o -Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
o -Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi) infeksi
parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan
ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
2.Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
o Pengaruh obat-obatan tertentu
o Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
o Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
o Proses autoimun
o Reaksi transfusi
o Malaria
↓
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada eritrosit berubah
↓
Dianggap benda asing oleh tubuh
↓
sel darah merah dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia hemolisis
h.Terapi yang Dilakukan Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
2.6Manifestasi klinis
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
2.7Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah
lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
2.8Pemeriksaan penunjang
1.Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
2.Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
3.Peningkatan Bilirubin total
4.Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5.Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik).
2.9Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1.Transpalasi sel darah merah.
2.Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3.Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4.Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5.Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6.Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
2.10Pengobatan
Untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya:
1. Anemia defisiensi zat besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur. - Pemberian preparat fe - Perrosulfat 3x 200mg/hari/per
oral sehabis makan - Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
B.Askep Teoritis
A. Pengkajian
Pengkajian mencakup Pengumpulan informasi subjecktif dan objectif (mis., TTV ,wawancara
pasien /keluarga ,pemekrisaan fisik) dan peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan
oleh pasien /keluarga ,atau ditemukan dalam rekam medik.(NANDA-I 2018-2019)
1) Identitas Pasien (Nama,Umur,Jenis Kelamin,Alamat,Pekerjaan,Agama,Suku,Bangsa,dll)
2) Keluhan Utama Pasien
3) Riwayat Kesehatan Pasien (RKD,RKS,Riwayat Kesehatan Keluarga)
4) Pemeriksaan Fisik(Keadaan umum ,Pemeriksaan Head to Toe,TTV)
5) Pemeriksaan Diagnostik (Pemeriksaan Laboratorium,Rontgen,dll)
6) Kebutuhan Fisik ,Psikologis,Sosial dan spiritual
B. Diagnosa Keperawatan
Penilaian Klinis Tentang Respon Manusia Terhadap Gangguan Kesehatan/Proses
Kehidupan,atau kerentanan terhadap respon tersebut dari seorang individu
,keluarga,kelompok,atau komunitas (NANDA-I 2013)
Diagnosa Keperawatan Anemia:
1. Intoleransi aktivitas B.d ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi inadekuat, faktor
psikologis
3. Perfusi jaringan tdk efektive b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
4. Risiko infeksi b/d imunitas tubuh menurun, prosedur invasive
5. PK:Anemia
6. Deficite Knolage tentang penyakit dan perawatannya b.d Kurang paparan thdp sumber
informasi, terbatasnya kognitif
7. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya
C. Intervensi//Perencanaan
Berbagai perawatan,berdasarkan penilain klinis dan pengetahuan,yang dilakukan oleh
seorang perawat untuk meningkatkan hasil klien/pasien (CNC,n.d.).(NIC)adalah sebuah
taksonomi tindakan komprehensif berbasis bukti yang perawat lakukan di berbagai tatanan
keperawatan.
D.Implementasi
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ,kegiatan dalam implementasi yang juga meliputi pengambilan data yang
berkelanjutan ,mengopservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan ,serta
menilai data yang baru (Budiono 2015)
E. Evaluasi
Menurut Budiono (2015),Evaluasi adalah Penilaian dengan cara membandingkan Perubahan
Keadan Klien (Hasil Yang Di amati )Dengan tujuan dan kriteria Hasil Yang diharapkan pada
tahap perencanaan .
Komponen SOAP:
S:Subjek(Perawat menuliskan keluhan yang dikatakan Klien)
O:Objek(Data yang didapatkan merupakan hasil Pengukuran /Obsevasi perawat langsung ke
Pasien)
A:Analisa(Diagnosa keperawatan yang masih Baru terjadi akibat perubahan status klien).
P:Planning(Perencanaan Keperawatan Lanjut ,Hentikan,Modifikasi,dan rencana keperawatan
yang telah di tentukan sebelumnya.
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana
pengobatan.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Anemia sering dijumpai di masyarakat dan mudah dikenali (di diagnosa).Tanda dan
gejalanya beragam seperti pucat, lemah, mual dll.Pendiagnosaan anemia dapat ditunjang
dengan pemeriksaan laboratorium yakni adanya penurunan kadar Hb.
4.2.Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda anemia dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.