Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

‘‘ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI’’


Dosen pengampu: Nelwati, S.Kp, MN, PhD

Disusun oleh:
KELOMPOK 4

1. Allvi dayu nengsih (2011311004)


2. Monica lestari(2011311019)
3. Afdalina Rahmida Wati (2011312020)
4. Fadillah Buyatma Putri (2011312017)
5. Weli Puspita Sari (2011312026)
6. Elvina Dwita (2011312023)
7. Janika Wahyuningsih (2011311016)
8. Intan Dwi Putri (2011312032)
9. Rahmadina Zanri (2011311052)
10. Fitria Rahmi Meilani (2011312035)
11. Kholik Mikro Jatortu Daulay (2011312029)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah  ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, 29 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………….……... 2
DAFTAR ISI………………………………………………….…. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………... 4
1.2. TUJUAN……………………………………………….… 4
1.3. MANFAAT…………………………………………….… 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI……………..… 5
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN………………………………………….. 22
3.2. SARAN………………………………………………..… 22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….... 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidahkaidah keperawatan sebagai suatu
profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,bersifat humanistic, dan berdasarkan
pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Asuhan
keperawatan dapat di pertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis,
sistimatis, dinamis dan restruktur (Muhlisin, 2011).
Mutu asuhan keperawatan sangat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan kesehatan dan
bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra institusi palayanan di mata masyarakat.
Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik
keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang diwujudkan dalam bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai
evaluasi (Nursalam, 2008). Standar asuhan keperawatan berfungsi sebagai pedoman maupun
tolak ukur dalam pelaksanaan praktek keperawatan agar sesuai dengan nilainilai profesional,
etika dan tanggung jawab (Anwar, 2000).
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000).

1.2. TUJUAN PENULISAN 


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenui tugas kelompok pratikum ilmu
keperawatan dasar 2 dan untuk mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam asuhan
keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.3. MANFAAT
Agar mengetahui dan lebih memahami tentang asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI


1. Pengkajian
        Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien
harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk
memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis,
psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1). Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri
tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm
atau inchi.
2). Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat
ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10&. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b. Menimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. “Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik”)
3).Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran
ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan
olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
g) Nilai normal wanita           : 16,5-18 cm
Pria             : 12,5-16,5cm
4). Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian
lengan atas.

b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien
diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin.
Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.
a) Hemoglobin normal
Pria            : 13-16 g/dl
Wanita       : 12-14 g/dl
b) Hematokrit normal
Pria            : 40-48 vol %
Wanita       : 37-43 vol%
c) Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status


Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan
saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk
mengetahui status individu:
Organ / sistem Tanda normal Tanda abnormal
tubuh
Rambut Licin, berkilau, Kusam, rontok,
baik kering atau tumbuh tidak
berminyak sempurna
Kulit Halus, sedikit Kering, pecah-
basah, tugor baik pecah, bersisik
Mata Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,
konjuntiva tidak konjungtiva pucat
pucat
Cardiovaskuler HR, tensi, nadi, HR, tensi tidak
irama jantung normal, irama
teratur jantung tidak
teratur
Otot-otot Kuat dan Lembek dan
berkembang biak berkembang tidak
baik
Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan
BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit
dan normal menelan,
konstipasi
Aktifitas Bersemangat, giat Energi kurang,
dan tidur normal lemah, susah tidur
Neurologi Refleks normal, Refleks kurang,
emosi dan iritable, perhatian
perhatian baik kurang, dan emosi
labil

Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:


1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi
nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a). PCM/PEM ringan
BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur
b). PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c). PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah
tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran,
apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a. Odem
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat:
kelaparan, hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney,
Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang,
status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi
nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien
tentang nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan sambil
Makanan mendengarkan musik, makan sambil
melihat televisi
Makanan Suka makan lalap, suka sambel, suka
kesukaan coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak
Riwayat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
kesehatan/ adanya alergi
pengkomsumsian
obat

2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1). Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
 Kemungkinan ditemukan data:
a) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat
penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b)Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c) Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d)Penurunan nafsu makan
e) Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
f) Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g)Kesulitan mengunyah
  Masalah klinik yang berhubungan dengan:
a) Anoreksia nervosa
b)AIDS
c) Pembedahan
d)Kehamilan
e) Kanker
f) Anemia
g)Marasmus

2). Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi


Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan
metabolism tubuh
  Kemungkinan data yang ditemukan:
a) Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
b) Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
c) Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d) Penurunan kebutuhan metabolisme
e) Kelebihan asupan
f) Perubahan gaya hidup
  Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
a) Obesitas
b) Hipotiroidesme
c) Klien dengan pemakaian kortikosteroid
d) Imobilisasi

3. Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental

Rencana tindakan   :
1. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
2. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
3. Ajarkan untuk merencanakan makanan
4. Kaji tanda vital dan bising usus
5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
 Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
 Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan
jumlah kalori dan tanpa kontraindikasi
 Menata ruangan senyaman mungkin
 Menurunkan stress psikologis
 Menjaga kebersihan mulut
 Menyajikan makanan mudah dicerna
 Hindari makanan yang mengandung gas

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
 Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat
rendah kalori atau 1/2 atau 1/4  larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
 Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan
seperti jus atau sop kental
 Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
 Pertahankan posisi selama 10-15 menit
 Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esophagus
 Mulai dari jumlah yang kecil
 Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan
berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
 Hindari makanan yang mengandunf lemak
 Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
 Lakukan program olah raga

4. Implementasi
1). Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan  makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
 Piring
 Sendok
 Garpu
 Gelas
 Serbet
 Mangkok cuci tangan
 Pengalas
 Jenis diet

Prosedur kerja:
 Cuci tangan
 Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
 Atur posisi klien
 Pasang pengalas
 Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
 Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit
dan berikan minum sesudah makan
 Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
 Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
 Cuci tangan

2). Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung


Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui
pipa lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin

Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5. Letakkan bengkok di dekat klien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai
hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui
hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
 Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada
gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
 Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah
masuk, setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong
atau spuit pada pangkal pipa
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan
beri minum lalu pipa penduga diklem
12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
13. Cuci tangan
3). Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan
infuse yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi
melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa
nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan harian.
1. Nutrisi Parenteral Parsial
         Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi Parenteral Total
         Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti
Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan
yang mengandung lemak seperti intralipid
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan
melalui vena perifer. (Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)

5. Evaluasi
1). Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2). Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan
3).  Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat

CONTOH KASUS :
Ny. S berusia 70 tahun menderita Diabetes Melitus.Ny. S beragama islam, suku bugis, tinggal
di kelurahan Kapasa Raya Kec. Tamalanrea Kota Makassar. Saat perawat melakukan
pengkajian di dapatkan data bahwa Ny. S tampak begitu kurus serta terbaring lemah di
tempat tidurnya. Ny. S mengatakan tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan bahwa Ny. S
hanya memakan beberapa sendok bubur yang diberikan. Hasil pemeriksaan TTV : Nadi
77x/menit, RR 20 x/menit, TD 150/90 mmHg, Suhu 35,8°c. TB 150 cm, BB 38 Kg.

A. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Alamat : Kelurahan Kapasa Raya Kec. Tamalanrea Kota Makassar
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun (Elderly)
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Bugis
Tingkat pendidikan :-
Lama tinggal di panti :-
Sumberpendapatan :-
Keluarga yang dapat di hubungi : Ada
RiwayatPekerjaan :-

RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang dirasakan saat ini : Tidak nafsu makan
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir : Klien mengatakan tidak nafsu makan,
klien tampak begitu kurus serta terbaring lemah di tempat tidurnya. Keluarga klien
mengatakan bahwa klien hanya memakan beberapa sendokb ubur yang diberikan.
Penyakit saat ini : Diabetes Melitus

STATUS FISIOLOGI
Postur tulang belakang lansia : membungkuk

TANDA-TANDA VITAL DAN STATUS GIZI


Suhu : 35,8°C
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Nadi : 77 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Berat badan : 38 Kg
Tinggi badan : 150 cm = 1,5 m

BB( Kg) 38(Kg) 38


IMT : 2 = 2 = = 16,88 (Berat badan kurang)
(TB) (m) (1,5) (m) 2,25

Normal IMT (Indeks Massa Tubuh)


Nilai IMT Artinya
18,4 kebawah Berat badan kurang
18,5 – 24,9 Berat badan ideal
25 – 29,9 Berat badanl ebih
30 – 39,9 Gemuk
40 keatas Sangat gemuk

PENGKAJIAN HEAD TO TOE


Kepala
Kebersihan : Bersih
Kerontokan rambut : Tidak
Keluhan : Tidak ada

Mata
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Sklera
Strabismus : Tidak
Penglihatan : Kabur
Peradangan : Tidakada
Riwayat katarak : Tidak
Keluhan : Tidakada
Penggunaan kacamata : Tidak

Hidung
Bentuk : Simetris
Peradangan : Tidakada
Penciuman : Terganggu
Jika ya, jelaskan : Klien mengalami penurunan indra penciuman
termasuk saat mencium aroma makanan yang menyebabkan tidak adanya
rangsangan pada klien keinginan untuk makan.

Mulut dan tenggorokan


Kebersihan : Bersih
Mukosa : Kering
Peradangan /stomatitis : Tidak ada peradangan
Gigi geligi : Gigi tanggal
Radang gusi : Tidak ada peradangan
Kesulitan menguyah : Ya
Kesulitan menelan : Ya

Telinga
Kebersihan : Bersih
Peradangan : Tidak
Pendengaran : Terganggu
Jika,terganggu jelaskan : pendengaran klien agak terganggu sehingga jika diajak
berbicara harus mengulangi kata yang diberikan.

Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran tyroid
Kaku kuduk : Tidak ada kaku kuduk

Dada
Bentuk dada : Simetris
Retraksi : Tidak ada
Wheezing : Tidak ada
Ronchi : Tidak ada
Suara jantung tambahan : Tidak ada

Abdomen
Bentuk : Simetris
Nyeri tekan : Tidakada
Kembung : Tidakada
Bising usus : 13 x/menit

Genetalia
Kebersihan : Bersih
Haemoroid : Tidak ada
Hernia : Tidak ada

Ekstermitas
Kekuatan otot : Skala 4
Kekuatan otot
0 : lumpuh
1 : ada kontraksi
2 : melawan gratifikasi dengan sokongan
3 : melawan gratifikasi tapi tidak ada tahanan
4 : melawan gratifikasi dengan tahanan sedikit
5: melawan gratifikasi dengan kekuatan otot penuh

Postur tubuh : Lordosis


Rentang gerak : Maksimal
Deformitas : ya, klien mengalami perubahan bentuk tulang
belakang yang sekarang membungkuk
Tremor : ya
Edema kaki : Tidak
Penggunaan alat bantu :Tidak

REFLEKS
REFLEKS KANAN KIRI
BICEP - -
TRICEPS - -
KNEE - -
ACHILES - -

Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/ meningkat

Integumen
Kebersihan : Baik
Warna : Pucat
Turgor kulit : turgor kulit jelek
Kelembaban : Kering
Gangguan pada kulit :Tidak

PSIKOSOSIAL
a) Suasana Makan
Klien biasanya makan di atas tempat tidur dengan suasana yang tenang
b) Suasana tempat tinggal
Klien tinggal di kelurahan Kapasa Raya Kec. Tamalanrea Kota Makassar dengan suasana
lingkungan tempat tinggal yang cukup ramai namun suasana tempat tinggal klien di dalam
rumah cukup tenang dan kondusif.
c) Depresi
Klien merasa jenuh karena tidak mampu melakukan banyak aktivitas dan hanya terbaring
lemah di atas tempat tidur.

KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Ny. S mengatakan tidak nafsu - Ny. S tampak begitu kurus serta
makan. terbaring lemah di tempat tidurnya
- Keluarga klien mengatakan bahwa - Ny. S memiliki nilai IMT berat
Ny. S hanya memakan beberapa badan kurang
sendok bubur yang diberikan.
BB( Kg) 38(Kg) 38
IMT : 2 = 2 =
(TB) (m) (1,5) (m) 2,25
= 16,88 (Berat badan kurang)

ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Ds : kurangnya Ketidaks eimbangan
- Ny. S mengatakan tidak nafsu intake nutrisi kurang dari
makan. nutrisi kebutuhan tubuh
- Keluarga klien mengatakan bahwa
Ny. S hanya memakan beberapa
sendok bubur yang diberikan.

Do :
- Ny. S tampak begitu kurus serta
terbaring lemah di tempat tidurnya
- Ny. S memiliki nilai IMT berat
badan kurang

BB( Kg) 38( Kg)


IMT : = =
(TB)2 (m) (1,5)2 (m)

38
= 16,88 (Berat badan kurang)
2,25

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.dkurangnya intake nutrisi

C. PERENCANAAN (INTERVENSI)
No Diagnosa Rencana tindakan keperawatan
NOC NIC
. keperawatan
1. Ketidak seimbangan Tujuan : Setelah 1. Kaji pengetahuan
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan klien tentang
kebutuhan tubuh selama 4 hari pentingnya nutrisi
b.dkurangnya intake kebutuhan nutrisi klien bagi tubuh
nutrisi terpenuhi secara 2. Beri penjelasan
adekuat tentang pentingnya
Kriteria hasil : nutrisi yang adekuat
-nafsu makan klienm bagi tubuh terutama
eningkat pada lansia
-porsi yang disediakan 3. Anjurkan klien
habis makan sedikit-
-klien makan 3 kali sedikit tapi sering
dengan kalori yang 4. Anjurkan klien
cukup membiasakan
-Dalam waktu 1-2 makan pagi
bulan ada peningkatan 5. Ajarkan jenis-jenis
BB makanan yang
harus dikonsumsi
oleh usia dan
pentingnya tinggi
serat bagi tubuh
6. Dampingi klien saat
makan
7. Pantau berat badan
kliens etiap 2 hari
sekali

BAB III

PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan nutrisi dimulai dari tahap pengkajian, pengkajian harus
dilakukan secaras istematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk
memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis,
psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual. Kemudian tahapan diagnosis
keperawatan dilanjutkan dengan tahapan perencanaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan
dari asuhan keperawatan. Selanjutnya tahapan implementasi dan yang terakhir adalah tahapan
evaluasi.

3.2. SARAN
Asuhan keperawatan nutrisi sangat penting dilakukan untuk mencapai nutrisi yang pas
bagi setiap tubuh individu. Penting bagi perawat yang akan melakukannya untuk dapat
melakukannya dengan baik terhadap pasien.

DAFTAR PUSTAKA

 https://www.academia.edu/28763620/Asuhan_Keperawatan_Kebutuhan_Nutrisi
 https://www.academia.edu/36584206/Askep_Kebutuhan_nutrisi

Anda mungkin juga menyukai