Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP PEMBERIAN MEDIKASI

Dosen :
Anggota kelompok
Power Presentation

Ulfa Salsabila 2011313014


01

Zhafira Nisa Ulkhaira 2011311037


02

Fadillah Buyatma Putri 2011312017


03

Rifka Putri Khairuna 2011312050


04
PRINSIP BENAR OBAT
Prinsip benar obat ada 6, yaitu:

01 Benar Pasien

02Benar Obat
03    Benar Dosis

04 Benar Cara/Rute

05 Benar Waktu

06 Benar Dokumentasi
01 Benar pasien

Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa


(papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau
ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya.
4. Benar Cara/Rute
2.Benar Obat 6.      Benar Dokumentasi
Obat dapat diberikan melalui
. sejumlah rute yang
Setelah obat itu diberikan, harus
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
menanyakan nama generiknya atau kandungan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal,
pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga
kali. rektal, inhalasi.

5.      Benar Waktu


3.    Benar Dosis Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika
dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi obat harus diminum sebelum makan, untuk
dengan dokter yang menulis resep atau apoteker memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu
sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
lagi. karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu
sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum
setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
Rute Pemberian Obat
Terdapat 2 rute pemberian
obat yang utama, yaitu:
enteral dan parenteral.
A. Enternal
1. Oral 2. Sublingual 3. Rektal
Metabolisme langakah pertama oleh usus atau Penempatan di bawah lidah 50% aliran darah dari bagian
hati membatasi efikasi banyak obat ketika memungkinkan obat tersebut rektum memintas sirkulasi portal;
diminum per oral. Minum obat bersamaan berdifusi kedalam anyaman jadi, biotransformasi obat oleh hati
dengan makanan dapat mempengaruhi kapiler dan karena itu secara dikurangi. Rute sublingual dan
absorbsi. Keberadaan makanan dalam lambung langsung masuk ke dalam rektal mempunyai keuntungan
memperlambat waktu pengosongan lambung sirkulasi sistemik. Pemberian tambahan, yaitu mencegah
sehingga obat yang tidak tahan asam, misalnya suatu obat dengan rute ini penghancuran obat oleh enzim
penisilin menjadi rusak atau tidak diabsorbsi. mempunyai keuntungan obat usus atau pH rendah di dalam
Oleh karena itu, penisilin ata obat yang tidak melakukan bypass melewati lambung. Rute rektal tersebut juga
tahan asam lainnya dapat dibuat sebagai salut usus dan hati dan obat tidak berguna jika obat menginduksi
enterik yang dapat melindungi obat dari diinaktivasi oleh metabolisme. muntah ketika diberikan secara
lingkungan asam dan bisa mencegah iritasi oral atau jika penderita sering
lambung. muntah-muntah.
Penggunaan parenteral digunakan untuk
obat yang absorbsinya buruk melalui
B. Parenteral saluran cerna, dan untuk obat seperti
insulin yang tidak stabil dalam saluran
cerna. Pemberian parenteral juga
digunakan untuk pengobatan pasien yang
tidak sadar dan dalam keadaan yang
memerlukan kerja obat yang cepat.
Pemberian parenteral memberikan
kontrol paling baik terhadap dosis yang
sesungguhnya dimasukkan kedalam
tubuh.
1. Intravena (IV) 3. Subkutan
Suntikan intravena adalah cara pemberian obat
Suntikan subkutan mengurangi resiko
parenteral yan sering dilakukan. Dengan
yang berhubungan dengan suntikan
pemberian IV, obat menghindari saluran cerna
intravaskular. Contohnya pada sejumlah
dan oleh karena itu menghindari metabolisme
kecil epinefrin kadang-kadang
first pass oleh hati Rute ini memberikan suatu
dikombinasikan dengan suatu obat untuk
efek yang cepat dan kontrol yang baik sekali
membatasi area kerjanya. Epinefrin
atas kadar obat dalam sirkulasi. Namun,
bekerja sebagai vasokonstriktor lokal
berbeda dari obat yang terdapat dalam saluran
dan mengurangi pembuangan obat
cerna, obat-obat yang disuntukkan tidak dapat
seperti lidokain, dari tempat pemberian.
diambil kembali seperti emesis atau pengikatan
Contoh-contoh lain pemberian obat
dengan activated charcoal.
subkutan meliputi bahan-bahan padat
seperti kapsul silastik yang berisikan
2. Intramuskular (IM)
kontrasepsi levonergestrel yang
Obat-obat yang diberikan secara intramuskular diimplantasi unutk jangka yang sangat
dapat berupa larutan dalam air atau preparat depo panjang
khusus sering berpa suspensi obat dalam
vehikulum non aqua seperti etilenglikol. Absorbsi
obat dalam larutan cepat sedangkan absorbsi
preparat-preparat depo berlangsung lambat.
• C. Lain Lain
1.      Inhalasi
Inhalasi memberikan pengiriman obat yang cepat melewati
permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paru-paru, 85% 35% 65% 45%
yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang
dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena. Rute ini
efektif dan menyenangkan penderita-penderita dengan
keluhan pernafasan seperti asma atau penyakit paru
obstruktif kronis karena obat diberikan langsung ke tempat
kerja dan efek samping sistemis minimal.
 

2.      Intranasal
Desmopressin diberikan secara intranasal pada
pengobatan diabetes insipidus; kalsitonin
insipidus; kalsitonin salmon, suatu hormon peptida
yang digunakan dalam pengobtana osteoporosis,
tersedia dalam bentuk semprot hidung obat
narkotik kokain, biasanya digunakan dengan cara
mengisap.
3. Intratekal/intraventrikular 4.Topikal
Kadang-kadang perlu untuk Pemberian secara topikal digunakan bila
suatu efek lokal obat diinginkan untuk
memberikan obat-obat secara pengobatan. Misalnya, klortrimazol
langsung ke dalam cairan diberikan dalam bentuk krem secara
serebrospinal, seperti metotreksat langsung pada kulit dalam pengobatan
pada leukemia limfostik akut. dermatofitosis dan atropin atropin
diteteskan langsung ke dalam mata untuk
  mendilatasi pupil dan memudahkan
pengukuran kelainan refraksi.
 
5.Transdermal
Rute pemberian ini mencapai efek
sistemik dengan pemakaian obat
pada kulit, biasanya melalui suatu
“transdermal patch”. Kecepatan
absorbsi sangat bervariasi tergantun
pada sifat-sifat fisik kulit pada
tempat pemberian. Cara pemberian
obat ini paling sering digunakan
untuk pengiriman obat secara
lambat, seperti obat antiangina,
nitrogliserin.
 
 
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai