Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT PENDIDIKAN

(AKDK-5402)

“KONSEP DASAR FILSAFAT PENDIDIKAN”

Disusun oleh :
Saripah Alya Shavira (1710119320023)

Dosen pengampu :
Prof Dr. H. Muhammad Zaini, M.pd.
Dr. Dharmono, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang berjudul “Konsep Dasar Filsafat Pendidikan” tepat pada waktunya.
Dalam penyususnan makalah ini, saya mendapatkan banyak bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkah limpahan rahmat dan karunia-nya saya menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik material maupun spiritual.
3. Dr. H. Muhammad Zaini, M.pd. dan Dr. Dharmono, M.Si. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Filsafat Pendidikan
4. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak banyak terdapat
kekurangan-kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi semua pihak yang
membacanya

Banjarmasin, Februari 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………….………………………….1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan ..........................................................................3
2.1. 1Konsep Dasar filsafat Pendidikan…………………………………………...5
2.1.2 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan..............................................8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….10
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………10
3.2 Saran………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..…11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk
mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu
ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya,
dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau
dikaji. Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian,
dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang
telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya
akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya
ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan
pembimbing. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta
didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata
dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan. Filsafat pendidikan tidak akan terlepas dari kajian Ilmu Filsafat. Filsafat
pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan (Arifin, M. 1996).
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang
lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-
fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains pendidikan. Dalam
tulisan ini akan membahas hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan agar lebih
memudahkan pembaca dalam memahami keterkaitan antara keduanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar filsafat pendidikan ?
2. Bagaimana hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan konsep dasar filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Filsafat Pendidikan


Pengertian dan definisi filsafat sangat beragam sesuai dengan perkembangan para
filsuf itu sendiri. Filsafat merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep yang mendasar. Istilah
filsafat sendiri dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi semantik dan segi praktis. Dalam
segi sematik, Perkataan filsafat berasal dari bahasa arab “falsafah”, yang berasal dari
bahasa Yunani, “philosophia”, yang berarti “philos” = cinta, suka (loving), dan “Sophia”
= pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi “philosophia” berarti cinta kepada kebijaksanaan
atau cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang
cinta kepada kebijaksanaan atau orang yang cinta kepada pengetahuan disebut
“philosopher”, dalam bahasa arabnya “failasuf”. Pecinta pengetahuan ialah orang yang
menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan
dirinya kepada pengetahuan. Filsafat dari segi praktis berarti “alam pikiran” atau “alam
berpikir”. Berfilsafat artinya berpikir, namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Tegasnya, filsafat
adalah hasil akal manusia yang memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh
hakikat kebenaran mengenai segala sesuatu.
“Antara teologi dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah tak bertuan. Daerah
ini diserang baik oleh teologi maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini
adalah filsafat” (Bertrand Russell). Filsafat berbeda dengan agama, meskipun sama-sama
menjunjung tinggi kebenaran.

3
Objek filsafat sebatas bisa dinalar, sedangkan agama melampaui kemampuan
bernalar, namun untuk memahami agama memerlukan filsafat. Sebagai analogi, filsafat
adalah perjalanan Rasulullah SAW. bersama malaikat Jibril AS ketika dimi’rajkan
sampai ke langit ketujuh, sedangkan agama adalah perjalanan Rasulullah SAW. menuju
sidratil muntaha. Di sini yang menjadi objek adalah malaikat Jibril AS. Dia hanya sebatas
langit ketujuh mendampingi Rasulullah SAW. (filsafat). Malaikat Jibril AS tidak mampu
mendampingi Rasulullah SAW. Menuju sidratil muntaha (agama).
Filsafat merupakan upaya manusia untuk memenuhi hasratnya demi kecintaannya
akan kebijaksanaan. Namun demikian,, kata “kebijaksanaan” ternyata mempunyai arti
yang bermacam-macam yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya, satu pendapat
mengartikan kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu melibatkan kemampuan untuk
memperoleh pengertian tentang pengalaman hidup sebagai suatu keseluruhan,
penekanannya pada kemampuan untuk mewujudkan pengetahuan itu dalam praktik
kehidupan yang nyata. Ada yang mengartikan filsafat dalam arti sempit yakni sebagai
“pengetahuan” atau “pengertian” saja. Pengetahuan tentu diuji kebenarannya Filsafat
menurut Plato adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan
murni. Selain itu ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-
sebab dan asasasas yang paling akhir dari segala sesuatu yang ada (Ahmadi, A. &
Uhbiyati, N. 1991).
Aristoteles mendefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa
berupaya mencari prinsip-prinsip dan penyebab-penyebab dari realitas ada. Ia pun
mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mempelajari “peri
ada selaku peri ada” atau “peri ada sebagaimana adanya” Rene Descartes menyebutnya
sebagai himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah
mengenai Tuhan, alam dan manusia. William James mengatakan bahwa filsafat adalah
suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berfikir yang jelas dan terang. Menurut Beerling
filsafat “memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang hakikat, asas,

4
prinsip dari kenyataan”, ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah suatu usaha untuk
mencapai radix, atau akar kenyataan dunia wujud, juga akar pengetahuan tentang diri
sendiri. Fazlul Rahman mengatakan bahwa filsafat adalah ruh atau pengetahuan (mother
of science) dan metode utama dalam berpikir, bukan produk pemikiran, sehingga tanpa
filsafat seseorang tidak akan mampu mengembangkan ilmunya, bahkan tanpa filsafat ia
berarti telah melakukan bunuh diri intelektual.
2.1.1 Konsep Dasar Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah membanding-bandingkan antara satu nilai dengan
nilai lain yang berbeda untuk digunakan sebagai pedoman dalam memanajemen proses
pembentukan karakter manusia yang konstruktif. Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan
dalam Soegiono (2012), sebagai berikut. “Filsafat (berfilsafat) adalah berpikir sebagai
upaya mencari nilai yang lebih baik dan ideal, sedangan pendidikan merealisasikan nilai
tersebut dalam hidup manusia, dalam kepribadian manusia. Filsafat pendidikan diartikan
sebagai studi komparatif tentang efek filsafat yang bertentangan dalam hidup dan tentang
alternatif proses pembentukan karakter dan untuk mendapatkan manajemen pendidikan
demi membentuk karakter yang paling konstruktif bagi pemuda dan orang dewasa”.
Filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.
Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan
tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejala
kependidikan yang tertentu pula. Selain itu, antara filsafat dan teori pendidikan juga
terdapat hubungan yang bersifat suplementer, menurut Saifullah dalam buku Zuhairini
(2015), Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi mengarahkan pusat perhatiannya
dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas normatif ilmiah, yaitu:
Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang
sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral
pendidikannya.

5
Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of education) yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan, metodologi
pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pembangunan masyarakat dan negara. Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu
pendidikan yaitu, filsafat pendidikan dan sistem atau teori pendidikan, dan hubungan
antara keduanya adalah bahwa terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap
guru sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu”.
Sesuai dengan kenyataan, bahwa filsafat pendidikan merupakan terapan ilmu
filsafat terhadap problema pendidikan, dan sejalan dengan pembahasan tentang ilmu
pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif serta definisi filsafat pendidikan dalam
pembahasan terdahulu, maka kriteria kualifikasi filsafat pendidikan, artinya memenuhi
persyaratan secara lengkap, disebutkan. Menyelesaikan problema essensial filsafat
pendidikan. Merumuskan secara tegas sifat hakekat pendidikan (the nature of education)
Merumuskan sifat hakekat manusia, sebagai subyek dan obyek pendidikan (the nature of
man) merumuskan secara tegas hubungan antara agama, filsafat, dan kebudayaan
merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan science of education (teori
pendidikan) merumuskan hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan dan politik
pendidikan (sistem pendidikan).
Merumuskan sistem nilai norma, atau isi moral pendidikan (tujuan intermidiet)
Suatu aliran filsafat pendidikan  harus bersifat “terbuka” untuk dikenai kritik evaluatif
tentang segi kebaikan dan kelemahannya. Filsafat pendidikan harus menempatkan
individu dengan freedom of choice-nya atau memberi kesepatan kepada individu untuk
berpikir kritis dan reflektif, dan tidak berpikir secara dogmatis atau tradisional.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan Filsafat pendidikan merupakan ilmu
filsafat yang mempelajari hakikat pelaksanaan pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya
untuk memikirkan permasalahan dalam dunia pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara
konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Filsafat

6
pendidikan berusaha menjawab pertanyaan mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya
manusia, teori kurikulum dan pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang lain.
Filsafat memiliki pandangan hidup yang menyeluruh dan sistematis sehingga menjadikan
manusia lebih berkembang. Hal tersebut tentunya telah dijelaskan dalam sistem
pendidikan agar lebih dapat terarah dan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan
pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan
mengajukan pertanyaan tentang kebijakan Pendidikan dan praktik di lapangan dengan
menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Tugas filsafat yaitu melaksanakan
pemikiran rasional analisis dan teoritis secara mendalam dan mendasar melalui proses
pemikiran yang sistematis dan logis hingga keakar-akarnya, mengenai masalah hidup
hingga kehidupan manusia. Sementara itu, filsafat dapat diartikan sebagai pelaksana
pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan dalam upaya
memecahkan berbagai persoalan dalam pendidikan.
Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan, yaitu. Filsafat, dalam
arti filosofis merupakan salah satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan
masalah pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran
filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan nyata. Filsafat, dalam hal ini
filsafat pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan. Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa hubungan filsafat dengan filsafat Pendidikan memiliki
keterkaitan satu sama lainnya.
Menurut Permana (2017) disebutkan bahwa filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan karena filsafat merupakan
pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, peningkatan kemajuan dan
landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan. Untuk merealisasikan pandangan

7
filsafat tentang pendidikan terdapat beberapa unsur yang akan menjadi tonggak untuk
pengembangan pendidikan lebih lanjut, yaitu dasar pendidikan. Dasar pendidikan
merupakan suatu aktivitas untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan dan
pengembangan kepribadian, tentunya pendidikan memerlukan landasan kerja untuk
memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga dapat berfungsi sebagai
semua sumber peraturan yang akan direncanakan sebagai pegangan hidup dan pegangan
langkah pelaksanaan.

2.1.2 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan


Sistem Pendidikan bertugas merumuskan alat-alat, prasarana, pelaksanaan teknik-
teknik dan atau pola-pola proses pendidikan dan pengajaran yang mana akan dicapai dan
dibina tujuan-tujuan pendidikannya, dan ini meliputi problematika kepemimpinan dan
metode pendidikan, politik sampai seni pendidikan. Isi moral atau pendidikan berupa
perumusan norma-norma atau nilai spiritual etis yang akan dijadikan sistem nilai
pendidikan atau merupakan konsepsi dasar moral pendidikan, yang berlaku segala jenis
dan tingkat pendidikan. Filsafat pendidikan sebagai suatu sumber lapangan studi bertugas
merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hakikat dan sifat hakikat
manusia, hakikat dan segi-segi pendidikan, isi moral pendidikan, sistem pendidikan yang
meliputi politik kependidikan, kepemimpinan pendidikan dalam pembangunan
masyarakat.
Sebagai contoh, bagi seorang guru ia harus mewakili filsafat atau pandangan
hidup yang menentukan tingkah laku perbuatannya dan menilai tingkah laku perbuatan
orang lain. Dan sebagai seorang guru, ia harus memiliki filsafat pendidikan yang
menentukan sistem nilai yang menjadi dasar atau sumber pedoman mendidik yang harus
dilaksanakannya. Untuk menentukan pilihan terhadap bermacam-macam filsafat hidup,
filsafat pendidikan dan atau sistem nilai, maka serba sedikit guru harus mengerti filsafat
dan ilmu filsafat, ilmu filsafat pendidikan, hubungan antara keduanya dan hubungannya
dengan filsafat negara dan ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan praktis normatif,
serta hubungan antara filsafat pendidikan dan sistem pendidikan maupun cabang-cabang
ilmu pengetahuan yang lain  pendidikan dalam pandangan filosofis yaitu suatu sistem

8
dalam pelaksanaannya perlu menggunakan filsafat sebagai acuan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Filsafat tersebut digunakan sebagai nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan
filsafat yang mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan.
Dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, hendaknya berpedoman pada filsafat bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila agar pendidikan bangsa Indonesia dapat berhasil dan sesuai
dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya
mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat dari
suatu fenomena.
2. Filsafat pendidikan adalah membanding-bandingkan antara satu nilai dengan nilai lain
yang berbeda untuk digunakan sebagai pedoman dalam memanajemen proses
pembentukan karakter manusia yang konstruktif. 
3. Filsafat pendidikan merupakan terapan ilmu filsafat terhadap problema pendidikan, dan
sejalan dengan pembahasan tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
normatif.
Hubungan antara filsafat dengan filsafat Pendidikan yaitu keduanya memiliki
keterkaitan satu sama lainnya. Filsafat Pendidikan berusaha menjawab pertanyaan
mengenai kebijakan pendidikan melalui berbagai teori filsafat yang membahas mulai
dari akar-akarnya
4. FIlsafat merupakan induk dari berbagai ilmu pengetahuan lainnya, termasuk di
dalamnya ilmu dalam pendidikan. Filsafat berusaha menjawab berbagai macam
permasalahan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, sistem pendidikan
membutuhkan sebuah ilmu filsafat untuk mendukung terlaksananya tujuan pendidikan
yang diinginkan.
3.2 Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya selaku
pembuat makalah memohon kepada pembaca supaya berkenan memberikan kritik dan
saran yang bersifat membangun dengan tujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. & Uhbiyati, N. (1991). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, M. (1996). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Arbi, Sutan Zanti. 1988. Pengantar kepada FIlsafat Pendidikan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Idi, Abdullah. 2010. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jakarta: AR-Ruzz Media

Permana, Septian Aji. 2017. Filsafat Pendidikan; Pengantar Filsafat Pendidikan IPS
Kontemporer. Yogyakarta: Cognitora

Soegiono. 2012. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Surajiyo. 2013. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara

11

Anda mungkin juga menyukai