Anda di halaman 1dari 8

JAKARTA, KOMPAS.

com - Budiyanto sebagai pemerhati masalah transportasi di


Indonesia, mulai angkat bicara mengenai tren sepeda motor listrik. Menurut dia,
perlu diapresiasi karena demi menjaga lingkungan yang bersih.

Ada satu permasalahan yang harus menjadi sorotan, yaitu mengenai peraturan
bahwa setiap kendaraan bermotor yang beroperasi di jalan harus teregistrasi di
Samsat, dan pengendara wajib memiliki SIM sebagai bukti kompetensi.

Berdasarkan Undang-undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (LLAJ), pasal 105 menjelaskan bahwa setiap pengguna jalan wajib berlaku
tertib dan mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Sementara untuk registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor berpenggerak


listrik harus mengaku pada aturan yang berlaku sebagai berikut:

Baca juga: Cara Cuci Motor Listrik yang Benar, Cegah Bahaya Korsleting

- Pasal 64 ayat 1 menyebut bahwa setiap kendaraan bermotor wajib diregistrasikan.

- Dipertegas dalam Peraturan Pemerintah 55 tahun 2012. Pasal 6 disebutkan bahwa


setiap kendaraan yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis.

"Dengan mengacu pada peraturan undang-undang yang ada, dan berorientasi pada
faktor keselamatan perlu adanya sosialisasi dan program yang terarah, serta
terpadu dari para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab dibidang lalu
lintas & angkutan jalan," kata Budiyanto, mantan Kasubdit Gakkum Ditlantas
Polda Metro Jaya.

Budiyanto melanjutkan, dengan adanya fenomena tersebut pengguna kendaraan


bisa lebih tertib dan lancar, untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas.

"Berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro Jaya, sepeda motor menjadi
penyumbang kecelakaan terbesar," kata dia.

Baca tentang
Pertanyaan

Apakah pengendara sepeda listrik diwajibkan pakai helm? Soalnya saya sering
ditegur oleh satlantas untuk pakai helm dan saya jadi bingung?

Ulasan Lengkap

Intisari:

Ulasan:

Terima kasih atas pertanyaan Anda.

Sepeda Listrik

Sepeda listrik adalah sepeda yang digerakkan dengan tenaga baterai yang dapat
diisi (rechargable). Berikut antara lain adalah poin-poin penting yang perlu
diketahui tentang sepeda listrik:

1.    Sumber tenaga murni dari baterai. Kebanyakan pakai tipe lithium-ion dengan
kapasitas beragam menggunakan satuan KWh. Semakin besar KWh semakin jauh
pula jarak yang bisa ditempuh.
2.    Pengisian ulang. Rata-rata bisa menggunakan listrik rumah 220 volt biasa.
Untuk sepeda motor Zero, daya yang dibutuhkan sebesar 1.300 watt untuk
pengisian.

3.    Lama pengisian baterai. Hal ini juga bergantung pada kapasitas baterai yang
dibawa. Rata-rata pengisian normal antara 4-8 jam (dari kosong sampai penuh).
Waktu pengisian akan lebih cepat jika pakai charger khusus.

4.    Jarak tempuh. Ini juga bergantung kapasitas baterai. Semakin besar baterai
semakin lama waktu tempuh dan semakin jauh jarak yang bisa dijelajahi. Rata-rata
untuk sepeda motor listrik premium minimal 150-300 km.

Demikian sekilas informasi tentang sepeda listrik yang kami akses dari
laman Kompas Otomotif

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan (“UU LLAJ”), yang diwajibkan untuk mengenakan helm yang memenuhi
standar nasional Indonesia adalah pengendara sepeda motor, penumpang sepeda
motor, serta pengendara dan penumpang kendaraan bermotor beroda empat atau
lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di jalan.[1]

Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan (“UU LLAJ”), yang diwajibkan untuk mengenakan helm yang memenuhi
standar nasional Indonesia adalah pengendara sepeda motor, penumpang sepeda
motor, serta pengendara dan penumpang kendaraan bermotor beroda empat atau
lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di jalan.

Sumber tenaga sepeda listrik berasal dari baterai. Karena tidak dijalankan dengan
mesin motor, maka sepeda listrik bukanlah termasuk sepeda motor yang
pengendara serta penumpangnya diwajibkan untuk menggunakan helm
sebagaimana dimaksud dalam UU LLAJ.
Oleh karena itu, menurut hemat kami, jika berdasar pada UU LLAJ, maka
sebenarnya tidak ada kewajiban menggunakan helm bagi pengendara sepeda
listrik. Meski demikian, untuk alasan keamanan dan keselamatan di jalan,
beralasan jika petugas lalu lintas menegur Anda untuk mengenakan helm.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

Karena tidak dijalankan dengan mesin motor, melainkan dengan baterai,, maka
sepeda listrik bukanlah termasuk sepeda motor yang dimaksud dalam Pasal 1
angka 20 UU LLAJ:

Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-
rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan Bermotor beroda tiga
tanpa rumah-rumah.

Oleh karena itu, menurut hemat kami, jika berdasar pada UU LLAJ, maka
sebenarnya tidak ada kewajiban menggunakan helm bagi pengendara sepeda
listrik. Sebagai referensi, Anda bisa juga menyimak artikel Undang-Undang yang
Mewajibkan Penggunaan Helm Standar.

Alasan Keamanan

Meski secara tegas dan eksplisit kewajiban pesepeda listrik untuk menggunakan
helm tidak diatur oleh UU LLAJ, menurut hemat kami, beralasan jika petugas lalu
lintas menegur Anda untuk mengenakan helm karena alasan keamanan dan
keselamatan berlalu lintas di jalan.

Walaupun dalam undang-undang tidak diatur secara tegas soal kewajiban


mengenakan helm bagi pesepeda, kami menyarankan agar pesepeda listrik tetap
mengenakan helm saat melintas di jalan demi keselamatannya. Berikut antara lain
manfaat helm yang kami rangkum dari artiikel Manfaat/Kegunaan/Fungsi Helm
Bagi Pengendara Sepeda Motor di Jalan Raya yang kami akses dari situs web
Belajar Online - www.organisasi.org:

1. melindungi kepala dari benturan saat kecelakaan

2. melindungi mata dari angin, debu dan kotoran serta benda keras lainnya
3. melindungi kepala dari panasnya terik matahari

4. melindungi kepala dari basah air hujan

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Dasar hukum:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Misalnya saja United, perusahaan sepeda kayuh itu bahkan terjun ke dunia sepeda
motor listrik bersaing dengan pabrikan lain.
Menariknya, perusahaan ini pun berani perkenalkan motor listrik di Indonesia
Electric Motor Show (IEMS) 2019 beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu, Kasi STNK Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kompol
Arif Fazlurrahman mengatakan, keputusan menentukan itu motor listrik atau
sepeda listrik itu ada di Kementerian Perhubungan.

"Dia yang mengkatagorikan sepeda listrik atau motor listrik. Karena ada
spesifikasi tertentu yang menjadi standar mana kendaraan yang layak
dikatagorikan sebagai kendaraan bermotor listrik mana yang tidak, mungkin dari
batas kecepatan kapasitas mesin," kata Kompol Arif kepada GridOto.com di
Jakarta, Rabu (11/9/2019).
"Setelah dari situ barulah Polri yang melaksanakan Undang - Undang untuk
melakukan registrasi dan identifikasi terhadap kendaraan bermotor listrik tersebut,"
ucapnya lagi.
Lalu apa bedanya sepeda listrik dan motor listrik?
Sepeda listrik adalah rangkaian sepeda yang dikombinasikan dengan sebuah motor
yang digerakkan dengan sebuah baterai, sehingga mudah digunakan oleh siapapun
bahkan para manula.

Meskipun kesadaran masyarakat untuk gunakan sepeda sebagai salah satu alat
transportasi makin meningkat, sepeda belum bisa dijadikan alat transportasi utama
seperti di negara maju pada umumnya.
Hal ini wajar saja, mengingat kondisi jalan-jalan di Indonesia, khususnya kota-kota
besar yang dipenuhi kendaraan bermotor. 
Motor Listrik
Industri otomotif terus berkembang dan akhir-akhir ini muncul beragam tipe motor
listrik yang digadang-gadang menjadi motor masa depan yang mengedepankan
efisiensi dan daya tahan lebih baik.
Motor listrik juga ramah lingkungan, karena tidak mengeluarkan emisi gas buang
yang menyebabkan polusi.
Oleh karena itulah motor listrik tidak mengeluarkan suara.
Pasalnya tenaga yang dimilikinya berasal dari energi baterai yang bisa diisi ulang.
Untuk diketahui, terkait regulasi kendaraan bermotor dengan penggerak listrik
mengacu kepada ketentuan sebagai berikut :
- Dalam Pasal 64 ayat (1) UU No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ disebutkan bahwa
Setiap Kendaraan Bermotor wajib diregistrasikan
- Dipertegas dalam PP 55 tahun 2012 ttg Kendaraan :
Pasal 6, disebutkan bahwa Setiap Kendaraan yang dioperasikan di jalan harus
memenuhi persyaratan teknis, yang salah satunya terdiri atas susunan
Kemudian dijelaskan dalam Pasal 7 huruf b bahwa yang dimaksud susunan dalam
Pasal 6 ayat (2) huruf a, salah satunya adalah motor penggerak,
Selanjutnya diperjelas dalam Pasal 12 ayat (1) bahwa Motor penggerak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b meliputi :
a. motor bakar;
b. motor listrik;
c. kombinasi motor bakar dan motor listrik.

 Pasal 49 tentang kewajiban semua kendaraan yang melintas di jalan raya harus
memenuhi persyaratan, salah satunya lulus uji tipe kendaraan.
Sebagai kendaraan masa depan, beberapa perusahaan otomotif mulai melirik motor
listrik untuk dijual di Indonesia. Terlebih, Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55
Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik menjadi
bukti keseriusan pemerintah mendorong hal ini.

Seiring dengan mencuatnya masalah pemanasan global dan kelangkaan BBM


maka kini produsen kendaraan berlomba-lomba menciptakan kendaraan hibrida,
dan sepeda motor listrik termasuk salah satu di dalamnya. Sampai sekarang di
Indonesia telah tersedia tipe dengan kecepatan 60 km/jam, dilengkapi rem cakram,
lampu penerangan dekat dan jauh, lampu sein, lampu rem serta klakson.

Secara umum sumber tenaga sebuah sepeda motor hibrida adalah akumulator, tapi
perkembangan dalam sel bahan bakar menyebabkan terciptanya beberapa prototipe
menggunakannya.

Dan kini banyak dilakukan inovasi dan terobosan baru dalam menciptakan jenis
baterai sebagai sumber energi yang dapat menunjang jarak tempuh kendaraan ini.

Anda mungkin juga menyukai