Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sains dan Kesehatan

Journal homepage: https://jsk.farmasi.unmul.ac.id

Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria
Asal Indonesia

M. Arifuddin*, Mahfuzun Bone

Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda


*E-mail: marifuddin@farmasi.unmul.ac.id

Abstract
Phytochemical screening tests have been carried out to detect secondary metabolites in several plants,
namely Brotowali stem (Tinospora crispa), Jambu Biji leaves (Psidium guajava), Manggis rind (Garcinia
mangostana), Pare fruit (Momordica charantia), Pepaya leaves (Carica papaya), Pulai sari stem bark
(Alstonia scholaris), Sirsak leaves (Annona muricata). The test results obtained the state that each sample of
the plant contains secondary metabolites which have the potential as antimalarial compounds.

Keywords: Phytochemical, Metabolite, Secondary, Antimalarial

Abstract
Telah dilakukan pengujian skrining fitokimia dengan tujuan mendeteksi senyawa metabolit sekunder pada
beberapa tumbuhan, yakni batang Brotowali (Tinospora crispa), daun Jambu biji (Psidium guajava), kulit
buah Manggis (Garcinia mangostana), buah Pare (Momordica charantia), daun Pepaya (Carica papaya),
kulit batang Pulai sari (Alstonia scholaris) daun Sirsak (Annona muricata). Hasil pengujian yang diperoleh
menyatakan bahwa tiap sampel tumbuhan tersebut mengandung senyawa metabolit sekunder yang
berpotensi sebagai senyawa antimalaria.

Keywords: Fitokimia, Metabolit, Sekunder, Antimalaria

Submitted: 13 November 2018 Accepted: 18 Februari 2020 DOI: https://doi.org/10.25026/jsk.v2i3.113

semua provinsi di Indonesia terdapat kasus kejadian


■ Pendahuluan Malaria, namun kasus terbesar pada tahun 2015
Malaria merupakan penyakit menular yang terdapat pada provinsi Papua, Papua Barat, NTT,
mematikan dan telah menyerang 106 negara di Maluku dan Maluku Utara. Pemerintah telah
dunia. Penyebabnya adalah gigitan nyamuk betina bertekad melakukan upaya eliminasi Malaria untuk
Anopheles yang mengandung plasmodium. Hampir menghentikan penularan Malaria [1].

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 174


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Dalam mendukung upaya tersebut, perlunya Alat


mengetahui tumbuhan yang telah dikenal dan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian
dipergunakan secara turun-temurun sebagai
adalah neraca analitik (Precisa XB 4200 C®, Precisa
antimalaria. Suku Dayak Kenyah pada daerah Apo
XT 220 A®), toples, Blender, pipet tetes, batang
Kayan di Kalimantan timur menggunakan Alstonia
pengaduk, gelas kimia (Pyrex®), gelas ukur
scholaris, Annona muricata, Carica papaya sebagai
(Pyrex®), labu ukur (Pyrex®), tabung reaksi
pengobatan Malaria [2]. Pemanfaatan tumbuhan
(Pyrex®), rotary evaporator (Heidolph®), cawan
Tinospora crispa dan Carica papaya sebagai
porselin, kaca arloji, spatula, pinset, rak tabuk reaksi,
antimalaria oleh masyarakat masyarakat suku dayak
aluminium foil, penangas air.
Pesaguan yang terletak di daerah Serengkah,
Tumbang Titi, dan Aur Gading, Kalimantan Barat
Prosedur Pengujian Penelitian
[3]. Serta, Carica papaya oleh masyarakat dusun
Serambai kecamatan Kembayan kabupaten
Pengambilan sampel penelitian
Sanggau, kalimantan barat sebagai pengobatan
malaria [4]. Begitu juga menurut Abdillah [5], Dilakukan pengambilan sampel penelitian
pengetahuan etnobotani masyarakat sei kepayang yang terdiri atas buah Pare (Momordica charantia),
Sumatera Utara menggunakan tumbuhan Pare batang Brotowali (Tinospora crispa), buah Manggis
(Momordica charantia), Brotowali (Tinospora (Garcinia mangostana), daun Pepaya (Carica
crispa), Manggis (Garcinia mangostana), Pepaya papaya), daun Jambu biji (Psidium guajava), kulit
(Carica papaya), Jambu Biji (Psidium guajava), batang Pulai sari (Alstonia scholaris) dan daun
Pulai Sari (Alstonia scholaris) dan Sirsak (Annona Sirsak (Annona muricata) di daerah Samarinda dan
muricata) sebagai obat Malaria. Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Masing-
Seperti halnya tumbuhan yang telah dikenal masing sampel penelitian dilakukan sortasi kering
sebagai antimalaria, misalnya Cinchona sp dan dan basah. Setiap sampel dipotong kecil-kecil
Artemisia annua L yang mengandung alkaloid hingga diperoleh ukuran yang sesuai dan dilakukan
sebagai senyawa utama yang beraktivitas sebagai penimbangan. Pengeringan dalam oven
obat Malaria [6]. Maka dari itu, perlu dilakukan menggunakan suhu 50°C selama beberapa hari
penelitian ini untuk mengetahui keberadaan hingga betul-betul kering.
golongan senyawa pada tumbuhan tersebut yang
diperoleh dari skrining fitokimia sehingga dapat Pembuatan simplisia
memberikan hubungan antara kandungan senyawa
yang dapat berkhasiat sebagai antimalaria. Hasil simplisia yang kering dibuat serbuk
sesuai derajat kehalusan yang diinginkan
menggunakan blender. Kemudian, ditimbang
■ Metode Penelitian masing-masing simplisia sebelum dimasukkan
dalam wadah toples untuk dilakukan ekstraksi.
Bahan
Metode ekstraksi
Bahan yang diteliti adalah tumbuhan Pare
(Momordica charantia), Brotowali (Tinospora Dilakukan ekstraksi pada semua sampel
crispa), Manggis (Garcinia mangostana), Pepaya penelitian menggunakan etanol 70% dengan metode
(Carica papaya), Jambu Biji (Psidium guajava), maserasi untuk buah Pare (Momordica charantia),
Pulai Sari (Alstonia scholaris), dan Sirsak (Annona daun Pepaya (Carica papaya), daun Jambu biji
muricata). Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi (Psidium guajava) dan daun Sirsak (Annona
adalah alkohol 70% dan pereaksi yang yang muricata) sedangkan untuk sampel batang
digunakan dalam skrining fitokimia adalah Mayer, Brotowali (Tinospora crispa), kulit buah Manggis
Dragendorf, Lieberman-Bouchard, FeCl3, HCl 2 N (Garcinia mangostana) dan kulit batang Pulai sari
dan NaOH 1 N sedangkan bahan lain yang (Alstonia scholaris) dengan metode refluks dengan
digunakan air suling, serbuk Mg dan HCl pekat. suhu 60-80°C hingga diperoleh pelarut ekstraksinya
Dalam pengerjaan profil KLT masing-maing sampel bening (tidak berubah).
tumbuhan digunakan plat KLT GF254, Heksan, Etil
Asetat, Metanol dan H2SO4 10%.

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 175


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Pengujian fitokimia g. Kuinon [11]


Larutan masing-masing ekstrak dalam pelarut
a. Alkaloid [7,8]
etanol ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1
Masing-masing ekstrak dilarutkan dalam
N. Apabila terbentuk warna merah menunjukkan
pelarut etanol kemudian hasil yang diperoleh
adanya kuinon.
disaring untuk mendapatkan filtratnya. Filtrat dibagi
menjadi 3 bagian masing-masing 5 ml lalu
Profil KLT ekstrak
ditambahkan dengan
I. Pereaksi Mayer terbentuk endapan Masing-masing ekstrak dilarutkan dengan
menggumpal putih atau kuning yang larut metanol dalam vial untuk dilakukan penotolan pada
dalam metanol. plat KLT GF254 menggunakan eluen Heksan : Etil
II. Pereaksi Dragendorf terbentuk endapan coklat (3 : 1), Heksan : Etil (1 : 3), dan Etil : Metanol (3 :
jingga. 1). Kemudian dicek bercak nodanya pada lampu UV
III. Pereaksi Bourchardat terbentuk endapan coklat 254 dan 366 serta disemprot pada pereaksi H2SO4
hingga hitam. 10%.
Positif Alkaloid apabila dua atau tiga bagian
terdapat endapan yang dimaksud.
■ Hasil dan Pembahasan
b. Steroid / Terpenoid [9]
Sebanyak 5 mL ekstrak yang dilarutkan dalam Telah dilakukan pembuatan simplisia dari
etanol ditambahkan dengan pereaksi Lieberman- semua sampel penelitian dan diperoleh ekstrak dari
Bouchard. Terbentuknya cincin kecoklatan atau hasil ekstraksi dengan metode maserasi dan refluks.
violet pada perbatasan larutan menunjukkan adanya Pemilihan metode ekstraksi yang berbeda
terpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru didasarkan pada tekstur kekerasan sampel yang
kehijauan menunjukkan adanya steroid. digunakan dan sifat ketahanan panas yang dapat
c. Flavonoid [8] membantu menarik senyawa metabolit sekunder
Sebanyak 5 mL ekstrak yang dilarutkan dalam yang ada dalam sel. Sehingga sampel yang berupa
etanol kemudian ditambahkan serbuk Mg dan daun menggunakan metode maserasi sedangkan
ditetesi HCl pekat 5 tetes. Bila hasilnya berwarna sampel yang berupa batang, kulit batang dan kulit
merah atau kuning atau jingga berarti positif buah menggunakan metode refluks dengan suhu 60-
mengandung flavonoid. 80°C.
d. Tannin [8] Hasil penimbangan berat segar simplisia, berat
Sebanyak 5 mL ekstrak yang dilarutkan dalam kering simplisia dan berat ekstrak yang diperoleh
etanol ditambahkan dengan pereaksi FeCl3. Ekstrak disajikan pada Tabel 1.
yang mengandung Tannin akan berwarna biru atau
hijau kehitaman.
e. Saponin [7]
Ekstrak etanol dari masing-masing sampel Tabel 1. Hasil penimbangan berat segar simplisia, berat kering
ditambahkan 10 ml air suling panas dan dilarutkan simplisia dan berat ekstrak
Berat (gram)
terlebih dahulu sambil dipanaskan dalam penangas No Nama Ekstrak Simplisia Simplisia
Ekstrak
air kemudian dikocok kuat-kuat. Bila tidak terbentuk Segar Kering
buih berarti negatif, namun bila tetap berbuih setelah 1 Batang Brotowali 2,746 kg 0,298 kg 13,5 g
2 Kulit Batang Pulasari 0,349 kg 0,210 kg 7,4 g
didiamkan selama 10 menit kemudian ditambahkan 3 Daun Jambu Biji 2,844 kg 0,822 kg 153,3 g
HCl 2 N diperoleh buih tersebut tidak hilang, maka 4 Daun Pepaya 1,082 kg 0,216 kg 59,7 g
positif mengandung saponin. 5 Daun Sirsak 1,54 kg 0,640 kg 60.8 g
6 Buah Pare 8,571 kg 0,464 kg 65,8 g
f. Glikosida [10] 7 Kulit Buah Manggis 1,694 kg 0,973 kg 60,6 g
Masing-masing ekstrak ditambahkan pelarut
etanol sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan 10
tetes pereaksi Lieberman-Burchard. Hasil positif Hasil uji skrining fitokimia dari semua sampel
Glikosida bila berwarna Biru atau Hijau. diperoleh disajikan pada Tabel 2. Hasil perhitungan
Rf noda yang nampak dengan berbagai eluen pada
UV 254, 366 dan penyemprot H2SO4 10% dapat
dilihat pada Tabel 3, 4, dan 5.

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 176


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Tabel 2. Hasil uji skrining fitokimia Sampel


Skrining Fitokimia
No Nama Ekstrak Steroid / Terpenoid Alkaloid
Saponin Tanin Glikosida Kuinon Flavonoid
Steroid Terpenoid Dragendorf Mayer
1 Batang Brotowali √ √ - √ - √ √ √ √
2 Kulit Batang Pulasari - √ - √ - √ √ √ √
3 Daun Jambu Biji - √ - √ - √ √ √ √
4 Daun Pepaya - √ - √ - √ √ √ √
5 Daun Sirsak - √ √ - - √ √ √ -
6 Buah Pare - √ √ - √ - √ √ √
7 Kulit Buah Manggis - √ - √ - √ √ √ √
Keterangan : √ : Terdeteksi, - : Tidak Terdeteksi

Tabel 3. Hasil perhitungan Rf dengan berbagai eluen Heksana : Etil Asetat (3 : 1) pada UV 254, 366 dan penyemprot H2SO4 10%
B J M PA PE PU S
254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10%
0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
0,1 0,1
0,12 0,12
1,8 1,8 1,8
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
0,22 0,22
0,27 0,27
0,4 0,4
0,5 0,5
0,52 0,52 0,52 0,52 0,52
0,62 0,62
0,68 0,68 0,68
Keterangan: B= batang Brotowali (Tinospora crispa), J= daun Jambu biji (Psidium guajava), M= kulit buah Manggis (Garcinia mangostana), PA=
buah Pare (Momordica charantia), PE= daun Pepaya (Carica papaya), PU= kulit batang Pulai sari (Alstonia scholaris), S= daun Sirsak (Annona
muricata)

Tabel 4. Hasil perhitungan Rf dengan berbagai eluen Heksana : Etil Asetat (1 : 3) pada UV 254, 366 dan penyemprot H2SO4 10%
B J M PA PE PU S
254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10%
0,07 0,07
0,08 0,08 0,08
0,1 0,1 0,1
0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
0,25 0,25
0,33 0,33
0,42 0,42
0,43 0,43
0,47 0,47
0,48 0,48 0,48
0,62 0,62
0,67 0,67
0,78 0,78
0,85 0,85 0,85 0,85 0,85
0,9 0,9 0,9
0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95
0,97 0,97
Keterangan: B= batang Brotowali (Tinospora crispa), J= daun Jambu biji (Psidium guajava), M= kulit buah Manggis (Garcinia mangostana), PA=
buah Pare (Momordica charantia), PE= daun Pepaya (Carica papaya), PU= kulit batang Pulai sari (Alstonia scholaris), S= daun Sirsak (Annona
muricata)

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 177


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Tabel 5. Hasil perhitungan Rf dengan berbagai eluen Etil Asetat : Metanol (3 : 1) pada UV 254, 366 dan penyemprot H2SO4 10%
B J M PA PE PU S
254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10% 254 366 H2SO4 10%
0,03 0,03
0,05
0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
0,08
0,1 0,1
0,12 0,12 0,12
0,13 0,13 0,13
0,15 0,15 0,15
0,2
0,23
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
0,28
0,3 0,3
0,35 0,35
0,45 0,45 0,45 0,45
0,5 0,5
0,53 0,53 0,53 0,53
0,62
0,7 0,7
0,73
0,75 0,75 4,5 4,5
0,78 0,78 0,78
0,83 0,83 0,83 0,83
0,92 0,92 0,92
0,97 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97 0,97
Keterangan: B= batang Brotowali (Tinospora crispa), J= daun Jambu biji (Psidium guajava), M= kulit buah Manggis (Garcinia mangostana), PA=
buah Pare (Momordica charantia), PE= daun Pepaya (Carica papaya), PU= kulit batang Pulai sari (Alstonia scholaris), S= daun Sirsak (Annona
muricata)

Senyawa Alkaloid, Terpen, flavonoid, Quinon, terhadap P. falciparum [16]. Hasil skrining
Xanton, Kumarin, Peptida, Fenol dan Lignan telah fitokimia yang dihasilkan mengandung tanin,
dilaporkan sebagai antimalaria [12]. Terdapat hasil kuinon, alkaloid dan flavonoid. Alkaloid
penelitian lainnya yang menyatakan bahwa senyawa merupakan senyawa utama dalam Pulai Sari
diterpenoids, flavonoid, polifenol, saponin, alkaloid, (Alstonia scholaris) dan jenis alkaloid yang telah
kaempferol, dan acetogenin diketahui memiliki dilaporkan aktivitasnya antara lain alstonin yang
aktivitas antimalaria [13]. dikembangkan sebagai antimalaria dan memiliki
Dalam hasil skrining fitokimia, terdeteksi pula aktivitas antikanker [17,18]. Jenis alkaloid
saponin, tanin, terpenoid, kuinon, alkaloid dan lainnya, Echitamin mempunyai nilai IC50
flavonoid pada batang Brotowali (Tinospora crispa). 42.6±3.41 µM terhadap P. falciparum [19].
Jenis alkaloid yang telah berhasil diisolasi dari batang Dalam hasil skrining fitokimia daun Jambu
Brotowali (Tinospora crispa) dikelompokkan Biji (Psidium guajava), terdeteksi tanin, kuinon,
menjadi protoberberine, furonoquinolone, dan alkaloid dan flavonoid. Dilaporkan senyawa
alkaloid aporphine. Alkaloid aporphine merupakan flavonoid pada daun P. guajava sebagai
jenis yang paling dominan yang diisolasi dari bagian antimutagenik. Selain itu, juga mempunyai
batang Brotowali dengan aktivitas sebagai aktivitas pada beberapa sel kanker seperti kanker
kardiotonik secara in vitro. Termasuk juga senyawa serviks (HeLa), payudara kanker (MDA-MB-231)
flavanoid yang terdiri atas 3 senyawa flavon dan 3 dan osteosarcoma (MG-63), kolorektal kolorektal
senyawa flavon glikosida [14]. Pengujian ekstrak (RKO-AS45-1), dan fibroblast paru (Wi-26VA4)
metanol batang Brotowali (Tinospora crispa) [20]. Jenis Flavonoid yang telah diisolasi adalah
terhadap aktivitas anti Toxoplasma gondii diperoleh jenis kuersetin yang dilaporkan sebagai antidiare,
nilai EC50 7,71 ± 1,56 µg/mL, yang hampir sebanding antibakteri dan antioksidan. Daun dan kulit batang
dengan klindamisin (EC50 = 6,24 ± 0,53 µg/mL) [15]. daun Jambu Biji menghambat pertumbuhan
Hal ini sangat menjanjikan untuk diuji sebagai Entamoeba histolytica dengan Minimum
antimalaria. Amoebicidal Concentrations (MAC) <10 µg/mL
Kulit batang Pulai Sari (Alstonia scholaris) [21].
dilaporkan memiliki aktivitas antiplasmodial

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 178


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Pada daun Pepaya (Carica papaya), hasil Manggis (Garcinia mangostana) berpotensi
skrining fitokimia mengandung tanin, terpenoid, senyawa sitotoksik yang ampuh terhadap sel MCF7
kuinon, alkaloid dan flavonoid. Daun Pepaya (Carica dan A549 seperti mangostanaxanthone VIII [31],
papaya) dilaporkan mengandung alkaloid carpain, Mangostanaxanthone VII [32] dan garcixanthone
pseudocarpain and dehydrocarpaine I and II, choline, A); [33]. Ada juga, senyawa α-mangostin yang
carposide dan flavanoid jenis kaempferol, myricetin merupakan kandidat potensial sebagai agen anti-
serta senyawa fenol berupa asam ferulik, asam caffeic melanoma [34].
dan asam klorogenat [22]. Dilakukan penotolan KLT dengan berbagai
Dilaporkan telah banyak senyawa yang berhasil eluen untuk melihat noda nampak dengan berbagai
diisolasi dari ekstrak daun Sirsak (Annona muricata) kepolaran sehingga dapat mengetahui berbagai
yang mengandung banyak senyawa acetogenin, noda yang ada dalam suatu sampel tumbuhan.
alkaloid, flavonoid dan megastigman [23]. Hasil Terlihat ada beberapa noda yang nampak pada
pengujian antimalaria terhadap P. falciparum pereaksi identifikasi H2SO4 10 % selain nampak
menunjukkan efek menjanjikan begitupula pada pula pada lampu UV 254 dan 366 nm. Hal ini
pengujian antimalaria terhadap tikus yang terinfeksi karena memiliki pergeseran batokromik sehingga
P. berghei diperoleh hasil aktivitas antimalaria yang kelihatan nampak (visibel) setelah bereaksi dengan
signifikan tanpa toksisitas [13] sedangkan hasil H2SO4 10%
pengujian skrining fitokimia dihasilkan tanin, steroid, Noda pada Brotowali, Jambu Biji dan
alkaloid, flavonoid dan kuinon. Manggis terlihat lebih banyak dan bervariasi
Hasil skrining fitokimia Buah Pare (Momordica dengan Rf yang berbeda-beda sedangkan pada
charantia) terlihat adanya senyawa tanin, steroid, pada Pare, Pulaisari dan Sirsak noda yang nampak
glikosida, alkaloid dan flavanoid. Senyawa yang telah cenderung lebih sedikit. Kecuali, pada eluen polar
banyak dilaporkan aktivitasnya dari Buah Pare yang digunakan pada eluen etil asetat : metanol
(Momordica charantia), diantaranya momorcharin, (3:1) yang dapat menarik noda polar sehingga ada
momordicin dan charantin. Charantin yang noda yang nampak pada eluen tersebut.
merupakan senyawa steroid saponin sangat ampuh
dalam menurunkan glukosa darah [24, 25].
Momordicin (I dan II) jenis triterpenoid glikosida ini ■ Kesimpulan
mempunyai aktivitas sebagai antidiabetes, Semua sampel penelitian, yakni batang
antiinsektisida, menghambat pertumbuhan sel SL-1 Brotowali (Tinospora crispa), daun Jambu biji
dan sel kanker [24, 26, 27]. Ada juga Momorcharin (Psidium guajava), kulit buah Manggis (Garcinia
yang merupakan glycoprotein dilaporkan berkhasiat mangostana), buah Pare (Momordica charantia),
antifertilitas dan bahkan dapat menyebabkan daun Pepaya (Carica papaya), kulit batang Pulai
keguguran. Aktivitas lainnya ialah antialergi, sari (Alstonia scholaris) daun Sirsak (Annona
antikanker, anti HIV (Antivirus), immunomodulator muricata) dari hasil skrining fitokimia
[28]. Selain itu, ada juga ditemukan senyawa mengandung metabolit sekunder yang berpotensi
Cucurbitane sejenis triterpenoid yang telah diisolasi sebagai senyawa antimalaria.
sekitar 50 jenis triterpenoid yang mempunyai
aktivitas sebagai antidiabetes, antiviral, antiobesitas,
antiproliferase dan anti-HIV [24]. Hasil pengujian ■ Ucapan Terima Kasih
fraksi kloroform secara in vitro terhadap P. Terimakasih banyak diucapkan kepada
falciparum dalam media RPMI- 1640 diperoleh IC50 DP2M Dikti atas pembiayaan penelitian ini dengan
1.83 ± 0.029 μg/ml [29]. walaupun, pengujian secara nomor SP DIPA-042.06.1.401516/2018 dan Dekan
in vivo pada tikus yang diinfeksi Plasmodium berghei Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin
belum memberikan hasil memuaskan [30]. untuk menggunakan fasilitas Laboratorium
Hasil skrining fitokimia kulit buah Manggis Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian
(Garcinia mangostana) mendeteksi adanya senyawa FARMAKA TROPIS.
Tanin, Terpenoid, Kuinon, Alkaloid dan Flavanoid.
Dilaporkan bahwa senyawa fenolik pada buah
Manggis (Garcinia mangostana) kemungkinan ■ Daftar Pustaka
bertindak sebagai antioksidan dan agen [1] Depkes RI. 2016. InfoDATIN Malaria Pusat Data
cytoprotective terhadap kerusakan oksidatif. Selain dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.
sebagai senyawa antioksidan, senyawa Xanton yang [2] Leaman, D., Arnason, J., Yusuf, R., Sangat-
juga banyak ditemukan dalam bagian kulit buah Roemantyo, H., Soedjito, H., Angerhofer, C. and

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 179


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

Pezzuto, J. 1995. Malaria remedies of the Kenyah of [15] Lee, W. C., Mahmud, R., Noordin, R., Piaru, S. P.,
the Apo Kayan, East Kalimantan, Indonesian Borneo: Perumal, S., & Ismail, S. 2012. Alkaloids content,
A quantitative assessment of local consensus as an cytotoxicity and anti-Toxoplasma gondii activity
indicator of biological efficacy. Journal of of Psidium guajava L. and Tinospora
Ethnopharmacology, 49(1), pp.1-16. crispa. Bangladesh Journal of
[3] Due R., Symaswisna Dan Marlina, R. (2013). Pharmacology, 7(4). doi:10.3329/bjp.v7i4.12499
Etnobotani Tumbuhan Obat Suku Dayak Pesaguan [16] Christina, C., Kumar, S.P., Beula, J.M., Lekha,
Dan Implementasinya Dalam Pembuatan Flash Card N.C., Jeyaraj, N., Ravikumar, S. 2015. In vitro
Biodiversitas. Artikel Penelitian. Program Studi antiplasmodial activity of Kani herb Alstonia
Pendidikan Biologi Fkip Untan Pontianak. scholaris against Plasmodium
[4] Sari, R.Y., Wardenaar, E. dan Muflihati. 2014. falciparum. Innovative Journal of Medical and
Etnobotani Tumbuhan Obat Di Dusun Serambai Health Science, 5(4).
Kecamatan Kembayan Kabupaten Sanggau doi:10.15520/ijmhs.2015.vol5.iss4.81.166-169
Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, Vol 2, No 3. [17] Dey, A,. 2011. Alstonia scholaris R.Br.
[5] Abdillah, S., Tambunan, R., Sinaga, Y. and Farida, Y. (Apocynaceae): Phytochemistry and
2014. Ethno-botanical survey of plants used in the pharmacology: A concise review. Journal of
traditional treatment of malaria in Sei Kepayang, Applied Pharmaceutical Science 01 (06); 2011: 51-
Asahan of North Sumatera. Asian Pacific Journal of 57
Tropical Medicine, 7, pp.S104-S107. [18] Gandhi, M., & Vinayak, V. K. 1990. Preliminary
[6] Krettli, A., Andrade-Neto, V., Brandão, M. and evaluation of extracts of Alstonia scholaris bark for
Ferrari, W. 2001. The search for new antimalarial in vivo antimalarial activity in mice. Journal of
drugs from plants used to treat fever and malaria or Ethnopharmacology, 29(1), 51-57.
plants ramdomly selected: a review. Memórias do doi:10.1016/0378-8741(90)90097-d
Instituto Oswaldo Cruz, 96(8), pp.1033-1042. [19] Wright, C. W., Allen, D., Phillipson, J., Kirby, G.
[7] Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. C., Warhurst, D. C., Massiot, G., & Men-Olivier,
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. L. L. 1993. Alstonia species: Are they effective in
P.7, 1036-1043. malaria treatment? Journal of
[8] Farnsworth, N.R. 1996. Biological and Ethnopharmacology, 40(1), 41-45.
Phytochemical screening of Plants. Journal of doi:10.1016/0378-8741(93)90087-l
Pharmaceutical Science. Chicago. Rheins Chemical [20] Ngbolua, J. K. 2018. A review on the
Company. Vol. 55. Number 3, Pages 264, Phytochemistry and Pharmacology of Psidium
[9] Ciulei, J. 1984. Metodology for Analysis of guajava L. (Myrtaceae) and Future
Vegetables and Drugs. Bucharest: Faculty of direction. Discovery Phytomedicine, 5(2).
Pharmacy. Pp. 11-26. doi:10.15562/phytomedicine.2018.58
[10] Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. [21] Gutiérrez, R. M., Mitchell, S., & Solis, R. V. 2008.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Psidium guajava: A review of its traditional uses,
Halaman: 549-553. phytochemistry and pharmacology. Journal of
[11] Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Ethnopharmacology, 117(1), 1-27.
Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan doi:10.1016/j.jep.2008.01.025
Kedua. Bandung : Penerbit ITB. Hal. 239. [22] Yogiraj, V., Goyal, P.K., Chauhan, C.S., Goyal, A.,
[12] Sebisubi FM, Tan GT. 2011. Natural products with Vyas, B. 2014. Carica papaya Linn: An Overview.
antimalarial activity, in Phytochemistry and International Journal of Herbal Medicine, 2014; 2
Pharmacognosy section, Chemical Sciences, (5): 01-08
Engineering and Technology Resources. [23] Moghadamtousi, S., Fadaeinasab, M., Nikzad, S.,
Encyclopedia of Life Support Systems (EOLSS), Mohan, G., Ali, H., & Kadir, H. 2015. Annona
Developed under the Auspices of the UNESCO. muricata (Annonaceae): A Review of Its
EOLSS Publishers. Oxford, UK. Traditional Uses, Isolated Acetogenins and
(http://www.eolss.net). Biological Activities. International Journal of
[13] Somsak, V., Polwiang, N., Chachiyo, S. 2016. In Vivo Molecular Sciences, 16(7), 15625-15658.
Antimalarial Activity of Annona muricata Leaf doi:10.3390/ijms160715625
Extract in Mice Infected with Plasmodium berghei. [24] Singh, R.M., Cummings, E., Patel, M., Jeeboo, K.,
Journal of Pathogens. Volume 2016, Article ID Singh, J. 2017. Anti-cancer properties of bioactive
3264070, 5 pages. doi.org/10.1155/2016/3264070 compounds isolated from Momordica charantia: A
[14] Ahmad, W., Jantan, I., & Bukhari, S. N. 2016. mini review. Advancement in Medicinal Plant
Tinospora crispa (L.) Hook. f. & Thomson: A Review Research Vol. 4(3), pp. 83-93.
of Its Ethnobotanical, Phytochemical, and [25] Desai, S., Tatke, P. 2017. Charantin: An important
Pharmacological Aspects. Frontiers in lead compound from Momordica charantia for the
Pharmacology, 7. doi:10.3389/fphar.2016.00059 treatment of diabetes. Journal of Pharmacognosy
and Phytochemistry 2015; 3(6): 163-166

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 180


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Skrining Fitokimia dan Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Tumbuhan Antimalaria Asal Indonesia

[26] Singh, J., Cumming, E., Manoharan, G., Kalasz, H., [31] Ibrahim, S. R., Abdallah, H. M., El-Halawany, A.
& Adeghate, E. 2011. Medicinal Chemistry of the M., Nafady, A. M., & Mohamed, G. A. 2018.
Anti-Diabetic Effects of Momordica Charantia: Mangostanaxanthone VIII, a new xanthone from
Active Constituents and Modes of Actions. The Open Garcinia mangostana and its cytotoxic
Medicinal Chemistry Journal, 5(Suppl 2), 70-77. activity. Natural Product Research, 1-8.
doi:10.2174/1874104501105010070 doi:10.1080/14786419.2018.1446012
[27] Liu, H., Wang, G., Zhang, M., & Ling, B. 2015. The [32] Ibrahim, S. R., Mohamed, G. A., Elfaky, M. A.,
cytotoxicology of momordicins I and II on Zayed, M. F., El-Kholy, A. A., Abdelmageed, O.
Spodoptera litura cultured cell line SL-1. Pesticide H., & Ross, S. A. 2018. Mangostanaxanthone VII,
Biochemistry and Physiology, 122, 110-118. a new cytotoxic xanthone from Garcinia
doi:10.1016/j.pestbp.2014.12.007 mangostana. Zeitschrift Für Naturforschung
[28] Katiyar, D., Vijender Singh V., Ali, M. 2017. C, 73(5-6), 185-189. doi:10.1515/znc-2017-0122
Phytochemical and Pharmacological Profile of [33] Ibrahim, S. R., Mohamed, G. A., Elfaky, M. A.,
Momordica charantia : A Review Biochemistry and Haidari, R. A., Zayed, M. F., El-Kholy, A. A., &
Therapeutic Uses of Medicinal Plants. Discovery Khedr, A. I. 2018. Garcixanthone A, a new
Publishing House Pvt. Ltd. New Delhi (India) cytotoxic xanthone from the pericarps of Garcinia
[29] Shehab Ali Yousif, S.A. In Vitro Screening of mangostana. Journal of Asian Natural Products
Antiplasmodium Activity of Momordica Charantia. Research, 1-7.
2014. Jour. of Nat. Resour. & EnviroN. STU. , 2. 3, doi:10.1080/10286020.2017.1423058
29-33, (10) 2014 [34] Wang, J. J., Sanderson, B. J., & Zhang, W. 2011.
[30] Ueno HM., Doyama JT., Padovani CR., Salata E. Cytotoxic effect of xanthones from pericarp of the
1996. Effect of Momordica charantia L. in mice tropical fruit mangosteen (Garcinia mangostana
infected with Plasmodium berghei. Rev Soc Bras Med Linn.) on human melanoma cells. Food and
Trop. 1996 Sep-Oct;29(5):455-60. Chemical Toxicology, 49(9), 2385-2391.
doi:10.1016/j.fct.2011.06.051

J. Sains Kes. 2020. Vol 2. No 3. 181


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

Anda mungkin juga menyukai