Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA TANDA BAHAYA PERSALINAN

Dosen pembimbing : Ns. Sri Mulyani S.Kep, M.Kep.

DISUSUN OLEH:

Eza Reiskha Dewi (G1B119010)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan ini yang berjudul ”Tanda
tanda bahaya persalinan”.
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas. kami sangat menyadari
dalam penyusunan dan penulisan tugas Satuan acara penyuluhan ini masih ada banyak sekali
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis. Semoga penyuluhan ini dapat memberi
tambahan ilmu bagi kami semua pada khususnya dan juga untuk peserta penyuluhan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Jambi, Desember 2020

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA TANDA BAHAYA PERSALINAN

Pokok Bahasan : Pengenalan Tanda Bahaya Pada Persalinan


Sub Pokok Bahasan : Pengertian persalinan,tanda bahaya pada persalinan,dan macam
macam tanda bahaya persalinan
Sasaran : ibu hamil trimester 3
Penyuluh : Mahasiswi Keperawatan Universitas Jambi

I. Latar belakang
Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu perhatian dari World
Health Organisation (WHO) karena ibu merupakan komponen penting dalam
pembangunan setiap bangsa untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas di masa
yang akan datang (Kemenkes, 2016). Penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja
upaya kesehatan penting dilakukan salah satu indikatornya adalah Angka Kematian
Ibu (AKI). Kematian ibu terjadi akibat komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
baik secara langsung maupun tidak langsung. Komplikasi penyebab langsung
kematian ibu terjadi saat persalinan dan komplikasi penyebab tidak langsungnya
terjadi pada keterlambatan ditingkat masyarakat yaitu terlambat mengenali tanda
bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai tempat rujukan dan terlambat
mandapat penanganan di tempat rujukan (Yulianti, 2006). Laporan WHO (2014)
menunjukkan sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi di negara-negara berkembang.
II. Tujuan Penyuluhan
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat mengenali dan mengerti tentang
tanda bahaya pada persalinan
III. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian persalinan
b. Mengetahui pengertian tanda persalinan
c. Mengetahui macam-macam tanda bahaya persalinan
IV. Pengorganisasian

1. Hari/Tanggal, Tempat dan Waktu


Hari/tanggal : Selasa/15 Desember 2020
Tempat : Balai Desa bukit punjung
Waktu : 08.00 – 08.20WIB (20 menit)
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : LCD, Laptop, leaflet
3. Tim Pelaksana

Pembimbing Akademik : Ns. Sri Mulyani S.Kep, M.Kep.


a. Moderator :A
b. Penyuluh : Eza
c. Notulen :B
d. Fasilitator :C
e. Observer :D
f. Dokumentasi :E

V. Tugas dan Fungsi Tim Pelaksana

a. Moderator
Uraian tugas:
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.
4. Menutup acara penyuluhan.
b. Penyuluh / Presenter
Uraian tugas:
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta.
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
3. Menjawab pertanyaan peserta.
c. Notulen
Uraian tugas: Mencatat hasil dari diskusi, dan tanya jawab.
d. Fasilitator
Uraian tugas:
1. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
5. Membagikan leaflet kepada peserta.
e. Observer
Uraian tugas:
1. Mencatat nama dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
5. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
f. Dokumentasi
Uraian tugas:
1. Bertanggung jawab dalam pendokumentasian selama acara berlangsung.
2. Bertanggung jawab dalam publikasi hasil acara.
VI. Setting Tempat

: Observer : Fasilitastor

: Penyuluh : Notulen

: Audience : Moderator

: Penanggung jawab : Dokumentasi


VII. Kegiatan Penyuluhan

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN

1. 3 menit Pembukaan :  Menjawab salam


 Mendengarkan dan
 Membuka kegiatan dengan
memperhatikan
mengucapkan salam.
 Mendengarkan dan
 Memperkenalkan diri
memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
 Mendengarjan dan
penyuluhan
memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
 Menyetujui kontrak waktu
akan diberikan
 Menjelaskan kontrak waktu

2. 10 menit Pelaksanaan :

 Menggali pengetahuan klien  Memberikan jawaban serta


tentang persalinn berbagi pengalaman
 Menjelaskan pengertian  Memperhatikan
persalinan  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda persalinan  Memperhatikan
 Menjelaskan tanda bahaya  Memperhatikan
pada persalinan  Memperhatikan
 Memberi kesempatan klien  Memperhatikan
untuk bertanya  Bertanya

3. 4 Menit Evaluasi :

 Menanyakan kepada klien  Menjawab pertanyaan


tentang materi yang telah
diberikan dan memberikan
reinforcement kepada klien
jika dapat menjawab
pertanyaan

4. 3Menit Penutup :  Mendengarkan


 Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih
atas peran serta klien.
 Mengucapkan salam penutup

VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur

 80% peserta menghadiri penyuluhan.


 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
 Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan.

b. Evaluasi Proses

 Pelaksaanan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.


 Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai.
 Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.

c. Evaluasi Hasil

 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengertian


persalinan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda persalinan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda bahaya
persalinan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda-tanda
penuaan

MATERI PENYULUHAN

TANDA BAHAYA PERSALINAN


1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam
jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
2. Pengertian Tanda Bahaya Pada Persalinan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengidentifikasikan adanya bahaya
yang dapat terjadi selama persalinan. yang apabila tidak terdeteksi atau tidk di tangani
secara cepat akan menyebabkan kematian ibu dan janin.
3. Macam-macam Tanda Bahaya Pada Kehamilan
1. Preeklamsia
Ada alasan mengapa ibu hamil selalu diminta mengukur tekanan darahnya
secara berkala. Tekanan darah tinggi termasuk tanda bahaya karena berarti pembuluh
darah arteri yang mengalirkan darah dari jantung ke plasenta menjadi lebih
sempit.Tak hanya itu, tekanan darah tinggi juga berkaitan dengan risiko komplikasi
lain seperti preeklamsia. Kondisi ini membuat ibu hamil rentan melahirkan sebelum
hari perkiraan lahir atau prematur. Umumnya, preeklamsia terjadi pada usia
kehamilan awal hingga 20 minggu.
2. Posisi bayi
Tanda bahaya persalinan adalah ketika bayi keluar dengan posisi kaki lebih
dulu daripada kepala. Sebagian besar bayi yang berada di posisi ini akan dilahirkan
dengan cara operasi, utamanya jika dokter mendeteksi janin stres atau terlalu besar
untuk bisa dikeluarkan lewat vagina.Bayi yang terlilit tali pusar juga bisa menjadi
alasan dokter memutuskan persalinan lewat operasi C-section. Utamanya jika tali
pusar melilit leher bayi, tertekan, atau keluar lebih dulu sebelum bayi.
3. Perdarahan berlebih
Umumnya, perempuan akan kehilangan 500 ml darah saat persalinan bayi
tunggal lewat vagina. Ketika persalinan dilakukan lewat operasi C-section, volume
darah yang hilang sekitar 1.000 ml. Perdarahan bisa terjadi setelah plasenta keluar
dari tubuh mengingat kontraksi rahim terlalu lemah dan tidak bisa menekan
pembuluh darah yang menjadi tempat melekatnya plasenta.Konsekuensi yang
mungkin terjadi adalah tekanan darah rendah, gagal organ, hingga kematian.
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko ini seperti placenta previa, hipertensi,
hingga proses persalinan yang terlalu lama.
4. Persalinan terlalu lama
Kondisi prolonged labor terjadi ketika fase mulai dari pembukaan hingga
persalinan berlangsung terlalu lama, yaitu lebih dari 20 jam untuk kehamilan
pertama. Sementara untuk kehamilan berikutnya, rentangnya adalah lebih dari 14
jam.Wajar jika persalinan lama terutama di fase pembukaan. Namun
apabila prolonged labor terjadi pada fase pembukaan aktif, mungkin saja perlu
intervensi medis.Penyebab persalinan terlalu lama beragam, mulai dari pembukaan
serviks yang lambat, ukuran bayi terlalu besar, kehamilan kembar, serta faktor
emosional seperti rasa stres dan takut.
5. Rahim robek
Rahim robek atau uterine rupture bisa terjadi apabila seseorang pernah
menjalani persalinan C-section sebelumnya. Ada kemungkinan luka ini terbuka saat
persalinan berikutnya. Jika ini terjadi, bayi berisiko mengalami kekurangna oksigen.
Selain itu, ada risiko ibu mengalami perdarahan berlebih.Usia kehamilan di atas 35
tahun, ukuran bayi, serta pemberian induksi juga dapat berpengaruh terhadap kondisi
ini. Untuk ibu hamil yang berencana melakukan vaginal birth after caesarian atau
persalinan normal setelah C-section, diskusikan matang-matang dengan dokter.
6. Plasenta tertahan
Idealnya, tubuh ibu akan mengeluarkan plasenta dalam waktu 30 menit setelah
mengeluarkan bayi. Jika lebih dari itu, disebut retained placenta. Kondisi ini dapat
mengancam nyawa serta menyebabkan komplikasi bagi sang ibu, termasuk infeksi
dan perdarahan berlebih.Mengeluarkan plasenta sama pentingnya seperti melahirkan
bayi, agar rahim bisa berkontraksi dan perdarahan berhenti. Jika tidak berhasil
dikeluarkan, pembuluh darah tempat organ melekat akan terus berdarah. Rahim pun
tak bisa menutup sempurna sehingga risiko kehilangan darah dalam jumlah banyak
bisa berbahaya.
7. Kejang
Ibu hamil bisa mengalami kejang saat proses persalinan dengan tahapan
seperti tatapan mata kosong, kewaspadaan menurun, hingga tubuh bergerak tak
terkendali. Istilah medis untuk kondisi ini adalah eclampsia. Ini merupakan
komplikasi serius dari preeklamsia. Seseorang bisa mengalaminya meski tidak
pernah kejang sebelumnya.
8. Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas,dan pendarahan lewat jalan lahir
9. Ibu tidak kuat mengejan
10. Air ketuban keruh dan berbau
11. Setelah bayi keluar ari ari tidak keluar
12. Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat

 
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/943/1/BAB%20I.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/3278/8/LAMPIRAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai