TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian NAPZA
dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lain, yang bekerja pada
13
14
a) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
b) Psikotropika
sebagainya.
1) Rokok
menimbulkan ketagihan.
aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat
memabukkan.
Tahap ini untuk yang telah mencapai tahap pemakaian teratur (sering),
tubuh dan gaya hidup. Teman lama berganti dengan teman pecandu.
e) Tahap ketergantungan
disebut gejala putus zat (sakaw). Gejalanya bergantung pada jenis zat
pengaruh yang sama seperti yang dialami sebelumnya. Oleh karena itu,
2008)
adanya toleransi.
C. Konsep Remaja
1. Definisi Remaja
Istilah adolesce atau ramaja berasal dari kata latin (adolesce) (kata
saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik Remaja adalah periode antara pubertas dan
kedewasaan, untuk anak gadis lebih cepat matang dari pada laki-laki
(Hurlock, 2002).
Menurut Santrock masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa awal, individu yang berada pada masa
tahun dengan tiga pembagian fase yaitu remaja awal (12-15tahun), remja
tengah (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun) (Ilahi, 2015).
Menurut Depkes 2009 membagi masa remaja menjadi masa dua yaitu
Masa remaja awal (12-16 tahun) dan Masa remaja akhir (17-25
21
tahun).
seksual
untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua
bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
usia 15-24 tahun sebagai usia pemuda dalam rangka keputusan mereka
(Sarwono, 2003).
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang
baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Ada dua alasan bagi
masalah.
remaja normal.
Remaja pada masa ini melihat dirinya sendiri dan orang lain
mereka inginkan.
berikut:
berlainan jenis.
orang tua.
keluarga.
Asrori, 2004)
Risiko dalam bahasa Inggris risk, istilah risiko (risk) dapat juga
bukan berarti jika faktor risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan
coba-coba sesuatu hal yang baru, dan ingin mencari identitas diri.
yang sebenarnya.
c) Usia menjadi salah satu faktor risiko, dimana remaja berada pada
dengan NAPZA.
pada remaaja.
sebagai berikut:
a) Faktor zat
sama bagi pemakai. Dalam hal ini hanaya obat dengan pengaruh
b) Faktor individu
menimbulkan ketagihan
NAPZA
asuh keluarga yang kurang baik, komunikasi antara orang tua dan
anak kurang baik, orang tua yang bercerai ataupun kawin lagi, orang
tua yang terlampau sibuk, orang tua yang acuh dan otoriter,
2003)
a) Faktor predisposisi
pekerjaan.
1) Biologis
dialaminya.
2) Sosial
terlalu sibuk atau tidak acuh, pola asuh orang tua otoriter
pengguna NAPZA.
mendukung.
33
4) Usia
5) Jenis kelamin
6) Tingkat pendidikan
alkohol dan rokok sebesar 70% pada pria dan sebesar 55%
67% pada pria dan sebesar 72% pada wanita. Selain itu sekitar
dalam Soekanto,2007)
SMU.
b) Faktor kontribusi
Joewana, 2006).
c) Faktor pencetus
faktor internal berupa rasa ingin tahu para generasi muda untuk mencoba
hal baru seperti narkoba, ingin dianggap hebat oleh teman sebayanya
apa yang dilakukan oleh teman sebaya, dan rasa kecewa serta frustasi
antara anak dan orang tua dikarenakan orang tua yang sibuk, selalu
tersebut.
dari menggunakan narkoba dan ini akan dirasakan tidak hanya oleh
bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan
2) Bagi keluarga
dalam suatu keluarga, dimana orang tua akan merasa malu karena
bangsa.
F. Konsep Religiusitas
1. Definisi religiusitas
Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain religi, religion (inggris),
religie (belanda), religio (latin), dan dien (arab). Agama dalam kehidupan
dan dalam membentuk sistem nilai pada diri individu tersebut adalah
Menurut Drikarya, kata religi berasal dari bahasa latin religio yang akar
oleh Glock dan Stark adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh
2. Dimensi religiusitas
Terdapat lima dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark yaitu, dimensi
lain:
Misalnya sholat, puasa, zakat dan nilai-nilai terutama bagi umat Islam.
b) Membaca Al-quran
suatu Dzat Yang Maha Esa (Allah), kekuatan dari doa, rasa syukurnya
hikmahnya (tawakkal)
Tuhan.
lainnya dari Nabi atau ahli agama yang acuannya kitab suci. Misal
apakah makna dari hari raya idul fitri, romadhon dan hal-hal lainnya.
45
c) Menjaga amanat
itu.
2) Faktor pengalaman
perilaku individu.
3) Faktor kehidupan
akan cinta kasih, (c) kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan (d)
4) Faktor intelektual
pengajaran orang tua termasuk pola asuh orang tua berpengaruh terhadap
religiusitas seseorang.
47
Pola asuh adalah suatu cara atau metode yang dilakukan oleh seseorang
kepada anak didiknya, guru kepada muridnya, orang tua kepada anaknya,
agar anak tersebut dapat diarahkan sesuai dengan yang diinginkan oleh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pola asuh orang tua adalah model,
cara atau ragam yang digunakan oleh ayah dan ibu dalam menjaga, merawat
mengenalkan anak pada aturan, norma dan tata nilai yang berlaku pada
terhadap anak. Orang tua tipe ini tidak mengenal kompromi dan dalam
Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak,
Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan terhadap anak untuk
positif yang kuat agar individu tidak merasa tertekan dan merasa
sosial, memiliki kontrol diri yang lemah, dan kurang mampu mandiri.
Mereka juga memiliki harga diri yang rendah, tidak matang, suka
dan religius.
cara seperti ini akan menambah populasi yang buruk, karna mereka
50
cendrung ingin hidup bebas dan melakukan apa yang dia mau tanpa
cukup dari orang tua. Para orang tua cendrung tidak menegur atau
Namun pada orang tua model seperti ini biasanya bersifat hangat,
perkembangannya.
pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua yang berupa:
51
anak-anaknya.
3) Keyakinan
Bila orang tua merasa bahwa orang tua mereka dahulu berhasil
menerapkan pola asuhnya pada anak dengan baik, maka mereka akan
merasa pola asuh yang digunakan orang tua mereka tidak tepat, maka
Orang tua yang baru memiliki anak atau yang lebih muda dan
mengasuh anak.
d) Jenis kelamin
Orang tua dari kelas menengah dan rendah cenderung lebih keras,
kelas atas.
h) Usia anak
i) Temperamen
j) Kemampuan anak
dalam perkembangannya.
k) Situasi
Dalam kamus besar bahasa indonesia, teman sebaya diartikan sebagai kawan
, sahabat atau orang yang sama – sama bekerja atau berbuat. Menurut
atau usia yang kurang lebih sama. Dari beberapa pengertian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-
anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban
lakukan, apakah hal tersebut lebih baik, sama baik, atau lebih buruk
balik. Anak-anak yang menarik diri dan ditolak oleh teman sebaya atau
sekolah.
55
dalam:
Remaja biasanya memiliki dua atau tiga orang teman dekat, atau
Pada mulanya terdiri dari jenis kelamin yang sama, tetapi kemudian
pada remaja yang tidak memiliki kelompok besar. Banyak remaja yang
e) Kelompok Gangs
Remaja yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas
individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan
yang nyata
sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang nyata
pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka
agar sesuai dengan norma yang ada. Sejalan dengan itu Umi K. & M.
sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar
a) Aspek-Aspek Konformitas
sebagai berikut:
1) Kekompakan
a) Penyesuaian Diri
kelompok.
2) Kesepakatan
a) Kepercayaan
b) Persamaan Pendapat
4) Ketaatan
Madeleine leinenger
dan praktiknya. Maka teori ini dikemabngkan dari konteks budaya. Konteks
pertama lebih abstrak, bagaimana pandangan dunia dan level sistem sosial,
megenai dunia di luar budaya, suatu supra sistem, dalam sistem umum.
kelompok, dan institusi pada sistem pelayanan kesehatan. Pda level ini
unsur budaya mulai tampak jelas, khususnya budaya tertentu, ekspresi dan
61
hubunganya dengan pelayanan kesehatan yang sudah ada. Levet tiga, fokus
karena itu selain mengukur model sunrise dari leninger yang ada dlam
masyarakat tersebut.
model dari caplan. Model ini menyebutkan tentang tiga model pencegahan
primer, skunder dan tersier, tiga model ini mempunyai tujuan yang berbeda-
J. Kerangka Teori
Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba 1) Faktor Predisposisi (Green, 1980) Faktor Penyebab Remaja Menyalahgunakan
pada remaja (Yani, 2001) a) Sosial(Lingkungan keluarga, Faktor
NAPZA Penyebab
(Sumiati, 2009) Remaja Menyalahgunakan
1) Faktor individu Lingkungan sekolah, Lingkungan NAPZA
1. Zat(Sumiati, 2009)
a) Adanya gangguan kepribadian masyarakat) 1) 2. ZatIndividu
b) Usia b) Usia 2) 3. Individu
Lingkungan sosial
c) Keyakinan yang keliru c) Agama/keyakinan 3) Lingkungan
a) keluargasosial
yang tidak harmonis
d) Religiusitas yang rendah d) Jenis kelamin a)b) keluarga yang pergaulan
Lingkungan tidak harmonis
individu
2) Lingkungan e) Tingkat pendidikan b)c) Lingkungan
Pola asuhpergaulan
keluargaindividu
yang kurang
a) Keluarga f) Staus sosial ekonomi c) Pola asuh
baik, keluarga
termasuk yangtua
orang kurang
yang baik,
acuh
b) Sekolah termasuk orang tua yang acuh dan
dan otoriter.
2) Faktor pendukung
c) Teman sebaya a) Ketersediaan narkoba di lingkungan d) otoriter.
Kurangnya kehidupan beragama.
d) Keadaan masyarakat. d) Kurangnya kehidupan beragama.
3) Faktor Pendorong
a) Teman sebaya (peer group)
Skema 2.2 Kerangka Teori (Alligood & Tomey 2017, Green, 1980 , Hawari 2006, Yani 2001, Sumiati 2009)