Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KANKER PROSTAT

Oleh :

Kelompok 1

A.Tisna Ramadhani

Asniar

Mariana

Sumarni

Putri mushtari

Sriwahyuni

Wulandari

Pena melinda

Wulansari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG SARJANA

STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul “KANKER PROSTAT “. Shalawat beriring salam kami sampaikan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau sekalian serta orang-orang mukmin
yang tetap istiqamah dijalan-Nya.
Adapun makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
”KEPERAWATAN MENJELANG AJAL”. Dalam penulisan makalah sampai selesai, penulis
banyak mendapat bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini,penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak – pihak yang membantu. Kami
menyadari dalam penyusunan masih banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat
mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan ( saran ) dari berbagai pihak untuk
penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Pangkajene , 17 Desember 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................................

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................

C. Tujuan....................................................................................................................................

BAB II ISI.........................................................................................................................................

A. PENGERTIAN......................................................................................................................

B. ETIOLOGI.............................................................................................................................

C. PATOFISIOLOGI.................................................................................................................

D. TANDA DAN GEJALA........................................................................................................

E. PATHWAY...........................................................................................................................

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................................................

G. PENATALAKSANAAN MEDIS.........................................................................................

H. KOMPLIKASI.......................................................................................................................

BAB III PROLOG KASUS............................................................................................................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................

A. SIMPULAN...........................................................................................................................

B. SARAN..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Para lanjut usia, dikhawatirkan akan menjadi persoalan besar bagi Indonesia. Sebab,
dilihat dari jumlahnya pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat sebesar 414 persen (Biro
Pusat Statistik, 2006). Padahal upaya penyejahteraan termasuk peningkatan kualitas kesehatan
kelompok ini masih belum memadai. Secara alamiah, proses menjadi tua mengakibatkan
kemunduran kemampuan fisik dan mental. Secara umum, lebih banyak gangguan organ tubuh
dikeluhkan oleh para warga senior baik pria maupun wanita, lebih banyak pula yang menderita
penyakit kronis (Astawan M, 2007).

Seiring dengan perjalanan usia, khususnya bagi pria usia lanjut harus meningkatkan
kewaspadaan pada kondisi kesehatan tubuhnya. Sebab, semakin bertambahnya usia, fungsi
organ-organ tubuh terus menurun. Salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami pria
berusia lanjut adalah gangguan prostat. Yang lebih parah adalah kanker prostat karena kanker
prostat merupakan kanker pembunuh nomor dua pada pria setelah kanker paru-paru (Jar, 2004).
Baik gangguan prostat maupun kanker prostat harus sama-sama diwaspadai karena dampak
negatif yang ditimbulkannya cukup mengerikan. Pria yang terkena gangguan prostat misalnya,
dapat mengalami gangguan seksual, sedangkan kanker prostat dapat menyebabkan kematian
(Siswono, 2003).

Risiko terjadinya kanker prostat ditentukan oleh dua hal yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor risiko lain yang tidak kalah penting adalah usia di atas 50 tahun, pembesaran
prostat jinak, infeksi virus, riwayat kanker prostat dalam keluarga, pola hidup, dan pola makan
(Widjojo, 2007). Salah satu faktor risiko tersebut yaitu pola makan, menurut Umbas Rainy
(2002) diet tinggi lemak dan pola makan berkalsium tinggi (Notrou P, 2007) merupakan faktor
yang mempunyai kaitan erat dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut
1. Definisi Kanker Prostat
2. Etiologi Penyakit Kanker Prostat
3. Gejala Penyakit Kanker Prostat
4. Epidemiologi Penyakit Kanker Prostat
5. Pencegahan / Penanggulangan Kanker Prostat

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prolog kanker prostat
2. Untuk mengetahui pencegahaan kanker prostat
3. Untuk mengetahui managemen Kanker Prostat
4. Untuk mengetahui pengelolaan askep kanker prostat
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Carsinoma prostat atau kanker prostat adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel pada jaringan prostat  yang tidak normal/abnormal yang merupakan kelainan  atau
suatu keganasan pada saluran perkemihan khususnya prostat pada bagian lobus perifer sehingga
timbul nodul-nodul yang dapat diraba.

B. ETIOLOGI
Penyebab kanker prostat belum diketahui dengan pasti, tetapi ada beberapa hal yang
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat, diantaranya faktor usia dan
riwayat keluarga. Faktor hormonal, diet tinggi lemak, dan toksin juga disebut-sebut sebagai
faktor risiko kanker prostat walaupun kaitannya belum jelas.

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab Ca Prostat hingga kini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa hipotesa
menyatakan bahwa Ca Prostat erat hubungannya dengan hipotesis yang disuga sebagai penyebab
timbulnya Ca Mammae adalah adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan
estrogen pada usia lanjut, hal ini akan mengganggu proses diferensiasidan proliferasi sel.
Difsreniasi sel yang terganggu ini menyebabkan sel kanker, penyebab lain yaitu adanya faktor
pertumbuhan yang stroma yang berlebihan serta meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena
berkurangnya sel-sel yang mati sehingga menyebabkan terjadinya perubahan materi genetik.
Perubahan prolife sehingga menyebabkan produksi sel stroma dan sel epitel kelenjar prostat
menjadi berlebihan sehingga terjadi Ca Prostat (Price, 1995)

Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan
menghambat aliran urin,. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk dapat
mengeluarkan urinbuli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi
yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa hipertrofi detrusor,
trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini
disebut fase kompensasi (Purnomo,2000)

Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran
kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan
gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi uretra, otot detrusor masuk ke
dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksisehingga terjadi
retensi urin. Tekanan intravsikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli
ke ureter atau terjadi refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan
mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal
(Price, 1995).

Berkemgangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke uretra,
leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga menyebar melalui jalur
hematogen yaitu tulang –tulang pelvis vertebra lumbalis, femur dan kosta. Metastasis organ
adalah pada hati dan paru (Purnomo,2000)

Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara otot polos
yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi sel syaraf yang
mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas pasca
fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot
detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu
urin yang menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. (Purnomo,2000)

D. TANDA DAN GEJALA


Kanker prostat stadium dini, tidak menunjukkan gejala. Setelah kanker berkembang, baru
muncul gejala tetapi tidak khas. Gejala yang muncul menyerupai gejala BPH (Benign Prostatic
Hyperplasia), yaitu penyakit pembesaran prostat jinak yang sering dijumpai pada pria lanjut usia.
Akibatnya, kedua penyakit ini sulit dibedakan sehingga diperlukan pemeriksaan yang dapat
mendeteksi dini sekaligus membedakan antara kanker prostat dan BPH.
Berikut ini beberapa gejala yang sering ditemui pada penderita kanker prostat.
A. Sering ingin buang air kecil, terutama pada malam hari.
B. Kesulitan untuk memulai buang air kecil atau menahan air seni.
C. Aliran air seni lemah atau terganggu.
D. Perasaan nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
E. Adanya darah pada air seni atau air mani.
F. Gangguan seksual lain, seperti sulit ereksi atau nyeri saat ejakulasi.
G. Sering nyeri atau kaku pada punggung bawah, pinggul, atau paha atas.
E. PATHWAY

F.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan dapat dilakukan sebagai berikut
1. Colok dubur.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberi kesan keadaan tonus sfingter anus, mukosa
rektum, kelainan lain seperti benjolan di dalam rektum dan prostat. Pada perabaan melalui colok
dubur harus di perhatikan konsistensi prostat (pada pembesaran prostat jinak konsistensinya
kenyal), adakah asimetris  adakah nodul pada prostat , apa batas atas dapat diraba .
Dengan colok dubur besarnya prostat dibedakan :
Grade 1 : Perkiraan beratnya sampai dengan 20 gram.
Grade 2 : Perkiraan beratnya antara 20-40 gram.
Grade 3 : Perkiraan beratnya lebih dari 40 gram.
2. Laboratorium.
a. Darah lengkap sebagai data dasar keadaan umum  penderita .
b. Gula darah dimak sudkan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit diabetus
militus yang dapat menimbulkan kelainan persarafan pada buli-buli (buli-buli nerogen).
c. Faal ginjal (BUN, kreatinin serum) diperiksa untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas .
d. Analisis urine diperiksa untuk melihat adanya sel leukosit, bakteri, dan infeksi
atau inflamasi pada saluran kemih
e. Pemeriksaan kultur urine berguna dalam mencari jenis kuman yang menyebadkan
infeksi dan sekligus menentukan sensitifitas kuman terhadap beberapa anti mikroba yang
diujikan.
3. Radiologi.
a. Foto polos abdomen, dapat dilihat adanya batu pada traktus urinarius, pembesaran ginjal
atau buli-buli, adanya batu atau kalkulosa prostat dan kadang kadang dapat menunjukkan
bayangan buli-buli yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari suatu retensi
urine.
b. Pielografi intra vena, dapat dilihat supresi komplit dari fungsi renal, hidronefrosis, dan
hidroureter, fish hook appearance ( gambaran ureter berkelok kelok di vesikula )
inclentasi pada dasar buli-buli, divertikel, residu urine atau filling defect divesikula.
c. Ultrasonografi (USG), dapat dilakukan secara transabdominal atau trasrektal (trasrektal
ultrasonografi = TRUS) Selain untuk mengetahui pembesaran prostat < pemeriksaan
USG dapatpula menentukan volume buli-buli, meng ukur sisa urine dan keadaan patologi
lain seperti divertikel, tumor dan batu .Dengan TRUS dapat diukur besar prostat untuk
menentukan jenis terapi yang tepat. Perkiraan besar prostat dapat pula dilakukan dengan
USG suprapubik.
d. Cystoscopy (sistoskopi) pemeriksaan dengan alat yang disebut dengan cystoscop.
Pemeriksaan ini untuk memberi gambaran kemungkinan tumor dalam kandung kemih
atau sumber perdarahan dari atas bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen
didalam vesika. Selain itu dapat juga memberi keterangan mengenahi besar prostat
dengan mengukur panjang uretra pars prostatika dan melihat penonjalan prostat kedalam
uretra.
Kateterisasi: Mengukur “rest urine “ Yaitu mengukur jumlah sisa urine setelah
miksi sepontan dengan cara kateterisasi . Sisa urine lebih dari 100 cc biasanya dianggap
sebagai batas indikasi untuk melakukan intervensi pada hiper tropi prostat.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Hanya dengan dilakukan prostatektomi yang merupakan reseksi bedah bagian prostat
yang memotong uretra untuk memperbaiki aliran urin dan menghilangkan retensi urinaria akut,
ada beberapa alternatif pembedahan meliputi :

1. Transsurethral resection of prostate (TURP)


Dimanan jaringan prostat obstruksi dari lobus medial sekitar uretra diangkat dengan
sistoskop/resektoskop dimasukkan melalui uretra.
2. Suprapubic /open prostatektomi
Dengan diindikasikan untuk massa lebih dari 60 g/60 cc. penghambat jaringan prostat
diangkat melalui insisi garis tengah bawah dibuat melalui kandung kemih,pendekatan ini
lebih ditujukan bila ada batu kandung kemih. Pedekatan ini lebih ditujukan bila ada batu
kandung kemih.

3. Retropubic prostatektomi
Massa jairingan prostat hipertropi (lokasi tinggi dibagian pelvis) diangkat melalui insisi
abdomen bawah tanpa pembukaan kandung kemih.
4. Perineal prosteatektomi
Massa prostat besar dibawah area pelvis diangkat melalui insisi diantara skrotum dan
rektum, prosedur radikal ini dilakukan untuk kanker dan dapat mengakibatkan impotensi.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat  terjadi pada hipertropi prostat adalah. Retensi kronik dapat
menyebabkan refluks vesiko-ureter, hidroureter, hidronefrosis, gagal ginjal.b. Proses kerusakan
ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksic. Hernia / hemoroidd. Karena selalu
terdapat sisa urin sehingga menyebabkan terbentuknya batue. Hematuriaf. Sistitis dan
Pielonefritis.
BAB III
PROLOG KASUS

Tn. A datang ke IGD BRSD Setjonegoro Wonosobo tanpa surat pengantar. Tn. A
merasa nyeri saat BAK, Tn. A tidak dapat menerangkan nyeri akan, saat, atau setelah BAK. Tn.
A mengatakan BAK anyang-anyangan (sering, sedikit-sedikit, seperti ada yang tersisa dan tidak
puas). Harus mengejan jika BAK. Urin Tn. A berwarna kemerahan, tidak pernah keruh, tidak
pernah keluar batu. Jika malam kadang terbangun untuk BAK. Dalam semalam dapat BAK 4
kali. Hal ini dirasakan sudah lama, pasien tidak ingat.

Tn. A merasa nyeri perut sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Nyeri perut diasakan di
semua region abdomen dan menjalar sampai kedua pinggang. Sejak 2 hari sebelum masuk RS
nyeri semakin hebat dan tidak bisa BAB. Tn. A merasa tidak bisa BAB pagi hari sebelum masuk
RS. Tn. A pernah berobat ke dokter tapi keluhan hanya hilang sementara. Tn. A tidak tahu jenis
obat-obatan apa saja yang didapat dari dokter. Tn. A tidak merasa mual maupun muntah. Tn. A
tidak merasa panas.
a) PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn SH
Usia : 70 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Larangan ¾ Bomerto Wonosobo
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Tanggal Masuk RS : 26 Juli 2009
Tanggal Keluar RS : 29 Juli 2009
Nomor CM : 440984

2. Anamnesa
a) Keluhan Utama :
Sulit buang air kecil (BAK)
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD BRSD Setjonegoro Wonosobo tanpa surat pengantar.
Pasien merasa nyeri saat BAK, pasien tidak dapat menerangkan nyeri akan, saat, atau
setelah BAK. Pasien mengatakan BAK anyang-anyangan (sering, sedikit-sedikit,
seperti ada yang tersisa dan tidak puas). Harus mengejan jika BAK. Urin pasien
berwarna kemerahan, tidak pernah keruh, tidak pernah keluar batu. Jika malam
kadang terbangun untuk BAK. Dalam semalam dapat BAK 4 kali. Hal ini dirasakan
sudah lama, pasien tidak ingat.
Pasien merasa nyeri perut sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Nyeri perut
diasakan di semua region abdomen dan menjalar sampai kedua pinggang. Sejak 2 hari
sebelum masuk RS nyeri semakin hebat dan tidak bisa BAB. Pasien merasa tidak bisa
BAB pagi hari sebelum masuk RS. Pasien pernah berobat ke dokter tapi keluhan
hanya hilang sementara. Pasien tidak tahu jenis obat-obatan apa saja yang didapat
dari dokter. Pasien tidak merasa mual maupun muntah. Pasien tidak merasa panas.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma pada abdomen dan alat genital sebelumnya disangkal
Riwayat sesak nafas dan bengkak di muka, perut, kaki dan tangan disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat minum jamua-jamuan disangkal
Riwayat penyakit serupa seperti ini sirasakan sejak lama (>1 tahun)
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan
pasien.
e) Anamnesis Sistem
Sistem serebrospinal : Tidak pusing, tidak demam
Sistem respirasi : Tidak batuk, tidak pilek, tidak sesak nafas
Sistem kardiovaskuler : Tidak berdebar-debar, tidak nyeri dada
Sistem digestivus : Tidak mual, tidak muntah, tidak kembung, tidak kentut sejak pagi
hari sebelum masuk RS, tidak bisa BAB sejak 2 hari sebelum masuk RS.
Sistem urogenital : BAK sedikit-sedikit, kemerahan, sering, tidak puas.
Sistem muskuloskeletal : Tidak ada hambatan dalam bergerak
Sistem integumentum : Suhu raba hangat

f) Ringkasan Anamnesis
Pasien RS karena merasa nyeri saat BAK. Pasien mengatakan BAK
anyang-anyangan (sering, sedikit-sedikit dan tidak puas). Urine pasien berwarna
kemerahan. Kadang harus mengejan jika BAK.
Pasien merasa nyeri perut sejak 1 bulan sebelum masuk RS. Nyeri perut
diasakan di semua region abdomen dan menjalar sampai kedua pinggang. Sejak 2
hari sebelum masuk RS nyeri semakin hebat dan tidak bisa BAB.

3. PEMERIKSAAN FISIK

a) Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Status Gizi : Kurang
Vital Sign
Suhu : 36.7º C
Nadi : 60x/menit, teratur, kuat angkat
Pernafasan : 20x/menit, tipe thoracoabdominal
Tekanan darah : 140/80 mmHg

b) Pemeriksaan Kepala
Bentuk Kepala : Mesochepal, tidak terdapat deformitas
Rambut : Dominan hitam dengan sedikit uban, tidak mudah dicabut

c) Pemeriksaan Mata
Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri terlihat anemis.
Sklera : Pada mata kanan dan kiri tidak terlihat ikterik
Pupil : Isokor kanan-kiri, diameter 2 mm, reflek cahaya ( + / + )
Palpebra : Tidak edema
Visus : Baik

d) Pemeriksaan Hidung
Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
Nafas cuping hidung : tidak ada
Sekret : tidak terdapat sekret hidung

e) Pemeriksaan Mulut
Bibir : Tidak sianosis, tidak kering
Lidah : Tidak kotor, tepi tidak hiperemi
Tonsil : Tidak membesar
Faring : Tidak hiperemis
Gigi : 1 0 1 1 0 0
001101

f) Pemeriksaan Telinga
Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
Sekret : tidak ada
Fungsional : pendengaran kurang baik

g) PemeriksaanLeher
JVP: tidak meningkat (R+0 cmH2O)
Kelenjar tiroid : tidak membesar
Kelenjar limfonodi : tidak membesar

h) Pemeriksaan Thorak
1. Paru-paru
Inspeksi : simetris kanan kirii, tidak ada retraksi, tidak ada sikatrik.
Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordia tidak teraba
Perkusi : Batas jantung
Auskultasi : S1 lebih keras daripada S2, reguler,
i) Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, tidak ada sikatrik, tidak ada gambaran darm contour dan darm
steifung
Auskultasi : peristaltik normal
Perkusi : tympani dan redup di regio kanan bawah. NKCV kanan dan kiri.
Palpasi : supel, terdapat nyeri tekan di semua lapang abdomen, teraba adanya
massa ukuran 10x5 cm, imobile, keras di region kanan bawah. Hepar dan lien
tidak teraba.
j) Pemeriksaan genital
Inspeksi : tidak tampak massa, tidak tampak pembesaran scrotum.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, tidak ada pengerasan pada
ventral penis.

k) Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas atas dextra terpasang infus NS 20 TPM, pergerakan tidak terbatas,
pasien terlalu banyak bergerak di tempat tidur.
a) Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium:

Parameter Hasil Satuan


WBC 6640 /μl
LYM 1240 /μl
MID 320 /μl
GRA 5090 /μl
LY % 18,6 %
MI% 4,8 %
GR% 76,6 %
½ jam 35 mm/l
LED 1 jam 87 mm/l
Gol. Darah B
PENCEGAHAN

1. PENCEGAHAN PRIMER
Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk menghindari atau
menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan.

a. Mengkonsumsi makanan sehat yang kaya akan buah dan sayur. Selalu menghindari
makanan yang berlemak tinggi dan kurangi penggunaan suplemen. Sayuran dan buah-
buahan ini mempunyai banyak kandungan vitamin dan mineral yang sangat baik untuk
kesehatan. Salah satu nutrisi yang terkandung di dalamnya yaitu lycopene yang
bermanfaat untuk mencegah kanker prostat.
b. Selalu berolahraga secara teratur. Olahraga ini dapat mengembalikan atau memperbaiki
kesehatan anda serta dapat menjaga berat badan anda. Terdapat bukti yang menjelaskan
bahwa pria yang selalu berolahraga mempunyai kemungkinan kecil untuk terkena
kanker prostat daripada yang tidak berolahraga.
c. Menjaga berat badan anda. Jika saat ini anda sudah mempunyai berat badan yang sudah
ideal, perlu anda pertahankan dengan selalu melakukan olahraga secara teratur. Bagi
anda yang mempunyai berat badan lebih, usahakan mengurangi kalori yang ada pada
makanan anda dan selalu berolahraga dengan teratur.
d. Konsultasi dengan dokter ahli kanker prostat jika anda merasa adanya resiko kanker
prostat pada diri anda. Sebuah penelitian menemukan bahwa obat finasteride (Propecia,
Proscar) dapat menunda dan mencegah terbentuknya kanker prostat pada pria berusia 55
tahun ke atas. Obat ini sudah sering digunakan untuk mengontrol pembesaran kelenjar
prostat serta kerontokan rambut pada pria. Hingga saat ini masih belum ditemukan obat
kanker prostat yang benar-benar paten, namun para ilmuwan sedang mengembangkan
obat kanker prostat yang baru dengan nama Abiraterone.
e. Stop merokok
PENCEGAHAN SEKUNDER
Pencegahan sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini
adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini
mungkin pula.

1. Pemeriksaan colok dubur


Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sarung tangan , kemudian
jari yang diberikan pelumas. Dokter biasanya akan memeriksakan kondisi dari prostat
anda, apakah mengalami pembesaran dan adanya suatu benjolan.
2. Tes PSA ( Prostate – specific Antigen Khusus Prostat )
tes darah yang dilakukan ini mempunyai tujuan untuk membantu mengukr
kadar protein yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. Jika kadarnya semakin tinggi ,
mengindikasikan penyakit kanker prostat. Namun peningkatan yang terjadi pada
kadar PSA ini kadang juga bias disebabkan oleh terjadinya pembesaran prostat atau
juga akibat dari adanya suatu infeksi atau suatu peradangan prostat. Jika hasil dari
pemeriksaan PSA ini sedikit mengalami suatu peningkatan, maka selanjutnya dengan
melakukan pemriksaan Free-PSA untuk membantu menentukan nilai dari rasio free-
PSAsecara total.
3. Transrectal Ultrasound
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonic yang
merupakan salah satu bentuk cara lain untuk bias membantu mendeteksi terjadinya
penyakit kanker prostat.

PENCEGAHAN TERSIER
Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan.
Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya
agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan
terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol
penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit.

4. Melakukan penkes kesehatan mengenai kanker prostat


5. Dianjurkan untuk selalu mengkonsumsi makanan padat gizi sesuai kebutuhan. Anda
dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan pola makan dan komposisi
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anda. Sesuaikan komposisi makan
dengan aktivitas dan kegiatan agar tidak berlebihan yang bisa memicu kegemukan
(menjadi faktor risiko berbagai penyakit) dan juga tidak kekurangan.
6. Pertahankan berat badan anda tetap ideal.
7. Tetap lakukan aktivitas fisik dan olahraga sesuai kemampuan, seperti berjalan, lari,
berenang, dansa, bersepeda atau senam.
8. Kurangi stres (tingkatkan rasa percaya diri, selalu berfikir positif, atur waktu anda dengan
baik, ketahui keterbatasan anda, hilangkan ketegangan, dan berbuatlah sesuatu yang
positif).
9. Untuk para wanita, konsultasikan dengan dokter anda terlebih dahulu untuk
menggunakan terapi hormon pengganti. Mintalah dokter anda menjelaskan keuntungan
dan risiko menggunakan hormon tersebut.
10. Bagi anda yang merokok, sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter untuk membuat
program dan strategi agar anda dapat berhenti merokok.

DIAGNOSA YANG TIMBUL

Dari analisa data diatas  dapat dirumuskan  suatu diagnosis keperawatan yang
dibagi  menjadi 2, yaitu diagnosa sebelum operasi dan diagnosa setelah operasi.
11. Diagnosa sebelum operasi
1. Perubahan eliminasi urine: frekuensi, urgensi, hesistancy, inkontinensi, retensi,
nokturia atau perasaan tidak puas setelah miksi berhubungan dengan obstruksi
mekanik : pembesaran prostat.
2. Nyeri berhubungan dengan penyumbatan saluran kencing sekunder terhadap
pelebaran prostat.
3. Gangguan tidur dan istirahat berhubungan dengan sering terbangun sekunder
terhadap kerusakan eliminasi: retensi  disuria, frekuensi, nokturia.
12. Diagnosa setelah operasi
1. Nyeri berhubungan dengan spasme kandung kemih dan insisi sekunder pada
prostatektomi.
2. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi sekunder dari
prostatektomi bekuan darah odema.
3. Kurang pengetahuan: tentang prostatektomi sehubungan dengan kurang informasi
.
No
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan eliminasi Tujuan: Pola eliminasi 13. Jelaskan pada klien 1 . Meningkatkan pengetahuan
urine: frekuensi, urgensi, normal . tentang perubahan dari pola klien  sehingga klien
hesistancy, inkontinensi, eliminasi  . kooperatif dalam tindakan
Kriteria hasil :
retensi, nokturia atau keperawatan.
perasaan tidak puas 14. Dorong klien untuk
-  Klien dapat berkemih
setelah miksi berkemih tiap 2 – 4 jam dan 2 . Meminimalkan retensi
dalam jumlah normal,
berhubungan dengan bila dirasakan . urine, distensi yang
tidak teraba distensi
obstruksi mekanik : berlebihan pada kandung
kandung kemih
pembesaran prostat. 15. Anjurkan klien minum kemih
-   Residu pasca berkemih sampai 3000 ml sehari, dalam
kurang dari 50 ml toleransi jantung bila 3 . Peningkatan aliran cairan,
diindikasikan. mempertahankan perfusi
-   Klien dapat berkemih
ginjal dan membersihkan
volunter
ginjal dan kandung kemih
dari pertumbuhan bakteri.
2. Nyeri berhubungan Tujuan : Klien menunjukan  16. Kaji nyeri, perhatikan 1. Memberi informasi untuk
dengan penyumbatan bebas dari ketidaknyamanan lokasi, intensitas ( skala 1-10 ), membantu dalam
saluran kencing sekunder dan lamanya. menentukan pilihan    
Kriteria hasil :
terhadap pelebaran Intervensi
17. Beri tindakan
prostat.
-  Klien melaporkan nyeri kenyamanan, contoh: 2. Meningkatkan relaksasi,
hilang / terkontrol membantu klien melakukan memfokuskan kembali
posisi yang nyaman, perhatian dan dapat
-  Ekspresi wajah klien
mendorong penggunaan meningkatkan kemampuan
rileks
relaksasi / latihan nafas dalam. koping.
-  Klien mampu untuk
18. Beri kateter jika 3. Retensi urine
istirahat dengan cukup
diinstruksikan untuk retensi menyebabkan infeksi
-  Tanda-tanda vital dalam urine yang akut : mengeluh saluran kemih, hidro ureter
batas normal ingin kencing tapi tidak bisa. dan hidro nefrosis.
19. Observasi tanda – tanda
vital. 4. Mengetahui perkembangan
lebih lanjut
3. Gangguan tidur dan Tujuan: Kebutuhan tidur 20. Jelaskan pada klien dan 23. Meningkatkan
istirahat berhubungan dan istirahat terpenuhi. keluarga penyebab gangguan pengetahuan klien
dengan sering terbangun tidur / istirahat dan sehingga klien mau
Kriteria hasil:
sekunder terhadap kemungkinan cara untuk kooperatif terhadap
kerusakan eliminasi: menghindarinya. tindakan  keperawatan.
-  Klien mampu istirahat /
retensi  disuria, 24. Suasana yang tenang
tidur dengan waktu yang 21. Ciptakan suasana yang
frekuensi, nokturia. akan mendukung istirahat
cukup. mendukung dengan
klien.
mengurangi kebisingan.
-  Klien mengungkapkan 25. Menentukan rencana
sudah bisa tidur. 22. Batasi masukan minuman untuk mengatasi

yang mengandung kafein. gangguan.

4. Nyeri berhubungan Tujuan: Nyeri berkurang 26. Jelaskan pada klien 28. Kien dapat
dengan spasme kandung atau hilang. tentang gejala dini spasmus mendeteksi gajala dini
kemih dan insisi kandung kemih. spasmus kandung kemih.
Kriteria hasil :
sekunder pada 29. sehingga obat –
27. Pemantauan klien pada
prostatektomi. obatan bisa diberikan.
-   Klien mengatakan nyeri interval yang teratur selama 48
berkurang / hilang. jam, untuk mengenal gejala –
gejala dini dari spasmus
-   Ekspresi wajah klien
kandung kemih.
tenang.
-   Klien akan menunjukkan
ketrampilan  relaksasi.
5. Perubahan eliminasi Tujuan: Eliminasi urine 30. Pertahankan irigasi 33. Mencegah retensi
urine berhubungan normal dan tidak terjadi kandung kemih yang konstan pada saat dini.
dengan obstruksi retensi urine. selama 24 jam  pertama 34. dapat menghambat
sekunder dari aliran urine.
Kriteria hasil: 31. Pertahankan posisi dower
prostatektomi bekuan 35. Mencegah bekuan
kateter dan irigasi kateter.
darah odema . darah menyumbat aliran
-  Klien akan berkemih
urine.
dalam jumlah normal 32. Anjurkan intake cairan
2500-3000 ml sesuai toleransi. 36. Melancarkan aliran
tanpa retensi.
urine.
-   Klien akan menunjukan
perilaku yang
meningkatkan kontrol
kandung kemih.
6. Kurang pengetahuan: Tujuan: Klien dapat 37.  Beri penjelasan untuk 40. Dapat menimbulkan
tentang prostatektomi menguraikan pantangan mencegah aktifitas berat perdarahan .
sehubungan dengan kegiatan serta kebutuhan selama 3-4 minggu. 41. Mengedan bisa
kurang informasi . berobat lanjutan . 38. Pemasukan cairan menimbulkan
sekurang–kurangnya 2500- perdarahan, pelunak
Kriteria hasil:
3000 ml/hari. tinja bisa mengurangi
kebutuhan mengedan
-  Klien akanmelakukan 39. Kosongkan kandung
pada waktu BAB .
perubahan perilaku.
-  Klien berpartisipasi dalam kemih apabila kandung kemih 42. Mengurangi potensial
program pengobatan. sudah penuh . infeksi dan gumpalan
darah .
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat. Beberapa dokter
mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan
bentuk sel-sel kelenjar prostat.Kanker prostat merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3
pada pria dan merupakan penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74
tahun.Kanker prostat jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.

B. SARAN
Perlu informasi dan sosialisasi bagi masyarakat untuk mengkonsumsi kalsium dalam
jumlah aman dan tanda atau gejalah kanker prostat agar para usia lanjut bisa mengobati lebih
cepat. Untuk menghindarkan diri dari Kanker Prostat? Lakukan pemeriksaan PSA setiap tahun
mulai usia 45 tahun, bila terdapat riwayat kanker prostat pada keluarga. Waspada bila terjadi
peningkatan kadar diatas 25%, segera konsultasikan hasil test pada Dokter.Deteksi dini
memberikan keberhasilan terapi yang lebih besar

30
DAFTAR PUSTAKA

Long, Barbara C. 1996. Pendekatan Medikal Bedah 3, Suatu pendekatan proses keperawatan.
Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.

Sjamsuhidayat, R ( et al ). 1997. Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit buku kedokteran, EGC.

Lap / UPF Ilmu Bedah. 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi. Surabaya: Fakultas Kedokteran
Airlangga.
Doenges, Marilyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran, EGC.

31

Anda mungkin juga menyukai