Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6

1. Priscilia Onas (1901023)


2. Maya Bukapintu (1901024)
3. Regina Kantohe (1901025)
4. Riania Towoliu (1901026)

KELAS : KEPERAWATAN IV A

POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Hepatitis” dengan tepat waktu. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah “ KMB II ”.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan mkalah ini.

Tahuna, 20 Februari 2021

Penulis

2
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I TINJAUAN MEDIS.....................................................................................................4
1.1 Definisi ............................................................................................................................4
1.2 Etiologi ............................................................................................................................4
1.3 Manifestasi kinis ..............................................................................................................5
1.4 Patofisiologi .....................................................................................................................6

1.5 Pemeriksaan diagnostik ...................................................................................................6

1.6 Penatalaksanaan medis.................................................................................................. 10

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................11


2.1 Pengkajian ....................................................................................................................11
2.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................................................12
2.3 Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................................................12
2.4 Evaluasi..........................................................................................................................17

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................18


3.1 Pengkajian .....................................................................................................................18
3.2 Genogram ......................................................................................................................19
3.3 Pola fungsional kesehatan..............................................................................................20
3.4 Pemeriksaan fisik ..........................................................................................................22

3.5 Pemeriksaan Penunjang.................................................................................................23

3.6 Analisa Data..................................................................................................................24

3.7 Diagnosa........................................................................................................................25

3.8 Intervensi.......................................................................................................................25
3.9 Implemenrasi ................................................................................................................27

3.10 Evaluasi............................... ........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33

3
BAB I

TINJAUAN MEDIS

1.1 Definisi Hepatitis


Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia
atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145).
Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati dgn memberikan gambaran klinis yang mirip
yang dapat berfariasi dari keadaan subklinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang
fatal. (Sylvia A. price, 1995; 439).
Hepatitis adalah inflamasi hati. Inflamasi ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri atau
substansi toxic. (luckmann dan sorense. 1987; 1353U).
Hepatitis merupakan infeksi yang menyerang bagian hati dengan menunjukan berbagai
perbedaan masa inkubasi tergantung dari unsure virus hepatitis yang menyerang. (Barbara. C.
long. 1996, perawatan medical bedah: 119).

1.2 Etiologi dan Faktor Resiko


1. Hepatitis A
a. Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm.
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,
dibawah oleh air dan makanan.
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari.
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang
buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2. Hepatitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang
memiliki ukuran 42 nm.
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi
akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.

4
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat
dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi
laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan
para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang
diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh
kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari.
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki
kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari.
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepatitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 –
36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan
meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan
makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

1.3 Manifestasi Klinis


Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi
klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing – masing
stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin
menjadi lebih coklat.

5
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 – 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat pada
sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang, tetapi klien
masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi
normal lagi. Penyebuhan pada anak – anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa,
yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda
Komplikasi
Komplikasi hepatitis B virus yang paling sering di jumpai adalah perjalanan
penyakitnya yang memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaan ini dikenal dgn hepatitis kronis
akan tetapi keadaan ini akan sembuh kembali sekitar 5% dari pasien hepatitis kronis akan
mengalami kekambuhan setelah serangan awal, kekambuhan biasanya dihubungkan dgn
minum alcohol atau aktifitas fisik yang berlebihan.

1.4 Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel
perenchym hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati,
sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan
empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga
meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan
kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampi dengan timbulnya sakit dengan gejala
ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat
bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepatitis dengan sub akut dan kronik dapat
permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu dengan hepatitis kronik akan
sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker
hati.

1.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang terutama berada

6
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada
kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)
atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati
dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menunjukkan diagnosis dan luas nekrosis

7
15. Scan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
17. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Karena
bilirubin terkonjugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan
bilirubinuria.

1.6 Penatalaksanaan Medis


Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis virus. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi
hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal. Pengobatan yang dilakukan
terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang
adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan
abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian,
letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang
berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama
penatalaksanaan di rumah sakit.
1. Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
Globulin imun (Ig) – digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan
hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan).
2. HBIG – diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan
per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis
booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran).
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) – digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B
(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan
6 bulan. Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha
anterolateral / deltoid), dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster
diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun.
Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan
hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom Down harus divaksinasi secara
rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B ini.

Diet untuk Pasien Hepatitis


Beberapa pantangan yang harus dihindari antara lain :

8
 Semua makanan yang mengandung lemak tinggi seperti daging kambing dan babi,
jerohan, otak, es krim, susu full cream, keju, mentega/ margarine, minyak serta
makanan bersantan seperti gulai, kare, atau gudeg.
 Makanan kaleng seperti sarden dan korned.
 Kue atau camilan berlemak, seperti kue tart, gorengan, fast food.
 Bahan makanan yang menimbulkan gas, seperti ubi, kacang merah, kool, sawi, lobak,
mentimun, durian, nangka.
 Bumbu yang merangsang, seperti cabe, bawang, merica, cuka, jahe.
 Minuman yang mengandung alkohol dan soda.
Sedangkan bahan makanan yang baik dikonsumsi penderita hepatitis :
 Sumber hidrat arang seperti nasi, havermout, roti putih, umbi-umbian.
 Sumber protein antara lain telur, ikan, daging, ayam, tempe, tahu, kacang hijau,
sayuran dan buah-buahan yang tidak menimbulkan gas.
 Makanan yang mengandung hidrat arang tinggi dan mudah dicerna seperti gula-gula,
sari buah, selai, sirup, manisan, dan madu.

9
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa
medis.
b)  Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
            Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa
nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas,
demam dan kuning.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri
perut kanan atas.
b. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
d. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati.
4. Pola pengkajian Fungsional
a. Aktivitas
 Kelemahan

10
 Kelelahan
 Malaise 
b. Sirkulasi
 Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
 Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
c. Eliminasi
 Urine gelap
 Diare feses warna tanah liat
d. Makanan dan Cairan
 Anoreksia
 Berat badan menurun
 Mual dan muntah
 Peningkatan oedema
 Asites
e. Neurosensori
 Peka terhadap rangsang
 Cenderung tidur
 Letargi
 Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
 Kram abdomen
 Nyeri tekan pada kuadran kanan
 Mialgia
 Atralgia
 Sakit kepala
 Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
 Demam
 Urtikaria
 Lesi makulopopuler
 Eritema
 Splenomegali
 Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas

11
 Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
2.2 Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret.
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus

2.3 Rencana Asuhan Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam  nutrisi pasien
terpennuhi.
 Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi :
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering

12
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan
menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak
sedap yang menurunkan nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak
R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan
lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang
atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
Intervensi :
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan
untuk intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena
terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu
yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif
mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
 Akui adanya nyeri
 Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan
bahwa ia mengalami nyeri
3. Berikan informasi akurat dan
 Jelaskan penyebab nyeri
 Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

13
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang
sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang
penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi
nyeri.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien
normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
Intervensi :
1. Monitor tanda vital : suhu badan
R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi
2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000
l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya
dehidrasi
3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit
dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui
penguapan
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur.
Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien
berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
Intervensi :
1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih
tenang

14
2. Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.
3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan dan minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat
penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang
penting
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak
energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat
menimbulkan keletihan
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif,
teknik relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan
intergritas kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Intervensi :
1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
 Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril,
lanolin)
 Keringkan kulit, jaringan digosok
R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf
2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin
dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan
sensitivitas melalui vasodilatasi
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat
pada area pruritus untuk tujuan menggaruk

15
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak
pruritus
4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak
mengalami gangguan pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
Intervensi :
1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi
cairan dalam abdomen
2. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
3. Berikan posisi semi fowler
R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan
meminimalkan ukuran sekret
4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi
pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk
menangani semua cairan tubuh
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
 Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh

16
 Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang
tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara
apapun
R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis
2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan
tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi
infeksius dan mencegah transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi
infeksi
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang
tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan
kemungkinan orang lain terinfeksi

2.4 Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya).
3. Tidak terjadi peningkatan suhu.
4. Tidak terjadi keletihan.
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat.
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
           

17
BAB III

KASUS

ASUHAHAN KEPERAWATAN PADA Tn S. DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENCERNAAN : HEPATITIS DIRUANG CEMPAKA

RSUD KEBUMEN

3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian : 29 Oktober 2012

Tempat Pengkajian : Ruang Cempaka RSUD Kebumen

A. Biodata

1. Identitas Pasien

Nama pasien : Tn. S


Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : laki -laki
Agama : Islam
Suku bansa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Puring - Kebumen
Tgl masuk : 28 Oktober 2012
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Identitas Penanggung Jawab :

18
Nama : Ny. M
Alamat : Puring – Kebumen
Umur : 28 tahun
Hubungan dengan pasien : Istri
3. Keluhan Utama
Pasien mengeluh / mengatakan merasa mual
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Kebumen dengan keluhan mual
.Hasil pemeriksaan fisik sclera ikterik, kulit ikterik, terdapat nyeri tekan pada
abdomen kanan atas. Hasil pemeriksaan laboratorium HbsAg (+).Tanda – tanda
vital , TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90x/ menit, Suhu : 37,00 C.

5. Riwayat kesehatan dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah menderita mual dan nyeri seperti ini. Hanya
demam ,batuk dan flu saja. Rasa nyeri pada epigastrium (maag) sudah diderita
pasien sejak lama & sering minum obat antasida ( promaag ).

6. Riwayat Kesehata Keluarga

Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit


menular atau keturunan.

3.2 Genogram

Keterangan :

19
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

3.3 Pengkajian Pola Fungsional Kesehatan (Virginia Henderson)


1. Pola Nafas
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa alat bantu
pernafasan
Saat dikaji : Pasien dapat bernafas dengan normal tanpa
2. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3x sehari dengan porsi nasi dengan lauk
pauk seadanya dan minum air putih 6-7 gelas
Saat dikaji : Pasien hanya menghabiskan setengah porsi makan yang
disediakan dari rumah sakit dan mual muntah ketika makan .
minum air putih 5 gelas perhari dan minum air teh.
3. Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan
konsistensi padat,warna kuning,BAK 4-5 x/hari dengan warna
kuning jernih
Saat dikaji : Pasien mengatakan BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek , warna kuning kecoklatan,berbau khas fese. BAK 4 –
7 kali sehari dengan warna kuning keruh seperti teh.
4. Pola istirahat tidur
Pasien bisa tidur 7-8 jam/hari tanpa ada gangguan jarang tidur siang
Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak bisa tidur semalaman dan juga siang
tidak bisa tidur
5. Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan kegiatan dan aktifitas tanpa bantuan
orang lain

20
Saat dikaji : Pasien tidak dapat bergerak bebas karena nyeri pada perut
kanan sebelah atas. Aktivitas sehari – hari seperti mandi,
makan, BAB, BAK dibantu perawat dan keluarga.
6. Personal higine
Sebelum sakit : Pasien mnegatakn 2x/hari dengan mengguanakan sabun dan
selau gosok gigi keramas 2x seminggu
Saat dikaji : Pasien hanya diseka oleh keluarganya pagi dan sore hari
7. Berpakaian
Sebelum sakit : Pasien menmilih dan memakai secara mandiri
Saat dikaji : Pasien mengatakan dalam memakai dan memilih baju dibantu
ole keluarga atau istrinya
8. Mempertahankan suhu tubuh
Sebelum sakit : Pasien mnegatakan jika dingin memakai jaket dan slimut jika
panas pasien hanya memakai baju yang tipis dan menyerap
kringat
Saat dikaji : Pasien tidak memakai baju dan hanya memakai sarung dan
slimut , suhu 37,0oC
9. Bahaya lingkungan dan kecelakaan
Sebelum sakit : Pasien dapat melindungi dirinya dari bahaya lingkungan dan
kecelakaan
Saat dikaji : Pasien dibantu oleh keluarganya (istrinya)
10. Komunikasi
sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan orang lain
dengan lancer baik bis amenggunakan bahaasa jawa dan
Indonesia
11. Bekerja
Sebelum sakit : Pasien bekerja sebagai petani
Saat dikaji : Pasien tidak bisa melakukan kegiatan bertanunya seperti biasa
karena keadaannya sedang sakit
12. Ibadah
Sebelun sakit : Pasien mnengatatkan beragama islam dan biasa
menjalankan sholat 5 waktu
Saat dikaji : Pasien tidak dapat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan
hanya tiduran

21
13. Rekreasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan untuk mengisi waktu luangnya passion
slalu berkumpul dengan kluarga terdekat atau keluarga
Saat dikaji : Pasien hanya tiduran ditempat tidur dan berbincang-bincang
dengan kluarga dan pasien sebelahnya
14. Belajar
Sebelum sakit : Pasien mnratakn tidak mengetahui tantang penyakit sekarang
Saat dikaji : Pasien mendapatkan informasi tentang penyakit dari
dokter dan perawat
3.4 Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis
 TB/ BB : 170 Cm / 59 Kg

b. Vital Sign
 Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Nadi : 90x/mnt
 Pernafasan : 20 x/ mnt
 Suhu : 37.0 0C

c. Pemeriksaan fisik head to toe

 Kepala : Bentuk mesochepal, Rambut hitam beruban tampak k


 Mata : Konjungtiva tidak anemis , sclera ikterik , fungsi
penglihatan baik.
 Hidung : Letak hidung simetris , tifak terdapat polip, tidak terdapat
secret
fungsi pembau baik.
 Telinga : Liang telinga bersih , tidak ada penumpukan serumen , fungsi
pendengaran baik.
 Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah kotor, tidak menggunakan gigi
palsu.
 Kulit : warna kulit ikterik
 Leher : Tidak ada pembesaran kelenjara thyroid dan vena jugularis

22
 Dada
1. Paru –paru : Inspeksi : Bentuk dada simetris , tidak menggunakan otot
bantu nafas.
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Bunyi pekak
2. Jantung : Auskultasi : Bunyi irama jantung regular
 Abdomen : Inspeksi : Bentuk perut normal,tidak ada lesi bekas operasi
Auskultasi : Bising usus 20 x per menit

Perkusi : Bunyi timpani

Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada sekitar daerah perut


sebelah kanan atas.
 Genetalia : Tidak terpasang kateter, genetalia bersih.
 Ekstermitas : Atas : Terpasang infuse RL 20 tpm , masih berfungsi baik .
Bawah : tidak ada varises, masih berfungsi baik .

3.5 Pemeriksaan Penunjang

No Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal


1. Hb 16.10 13.50 – 17.50
2. AL 10.84 ribu 4.10 – 10.90
3. Segmen 44 47 – 80
4. Limfosit 46 13 - 40
5. Total bilirubin 5.92 0 – 1.1
6. Direk bilirubin 5.09 0 - 1.3
7. SGOT 848 17 – 59
8. SGPT 1982 21 – 72
9. Alkali 179.000 38 – 126

HbSag : Positif

Program Pengobatan:

1. inject Primperan 1 amp


2. Vometa 3 x 1

23
3. Sisterol 3 x 1
4. Corliv 3 x 1

3.6 Analisa Data


waktu Data Masalah Penyebab

29 DS : Klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen cedera Biologi


Oktobe pada abdomen bagian kanan ( Pembengkakan
r 2012 atas. hepar )

DO : - Nyeri tekan pada

abdomen bagian

kua ran atas.

- Klien tampak gelisah

- Ekspresi wajah

menahan sakit

- Skala nyeri : 4
29 DS : Klien mengatakan apabila Ketidak Mual dan muntah
Oktobe makan merasakan mual dan seimbangan
r 2012 muntah nutrisi : kurang
dari kebutuhan
DO : - Klien kelihatan lemas, dan tubuh
pucat.

- Nafsu makan berkurang


(hbs 1/2 porsi)

DS : Klien mengatakan suhu Hipertermia


29 badan terasa panas Invasi penyakit
Oktobe DO : Suhu badan klien 37,0o C ( Inflamasi Hepar )
r 2012

24
29 DS : Klien mengatakan badan Defisit perawatan Kelemahan fisik
Oktobe terasa berat untuk diri
r 2012 beraktifitas.

DO : Klien kelihatan lemas,


pucat, ADL dibantu sebagian
oleh perawat dan
keluarganya

3.7 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi ( pembengkakan hepar )

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


muntah

3. Hipertermia berhubungan dengan invasi penyakit ( inflamasi hepar )

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik

3.8 Intervensi Keperawatan

Tgl No. Tujuan Intervensi TTD


Dx
30 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor nyeri ,lokasi dan
Oktober keperawatan selama 2 x 7 jam intensitas skala nyeri.
2012 diharapkan nyeri berkurang 2. Berikan posisi dan
dengan criteria hasil : lingkungan yang nyaman.
- Skala nyeri dari 4 menjadi 1 3. Ajarkan tekhnik nafas
- Pasien dapat beristirahat dalam untuk mengurangi
- Wajah pasien tampak rileks nyeri
4. Ajarkan tekhnik distraksi
relaksasi
5. Monitor TTV
6. Kolaborasi pemberian
analgetik sesuai indikasi

25
31 2 Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi pemasukan diet
2. Berikan makanan sedikit
Oktober keperawatan selama 3 x 24 jam
dan tawarkan makanan
2012 diharapkan kebutuhan nutrisi pagi paling banyak
3. Berikan perawatan mulut
pasien terpenuhi dengan criteria
tiap hari.
hasil : 4. Anjurkan makan dengan
porsi yang tegak.
- Mual muntah hilang
- Nafsu makan klien bertambah 5. Dorong masukan sari
jeruk dan masukan
karbohidrat.
6. Konsul dengan ahli gizi.

1. Monitor tanda vital : suhu


badan
2. Ajarkan klien pentingnya
1 3 Setelah dilakukan tindakan
mempertahankan cairan
November keperawatan selama 1 x 24 jam yang adekuat (sedikitnya
2000 l/hari) untuk
2012 diharapkan tidak terjadi
mencegah dehidrasi,
peningkatan suhu dengan criteria misalnya sari buah 2,5-3
liter/hari.
hasil :
3. Berikan kompres hangat
- suhu normal kembali pada lipatan ketiak dan
femur
4. Anjurkan klien untuk
memakai pakaian yang
menyerap keringat

1. Kaji kemampuan dan


derajat ketergantungan

2 4 Setelah dilakukan tindakan 2. Bantu ADL pasien


November keperawatan selama 3 x 24 jam 3. Libatkan keluarga dalam
2012 diharapkan pasien dapat merawar perawatan diri pasien
dirinya secara mandiri dengan 4 .Libatkan pasien dalam
criteria hasil : perawatan dirinya
- Melakukan aktivitas sesuai
kemampuan
- ADL
(makan,minum,mandi,BAB/BAK
26
)

3.9 Implementasi

Waktu No. Implementasi Respon Ttd


Dx
Selasa, 30 1 - Mengukur TTV - TD : 110/70 mmHg, RR : 20 /
Oktober Menit , Nadi : 72 X/Menit, Suhu
2012 : 36,6o C
08.00
WIB - Mengkaji kaateristik - P : Nyeri bertambah jika bergerak
nyeri dan berkurang sat istirahat.
- Q : Nyeri dirasaka seperti ditusuk-
tusuk
- R : Nyeri dirasakan diperut bagian
kanan atas.
- S : Skala nyeri 4
- T : Nyeri hilang timbul

- Mengajarkan distraksi - Pasien mengikuti yang diajarkan


relaksasi dan mengatakan nyeri masih
terasa dan nyeri berkurang dari
skala 4 menjadi 2
- Memberikan obat
analgetik sesuai - Obat injeksi masuk ketorolac 1 Mg
indikasi

14.00 1 -Memberikan posisi yang


nyaman dengan
WIB - Pasien belum merasa nyaman
membatasi pengunjung
dengan posisi tidurnya dan masih
merasa tegang dengan banyaknya
pengunjung dan terganggu dengan

- Monitor TTV pasien disebelahnya.


Rabu,31 1

27
Oktober - TD : 110/70 mmHg, RR : 20 /
2012 Menit , Nadi : 72 X/Menit, Suhu
08.00 - Berikan makanan : 36,6o C
sedikit dan tawarkan
WIB 2
makanan pagi paling
banyak - Pasien mau makan

- Berikan perawatan
mulut tiap hari.

- Anjurkan makan
- Mulut pasien bersih kembali
dengan porsi yang
tegak.
- Pasien mau makan dengan posisi
- Dorong masukan sari
jeruk dan masukan tegak
karbohidrat.
Mual pasien dapat berkurang
- Berikan makan sedikit
tapi sering
13.00 - Konsul dengan ahli gizi
WIB
- Pasien mau makan tapi masih habis
- Monitor suhu badan setengah porsi
. Ajarkan klien
pentingnya
Kamis, 1 3
mempertahankan
November cairan yang adekuat
(sedikitnya 2000
2012 Suhu badan pasien 36,40 C
l/hari) untuk mencegah
08.00 dehidrasi, misalnya
sari buah 2,5-3
WIB - Pasien minum 5-6 gelas /hari
liter/hari.
3. Berikan kompres
hangat pada lipatan
ketiak dan femur

4. Anjurkan klien untuk


10.00 wib
memakai pakaian yang
menyerap keringat
- Suhu tubuh pasien berangsur turun

- Kaji kemampuan dan


derajat ketergantungan Klien mampu memilih pakaian

28
dengan bahan yang menyerap
keringat
Jum’at 2 4
November Pasien selalu tergantung pada
- Bantu ADL pasien
2012 pemenuhan kebutuhan BAB,BAK
08.00 dan personal hygine
- Libatkan keluarga
dalam
- Pemenuhan kebutuhan pasien
perawatan diri pasien
14.00 wib terpenuhi
- .Libatkan pasien dalam
perawatan dirinya
- Keluarga dapat kooperatif

- Bantu ADL pasien - Pasien sedikit demi sedikit lebih


mandiri dalam memenuhi
kebutuhyannya

Kebutuhan pasien dapat terpenuhi

3.10 Evaluasi

Waktu No. Dx Evaluasi Ttd


Selasa, 30 1 S : Pasien masih mengatakan nyeri pada daerah perut bagian
Oktober kana atas,nyeri terasa seperti disusuk-tusuk,skala nyeri
2012 menjadi 2 dirasakan hilang timbul .
08.00 O : Wajah pasien sudah tampak tidak tegang menahan nyeri
WIB dan TD : 110/70 mmHg, RR : 20 / Menit , Nadi : 72
X/Menit, Suhu : 36,6o C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Berikan lingkungan yang nyaman dan kurangi
pengunjuung ,pantau skala nyeri ,kolaborasi pemberian
analgetik,menagnjurkan pasien melakukan tekhnik

29
distraksi relaksasi .

Rabu, 31 2 S : Pasien sudah tidak mual


Oktober O : Pasien makan habis setengah porsi,mulut pasien bersih
2012 kembali.
08.00 A : Masalah teratasi sebagian
WIB P : Tingkatkan pola makan pasien,dan perawatan mulut yang
bersih yang akan meningkatkan nafsu makan pasien.
13.00
WIB S : pasien mau makan
O : porsi makan pasien habis
A : masalah teratasi
P : Lakukan konsultasi engan ahli gizi untuk diit yang
dibutuhkan untuk pasien

Kamis , 1 3 S : Pasien sudah tidak mengeluh panas


November O : Suhu tubuh pasien turun dari 37,00 C menjadi 36,40 C,
2012 kebutuhan cairan pasien minum 5-6 gelas / hari
08.00 A : Masalah teratasi
WIB P : Tingkatkan monitor TTV terutama suhu tubuh pasien

10.00 S : Pasien mampu memlilih pakakian yang berbahan menerap


WIB keringat
O : Suhu tubuh pasien menurun ke normal
A : Masalah teratasi
P : Monitor Suhu badan pasien

Jum’at , 2 4 S : Kebutuhuan personal higyne pasien terpenuhi dengan


November bantuan keluarga dan perawat
2012 O : Pasien masih mendapat bantuan oleh keluarga dan
08.00 perawat
WIB A : Masalah teratasi sebagian
P : Mengajak keluarga membantu memenuhi kebutuhan
pasien
30
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.scribd.com/doc/135940687/Askep-Hepatitis
 https://www.scribd.com/doc/246443695/Makalah-Askep-Hepatitis

31

Anda mungkin juga menyukai