Oleh
Penulis
FORMAT LAPORAN DASAR-DASAR AGRONOMI
Halaman
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang memilih tanaman yg ditanam
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Budidaya tanaman (tanaman yang ditanam)
2.2 Panen
BAB III Metodologi
3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Alat dan Bahan
3.3 Pelaksanaan
3.4 Variabel Pengamatan
BAB IV Hasil dan Pembahasan (Laporan mingguan dari minggu ke I)
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan (kendala yang dihadapi)
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengaruh pupuk yang diberikan pada tanaman.
2. Dapat mengetahui apa saja perubahan tanaman dari minggu ke minggu.
3. Dapat mengetahui hama apa saja yang menyerang tanaman yang ditanam
serta cara mengatasinya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman
2.1.1 Sejarah dan Persebaran Tanaman Jagung
Berdasarkan bukti genetik, antropologi, dan arkeologi diketahui bahwa
daerah asal tanaman jagung adalah Amerika Tengah (Meksiko bagian selatan),
kemudian dibawa ke Amerika Selatan (Ekuador) sekitar 7.000 tahun yang lalu,
dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Sejak 1.000 tahun yang lalu, petani di Meksiko telah menyeleksi tanaman
jagung, termasuk memilih tongkol yang besar untuk ditanam pada musim
berikutnya. Seleksi tongkol yang besar ini digunakan untuk memelihara
kemurnian jagung yang diinginkan. Di dataran tinggi Meksiko yang dikenal
sebagai pusat jagung terdapat suatu upacara keagamaan setelah panen, para
petani membawa tongkol jagung. Petani yang membawa tongkol jagung yang
paling besar dan terbaik diberi penghargaan dan paling dihormati dalam upacara
ini. Dari Meksiko dan Amerika Tengah, jagung tersebar ke Amerika Latin,
Karibia, dan Amerika Utara, yang dikembangkan oleh orang Indian. Colombus
menemukan jagung di Kuba pada tahun 1492 dan membawanya ke Spanyol
untuk dikembangkan. Colombus juga kemungkinan membawa biji jagung
Carribean tipe mutiara ke Spanyol pada tahun 1493. Kemudian penjelajah dari
Eropa Selatan membawa jagung ke Eropa Barat dan pada akhir tahun 1500an,
jagung sudah ditanam di hampir seluruh Eropa seperti Italia dan Perancis bagian
selatan. Di Eropa, kira-kira selama 100 tahun pada abad XVI, jagung banyak
dikonsumsi sebagai sayur dan merupakan tanaman komersial. Sekitar awal tahun
1500an, pedagang Portugis membawa jagung ke Afrika. Awalnya jagung tidak
mendapat perhatian, baru pada tahun 1700an menjadi tanaman yang populer di
Afrika Barat dan Tengah, khususnya di Kongo, Benin, dan Nigeria bagian barat.
Pedagang Portugis dan pedagang Arab dari Zanzibar membawa jagung ke Asia
Selatan melalui darat dan laut pada awal tahun 1500an, kemudian
memperkenalkan jagung di pesisir pantai India bagian barat dan Pakistan bagian
barat laut. Para pedagang juga memperkenalkan jagung di daerah pegunungan
Himalaya. Anderson (1945) serta Stonor dan Anderson (1949) mengklaim bahwa
Himalaya merupakan pusat kedua asal tanaman jagung. Beberapa bentuk
tanaman jagung ditemukan di daerah Sikkim dan Bhuton Himalaya dan tidak
ditemukan di tempat lain, seperti jagung tradisional Sikkim. Jagung mulai
berkembang di Asia Tenggara pada pertengahan tahun 1500an dan pada awal
tahun 1600an, yang berkembang menjadi tanaman yang banyak dibudidayakan
di Indonesia, Filipina, dan Thailand. Ada pendapat, jagung telah ada di Filipina
sebelum Magellan tiba di negara ini, pada tahun 1521. Pada pertengahan tahun
1700an, tanaman jagung secara luas tumbuh di Cina, di selatan Fukien, Hunan,
dan Szechwan. Populasi jagung berkembang dengan cepat sejak abad 18. Di
Cina, jagung diperlukan untuk bahan makanan, terutama di bagian utara, dan dari
sini tanaman jagung menyebar ke Korea dan Jepang. Suto dan Yoshida (1956)
melaporkan jagung diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1580an oleh Pelaut
Portugis. Kurang dari 300 tahun sejak 1.500 M, tanaman jagung telah tersebar di
seluruh dunia dan menjadi bahan makanan penting bagi kebanyakan penduduk di
berbagai negara di dunia (Dowswell et al. 1996).
2.1.2 Sejarah dan Pesebaran Bunga Kertas dan Bunga Mawar
Bermula dari Amerika Selatan, tanaman ini sering ditanam di taman dan
kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai
adat merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya menjadikan pohon kecil yang
sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga (atau spatha) menjadikan daun pelindung,
yang seringkali mempunyai ukuran agung yang menyelubungi seluruh bunga
majemuk waktu belum mekar. Seludang bunga mampu dijumpai pada struktur
generatif ("bunga") tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku
talas-talasan (Araceae). Seludang bunga sebenarnya menjadikan suatu bentuk
khusus dari daun pelindung (bractea)). Bougainvillea dikata tanaman bunga
kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri
seperti kertas. Nama Inggris bunga ini menjadikan Bougainvillea yang diambil
dari nama Sir Louis Antoine de Bougainville, seorang prajurit AL Perancis.
Selang jenis pokok bunga kertas tersohor ialah Bougainvillea ‘Elizabeth Angus’;
Bougainvillea ‘Red’; Bougainvillea Pultonii; Bougainvillea ‘Easter Parade’ dan
Bougainvillea ‘Lady Mary Baring’.
Mawar yang dikenal sebagai ratu bunga memiliki latar belakang sejarah
(historis) amat menarik untuk dicermati oleh kalangan masyarakat luas. Seperti
bunga-bunga yang lainnya, mawar pun tidak bisa dipisahkan begitu saja dari
tatanan kehidupan dan penghidupan manusia. Konon sejak zaman dahulu kala,
bunga sudah merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban
manusia. Manusia mengenal mawar diduga sama tuanya dengan perkembangan
peradaban nenek moyang terdahulu, salah satu bukti yang memperjelas dugaan
tersebut adalah dengan ditemukannya fosil bunga mawar yang berusia 40 juta
tahun di Colorado dan Oregon Amerika Serikat (Rukmana, 1995:11). Popularitas
mawar tidak pernah pudar sepanjang zaman. Banyak bukti yang mengungkapkan
cerita kharismatik tentang bunga mawar. Menurut Rukmana (1995:11), bangsa
yunani kuno menganggap mawar mempunyai nilai magis, yaitu sebagai tetesan
darah Adonis seorang kekasih Dewi Venus yang mati dalam pertempuran.
Konon versi cerita ini mengungkapkan sewaktu Adonis terbunuh darahnya
menetes di tanah dan menjelma menjadi mawar.
2.1.3 Taksonomi
a. Klasifikasi Tanaman Jagung
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus
hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk pertumbuhan generatif. Tanaman
jagung merupakan tanaman tingkat tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Gambar 1. Zea Mays.
(Sumber Google karena tanaman pribadi belum berbuah)
b. Klasifikasi Tanaman Bunga Kertas
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Apetalae/Monochlamydeae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis Willd. (Tjitrosoepomo, 2007)
2.1.6 Pembubidayaan
a. Pembudiyaan Tanaman Jagung
Penanaman dan Pemupukan
Penanaman benih secara tugal dengan kedalaman lebih kurang 3 cm dengan
jarak tanam 25 x 25 cm. Setiap lubang tanam dimasukkan 3 benih, lalu ditutup
dengan sedikit tanah. Pemberian pupuk NPK diberikan 3 kali yaitu pada waktu
tanam dengan dosis 3 g / tanaman. Pupuk dibenamkan ke dalam tanah sedalam 5
cm disebelah lubang tanam dengan jarak 5 cm, kemudian ditutup tanah. Pada
saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam dengan dosis 5 g / tanaman, dan 5
g/tanaman pada saat tanaman berumur 6 minggu, pupuk dibenamkan dengan
jarak 10 cm dari tanaman dengan kedalaman 7 cm.Pupuk kandang diberikan
bersamaan dengan pengolahan tanah kedua dua minggu sebelum tanam dengan
dosis 40 ton/ha (6 kg/plot).
Pencegahan hama dan penyakit
Pencegahan serangan hama digunakan Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2
ml/l air dan untuk pencegahan penyakit digunakan Dithane M-45 dengan
konsentrasi 2 g/l air, penyemprotan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 dan
8 minggu setelah tanam.
Penyiraman
Tanaman jagung manis disiram dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore
hari dengan volume air yang sama yaitu 1 liter/tanaman, dan pemberian
disesuaikan dengan umur tanaman.
Penyiangan dan pembumbunan
Penyiangan dilakukan satu minggu sekali dengan cara mencabut gulma-
gulma, dan pembumbunan dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan
gulma dengan waktu dua minggu sekali.
b. Pembudidayaan Tanaman Bunga Kertas
Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat awal penanaman tanaman bunga
Bougainville dan di campur dengan media tanam tanah dan sekam. Pupuk yang
digunakan antara lain pupuk kandang.
Pemangkasan
Pemangkasan harus sering dilakukan untuk bunga yang sudah mati. Kelopak
bunga yang mulai berguguran sebaiknya dipotong untuk mengganti tumbuhnya
bunga baru.
Penyiraman
Bunga Bougainville harus disiram, karena bunga membutuhkan air yang
cukup. Pada saat penyiraman, usahakan agar air tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit.
c. Pembudidayaan Tanaman Bunga Mawar
2.2 Panen
Pada umumnya, jagung yang akan dikonsumsi oleh masyarakat menjadi
bahan masakan adalah jagung yang berumur 60—70 hari setelah tanam. Saat itu,
bunga betina pada jagung sudah dibuahi dan tekstur biji jagung masih lunak.
Panen dilakukan pada saat rambut luar terlihat mengering. Selain itu, tongkol
jagung sudah mengeras saat dipegang dan keketatan kelobot. Pemanenan jagung
dapat juga dilakukan sesuai dengan tujuan. Jika ingin dijadikan jagung rebus,
maka jagung dapat dipanen setelah berumur 65 hari. Jika ingin dijual kering
maka tunggu hingga menua yaitu sekitar 90 hari.
BAB III METODOLOGI
Ket :
Lima sampel tanaman jagung yang dibudidayakan telah diukur dan datanya akan
dimasukkan ke dalam tabel variable pengamatan diatas.
Variabel Pengamatan
Tinggi
Tanaman Panjang Daun Lebar Daun
Tanaman Jumlah Daun
Sampel (cm) (cm)
(cm)
1 40 cm 7 helai 42 cm 5 cm
2 62 cm 9 helai 52 cm 6 cm
3 20 cm 9 helai 30 cm 2,7 cm
4 56 cm 8 helai 52 cm 6 cm
5 12 cm 4 helai 22 cm 22 cm
Nilai 38 7,4 39,6 8,34
Rata –
Rata
Variabel Pengamatan
Tinggi
Tanaman Jumlah Daun Panjang Daun Lebar Daun
Tanaman
Sampel (helai) (cm) (cm)
(cm)
1 62 cm 10 helai 52 cm 6 cm
2 83 cm 11 helai 62 cm 7,5 cm
3 30 cm 10 helai 20 cm 4,5 cm
4 72 cm 12 helai 60 cm 6,3 cm
5 25 cm 9 helai 30 cm 4 cm
Nilai Rata
54,4 10,4 44,8 5,66
- Rata
4.2 Pembahasan
Kendala
- Saya menanam jagung dengan cara penyemaian terlebih dahulu
sebelum nantinya dipindahkan ke lahan tanam. Jadi untuk kendala
awal ada beberapa benih yang di dalam potray tidak tumbuh.
Tetapi untungnya saya menyiapkan cadangan tanaman dengan
cara mengisi semua tempat di potray.
- Kendala selanjutnya adalah setelah tumbuh agak besar, beberapa
helaian daun pada sampel tanaman jagung saya ada yang layu dan
bolong-bolong.
- Kendala berikutnya adalah faktor cuaca yang mana bulan-bulan
seperti sekarang ini sedang musim hujan deras yang berpengaruh
pada pertumbuhan tanaman jagung.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan adalah jawaban dari tujuan.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA