60 215 1 PB
60 215 1 PB
ABSTRAK
Latar Belakang : Mobilisasi dini adalah upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
dengan mengajarkan berlatih beraktivitas. Ny. S belum memahami dan menerapkan tahap
mobilisasi dini karena kurangnya pengetahuan tentang tahap-tahap mobilisasi dini yang harus
dilakukan. Penatalaksanaan untuk Ny. S adalah mengajarkan penerapan tahap-tahap mobilisasi dini.
Tujuan : Mengetahui gambaran penerapan tahap-tahap mobilisasi dini yang dilakukan Ny. S
setelah diajarkan tahap-tahap mobilisasi dini. Metode : Penelitian dilaksanakan pada 6 jam pertama
post sectio caesarea, 24 jam pertama dan hari ketiga post sectio caesarea, mengunakan metode
studi kasus. Partisipan : satu pasien post sectio caesarea. Hasil : Menunjukan adanya hasil
penerapan tahap-tahap mobilisasi dini yaitu pada 6-8 jam pertama post sectio caesarea Ny. S belum
berhasil menerapkan semua tahap-tahap mobilisasi dini karena merasa nyeri untuk bergerak, pada
12-24 jam pertama post sectio caesarea Ny. S sudah mampu menerapkan semua tahap-tahap
mobilisasi dini yang diajarkan peneliti, dan pada hari kedua post sectio caesarea Ny.S sudah
mampu menerapkan tahap-tahap mobilisasi dini 6 jam pertama hingga 24 jam pertama post sectio
caesarea. Simpulan: Penerapan tahap-tahap mobilisasi dini yang dilakukan Ny. S setelah diajarkan
tahap-tahap mobilisasi adalah Ny. S sudah paham dan mampu menerapkan tahap-tahap mobilisasi
dini sesuai tools keberhasilan tahap-tahap mobilisasi dini.
ABSTRACT
Analisa data penelitian studi kasus mobilisas pada tanggal 28 Maret 2019 pukul
keperawatan yang digunakan adalah 09.20 WIB yaitu pada 24 jam pertama Ny. S
mobilisasi dini sesuai tools penilaian yang 2. Gambaran Ny. S terhadap penerapan
terlampir. Hal ini didukung dengan bukti : tahap-tahap mobilisasi dini post sectio
“sekarang sudah bisa duduk pelan-pelan caesarea setelah diajarkan tahap-tahap
setelah diajarkan latihan mobilisasi oleh
mobilisasi dini
suster (A1, 152, 153)“.
Penerapan tahap-tahap mobilisasi dini
Hasil penerapan tanggal 29 Maret pada 6 jam post sectio caesarea tanggal 27
2019 pukul 10.20 WIB pasien sudah mampu Maret 2019 yang diajarkan pada Ny. S
berjalan secara perlahan, dibuktikan dengan : yaitu melakukan pernafasan perut,
“sekarang saya sudah bisa menerapkan mengangkat kedua tangan, menekuk lutut
semua tahapan yang sudah suster
lalu mengangkat pantat, kepala diangkat
ajarkan dari awal kemarin hingga saya
bisa jalan pelan-pelan (A1, 312, 313)”. sampai menyentuh dada sambil
mengerutkan otot anus, tangan bergantian
“belum bisa masih nyeri kalau “Nyeri sudah berkurang kalau buat gerak
digerakan jadi saya takut bergerak (A1, sekarang juga bisa miring kanan dan
60, 61)”. miring kiri (A1, 94- 96)“.
Tools keberhasilan mobilisasi dini Data obyektif yang didapat adalah Ny.
pada 6 jam pertama post sectio caesarea S tampak lebih nyaman karena nyeri sudah
terlampir. Hal ini sesuai dengan teori berkurang dan sudah mampu miring kanan
Kumsiyati & Mamuaya (2015 : 34) yang dan miring kiri. Hal tersebut sesuai dengan
menjelaskan bahwa mobilisasi dapat faktor yang mempengaruhi tahap
terhambat karena rasa nyeri pada luka mobilisasi dini yaitu nyeri, pengetahuan,
pembedahan, takut bergerak, dan dan emosi (Rizka Rismalia, 2010 : 6).
ketidaktahuan pasien tentang mobilisasi Penerapan tahap-tahap mobilisasi dini
dini. pada 24 jam pertama post sectio caesarea
Intervensi yang dilakukan untuk yang diajarkan pada Ny. S yaitu posisi
mengatasi hal tersebut adalah dengan tetap terlentang kedua lutut ditekuk dan nafas
mengajarkan penerapan tahap-tahap melalui pernafasan perut. Kerutkan anus
mobilisasi dini pada awal 6-8 jam pertama dan tahan 5-10 detik. Saat anus dikerutkan,
post sectio caesarea yaitu pergerakan, ambil nafas kemudian keluarkan nafas
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan pelan-pelan sambil mengendurkan anus.
ibu setelah beberapa jam melahirkan Setelah itu, tidur terlentang dengan kaki
dengan sectio caesarea (Rini, 2014 : 32). lurus, kedua telapak tangan diletakkan di
Penerapan tahap-tahap mobilisasi dini belakang kepala, kemudian bangun sampai
tersebut mempunyai beberapa manfaat posisi duduk, lalu perlahan-lahan posisi
seperti mempercepat involusi uteri, tidur kembali (sit-up).
melancarkan fungsi alat pencernaan dan Respon Ny. S saat diajarkan tahap-
perkemihan, dan mencegah infeksi tahap mobilisasi dini 24 jam pertama post
(Juraida Roito, dkk, 2013 : 84-85). sectio caesarea yaitu Ny. S berhasil
Hari Kamis tanggal 28 Maret 2019 menerapkan semua tahap-tahap mobilisasi
pukul 09.00 WIB yaitu 24 jam pertama dini 12-24 jam pertama post sectio
post sectio caesarea didapatkan data caesarea sesuai dengan tools penilaian
subyektif Ny. S mengatakan nyerinya keberhasilan tahap-tahap mobilisasi dini.
sudah berkurang saat bergerak sehingga Hal ini dibuktikan dengan :
sudah mampu miring kanan dan kiri. Hal “sekarang sudah bisa duduk pelan-
pelan setelah diajarkan latihan
ini dibuktikan dengan :
mobilisasi oleh suster(A1, 152, 153)“.
41
Hal ini sesuai dengan teori Jitowiyono Hari Jumat tanggal 29 Maret 2019
(2010 : 3) dalam salah satu pengelolaan pukul 10.00 WIB peneliti melakukan
ibu post sectio caesarea yaitu evaluasi penerapan tahap-tahap mobilisasi
penatalaksanaan mobilisasi yang dini yaitu didapatkan data subyektif Ny. S
menjelaskan bahwa mobilisasi segera mengatakan sudah mampu menerapkan
tahap demi tahap sangat berguna untuk semua tahap-tahap mobilisasi yang sudah
membantu jalannya penyembuhan pasien diajarkan dan mengatakan sedang berlatih
sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri berjalan, dibuktikan dengan :
pasien bahwa ia mulai pulih. “sekarang lagi latihan jalan mbak (A1,
165)”.
Intervensi yang dilakukan untuk
meningkatkan hal tersebut adalah dengan Data Obyektif didaptkan Ny. S tampak
tetap mengajarkan penerapan tahap-tahap bisa menerapkan tahap-tahap mobilisasi
mobilisasi dini yang dilakukan 6 jam dini yang sudah diajarkan sehingga Ny. S
pertama post sectio caesarea yaitu sudah mampu latihan berjalan perlahan.
pergerakan fisik dilakukan di tempat tidur Hal tersebut sesuai dengan penelitian
dengan menggerakkan lengan dan kaki menurut Kumsiyati & Mamuaya (2015 :
yang bisa ditekuk dan diluruskan, 34) bahwa manfaat melakukan mobilisasi
mengkontraksikan otot-otot termasuk juga adalah mempercepat pemulihan kesehatan,
menggerakan badan lainnya, miring ke kiri mencegah komplikasi, dan ibu bisa segera
atau ke kanan. Pada 24 jam pertama atau merawat bayinya.
bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa Respon Ny. S saat dilakukan evaluasi
diposisikan duduk, baik bersandar maupun penerapan tahap-tahap mobilisasi dini
tidak dan fase selanjutnya duduk diatas yaitu Ny. S mampu menerapkan tahap-
tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau tahap awal 6 jam pertama hingga 24 jam
ditempatkan di lantai sambil digerak- pertama mobilisasi dini post sectio
gerakkan (Cetrione, 2009 : 19). caesarea, sehingga didapatkan hasil bahwa
Tujuan dari penerapan tahap-tahap Ny. S sudah mampu mencapai
mobilisasi dini tersebut menurut Samuel keberhasilan penerapan tahap-tahap
(2011 : 14) yaitu mengurangi komplikasi mobilisasi dini sesuai tools keberhasilan
post sectio caesarea, mempertahankan yang terlampir. Hal ini dibuktikan dengan :
fungsi tubuh, mempercepat terjadinya “sekarang saya sudah bisa menerapkan
semua tahapan yang sudah suster
buang air besar dan buang air kecil,
ajarkan dari awal kemarin hingga saya
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga bisa jalan pelan-pelan(A1, 312, 313)”.
pasien dapat kembali normal memenuhi
kebutuhan gerak harian.
42
Hal ini sesuai dengan teori Samuel tempat tidur dengan menggerakkan lengan
(2011 : 14) yang menjelaskan bahwa salah dan kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan,
satu tujuan mobilisasi dini yaitu mengkontraksikan otot-otot termasuk juga
mengembalikan aktivitas tertentu sehingga menggerakan badan lainnya, miring ke kiri
pasien dapat kembali normal memenuhi atau ke kanan. Pada 12-24 jam berikutnya
kebutuhan gerak harian. atau lebih awal lagi badan sudah bisa
Intervensi yang dilakukan untuk diposisikan duduk. Pada hari kedua
mempertahankan dan meningkatkan setelah operasi, rata-rata pasien yang
kemandirian Ny. S adalah dengan dirawat di bangsal dan tidak ada hambatan
penatalaksanaan pemberian analgetik, fisik untuk berjalan, semestinya memang
perawatan luka, dan tetap melakukan sudah bisa berdiri dan berjalan di sekitar
mobilisasi (Jitowiyono, 2010 : 3). Tujuan kamar atau keluar kamar, hal ini perlu
dari meningkatkan kemandirian mobilisasi dilakukan sedini mungkin pada pasien
Ny. S adalah agar tercapai jenis mobilisasi setelah operasi untuk mengembalikan
dini penuh yaitu kemampuan seseorang fungsi pasien kembali normal.
untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat menjalankan peran sehari- Simpulan
hari serta melakukan interaksi sosial. Saraf Gambaran penerapan tahap-tahap
motorik volunter dan sensorik merupakan mobilisasi dini yang dilakukan Ny. S dengan
fungsi mobilitas penuh yang mengontrol post sectio caesarea sebelum diajarkan tahap-
seluruh tubuh seseorang (Hidayat, 2009 : tahap mobilisasi dini adalah Ny. S belum
16). paham tentang penerapan tahap-tahap
Prosedur penerapan tahap-tahap mobilisasi dini post sectio caesarea sehingga
mobilisasi dini post sectio caesarea pada 6 Ny. S belum menerapkan tahap-tahap
jam pertama post sectio caesare, 24 jam mobilisasi dini.
pertama post sectio caesarea, dan hari Gambaran penerapan tahap-tahap
kedua post sectio caesarea berhasil mobilisasi dini yang dilakukan Ny. S dengan
diterapkan oleh Ny. S sesuai tools yang post sectio caesarea setelah diajarkan tahap-
terlampir. Hal ini dibuktikan dengan : tahap mobilisasi dini antara lain penerapan
“Alhamdulillah saya bisa menerapkan tahap-tahap mobilisasi dini pada 6 jam
semua tahapan yang sudah suster
pertama post sectio caesarea yang dilakukan
ajarkan (A1, 317, 318)”.
oleh Ny. S hanya berhasil menerapkan dua
Hal ini sesuai dengan teori Cetrione
tahapan dari sebelas yang diajarkan yaitu
(2009:19) yaitu awal 6-8 jam setelah
tahapan posisi tubuh terlentang lalu
operasi pergerakan fisik dilakukan di
melakukan pernafasan perut sambil
43
mengkontraksikan otot perut dan mengangkat Rini Sulistyowan, 2014. Pengaruh Konseling
& Foot Hand Massage Terhadap
kedua tangan lurus ke atas sampai kedua
Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasien
telapak tangan sejajar bahu. Penerapan tahap- Post Sectio Caesarea. Surakarta :
Universitas Sebelah Maret.
tahap mobilisasi dini pada 24 jam pertama
post sectio caesarea yang dilakukan oleh Ny. Rizka Rismalia, 2010. Gambaran
Pengetahuan dan Perilaku pasen
S berhasil diterapkan semua sesuai tools pasca Operasi Appendiktomi yang
penilaian keberhasilan mobilisasi dini. Pada dilakukan oleh perawat tntang
Mobilisasi dini di RSUP Fatmawati.
hari ketiga post sectio caesarea Ny. S berhasil Jakarta : Universitas Islam Negri
menerapkan semua tahap-tahap mobilisasi Syarif Hidayatullah.
dini yang sudah diajarkan sesuai dengan tools Samuel, 2011. Medical Surgical Nursing.
Clinical Management for Positive
penilaian yang terlampir.
Outcome. 7 (2) : 33.
Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Cetrione, 2009. Tahap-Tahap Mobilisasi Sarwono.
Pada Pasien Pasca Bedah. Jakarta :
EGC. Sumaryati, 2018. Hubungan Mobilisasi Dini
Dengan Tingkat Kemandirian Pasien
Fauziah & Fitriana, 2016. Hubungan Post Sectio Caesarea Di Bangsal
Mobilisasi Post Sectio Caesarea Mawar RSUD Temanggung.
Dengan Proses Penyembuhan Luka. Indonesian Journal Of
Jurnal Bidan Midwife Journal, 2 (1): NursingResearch, 2 (1): 1.
12 .
Hidayat, 2009. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisa
Data. Jakarta: Salemba Medika
Jitowiyono, 2010. Asuhan Keperawatan Post
Sectio Caesarea. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Johnson dan Taylor, 2009. Buku Ajar Praktik
Kebidanan. Jakarta : EGC
Juraida Roito, Noor, Nurmalis, Mardiah,
2013. Asuhan Kedokteran Ibu Nifas
dan Deteksi Dini Komplikasi. Penerbit
Buku Kedokteran : EGC.
Karlina, 2014. Ketrampilan Dasar
Kebidanan. Bogor : Inmedika.
Kusmiyati & Mamuaya, 2015. Pengaruh
Penyuluhan Tentang Mobilisasi Dini
Terhadap Peningkatan Pengetahuan
Post Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah
Bidan, 3 (4) : 34.