Anda di halaman 1dari 15

HEMATOLOGI 2

MEKANISME ANEMIA DEFISIENSI Fe, DAN


ANEMIA APLASTIK
DISUSUN OLEH :
NURUL AMALIAH
OKTAVIA MAESAHARANI
DEFINISI

➢ Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang


rendah dalam darah. (WHO,2015).
➢ National Institute of Health (NIH) Amerika 2011 menyatakan
bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki jumlah sel darah merah
yang cukup (Fikawati, Syafiq, & Veretamala, 2017).
➢ Menurut WHO dikatakan anemia bila :
• Laki-laki dewasa HB : < 13 g/dl
• Wanita dewasa tak hamil HB : < 12
g/dl
• Wanita hamil : HB < 11g/dl
• Anak umur 6-14 tahun : HB <
12g/dl
• Anak umur 6 bulan-6 tahun :
HB < 11g/dl
KLASIFIKASI ANEMIA
1. ANEMIA DEFISIENSI BESI

Anemia defisiensi besi adalah satu jenis anemia yang disebabkan


kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah
merah yang sehat. Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan
komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Saat
tubuh mengalami anemia defisiensi besi, maka sel darah merah juga
akan mengalami kekurangan pasokan haemoglobin.
PENYEBAB PENINGKATAN KEBUTUHAN ZAT BESI
KLASIFIKASI DERAJAT DEFISIENSI BESI

3. Iron deficiency anemia


1. iron depletion Bila besi terus berkurang eritropoiesis
2. Iron deficient
• Terjadi penurunan cadangan besi erythropoietin / iron akan semakin terganggu, sehingga
tubuh, tetapi penyediaan limited erythropoiesis kadar hemoglobin menurun diikuti
untuk eritropoiesis belum penurunan jumlah eritrosit.
Suplai besi yang tidak cukup
terganggu. untuk menunjang eritropoiesis stadium lanjut dari defisiensi Fe
Terjadi : Ditandai :
➢ Penurunan serum ferritin - cadangan besi yang menurun atau
Laboratorium
➢ peningkatan absorpsi besi dari - kadar Fe serum tidak ada
usus - saturasi transferin menurun - kadar Fe serum rendah
- TIBC dan FEP meningkat.
➢ pengecatan besi pada apus - saturasi transferin rendah
sumsum tulang berkurang - kadar Hb atau Ht yang rendah
GAMBARAN SADT

Gambaran morfologi apusan darah tepi menunjukan anemia hipokromik


mikrositer, anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel target dan sel pensil.
Leukosit dan trombosit normal. Pada kasus ankilostomiasis sering disertai
eosinofilia.
2. ANEMIA APLASTIK

➢ Anemia aplastik adalah suatu sindroma kegagalan sumsum tulang yang ditandai dengan
pansitopenia perifer dan hipoplasia sumsum tulang. serta tidak dijumpai adanya keganasan
sistem hematopoeitik ataupun kanker metastase yang menekan sumsum tulang.
➢ Anemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. Akan tetapi,
kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik.
➢ Menurut The International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study (IAAS) disebut anemia
aplastik bila:
1. kadar hemoglobin < 10 g/dl atau hematokrit < 30;
2. hitung trombosit < 50.000/mm3;
3. hitung leukosit < 3.500/mm3 atau granulosit < 1.5x109/l.
PENYEBAB

➢ Autoimun
➢ Kelainan genetic
➢ Infeksi virus
➢ Radio terapi dan pengobatan kemoterapi
➢ Penggunaan obat-obatan tertentu
➢ Paparan bahan kimia
MEKANISME

➢ Mekanisme primer terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui


kerusakan pada sel induk (seed theory), kerusakan lingkungan mikro (soil
theory) dan melalui mekanisme imunologi (immune suppression).
➢ Anemia aplastik dapat terjadi secara heterogen melalui beberapa
mekanisme yaitu kerusakan pada lingkungan mikro, gangguan produksi atau
fungsi dan faktor-faktor pertumbuhan hematopoetik, dan kerusakan
sumsum tulang melalui mekanisme imunologis.
KLASIFIKASI ANEMIA APLASTIK

Klasifikasi menurut kausa :


1. Idiopatik : bila kausanya tidak diketahui; ditemukan pada kira-kira 50% kasus.
2. Sekunder : bila kausanya diketahui.
3. Konstitusional : adanya kelainan DNA yang dapat diturunkan, misalnya anemia Fanconi

Anemia aplastik berat - Seluraritas sumsum tulang < 25% atau 25-50% dengan < 30% sel
hematopoietik residu, dan
- Dua dari tiga kriteria berikut :
netrofil < 0,5x109/l trombosit < 20x109 /l
Klasifikasi retikulosit < 20x109 /l
anemia aplastik
Anemia aplastik Sama seperti anemia aplastik berat kecuali netrofil <0,2x109/l
berdasarkan sangat berat
tingkat
Anemia aplastik tidak Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia aplastik berat atau sangat
keparahan.
berat berat; dengan sumsum tulang yang hiposelular dan memenuhi dua dari
tiga kriteria berikut :
netrofil < 1,5x109/l trombosit < 100x109/l
hemoglobin <10 g/dl
GAMBARAN SADT

Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang, kelainan


Pemeriksaan Sumsum Tulang:
yang dapat ditemui pada anemia aplasik:
Aspirasi sumsum tulang
➢ Anemia normokromik normositer disertai
biasanya mengandung
retikusitopenia.
sejumlah spikula dengan
➢ Leukopenia dengan relatif limfositosis, tidak
daerah yang kosong, dipenuhi
dijumpai sel muda dalam darah tepi.
lemak dan relatif sedikit sel
➢ Trombositopenia, yang bervariasi dari ringan sampai
hematopoiesis.
sangat berat.
➢ Pada hapusan darah tepi ditemukan normokromik
normositer.
3. ANEMIA HEMORAGIC

➢ Anemia karena pendarahan hebat adalah berkuangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pengangkut oksigen ) yang di sebabkan oleh pendarahan hebat.
➢ PENYEBAB :
1. Kehilangan darah mendadak, seperti: Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, dan Pecahnya
pembuluh darah.
2. Perdarahan yang terus menerus dan berulang, seperti:
- Perdarahan hidung dan wasir
- Perdarahan pada tungkak lambung dan usus kecil dan kanker usus besar
- Perdarahan karena tumor ginjal atau kandung kemih
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
GAMBARAN SADT

➢ Eritrosit yang rusak


➢ Morfologi: mikroferosit, eliptosit, fragmentosit.
➢ Fragilitas osmotik, autohemolisis.
➢ Ketahanan eritrosit memendek (ditunjukan dari pelabelan 51Cr disertai pemeriksaan lokasi
destruksi.
SELESAI
TERIMAKASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai