Selain memiliki banyak manfaat, ternyata usaha pertambangan juga dapat memberikan
dampak negatif bagi lingkungan, salah satunya yaitu pencemaran logam berat, seperti Cu, Cd,
dan Pb (Subtanto & Suhandi, 2005). Tingginya kadar logam berat dapat memberikan dampak
negatif bagi tumbuhan yang ada di sekitarnya. Logam berat Cu dapat menurunkan kerja
enzim sehingga menghambat metabolisme biota di sekitarnya (Elawati et al., 2015). Pada
beberapa penelitian juga disebutkan bahwa logam berat Cu dapat menurunkan pertumbuhan
tanaman, mengurangi jumlah daun, menganggu proses penyerapan mineral esensial dan
pembelahan sel, rusaknya jarinfan dinding sel, dan akar yang mengkerdil (Rokhmah, 2008;
Monita et al., 2013; Rosidah et al., 2014; dan Widaningrum, 2007). Logam Cd akan
menghambat pertumbuhan dengan memblokir unsur Ca, menghambat fotosintesis, dan
menghambat ekspansi sel (Rosidah et al., 2014). Logam Pb dapat menurunkan
pertumbuhan akar, merusak dinding sel, dan mengganggu pembelahan sel (Kopittke et al.
2007; Ghelich et al. 2013; Kumar dan Tripathi 2008). Selain itu, jika logam Pb ini terdapat pada
buah yang dikonsumsi manusia, akumulasi logam Pb pada tubuh manusia dapat
menyebabkan anemia serta kerusakan fungsi otak dan ginjal (Sarie, 2019). Upaya
penanggulangan cekaman logam berat dilakukan untuk mengurangi efek negatif dari pencemaran
logam berat tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan fitoremediasi, yaitu
teknologi untuk memperbaiki lahan dengan menggunakan tanaman (Mangkoedihardjo et
al., 2008). Namun, tidak semua spesies memiliki kemampuan untuk mengkelat logam, sehingga
penanggulangan cekaman logam ini diarahkan pada teknologi transformasi genetik
menggunakan tanaman model. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa tembakau
berpotensi menjadi tanaman model untuk penelitian transformasi genetik yang bertujuan
untuk menghasilkan tanaman tahan cekaman logam (Liu et al., 2010; Anggraito et al., 2012;
dan Zhang et al., 2013). Tanaman memiliki berbagai mekanisme respon pada pencemaran
logam berat, seperti immobilisasi, pengkelatan logam, dan kompartementalisasi ion logam
pada vakuola (Cobbet, 2000). Kemampuan inilah yang akan dimanfaatkan dalam fitoremediasi.
Pertumbuhan akar, lokalisasi penimbunan dalam akar, dan warna daun dapat menjadi
parameter untuk mengetahui respon tumbuhan terhadap adanya cekaman. Pertumbuhan akar,
dan warna daun berkaitan erat dengan aktivitas yang terjadi di dalam sel dan metabolisme
tumbuhan, sehingga dapat dijadikan acuan terjadinya cekaman pada tumbuhan. Cekaman
umumnya mengakibatkan daun mengalami klorosis. Klorosis juga merupajan salah satu gejala
stress tumbuhan akibat adanya cekaman logam berat (Rosidah et al., 2014).
Referensi:
Sabtanto JS & Suhandi. 2005. Pendataan sebaran unsur merkuri pada wilayah
pertambangan gunung pani dan sekitarnya Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Hasil Kegiatan Subdit Konservasi TA.
Kopittke P, Asher CJ, Kopittke RA, & Menzies NW. 2007. Toxic effects of Pb2+ on
growth of cowpea (Vigna unguiculata). Envir Poll 150: 280-287.
Ghelich SI, Zarinkamar, & Fatemeh. 2013. Histological and ultrastructure changes in
Medicago sativa in response to lead stress. Phyto J 2: 20-29
Kumar G & Tripathi R. 2008. Lead-induced cytotoxicity and mutagenicity in grass pea.
Turk J Biol 32: 73- 78.
LiuXP, PengKJ,WangAG,LianCL,&ShenZG.2010. Cadmium accumulation and
distribution in populations of Phytolacca americana L. and the role of transpiration.
Chemosphere, 78:1136– 1141.
Anggraito YU, Suharsono, Pardal SJ, & Sopandie D. 2012. Transformasi genetik
Nicotiana benthamiana L dan kedelai dengan gen MaMt2 penyandi metallothionein Tipe
II dari Melastoma malabathricusm L. Forum Pascasarjana 35:179- 188.
Zhang J, Zhang X, Duan Y, & Han Y. 2013. Construction of a phosphate transporter gene
expression vector and its usage for tobacco transformation. Russ J Plant Physiol 60:290-
294.
Cobbet CS. 2000. Phytochelatins and their roles in heavy metal detoxification. Plant
Physiol, 123: 825–832.
Sarie, Haryatie. 2019. Potensi Bahaya Kontaminasi Logam Berat di Lahan Bekas
Tambang Batubara yang Digunakan Sebagai Lahan Pertanian. Buletin LOUPE Vol. 15
(2). 37-41.