2. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan integritas kulit membaik dengan kriteria hasil : 1. Luka tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi 2. Kerusakan lapisan kulit menurun 3. Perawat mampu melakukan perawatan pada fraktur femur kiri dengan ORIF secara aseptik 1. Reposisi pasien setiap 2 2 jam (Mareta et al., 2016) 2. Berikan lotion dan minyak pada area kulit yang kering dan menonjol 3. Berikan VCO (Virgin Coconut Oil) pada area kulit kering 4. Lakukan masase pada punggung (Mareta et al., 2016) 5. Hindari penggunaan linen kasur yang kasar 6. Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup 7. Observasi keadaan luka dan tanda-tanda kerusakan integritas kulit 8. Monitor komplikasi dari tirah baring 9. Jaga agar area tempat tidur tetap kering, bersih, dan tidak banyak lipatan 1. Reposisi dapat memperlancar aliran darah dan memungkinkan kulit yang tertekan dapat terekspos sehingga kelembabannya dapat dipertahankan dalam kondisi yang optimal. Selain itu, dapat mengurangi penekanan karena tertahannya pasien pada satu posisi 2. Menjaga kelembaban kulit 3. VCO (Virgin Coconut Oil/minyak kelapa murni) mampu melembabkan/melembutkan kulit, mempercepat penyembuhan kulit yang kering, dan mampu meningkatkan hidrasi kulit karena VCO terdapat kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan oleat) yang sifatnya yang melembutkan kulit, VCO juga mengandung vitamin E yang bagus untuk perlindungan kulit (Santiko, S., & Faidah, N, 2020). 4. Masase dapat memperlancar sirkulasi darah pada kulit yang terluka akibat penekanan yang terus menerus. Selain itu, masase juga dapat menghancurkan sisa-sisa pembakaran di otot yang tertimbun 5. Mengurangi tekanan atau gesekan yang dapat memperparah luka dan menimbulkan luka baru 6. Mencegah tubuh kekurangan cairan agar kulit tidak kering dan berisiko terjadi luka 7. Untuk meminimalisir kerusakan integritas kulit yang lebih parah dan mencegah terjadinya risiko infeksi dari luka yang ada 8. Tirah baring dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan luka pada area yang lama tertekan sehingga dapat merusak integritas kulit 9. Mencegah gesekan berlebih pada kulit 3. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan mobilitas fisik pasien meningkat, dengan kriteria hasil: 1. TTV dalam rentang normal 2. Klien mampu beraktivitas ringan 3. Perawat mampu melakukan perawatan pada fraktur femur kiri dengan ORIF secara aseptik 1. Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah latihan 2. Kaji kemampuan klien untuk melakukan mobilasi 3. Memberi latihan ROM aktif dan pasif diberikan setelah post op 2 hari yang bisa dilakukan dalam 20 menit. 4. Ajarkan klien untuk merubah posis dengan kemampuan klien dan bantuan jika diperlukan 1. Untuk memantau apakah latihan yang diberikan tidak menimbulkan masalah baru 2. Mampu untuk menentukan latihan yang sesuai dengan pasien 3. Latihan ROM membantu untuk mencegah kekakuan otot, dan mengurangi nyeri (Aji & Armiyati, 2015) 4. Dengan mengajarkan klien, klien mampu mobilisasi secara mandiri. 4. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan risiko infeksi dapat terkontrol, dengan kriteria hasil: 1. TTV dalam rentang normal 2. Tidak ada tanda-tanda infeksi baik pada area fraktur femur yang terpasang ORIF maupun luka dekubitus 3. Kadar leukosit dalam rentang normal (3.200-10.000/mm3) 4. Perawat mampu melakukan perawatan pada fraktur femur kiri dengan ORIF secara aseptik 1. Kolaborasi pemberian antibiotik (Cefotaxime) sebanyak 2x1 gr (IV) 2. Kaji karakteristik luka meliputi warna, bau 3. Observasi tanda-tanda infeksi pada luka 4. Bersihkan luka secara teratur 5. Oleskan obat topikal bila perlu 6. Berikan dressing sesuai jenis luka 7. Pastikan klien mendapatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat 1. Golongan antibiotik yang digunakan untuk berbagai macam penyakit akibat infeksi bakteri 2. Mengetahui tingkat keparahan luka dan efektivitas intervensi yang sudah dilakukan sebelumnya 3. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi pada luka 4. Mencegah luka lebih parah, mempercepat pertumbuhan, dan mencegah timbulnya infeksi 5. Mempercepat proses penyembuhan luka karena berfungsi sebagai antibiotik juga guna menghambat pertumbuhan dari bakteri di sekitar luka 6. Mempercepat proses penyembuhan luka karena berfungsi untuk menyerap cairan dari luka, menutupi jaringan baru, dan mengurangi nyeri pada luka 7. Membantu mempercepat proses penyembuhan luka bisa melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi menggunakan zat makanan seperti protein misalnya, hal ini dikarenakan protein mampu membuat jaringan baru dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. 5. Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam, diharapkan tidak terjadi kejadian jatuh pada klien, dengan kriteria hasil: 1. TTV dalam rentang normal 2. Nilai MFS