Anda di halaman 1dari 3

Proposal Penelitian

 A. Latar Belakang

Indonesia memiliki sumber daya alam yang beragam dan berlimpah, baik dari laut dan hutan.
Sumber daya hutan merupakan penyumbang devisa terbanyak kedua setelah minyak bumi
pada masa Presiden Soeharto. Sektor ini menyumbang devisa 3 Miliar US Dolar.
Banyak yang diperoleh dari industri kehutanan seperti produk yang diolah dari kayu meliputi
kertas, kayu lapis, kayu log maupun pemanfaatan hutan untuk perkebunan seperti kelapa
sawit, kopi, karet dan cokelat. Masifnya pemanfaatan hutan untuk peningkatan ekonomi
negara tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan lingkungan mendorong kerusakan
lingkungan negara.
Pulau Kalimantan memiliki luas hutan sekitar 40,8 juta hektar area yang tersebar di seluruh
provinsi Kalimantan. Namun, laju deforestasi hutan di Kalimantan mencapai 675 hektar
setiap harinya yang menurut data Greenpeace menyebabkan hutan di Kalimantan hanya
tersisa 25,5 juta di tahun 2011. Laju deforestasi hutan yang sangat tinggi ini menyebabkan
Indonesia dianugerahi sebagai negara dengan tingkat kerusakan hutan tercepat di dunia
menurut Guiness Book of Record.
Provinsi yang paling sering mengalami kebakaran hutan adalah Kalimantan. Bulan Juli 2017
bahkan tercatat sebagai waktu terburuk bencana kebakaran hutan yang pernah dialami
Kalimantan. Kebakaran hutan di beberapa titik api ini menyebabkan kota tertutupi asap pekat
dan partikulat akibat kebakaran yang menyebabkan aktivitas dan kesehatan masyarakat
terganggu.
Peran media massa memberitakan kebakaran hutan di Kalimantan menjadi sangat penting
untuk memberitakan masyarakat terkait kondisi yang terjadi. Kerusakan lingkungan
merupakan kejadian yang patut diberitakan secara massif hingga tingkat nasional karena
menyangkut hajat hidup orang banyak. Jurnalisme yang meliput kejadian ini disebut
jurnalisme lingkungan. Jurnalisme lingkungan perlu mengetahui kompleks permasalahan
secara menyeluruh dari semua sisi agar menyajikan berita yang berimbang.
Melihat tugasnya yang kompleks, terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi oleh
jurnalis dalam memberitakan masalah lingkungan. Untuk itu, peneliti merasa tertarik untuk
melihat permasalahan yang dihadapi oleh jurnalis lingkungan untuk mengumpulkan
informasi, meliput serta memberitakan isu yang sedang terjadi.
Media massa yang dipilih dalam penelitian ini adalah koran Kalimantan Post karena
merupakan media cetak terluas dan pertama di Kalimantan. Peneliti melihat pentingnya
mempelajari bagaimana Kalimantan Post menanggapi isu lingkungan di Kalimantan.
B. Rumusan Masalah
Apa permasalahan yang dihadapi oleh jurnalis lingkungan dari Kalimantan Post dalam
memberitakan kerusakan dan kebakaran lahan di Kalimantan?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh jurnalis lingkungan dari Surat Kabar Harian
(SKH) Kalimantan Post dalam memberitakan kerusakan dan kebakaran lahan di Kalimantan.
D. Manfaat Penelitian
 Manfaat Teoritis
Penelitian dapat memberikan informasi lebih mendalam terkait jurnalisme lingkungan
khususnya yang sangat berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi.
 Manfaat Praktis
Dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang Jurnalisme Lingkungan di media massa
Indonesia.
Menurut Sudibyo (2015), Jurnalisme Lingkungan memiliki ciri mengintegrasikan interaksi
yang saling berkaitan antara berbagai komponen, faktor yang mempengaruhi lingkungan
hidup dengan fokus utama terhadap dampak negatifnya. Jurnalisme Lingkungan merupakan
cara jurnalistik yang mengedepankan problem lingkungan yang berpihak pada
keberlangsungan lingkungan hidup.
Pada praktiknya, jurnalisme lingkungan sering bersinggungan dengan konflik manajemen
lingkungan hidup. Konflik dihasilkan dari beberapa kepentingan yang bersinggungan yaitu
mendukung iklim investasi, penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah
maupun nasional. Konflik yang timbul seringnya merupakan konflik vertikal yaitu antara
pemerintah dan masyarakat setempat. Masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan seringkali
dikalahkan oleh kekuasaan para pengusaha yang berlindung di balik penguasa.
Sifat yang harus dimiliki oleh jurnalisme lingkungan dalam meliput adalah biosentris, pro-
keberlanjutan, pro-keadilan lingkungan dan professional. Jurnalisme lingkungan tidak hanya
berperan dalam meliput konflik, namun juga merekam jejak lingkungan yang positif yang
dilakukan oleh beberapa pihak yang berjuang untuk mengelola lingkungan hidup.
 Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah kualitatif yang berguna untuk memahami keseluruhan
permasalahan yang dihadapi oleh Jurnalis Lingkungan di Kalimantan Post.
 Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif yang lebih mengutamakan penjelasan
kata-kata dan gambar. Penelitian deskriptif berguna untuk menganalisis data seakurat
mungkin yang mendekati kondisi aslinya.
 Metode Pengumpulan Data
Terdapat dua sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari sumber lain. Anda dapat menemukan data sekunder dari departemen
pemerintahan, maupun dalam bentuk struktur organisasi dan sebagainya.
 Lokasi Pengumpulan Data
Surat Kabar Harian Kalimantan Post di Kalimantan, Jalan Gadjah Mada No. 2-4, Kalimantan
Selatan.
 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan problem yang dihadapi Jurnalis Lingkungan dari SKH
Kalimantan Post dalam meliput konflik lahan dan kebakaran hutan di Kalimantan.
 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa catatan lapangan, foto, video, transkrip wawancara, dokumen
yang dikeluarkan badan yang bertanggung jawab, serta jurnal. Terdapat tiga tahap yang
dilewati untuk analisis data yaitu reduksi data, model data dan verifikasi kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai