Tugas Bhs Indonesia
Tugas Bhs Indonesia
Kesehatan Nasional
“Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, terutama bagi masyarakat di kota maupun daerah, seorang
apoteker harus berperan aktif dalam melayani sekaligus memenuhi tersedianya obat guna menunjang
kesehatan masyarakat. Era Jaminan Kesehatan Nasional sebagai sarana dari pemerintah bagi sang
‘peracik obat’ untuk melebarkan sayapnya agar lebih baik dalam menjalankan perannya. Lalu,
bagimana sistem JKN itu? Apa saja yang ditawarkan? Dan seperti apakah peran serta kontribusi
apoteker di era JKN ini?”
Terkait dengan pekerjaan kefarmasian, seorang farmasis atau apoteker, memiliki peran
penting untuk melayani masyarakat dalam bidang kesehatan. Apoteker diberikan tanggung jawab
legal untuk menangani obat dan pengetahuan segala sesuatu mengenai obat dan itu merupakan
tanggung jawab profesinya. Tidak ada program studi lain selain Farmasi yang memberikan
dasar-dasar pengetahuan lengkap mengenai segala sesuatu yang perlu diketahui tentang obat.
Jadi hanya seorang Farmasis yang mempunyai kompetensi keahlian obat secara lengkap. Berikut
adalah pekerjaan yang terkait dengan bidang kefarmasian:
Farmasis atau Apoteker memberikan kesan umum bahwa tempat kerja seorang
farmasi hanyalah di Apotik, yaitu salah satu tempat pengabdian profesi seorang Apoteker.
Seorang Farmasis di Apotik langsung berhadapan dengan masyarakat sehingga fungsi
tersebut dikelompokkan dalam Farmasi Masyarakat (Community Pharmacy). Fungsi
Farmasis Masyarakat di Apotik merupakan kombinasi seorang profesional dan
wiraswastawan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 25/80 tentang Apotik,
bahwa Apotik adalah tempat pengabdian profesi seorang Apoteker, maka makin besar
harapan yang diberikan pemerintah kepada para Farmasis, baik dari segi jumlah tenaga
farmasi maupun dari segi kemampuan profesionalnya.
Farmasi Rumah Sakit ialah pekerjaan kefarmasiaan yang dilakukan di rumah sakit
pemerintah maupun swasta. Fungsi kefarmasian ini yang sudah sangat berkembang di
negara maju, juga sudah mulai dirintis di Indonesia dengan pembukaan program
spesialisasi Farmasi Rumah Sakit. Jumlah kebutuhan Farmasis di rumah sakit di masa
depan akan semakin meningkat karena 3 hal :
Mata rantai sebagai perantara industri farmasi dan masyarakat dalam hal
penyaluran obat ialah Pedagang Besar Farmasi (PBF). Di luar negeri PBF ini mempunyai
tenaga Farmasis terdaftar sebagai supervisor disebabkan oleh sifat khas produk yang
ditanganinya itu sehubungan dengan peraturan perundang-undangan. Di Indonesia hanya
dipersyaratkan tenaga menengah farmasi (Asisten Apoteker = AA) sebagai
penanggungjawab, mengingat belum cukup tersedianya tenaga ahli berpendidikan tinggi.
PBF sangat berperanan sebagai sumber penyalur obat dari berbagai industri
farmasi yang secara cepat dapat melayani kebutuhan Farmasis Komunitas (Apoteker)
untuk secara cepat pula melayani kebutuhan penderita akan obat. PBF juga mengurangi
beban finansial Apoteker dalam hal menyimpan stok obat dalam jumlah besar dan
menjembatani kerumitan negosiasi dengan ratusan industri farmasi sebagai produsen
obat.
4. Industri Farmasi
Farmasis di industri farmasi terlibat pula dalam fungsi pemasaran produk, riset
dan pengembangan produk, pengendalian kualitas, produksi dan administrasi atau
manajemen. Fungsi perwakilan pelayanan medis (medical service representative) atau
”detailman” yang bertugas dan langsung berhubungan dengan Dokter dan Apoteker
untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan industri farmasi mungkin juga dijabat
seorang Farmasis atau tenaga ahli lain. Namun paling ideal apabila fungsi itu dipegang
seorang Farmasis atau tenaga ahli lain. Namun paling ideal apabila fungsi itu dipegang
seorang Farmasis karena latar belakang pengetahuannya. Saat ini memang tidak banyak
Farmasis yang mengisi jabatan ini karena jumlahnya belum mencukupi, dan lebih
dibutuhkan di tempat pengabdian profesi yang lain. Peningkatan karir jabatan ini dapat
mencapai tingkat supervisor dalam pemasaran produk, dan direktur pemasaran produk
dalam organisasi industri farmasi. Pada unit produksi dan pengendalian kualitas (quality
control) industri dipersyaratkan seorang Apoteker. Untuk bidang riset dan pengembangan
(R & D = Research and Development) biasanya diperlukan lulusan pendidikan
pascasarjana, meskipun bukan merupakan persyaratan.
5. Instansi Pemerintah
Profesi ini mulai berkembang di luar negeri bagi Farmasis yang memperoleh
latihan khusus dalam kewartawanan dan mempunyai bakat menulis dan mengedit.
Pekerjaan ini diperlukan oleh instansi pemerintah atau industri farmasi untuk publikasi,
mengedit atau menulis tulisan yang berlatar belakang kefarmasian.
7. Manajemen Perusahaan
Itulah beberapa pekerjaan kefarmasian yang dapat menunjang karir apoteker. Di zaman
yang semakin berkembang ini, sistem pelayanan kesehatan di Indonesia akan mengalami
perubahan besar dengan diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional. Secara bertahap seluruh
masyarakat Indonesia akan dicakup jaminan kesehatan dalam mendapatkan pelayanan yang
dibutuhkan. Untuk itu, seluruh sektor kesehatan telah melakukan persiapan, seperti penambahan
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, baik di tingkat dasar maupun tingkat rujukan termasuk
ketersediaan sumber daya kesehatan dimana Apoteker termasuk di dalamnya, perbaikan
infrastruktur juga mulai dilakukan dengan melengkapi sarana dan prasarana termasuk kualitas
obat dan alat-alat kesehatan yang akan digunakan.
Sebagai bagian pelayanan kesehatan, Apoteker dapat berkontribusi dalam upaya
menurunkan kematian ibu melahirkan, melalui keterlibatannya kolaborasi interprofesi, memberi
kesempatan pada apoteker itu sendiri untuk berkontribusi dalam setiap intervensi kesehatan
berbasis pemberdayaan masyarakat, misalnya program EMAS (Expanding Maternal and
Neonatal Survival). Selain pada program EMAS, apoteker berperan aktif dalam upaya promotif -
prevenif untuk meningkatkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dalam
penggunaan obat (self medication) melalui metode pembelajaran Cara Belajar Insan Aktif
(CBIA) yang sudah diterapkan sejak tahun 2008.