Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN
“ TRANSPIRASI “
Dosen Pengampuh: Drs. Rusdi Hasan, M.Si, Ph.D

Disusun Oleh
Destiana (1821160021)
SEMESTER IV

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya ucapkan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepa,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah FISIOLOGI TUMBUHAN mengenai TRANSPIRASI
TUMBUHANAN ini. Adapun makalah FISIOLOGI TUMBUHAN mengenai TRANSPIRASI
TUMBUHANAN ini telah saya usahakan semaksimal sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada saya sehingga dapat memperbaiki makalah . Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari
makalah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Bengkulu, 17 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpirasi............................................................................................................ 3
B. Macam-macam Transpirasi.................................................................................................... 3
C. Mekanisme Transpirasi........................................................................................................... 4
D. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi................................................................................. 7
E. Kegunaan dan Kerugian Transpirasi....................................................................................... 9
F. Cara Pengkuran Transpirasi....................................................................................................10
G. Evaporasi................................................................................................................................13
H. Evapotranspirasi.....................................................................................................................13
I. Perbedaan Transpirasi dan Gutasi...........................................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di musim panas tahun 1980, John Hanks, seorang ahli ilmu tanah dari Utah State
University, membuat catatan yang teliti tentang jumlah air yang dibutuhkan untuk
menumbuhkan sebatang tanaman bit-gula di kebun Greenville milik unversitas. Sampai
tanaman tersebut dewasa, air setara 620 mm hujan perlu ditambahkan ke kebun itu. Kira-kira
seperempat bagiannya diuapkan langsung dari tanah, tetapi 465 mm sisanya, sebagian besar
lebih dahulu melewati tanaman, baru kemudian ke atmosfer. Penguapan air dari tumbuhan
disebut transpirasi. Pada tumbuhan, peristiwa itu biasanya berhubungan dengan kehilangan
air-dalam melalui stomata, kutikula, atau lentisel. Kemudian, perhitungan dilanjutkan; Hanks
memperlihatkan bahwa 465 kg air ditranspirasikan oleh tanaman bit-gula untuk setiap kg
sukrosa yang dihasilkan; sedangkan untuk menghasilkan 1 kg biomassa kering, termasuk
daun, batang, dan akar, sebanyak 230 kg air ditranspirasikan.
Dalam penelitian tahun 1974, Hanks mendapati bahwa air sebanyak 600 kg 
ditranspirasikan untuk menghasilkan 1 kg jagung kering, dan untuk 1 kg biomassa kering
ditranspirasikan 225 kg air. Jadi, dari air yang melewati tumbuhan dari tanah menuju
atmosfer, dalam contoh ini, hanya kira-kira 1% yang menjadi bagian dari biomassa. Nilai ini
khas, dan sangat berbeda-beda pada berbagai spesies tumbuhan.
Mengapa harus begitu banyak air yang hilang melalui transpirasi untuk membesarkan
tanaman? Karena rangka molekul semua bahan organik pada tumbuhan terdiri dari atom
karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk ke dalam tumbuhan sebagai
karbondioksida (CO2) melalui pori stomata yang paling banyak terdapat di permukaan daun,
dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama ini saat stomata terbuka. Dilema yang
dihadapi tumbuhan adalah bagaimana memperoleh CO2 sebanyak mungkin dari atmosfer yang
sebenarnya sangat sedikit mengandung gas tersebut (kira-kira 0,035% dari volume), dan pada
sama mempertahankan air sebanyak mungkin pula. Para petani menghadapi tantangan yang
serupa juga, yaitu bagaimana mencapai hasil maksimum tanaman dengan menggunakan
sedikit mungkin air irigasi atau curah hujan yang merupakan sumber daya alam yamg terbatas.
            Memahami berbagai faktor lingkungan dan cara faktor tersebut mempengaruhi
transpirasi melalui daun serta penyerapan CO 2 ke dalam daun pada saat-saat yang berlainan
sangatlah sulit, karena berbagai faktor tersebut berinteraksi dengan begitu banyak cara. Factor
lingkungan mempengaruhi tidak hanya proses fisika penguapan dan difusi, tetapi juga
mempengaruhi membuka-tutupnya stomata pada permukaan daun yang dilalui lebih dari 90%
air yang ditranspirasikan dan CO 2. Naiknya suhu daun misalnya, sangat banyak menaikkan
penguapan dan sedikit difusi, namun mungkin menyebabkan stomata menutup atau membuka
lebih lebar, bergantung pada spesies dan faktor lain. Waktu matahari terbit, stomata membuka

1
karena meningkatnya pencahayaan, dan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap
lebih cepat. Naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembapan, maka
transpirasi meningkat dan barangkali bukaan stomata pun terpengaruh. Angin membawa lebih
bayak CO2 dan mengusir uap air. Hal ini menyebabkan penguapan dan penyerapan CO 2
meningkat, tapi agak kurang dari yang diduga, karena meningkatnya CO 2 menyebabkan
stomata menutup sebagian. Bila daun dipanaskan oleh sinar matahari dengan panas yang
melebihi suhu udar, angin akan menurunkan suhunya. Akibatnya transpirasi menurun. Bila
kandungan air tanah terbatas, transpirasi dan penyerapan CO 2 terhambat karena stomata
tertutup.

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan transpirasi?
2) Apasajakah macam-macam transpirasi?
3) Bagaimana mekanisme transpirasi?
4) Faktor apa saja yang mempengaruhi transpirasi?
5) Apasajakah kegunaan dan kerugian transpirasi?
6) Bagaimana cara pengkuran transpirasi?
7) Apa yang dimakud dengan evaporasi dalam transpirasi ?
8) Apa yang dimakud dengan evapotranspirasi?
9) Apa perbedaan transpirasi dengan gutasi?

C. Tujuan
1) Agar mahasiswa dapat mengetahui transpirasi.
2) Agar mahasiswa dapat mengetahui macam-macam transpirasi.
3) Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme transpirasi.
4) Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi.
5) Agar mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dan kerugian transpirasi.
6) Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengkuran transpirasi.
7) Agar mahasiswa dapat mengetahui evaporasi dalam transpirasi.
8) Agar mahasiswa dapat mengetahui evapotranspirasi.
9) Agar mahasiswa dapat mengetahui perbedaan transpirasi dengan gutasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpirasi
Transpirasi merupakan proses menghilangkan air dalam bentuk uap dari jaringan
tanaman atau permukaan daun tumbuhan melalui stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2, terjadi siang hari saat panas,
melaui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang). Transpirasi berlangsung melalui
bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar, yaitu melalui pori-pori daun seperti
stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses fisiologi tanaman. Transpirasi adalah
terlepasnya air dalam bentuk uap air melalui stomata dan kutikula ke udara bebas (evaporasi).
Jadi semakin cepat laju transpirasi berarti semakin cepat pengangkutan air dan zat
hara terlarut, demikian pula sebaliknya. Alat untuk mengukur besarnya laju transpirasi melalui
daun disebut fotometer atau transpirometer. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air
melalui kutikula hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan. Air sebagian besar
menguap melalui stomata, sekitar 80% air ditranspirasikan berjalan melewati stomata,
sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi. Selain itu
transpirasi juga terjadi melalui luka dan jaringan epidermis pada daun, batang, cabang,
ranting, bunga, buah dan akar. Tidak semua tumbuhan mengalami proses transpirasi.
Sedangkan pada tumbuhan yang mengalami proses ini, transpirasi terkadang terjadi secara
berlebihan sehingga mengakibatkan tumbuhan kehilangan banyak air dan lama kelamaan layu
hingga akhirnya mati.

B. Macam-Macam Transpirasi
1) Transpirasi Kutikula
Transpirasi kutikula merupakan evaporasi(penguapan) air yang tejadi secara langsung
melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang
dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang
hilang terjadi melalui stomata.

[Gambar 1: Transpirasi Kutikula]


2) Transpirasi Stomata

3
Transpirasi stomata merupaka sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara
sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel
mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar
sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
atmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu
selalu jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi
kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab.

[Gambar 2: Transpirasi Stomata]


3) Transpirasi Lentikuler
Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel yang tersusun lepas yang
dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang melalui jaringan ini sebesar 0.1 %
dari total transpirasi.

C. Mekanisme Transpirasi
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses
kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah
difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan
air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas
pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari
tanah ke akar. Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan
palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah
dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga
antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang
banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel
belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan

4
mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air
dari batang dan batang menerima dari akar. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel
akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak
membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada
epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara
rongga antar sel dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup
saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis
pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan
berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan
ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995). Loveless (1991) dalam
literaturnya menyebutkan terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan
itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat
terlaksana. Jika tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.

[Gambar 3: Mekanisme Transpirasi]


 Skema mekanisme membukanya stomata.
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel
menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula
menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan turgor stomata membuka (Pandey dan
Sinha, 1983). Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar
bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami
tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan
yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis
akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi

5
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran
udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma
yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang
berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi
pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk
mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon
dioksida dari udara untuk berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa
tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh
ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman
ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi.
Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan
menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada
lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan
xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian
dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus
menerus berlanjut.
Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi.
Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi
dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan transpirasi terus terjadi, air
akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain
mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman
yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena
terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

6
[Gambar 4: Mekanisme Membuka dan Menutup Stomata]

D. Faktor yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan


Proses transpirasi memiliki beberapa faktor yang diantaranya faktor dalam dan faktor luar.
1) Faktor Dalam
 Penutupan Stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak
tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika
stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata
Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi
lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
 Jumlah dan Ukuran Stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai
pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan
penutupan stomata.
 Ukuran dan Jumlah Daun
Semakin luas daerah permukaan daun, maka akan semakin besar transpirasi.
 Penggulungan atau Pelipatan Daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. Jika suatu tumbuhan memiliki
jumlah daun yang lebih banyak maka hal tersebut berarti terdapat permukaan yang
lebih besar dan lebih banyak stomata untuk transpirasi. Hal tersebut akan membuat
proses penguapan terjadi lebih banyak.
 Kedalaman dan Proliferasi Akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam
meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah )

7
meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi
pelayuan permanen.
2) Faktor Luar
 Sinar Matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma
dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah),
maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan
tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan
melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .
 Temprature
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun
yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama
dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F
lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat
pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan
uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah
tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam
ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang
terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan
mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
 Kelembaban Udara
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang
demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap
di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap
air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi
tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah,
udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan
konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke
dalam daun melalui stomata dengan proses kebalika transpirasi. Laju gerak masuknya
molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu
kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto
dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi
akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara. 

8
 Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin
membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian,
maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi
ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung
untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui
penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap
penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi,
cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. 
 Keadaan Air dalam Tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada
di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat
bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju
transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel
mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak  Laju transpirasi
dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang
hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada
penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada
malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun
lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar,
gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.

E. Kegunaan dan Kerugian Transpirasi


1) Kegunaan transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang
membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam
hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan
dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk
penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, 
membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi
optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas
suhu daun.  pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi.
Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi

9
berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada
siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika
transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
2) Kerugian Transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan  tanaman  jika  lengas  tanah  terbatas, penyerapanair 
tidak mampu mengimbangi  laju  transpirasi, tanaman  layu, layu permanent, mati, hasil 
tanaman menurun. Sering  terjadi di daerah kering, perlu  irigasi.

F. Pengkuruan Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah
karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam
berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk
menaksir laju transpirasi :
1) Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti
dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah
jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan
daun dan ditutup dengan gelas preparat. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna
biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun
yang ditutup kertas.

[Gambar 5: Pengukuran Transpirasi dengan Kertas Korbal Klorida]


2) Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila
air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah
air yang dikeluarkan oleh transpirasi.

10
[Gambar 6: Pengukuran Transpirasi dengan Potometer]
3) Pengumpulan Uap Air yang di Transpirasi
Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana
tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.

[Gambar 8: Pengukuran Transpirasi dengan Pengumpulan Uap Air]


4) Penimbangan Langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh
dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan
tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untukjangka waktu
tertentu dengan penimbangan langsung.

[Gambar 8: Pengukuran Transpirasi dengan Penimbangan Langsung]

11
Cara lain pengukuran Transpirasi:
1) Metode lisimeter atau metode grafimeter
Dua abad yang lalu, Stephen Hales mempersiapkan tanaman dalam pot dan
tanamannya yang ditutup rapat agar air tidak hilang, kecuali dari tajuknya yang
bertranspirasi kemudian, tanaman dalam pot itu ditimbang pada selang waktu tertentu, dan
arena jumlah air yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman ( misalnya, yang diubah
menjadi karbohidrat ) kurang dari 1 % dari jumlah air yang di transpirasikan, maka
sebenarnya semua perubahan bobot dapat dianggap berasal dari transpirasi. Ini dinamakan
metode lisimeter.
Hanks dan peneliti lannya sudah banyak sekali mengembangkan metode sederhana
ini. Lisimeter miliknya di kebun Greenville merupakan beberapa bejana yang besar
( beberapa meter kubik besarnya ) diisi penuh dengan tanah dan dikuburkan, sehingga
permukan atasnya sama tinggi dengan permukaan lapangan. Bejana terebut diletakkan di
dekat bantalan karet besar yang diletakkan didasarnya dan diisi air dan zat anti beku yang
dihubungkan dengan pipa yang tegak keatas permukaan tanah. Tinggi cairan dalam pipa
menunjukkan ukuran bobot lisimeter, maka permukaannya berubah-ubah sejalan dengan
perubahan kandungan air dalam tanah dilisimeter dan dalam tanaman yang sedang
tumbuh, walaupun bobotnya kecil saja di bandingkan dengan bobot tanah. Jumlah air
tanah di tentukan oleh air irigasi dan jumlah hujan dikurangi evapotranspirasi, yaitu
gabungan antara penguapan dari tanah dan transpirasi dari tumbuhan.
Penguapan dari tanah dapat diduga dengan berbagai macam cara. Lisimeter
merupakan metode lapangan paling handal untuk mempelajari evapotransipirasi, tapi
memang mahal dan tidak mudah di pindah-pindahkan. Meskipun tidak diseluruh dunia,
lisimeter banyak digunakan. Teknik yang lebih umum, menggunakan persamaan
perimbangan air untuk menghitung evapotranspirasi dari selisih anars masukkan dan
pengeluaran.
Et = irigasi + hujan + pengurasan – drainase – aliran permukaan.
Dengan Et = evapo transpirasi, dan pengurasan adalah kehilangan dari cadangan tanah.
Pengukuran cadangan air tangah pada awal dan akhir suatu periode menghasilkan nilai
pengurasaan.
2) Metode pertukaran gas atau metode kurvet
Dalam metode ini, transpirasi dihitung dengan cara mengukur uap air di atmosfer
yang tertutup yang mengelilingi daun. Sehelai daun di kurung dengan sebuah kuvet
bening misalnya, dan kelembabapan suhu, dan volume gas yang masuk dan keluar kuvet
di ukur.

12
G. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi)
maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang
lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara
drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya
merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada
permukaan daun.
Tabel pembeda transpirasi dan evaporasi

N Transpirasi Evaporasi
o
1 Proses fisiologi yang termodifikasi Proses fisiologi murni
2 Diatur bukan stomata Tidak diatur bukan stomata
3 Diatur beberapa macam tekanan Tidak diatur oleh tekanan
4 Terjadi di jaringan hidup Tidak terbatas jaringan hidup
5 Permukaan sel basah Permukaan sel kering

H.  Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air
(vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang
penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan
seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basa

I. Tabel Perbedaan Transpirasi dan Gutasi

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata.Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil
ke rongga antar sel yang ada dalam daun.

Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :


a) Kertas korbal klorida
b) Potometer
c) Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
d) Penimbangan langsung
Keuntungan dan kerugian transpirasi tumbuhan.
Keuntungan:
1.      Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel.
2.      Penyerapan dan pengangkutan air, hara .
3.      Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal.
4.      Pengaturan bukaan stomata.
5.      Mempertahankan suhu daun.
Kerugian:
1. Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, tanaman layu, layu
permanent, mati, hasil tanaman menurun.
2. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah.

14
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT Raja Grafindo  Persada;


Jakartahttps://teks.co.id/transpirasi/

https://www.slideshare.net/siskakpurba/transpirasi-stomata

https://www.slideserve.com/siran/transpirasi

https://slideplayer.info/slide/12704825/

http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-transpirasi.html

http://nuzulularipin.blogspot.com/2012/06/transpirasi-pada-tumbuhan.html

https://contohsoal.co.id/transpirasi/

http://samudraituluas.blogspot.com/2017/04/mekanisme-transpirasi-dan-adaptasi.html

http://septiaarmaynati.blogspot.com/2014/11/transpirasi.html

https://pakdosen.co.id/gutasi-dan-transpirasi/

15
16

Anda mungkin juga menyukai