Syariat Shalat Dan Hukum Meninggalkannya
Syariat Shalat Dan Hukum Meninggalkannya
SHALAT &
Hukum
Meninggalkannya
Bersama :
H. Dede Ishaq Munawwar,
Lc.M.Pd.MCE
Kedudu
kan
Syari’at
SHALA
T
Kedudukan Shalat dalam Islam
1) Shalat adalah kewajiban paling utama setelah dua kalimat syahadat
dan merupakan salah satu rukun islam.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Islam itu dibangun di
atas lima perkara, yaitu: bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan
Allah, menegakkan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke
Baitulloh, dan berpuasa pada bulan Romadhon.”[2]
2) Shalat merupakan pembeda antara muslim dan kafir.
Rasulullah shallallahu alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya batasan
antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah shalat.
Barangsiapa meninggalkan shalat, maka ia kafir” . Salah seorang tabi’in
bernama Abdullah bin Syaqiq rahimahullah berkata, “Dulu para
shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah
menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir
kecuali shalat.”
3) Shalat adalah tiang agama dan agama seseorang tidak tegak kecuali
dengan menegakkan shalat.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ”Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya
(penopangnya) adalah shalat.”
Shalat