Anda di halaman 1dari 5

Nama : Femadima Amatullah

NPM : F0H022039
Kelas : 1B
Dosen Pengampu : Ns. Rina Delfina, S.Kep.M.Kep
Mata Kuliah : Farmakologi

“Peran Perawat dalam Pemberian Obat”


*Pendahuluan
Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembeluh darah
(parenteral), naum juga mengobservasi respon pasien terhadap pemberian obat
tersebut

• Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting


dimiliki oleh perawat.
• Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan pasien dengan mendorong pasien untuk
lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan
• Perawat berusaha membantu pasien dalam membangun pengertian
yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap
obat yang diresepkan
• Turut serta berjanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain
• Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman.
Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat
yang mungkin akan terjadi
 Prinsip 7 benar dalam pemberian obat:
1. Benar Pasien
• Selalu dipastikan identitas pasien dengan memeriksa gelang identifikasi dan meminta
menyebutkan namanya sendiri
• Pasien berhak untuk mengetahui alasan obat diberikan
• Pasien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
• Membedakan pasien dengan dua nama yang sama

2. Benar obat
• Pasien dapat menerima obat yang telah diresepkan
• Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat
• Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal
tiga kali: 1. pada saat melihat botol atau kemasan obat 2. sebelum manuang atau
menghisap obat 3. setelah menuang atau menghisap obat
• Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
• Mengetahui alasan mengapa pasien menerima obat tersebut
• Memberikan obat-obatan tanda: nama obat,tanggal kadaluarsa

3. Benar Dosis
• Dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien
• Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan
• Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya
obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta, pertimbangan berat badan
pasien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain
• Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu
4. Benar Waktu Pemberian
• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
• Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, 3x sehari, 4x
sehari, empat kali sehari dan 6x sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh
dapat dipertimbangkan
• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
• Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekai sehari, dan untuk
obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum
atau sesudah makan atau bersama makanan
• Memberikan obat-obatan seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
• Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah pasien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah, puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat

5. Benar Cara Pemberian (Rute)


• Memperhatikan proses absorbsi obat dalan tubuh harus tepat dan memadai
• Memperhatikan kemampuan pasien dalam menelan sebelum memberikan obat-
obatan oral
• Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rite parenteral
• Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan pasien
sampai obat oral ditelan
• Rute yang lebih sering dari absorbsi adalah:
1. Oral
2. Parenteral
3. Topilak
4. Rektal
5. Inhalasi
 Penjelasan rute obat
1. Oral, Rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN
2. Parenteral, Berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran
cerna, yaitu melalui vena ( perset/perinfus)
3. Topikal, Pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya
salep, lotion, krim,spray,tetes mata
4. Rektal, Obat dapat diberi melalui rute berupa enema atau suposituria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemaroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp)
5. Inhalasi, Pemberian obat melalui sauran pernafasan. Saluran nafas
memiliki epitel untuk absobsi yang sangat luas, dengan demikian berguna
untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol
(ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen

6. Benar Dokumentasi
• Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit,
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta
respon pasien terhadap pengobatan
• Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak maminum obatnya, atau obat itu
tidak dapat diminum, harus dicatat

7. Benar Informasi
• Perawat mempunyai tanggungjawab dalam malakukan pendidikan kesehatan pada
pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
• Seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
makanan, perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
selama sakit

Anda mungkin juga menyukai