Kelompok 9 – JA
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1 PROSEDUR PERCOBAAN.......................................................................3
1.1. Tujuan Praktikum.........................................................................................3
1.2. Alat dan Bahan.............................................................................................3
1.2.1. Alat.....................................................................................................3
1.2.2. Bahan.................................................................................................3
1.3. Prosedur Percobaan......................................................................................3
1.3.1. Percobaan 1........................................................................................3
1.3.2. Percobaan 2........................................................................................3
BAB 2 HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA..............................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
BAB 1
PROSEDUR PERCOBAAN
1
fluidisasi. Bagian ini sudah dirancang sedemikian rupa sehingga
udara yang mengalir melewati bed akan sama di setiap tempat
tanpa menyebabkan penurunan tekanan berlebihan. Sedangkan
bagian atas tabung terdiri atas penyaring udara, sehingga bed
tidak akan terbawa keluar oleh udara ketika terjadi fluidisasi.
Pemanas Unggun (Heater)
Pemanas unggun (Heater) ini terdiri dari beberapa elemen yaitu:
mesin Heater, batang pemanas unggun, bed chamber, dan
unggun. Panas permukaan batang heater bersinggungan
langsung dengan unggun (bed) di dalam chamber berfungsi
untuk memberikan panas ke unggun (bed) baik secara konduksi,
konveksi, maupun radiasi sehingga terjadi aliran perpindahan
panas pada unggun yang terfluidisasi. Ukurannya 12.7 mm
diameter x 37 mm panjang dengan luas permukaan 16 cm 2.
Suhunya diatur dengan control temperatur.
Selang Udara dari Kompressor
Mengalirkan udara dari kompresor ke bed chamber yang
terhubung dengan pemanas unggun.
Flowmeter
Alat untuk mengukur dan mengatur laju alir udara yang masuk
dengan memutar tombol yang ada untuk menaikkan dan
menurunkan logam yang ada di dalamnya ke skala yang
diinginkan.
Amperemeter
Alat berupa jarum penunjuk dengan skala–skala tertentu
digunakan untuk mengukur arus listrik (I) yang nantinya nilai I
tersebut dapat digunakan untuk menghitung daya yang
dihasilkan (P).
Voltmeter
Alat berupa jarum penunjuk dengan skala – skala tertentu
digunakan untuk mengukur tegangan listrik (V) yang nantinya
2
nilai I tersebut dapat digunakan untuk menghitung daya yang
dihasilkan (P).
Termokopel dan Saklar Termokopel
Alat untuk mengukur temperatur bed.
Orifice Differential Pressure
Alat ukur tekanan P2, yakni tekanan di bagian atas chamber
berisi unggun, di mana nilai tekanan tersebut merupakan
tekanan yang telah mengalami kehilangan tekanan akibat aliran
udara yang melewati unggun.
Bed Chamber Pressure
Alat ukur tekanan P1, yakni tekanan di bagian bawah chamber
berisi unggun sebelum unggun dilalui oleh aliran udara yang
menimbulkan drag force dan menyebabkan pressure drop hingga
akhirnya unggun terfluidisasi.
1.2.2. Bahan
Unggun
Partikel-partikel padatan yang digunakan sebagai unggun (bed)
yang diamati perilakunya melalui fenomena fluidisasi yang
diujicobakan. Partikel padatan yang digunakan dalam
percobaan adalah fused alumina (white aluminium oxide,
Al2O3) yang halus dan berwarna putih dengan densitas sebesar
3770 kg /m3 dan diameter 1,77x 10-4 m.
3
3. Mencatat perubahan tekanan pada unggun.
4. Mengukur tinggi akhir unggun.
5. Ulangi tahapan 1 sampai 4 dengan memvariasikan laju aliran
udara dari 0; 0,4; 0,6; 0,8; 1,0; 1,2; 1,4; 1,6; dan 1,7 L/s secara
berurutan, kemudian ulangi lagi dnegan urutan sebaliknya (1,7
0)
1.3.2. Percobaan 2
4
BAB 2
HASIL PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
5
2.1.2. Percobaan 2
6
Hubungan antara laju alir udara dengan penurunan tekanan
Gambar 2.2. Grafik Hubungan Laju Alir Udara dengan Penurunan Tekanan
2.2.2. Percobaan 2
Mencari Cp udara,
Persamaan: Cp = A + BT + CT2 + DT3 (J/kg mol oC)
Bisa pake table, sertakan sumber ya!
Mencari nilai Bilangan Prandtl (Pr)
7
v μ/ ρ
Pr= =
∝ k / ρ∙ C p
Mencari nilai Bilangan Reynold (Re)
ρ∙v∙d
ℜd=
μ
Kecepetan udara (v) dicari menggunakan
Q
v=
A bed
Mencari nilai Bilangan Nusselt (Nu)
3 1
Nud =0,0395 ℜd 4 Pr 3
Mencari nili koefisien perpindahan kalor (h)
h∙d
Nu=
k
8
BAB 3
ANALISIS PERCOBAAN
3.1. Percobaan 1
Hubungan laju alir dengan perubahan ketinggian bed
Salah satu tujuan percobaan 1 ini dilakukan adalah untuk mencari
ketinggian unggun yang dihasilkan ketika laju alir udara divariasikan
dengan diturunkan dan dinaikkan. Percobaan ini dilakukan untuk
memahami korelasi antara tinggi unggun dan kecepatan udara baik pada
saat laju alir bertambah dan laju alir berkurang. Hasil percobaan berupa
data meliputi data laju alir, ketinggian unggun, dan penurunan tekanan
pada percobaan dengan laju alir bertambah dan laju alir berkurang.
Dari data yang diperoleh dalam percobaan didapatkan bahwa pada
laju alir tertentu, perubahan ketinggian unggun sangat signifikan. Pada laju
alir yang bertambah, perubahan ketinggian unggun pada laju alir 0,6 L/s
adalah sebesar 0,2 cm, nilai tersebut melonjak menjadi 3,5 cm pada laju
alir 0,8 L/s. Sedangkan pada laju alir yang berkurang, pelonjakan nilai
ketinggian unggun terjadi dua kali antara laju alir 0,4 L/s dengan laju alir
0,6 L/s dan antara laju alir 0,6 L/s dengan laju alir 0,8 L/s.
Pada saat kecepatan gas dinaikkan lebih dari kecepatan fluidisasi
minimum (Vmf), aliran gas yang meningkat tersebut membentuk
gelembung. Gelembung udara yang tidak mengandung partikel akan terus
naik melewati partikel-partikel bed. Gelembung-gelembung ini membuat
perilaku unggun terfluidisasi menjadi kompleks. Untuk kecepatan
superfisial tinggi, permukaan berfluktuasi karena pecahnya gelembung di
permukaan, sehingga ketinggian unggun hanya dapat diukur dengan
perkiraan. Selain itu, ketika percobaan, ketinggian unggun yang terangkat
tidak merata di semua sisi sehingga semakin menyulitkan pembacaan
ketinggian unggun yang terangkat.
Sementara itu, pada rentang laju aliran tertentu, perubahan
ketinggian bed menjadi konstan pada laju alir yang bertambah. Begitu juga
pada laju alir yang berkurang dimana pada rentang laju aliran tertentu
9
perubahan ketinggian bed menjadi relatif konstan. Hal ini menunjukkan
bahwa pada laju alir 0 – 0,6 L/s, terjadi fenomena fixed bed. Fenomena ini
terjadi karena laju alir udara kurang dari minimum fluidized velocity, Umf.
Artinya, drag force yang dihasilkan udara kurang dari berat partikel
unggun.
Selanjutnya, pada kedua kurva pada Gambar 2.1. Grafik Hubungan
Laju Alir Udara dengan Unggun, ditunjukkan bahwa setelah mencapai
Umf, perubahan ketinggian unggun naik seiring dengan kenaikan laju alir
udara. Pada dasarnya, kedua kurva tersebut menunjukkan kesamaan,
dimana laju alir udara sebanding dengan ketinggian unggun. Saat
ketinggian unggun konstan, artinya unggun masih dalam kondisi packed
bed atau fixed bed, dimana gaya berat dari unggun masih lebih besar dari
gaya dorong yang diberikan fluida. Dan saat mulai terfluidisasi, laju alir
gas yang semakin besar dapat memberikan drag force yang makin besar
pada unggun sehingga partikel-partikel terangkat. Hal ini sesuai dengan
teori pada persamaan Navier-Stoke, karena laju alir udara yang semakin
cepat meyebabkan drag force udara semakin besar sehingga unggun
didorong ke atas oleh udara, ketinggiannya semakin tinggi.
Jika grafik untuk laju alir yang meningkat dengan yang berkurang
dibandingkan, dapat dilihat bahwa unggun diam tidak terjadi dan
perubahan ketinggiannya lebih besar pada percobaan dengan laju alir yang
berkurang. Hal ini dikarenakan percobaan dilakukan pada unggun yang
telah terfluidisasi sehingga bentuk dan karakteristik unggun tidak sama
dengan unggun pada percobaan laju alir yang meningkat.
10
tekanan pada percobaan dengan laju alir bertambah dan laju alir
berkurang.
3.2. Percobaan 2
11
BAB 4
KESIMPULAN
1. Pada kecepatan alir udara 0 - Umf (minimum fluidized velocity), unggun masih
diam (fixed bed), sedangkan pada kecepatan alir udara mencapai Umf atau
lebih besar, unggun menjadi terfluidisasi (bed terfluidisasi). Pada fenomena
fixed bed, drag force yang dihasilkan udara kurang dari berat partikel unggun,
sehingga perubahan ketinggian bed menjadi relatif konstan dan nilai pressure
drop terus meningkat. Bed atau unggun akan mulai terfluidisasi ketika drag
force dengan bed sudah seimbang/sama besar gaya berat bed atau partikel
unggun tersebut sehingga perubahan ketinggian bed menjadi meningkat dan
nilai pressure drop menjadi konstan.
2. Besar kecepatan superficial (laju alir udara) berbanding lurus dengan pressure
drop, sehingga semakin besar kecepatan superficial, semakin besar juga besar
pressure drop, tetapi pada waktu tertentu pressure drop akan menjadi konstan
ketika kecepatan superficial sama dengan atau lebih besar dari Umf (minimum
fluidized velocity).
3. Besar kecepatan superficial juga berbanding lurus dengan ketinggian bed,
sehingga semakin besar kecepatan superficial, akan semakin tinggi bed, tetapi
akan konstan pada waktu tertentu ketika kecepatan alir udara kurang dari Umf
(minimum fluidized velocity).
4.
Harus menjawab tujuan ya!
12
DAFTAR PUSTAKA
C.J. Geankopis. 1983. Transport Processes and Unit Operation 2nd edition. Allyn
and Bacon Inc: Massachusetts.
Cocco, R., Karri, S. and Knowlton, T., 2014. Introduction to Fluidization. AIChE
CEP, November 2014, p.22.
De Nevers, Noel. 1991. Fluid Mechanics for Chemical Engineering 2nd Edition.
Singapore: McGraw-Hill.
Perry, Robert H. “Chemical Engineers’ Handbook”. USA: McGraw-Hill
Tim Penulis. 2019. Modul Praktikum Unit Operasi Proses 1. Depok: Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Mc.Cabe, Warren L. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering. 4th edition.
Mc.Graw-Hill International Book Company: Singapore.
Moo-Young.The Blending Efficiences of Some Impeller in Batch Mixing.AICheJ,
18(1),2005,pp. 178-182
Warren McCabe, Julian Smith, dan Peter Harrior. 1994. Unit Operation of
Chemical Engineering, 5th edition.New-York: Mc-Graw Hill
International.
White, Frank. 2009. Fluid Mechanics Seventh Edition. New York : McGraw-Hill.
13
Format Tabel
- Centered
- Di atas tabel
- TNR, 10 pt
Percobaan Hasil
x y
Format Gambar
- Centered
- Di bawah gambar
- TNR, 10 pt
Gambar 1. 1 Makara UI
(sumber: …..)
DEADLINE PENGUMPULAN
Senin, 9 November 2020
12:00 WIB
Kumpulkan ke:
https://forms.gle/xKYCxRXKfgHRsjK68
dalam bentuk PDF!
14