Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 1 METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI

JURUSAN TEKNIK SIPIL FT UKI


SEMESTER GENAP 2020/2021
NAMA : GILBERT TUA NOVENSIUS SILABAN
NIM : 1853050003
MATA KULIAH : METODOLOGI PELAKSAAN KONSTRUKSI
DOSEN : CANDRA C. PURNOMO, ST, MT

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JENIS-JENIS PROJECT DELIVERY METHOD (PDM

1. Swakelola (Owner-Provided Delivery)

2. Tradisional (Design-Bid-Build/DBD)

Sistem ini merupakan sistem tradisional yang banyak digunakan oleh kegiatan ‐kegiatan proyek pada sebagaian
besar kegiatan di seluruh dunia pada beberapa dekade terakhir. Design‐bid‐build (D‐B‐B) secara harfiah berarti
Perencanaan‐Pelelangan‐Pembangunan, dimana metode linier ini dimulai dengan perencanaan yang
dilanjutkan dengan tahap pelelangan (untuk memilih pelaksana pembangunan yang sesuai), serta tahap
ketiganya adalah pelaksanaan pembangunan itu sendiri yang dilaksanakan oleh kontraktor yang terpilih
pada proses kedua. Pada metoda ini terdapat tiga peserta hubungan utama, yaitu pemilik/owner,
engineer/architect, dan kontraktor.

Keuntungan Sistem Design‐Bid‐Build:


‐ Owner mengendalikan penuh secara langsung pada seluruh kegiatan
perencanaan/perancangan dan kegiatan pembangunan/konstruksinya
‐ Perubahan‐perubahan rancangan dapat dilaksanakan dengan mudah sebelum proses
konstruksi dimulai
‐ Seluruh design perencanaan selesai sepenuhnya sebeleum proses/fase pelaksanaan
konstruksi dikerjakan
‐ Biaya pelaksanaan konstruksi tetap pada saat kontrak pembangunan ditandatangani (bila
tidak ada pekerjaan tambah/kurang)
‐ Pemilihan penyedia jasa pembangunan (kontraktor) dapat menghasilkan penawar dengan
biaya paling rendah karena terjadi suatu kompetisi antar kontraktor
‐ Pelaksanaan sistem ini relatif mudah untuk dilaksanakan
‐ Kualitas hasil perencanaan maupun pekerjaan pembangunan dikontrol/dikendalikan penuh
oleh owner

Kerugian Sistem Design‐Bid‐Build:

‐ Memerlukan sumber daya dan tingkat keahlian pemahaman konstruksi yang cukup
tinggi di pihak owner untuk dapat menentukan hasil perancangan maupun kualitas
bangunan yang dikerjakan
‐ Pengguna jasa/pemilik bertanggung jawab kepada kontraktor apabila terdapat kesalahan
atau kekurangan pada hasil desain perancangannya.
Karena kontraktor memberikan penawaran sesuai dengan desain/perencanaan
yang diberikan sebelumnya oleh pemilik, pada pelaksanaan pembangunannya
berpotensi besar terjadi perubahan di lapangan sehingga nilai akhir pekerjaan
menjadi lebih besar. Dalam arti lain, bahwa kontraktor menanggung resiko
terhadap peningkatan/pembengkakan biaya kontsruksi akibat adanya
kesalahan/kekurangan pada desain.
‐ Kepastian biaya pembangunan tidak dapat dipastikan hingga kontrak pelaksanaan
ditandatangani
‐ Sehubungan proses pelaksanan sistem ini dilaksanakan secara bertahap, biasanya
berakibat pada durasi proyek mulai dari perencanaan hingga penyelesaian pekerjaan menjadi
relatif lebih lama (tahap pelaksanaan pekerjaan tidak dapat dikerjakan sebelum
3. Manajemen Konstruksi (Construction Management)
4. Rancang Bangun (Design-Build/DB)
5. Variasi DB

Anda mungkin juga menyukai