Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM IDK II

CARA PENGONTROLAN MIKROORGANISME AGEN INFEKSIUS


DOSEN PENGAMPU : Ns Dewi Murni, M.Kep

DISUSUN OLEH :
FADILLAH BUYATMA PUTRI
2011312017
KELAS 1A (KEL D)

TAHUN AJARAN
2021
CARA PENGONTROLAN MIKROORGANISME AGEN INFEKSIUS
1. Definisi
Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran renik (kecil). Karena
sifatnya yang kecil, organisme ini sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Namun,
walaupun sulit dilihat, organisme ini terdapat dimana-mana. Mikroorganisme banyak
yang membahayakan. Selain merugikan, mikroorganisme juga ada yang
menguntungkan, misalnya bakteri yang dapat diolah menjadi antibiotik.
Mikroorganisme tidak dapat dibasmi/dimusnahkan, tetapi dapat dikendalikan. Dengan
upaya tersebut, peluang mikroorganisme, terutama bakteri, untuk menginfeksi
manusia pun akan berkurang.
2. Tujuan
 Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi
 Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
 Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme
3. Proses dalam Pengendalian Mikroorganisme Agen Infeksius
 Sterilisasi adalah proses penghancuran semua bentuk kehidupan
mikroorganisme. Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut mikrobiologi,
artinya bebas dari mikroorganisme hidup.
 Desinfektan adalah suatu bahan, biasanya zat kimia, yang mematikan sel
vegetatif tetapi belum tentu mematikan bentuk-bentuk spora mikroorganisme
penyebab penyakit.
 Antiseptik adalah substansi yang melawan infeksi atau mencegah
pertumbuhan atau kerja mikroorganism dengan cara menghancurkan atau
menghambat pertumbuhan serta aktivitasnya.
 Bahan sanitasi adalah suatu bahan yang mengurangi populasi mikroba sampai
pada batas yang dianggap aman menurut standar kesehatan masyarakat.
Biasanya, bahan ini merupakan bahan kimia yang mematikan 99,9% bakteri
yang sedang tumbuh.
 Germisida (mikrobisida) adalah suatu bahan yang mematikan sel-sel vegetatif
tetapi tidak selalu mematikan bentuk spora resistan kuman. Di dalam
praktiknya, germisida hampir sama dengan desinfektan. Akan tetapi,
germisida biasanya digunakan untuk semua jenis kuman (mikroorganisme)
untuk penerapan yang mana saja.
 Bakterisida adalah suatu bahan yang mematikan bentuk-bentuk vegetatif
bakteri.
 Bakteriostasis adalah suatu keadaan yang menghambat pertumbuhan bakteri.
Bahan bahan yang mempunyai kesamaan dalam hal kemampuan menghambat
pertumbuhan
 mikroorganisme secara kolektif dinamakan mikrobistatik.
 Bahan antimikrobial adalah bahan yang mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme mikroba. Beberapa bahan antimikrobal digunakan secara khusus
untuk mengatasi infeksi.
 Bahan ini disebut sebagai bahan terapeutik.
a Pengendalian Mikroba Secara Fisik
 Cara membunuh dengan panas
 Therminologi Thermal Kill
 Thermal death point: suhu dimana suatu suspense organisme
telah disterilkan setelah pemaparan selama 10 menit.
 Thermal death time: waktu yang diperlukan bagi suatu suhu
tertentu untuk mensterilkan suatu suspense organisme.
D value : waktu yang diperlukan untuk membunuh 90% dari
organisme dalam suatu suspense pada suatu suhu tertentu.
Z value : jumlah derajat kenaikan suhu yang diperlukan untuk
menurunkan D value sampai menjadi sepersepuluh nilai
semula.
 Sterilisasi/suci hama
 Panas kering, biasanya digunakan untuk mensterilisasi alat-alat
laboratorium. Suhu efektifnya adalah 160 0C selama 2 jam.
Alat yang digunakan pada umumnya adalah oven.
 Panas lembab dengan uap jenuh berte-kanan. Alat yang
digunakan : pressure cooker, autoklaf (autoclave) dan retort
 Pengendalian Mikroba dengan Suhu Panas lainnya :
 Tyndalisasi : Pemanasan yang dilakukan biasanya pada
makanan dan minuman kaleng.
 Pasteurisasi : Proses pembunuhan mikroba patogen dengan
suhu terkendali berdasar-kan waktu kematian termal bagi tipe
patogen yang paling resisten untuk dibasmi.
 Boiling : Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan
disterilkan pada suhu 100 C selama 10-15 menit.
 Red heating : Pemanasan langsung di atas api bunsen burner
(pembakar spiritus) sampai berpijar merah.
 Flaming : Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas
pembakar bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya
pemijaran
 Radiasi
 Radiasi Ungu Ultra (ultraviolet)
Mikroorganisme di udara dapat di bunuh dengan penyinaran memakai
sinar ungu ultra.
 Sinar X
Sinar x memiliki daya dan energi yang tinggi namun sinar x tidak
banyak digunakan dalam pengendalian populasi mikroba karena daya
tembus yang besar itu menyulitkan usaha perlindungan terhadap
pemakai dan sulit menggunakannya secara efisien.
 Sinar gamma
Daya tembusnya besar dan bersifat letal terhadap semua bentuk
kehidupan termasuk mikroba.
 Penyaringan
 Menyaring Cairan
Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas melalui
suatu bahan penyaringan yang memiliki pori cukup kecil untuk
menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu.
 Menyaring Udara
Kapas dapat digunakan sebagai penutup alat (labu, tabung) yang sudah
steril agar tidak tercemar kuman.
 Suhu rendah
 Pendinginan
 Suhu dibawah titik nol
Mikroba yang dipelihara pada suhu beku dianggap dorman karena tidak
memperlihatkan aktivitas metabolik.
 Pengeringan
pengeringan sel mikroba serta lingkungannya dapat mengurangi atau
menghentikan aktivitas metabolik.
b Pengendalian Mikroba Secara Kimia
 Antimikroba
Antimikroba adalah zat kimia yang membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme.
 Antiseptik
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran
mukosa.
 Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan yang membunuh mikroorganisme,
tetapi tidak mencakup spora mikroorganisme, dan tidak aman
digunakan untuk jaringan hidup, desinfektan hanya digunakan pada
benda mati seperti meja, lantai, peralatan, dll.
 Pengawet
Merupakan bahan statis yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme, dan paling sering digunakan dalam makanan.
Contohnya adalah kalsium propionat, natrium benzoat, formaldehid, nitrat dan
belerang dioksida.
 Antibiotic
Berdasarkan sumber pembuatannya Antibiotik dibagi 3, yaitu :
 Antibiotik sintetik
Antibiotik sintetik berguna dalam pengobatan penyakit dari mikroba
maupun virus.Contohnya adalah sulfonilamid, isoniazid, etambutol,
AZT, asam nalidiksat dan kloramfenikol.
 Antibiotik Alami
Antibiotik alami adalah antibiotik yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat
mikroorganisme lainnya.
 Antibiotik semisintetik
Antibiotik semisintetik adalah antibiotik yang molekulnya diproduksi
suatu mikroba kemudian dimodifikasi oleh ahli kimia organik untuk
meningkatkan sifat antimikroba antibiotik tersebut atau membuat
mereka unik agar dapat dipatenkan secara farmasi.
c Obat-Obatan Anti Mikroba dan Antibiotik
 Antimikroba
Antimikroba adalah substansi kimia yang dihasilkan oleh bermacam-
macam spesies dari mikroorganisme (bakteri, jamur, aktinomisetes) yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme lain.
Sampai saat ini sudah lebih sereatus macam antimikroba yang ditemukan
terutama setelah para ahli menemukan cara pembuatan antimikroba sintetis.
Oleh Weinstein, berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi
menjadi :
 Obat yang menghambat sintesis dinding sel bakteri. Seperti : penisilin,
sefalosporin, siklosporin, sikloserin, vankomisin, ristosetin dan
basitrasin.
 Obat yang mempengaruhi permeabilitas membran sel bakteri. Seperti :
polimiksin, kolistin dan obat-obat anti jamur misalnya nstatin dan
amfoterisin.
 Obat yang terutama menghambat sintesis protein bakteri dengan
efeknya pada ribosom. Seperti : tetrasiklin, streptomisin, eritrommisin,
linkomisin, dan klindamisin.
 Obat yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat. Seperti :
rifampisin, dan asam nalidiksat.
 Obat anti metabolit. Seperti : sulfonamid, trimetropin, asam
aminosalisilat dan senyawa sulfon.
 Mekanisme Kerja Anti Mikroba
Pemusnahan mikroba dengan antimikroba yang bersifat bakteriostatik masih
tergantung dari kesanggupan reaksi daya tahan tubuh hospes. Peranan lamanya
kontak antara mikroba dan antimikroba dalam kadar efektif juga sangat
menentukan untuk mendapatkan efek khususnya  pada tuberculostatik.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba dibagi dalam lima kelompok :
 Yang menganggu metabolisme sel mikroba.
 Yang menghambat sintesis dinding sel mikroba.
 Yang menganggu permaebilitas membrane sel mikroba.
 Yang menghambat sintesis protein sel mikroba .
 Yang menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.
 Antibiotik
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang
dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak
antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun
dalam praktek sehari-hari AM sintetik yang tidak diturunkan dari produk
mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering digolongkan
sebagai antibiotik.
Antibiotika yang ideal sebagai obat harus memenuhi syarat-syarat berikut:
 Mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum antibiotic.
 Tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme
pathogen
 Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada
host, seperti reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan
sebagainya
 Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti
flora usus atau flora kulit.

Anda mungkin juga menyukai