Anda di halaman 1dari 28

ANTIMIKROBA

DAN
RESISTENSI
ANTIMIKROBA
APT. MIRRAH NUR ADILLAH, M.KES
OUTLINE
ANTISEPTIK
ANTIBIOTI A&
01 KA 02 DESINFEKT
AN
MEKANISM
E
PRESERVAT
03 IF 04 RESISTENSI
ANTIMIKR
OBA
PENDAHULUAN
Antimikroba adalah suatu zat/obat untuk membasmi jasad renik
yang diperoleh dari sintesis atau yang berasal dari senyawa non
organik.
Bahan-bahan atau obat-obat yang digunakan untuk
memberantas infeksi mikroba pada manusia/binatang

Termasuk antara lain antibiotika, antiseptika,


desinfektansia, preservatif.
01
ANTIBIOTIKA
ANTIBIOTIKA
 Antibiotika adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri.

 Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,


meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi
terhadap mutan atau transforman.

 Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai
metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri.
FUNGSI ANTIBIOTIKA
 Antibiotik digunakan terutama untuk pengobatan, sedangkan pentingnya antibiotik
sebagai pemacu pertumbuhan merupakan kebutuhan sekunder.

 Yang dimaksud dengan antibiotik adalah suatu zat yang dibuat oleh organisme hidup,
terutama fungi dan bakteri, yang dapat menghalang-halangi atau mematikan bakteri atau
fungi yang dianggapnya lawan.

 Antibiotik yang banyak digunakan dalam pengobatan antara lain : penicillin, golongan
amino glikosida (mencakup streptomycin, gentamycin, kanamycin, paramomycin dan
neomycin), chloramphenicol, tetracyclin, golongan makrolida dan fungistatika.
PENGGOLONGAN
ANTIBIOTIK
BERDASAR
BERDASAR
KAN
01 KAN DAYA 02 STRUKTUR
KERJA
KIMIA
BERDASAR BERDASAR
KAN KAN
03 MEKANISM 04 SASARAN
E KERJA KERJA
BERDASARKAN DAYA KERJA
Bakterisid (pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman, Contoh : pensisilin, sefalosporin,
dll), bakteriostatik (pada dosis biasa berkhasiat menghentikan/menghambat pertumbuhan
kuman, contoh : sulfonamida, kloramfenikol)
BERDASARKAN STRUKTUR
KIMIA
Beta laktam (penisilin, sefalosporin), aminoglikosida, kloramfenikol, tetrasiklin, rifampisin,
makrolida, polien, antibiotika lain
BERDASARKAN MEKANISME
KERJA
 Menghambat sintesis dinding sel ataumengaktivasi enzim yang merusak dinding sel
mikroba shg menghilangkan kemampuan untuk berkembang biak, lisis (penisilin,
sefalosporin, sikloserin, basitrasin)
 Antibiotika yang bekerja langsung thd membran sel, mempengaruhi permeabilitas
sehingga menimbulkan kebocoran dan menghilangkan senyawa intraseluler (polimiksin,
nistatin, amfoterisin)
 Antibiotika yang mengganggu fungsi ribosom bakteri, menyebabkan inhibisi sintesis
protein (kloramfenikol, tetrasiklin, eritromisin, dll)
 Antibiotika yang mengganggu pembentukan asam-asam inti (DNA,RNA) : rifampisin,
kuinolon
 Antagonisme saingan yaitu menyaingi zat-zat yang penting untuk metabolisme bakteri
(sulfonamid, trimetoprim)
BERDASARKAN SASARAN
KERJA
 Zat dengan aktivitas sempit (narrow spektrum) terutama aktif untuk beberapa jenis
bakteri saja. Aktif untuk bakteri gram positif (penisilin G, V, kanamisin, eritromisin).
Aktif untuk bakteri gram negatif (streptomisin, gentamisin, dll)
 Zat dengan aktivitas luas (broad spektrum) baik gram positif maupun gram negatif
(penisilin, sefalosporin, dll)
EFEK SAMPING ANTIBIOTIK
 Sensitasi/hipersensitif

 Resistensi

 Super infeksi
02
ANTISEPTIKA
&
DESINFEKTAN
ANTISEPTIKA &
DESINFEKTAN
 Desinfektansia : senyawa untuk mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau
pelarutan jasad renik patogen  dikenakan pada jaringan tak hidup.
 Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi rumah atau untuk rumah sakit.
 Antiseptika : dikenakan untuk jaringan hidup. Kadar yang terlalu tinggi selain
membunuh mikroorganisme, juga membunuh jaringan. Antiseptika kadar rendah :
bakteriostatik
DAYA KERJA ANTISEPTIKA &
DESINFEKTAN
 Hanya membunuh/menekan pertumbuhan bentuk vege tatif saja, tidak efektif untuk
spora.
 Dinding spora bersifat impermeabel dan asam ribonukleat dlm protoplasma memiliki
ketahanan tinggi thd sinar, terutama U.V.
 Hanya cocok untuk mengendalikan sejumlah m.o. tertentu.
SIFAT-SIFAT PENTING
ANTISEPTIKA & DESINFEKTAN
 Memiliki sifat antibakterial luas
 Tidak mengiritasi jaringan hewan dan manusia
 Sifat racun rendah, tidak berbahaya bg manusia + ternak
 Memiliki daya tembus tinggi
 Tetap aktif meskipun terdapat cairan tubuh, nanah, darah, feses dan sel-sel mati.
 Tidak merusak alat-alat, lantai dan dinding kandang
 Tidak meninggalkan warna
 Murah  diperlukan jumlah besar
 Mampu menembus rongga-rongga, liang-liang
 Harus bisa dicampur air dan senyawa lain untuk desinfeksi.
 Memiliki stabilitas dlm jangka waktu lama
 Efektif pada berbagai temperatur
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS
DESINFEKTAN/ANTISEPTIK
 Konsentrasi  aman, efisien dan efektif. Konsentrasi tinggi  mahal, tidak praktis,
membakar kulit, bahaya bagi ternak.
 Waktu kontak : 20 – 30 menit
 Tanggal kadaluwarsa
 Karakteristik mikroorganisme : memiliki kapsula, spora.. Kapsula Mycobacterium
tuberculosis, virus influenza, herpes virus mengandung lemak konsentrasi tinggi  tahan
terhadap desinfektan yg larut air.
 pH : desinfektan menjadi sangat aktif pada pH asam sampai netral. pH tentukan derajat
ionisasi. Jika pH desinfektan atau material yg didesinfeksi terlalu ekstrim : inaktivasi pada
desinfektan
03
PRESERVATIF
PRESERVATIF (PENGAWET)
 Zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan tersebut
terhadap kontaminasi mikroorganisme.
 Bahaya dari pencemaran mikroorganisme, baik bakteri, jamur atau khamir
terdapat dimana-mana selama pembuatan, pengemasan, penyimpanan dan
penggunaan obat , dimana manusia, lingkungan (ruang, udara), bahan obat dan
bahan pembantu, alat-alat kerja seperti mesin-mesin dan bahan pengemas primer
merupakan sumber kontaminasi utama..
 Adanya mikroorganisme dalam suatu sediaan obat dapat menyebabkan perubahan
sediaan obat yang tidak dikehendaki.
PRESERVATIF (PENGAWET)
 Dapat menyebabkan terjadinya bulukan, kekeruhan, pembentukan bau, dan fermentasi
dan bahaya terjadinya infeksi oleh mikroorganisme pathogen dan kemungkinan
terbentuknya produk metabolisme yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut.
 Usaha yang penting mengurangi kandungan mikrooganisme dapat dilakukan
pencegahan (produksi higienis), menghilangkan seperti penyaringan, inaktivasi (dengan
cara fisika, kimia).
 Untuk mempertahankan kemurnian suatu sediaan obat selama dalam penyimpanan dan
penggunaan, maka dibutuhkan suatu penstabilitas dengan bahan anti mikroba yang
disebut pengawet.
PRESERVATIF (PENGAWET)
 Pengawet digunakan untuk wadah dosis ganda untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat masuk dengan tidak sengaja selama atau setelah proses
produksi.
 Suatu bahan pengawet diharapkan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a) Tersatukan secara fisiologis, pada konsentrasi yang dipakai tidak boleh muncul
sikap toksis, alergi atau sensibilitasi
b) Tersatukan dengan aktif dan bahan pembantu
c) Stabilitas kimia, dikehendaki suatu stabilitas panas tertentu
d) Bau dan rasa, terutama pada pemakaian peroral sebaiknya tidak berbau dan berasa
e) Spektrum kerja, pada konsentrasi yang diinginkan tetap bersifat bakteriosida,
bakteriostatistika, fungisida, fungistatika.
04
MEKANISME
RESISTENSI
ANTIMIKROB
A
MEKANISME KERJA
ANTIMIKROBA
 Menghambat metabolisme sel mikroba
Contoh : sulfonamid, trimetoprim
 Menghambat sintesis dinding sel mikroba
Contoh : penisilin, sefalosporin, vankomisin
 Mengganggu keutuhan membran sel mikroba
Contoh : polimiksin
 Menghambat sintesis sel mikroba
Contoh : aminoglikosid, makrolid
 Menghambat sintesis asam nukleat mikroba
Contoh : rifampisin, asam nalidiksat
RESISTENSI ANTIMIKROBA
PENCEGAHAN RESISTENSI
 Penggunaan AM hanya sesuai indikasi dan dosis yg tepat,jangka waktu cukup
 Pembatasan penggunaan AM spektrum luas
 Penggunaan antimikroba di rumah sakit pada waktu tertentu sebaiknya dibatasi pada
jenis jenis antimikroba tertentu
 Aplikasi penggunaan antimikroba, khususnya di bidang peternakan perlu dibatasi
EFEK SAMPING
 Reaksi alergi
Dapat berupa : pruritus, eritema, syok anafilaktik, dermatitis eksfoliata,angioedema
 Reaksi idiosinkrasi
Contoh : kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastik
 Reaksi toksik
Contoh : tetrasiklin dapat mengganggu pertumbuhan tulang, gigi, hepatotoksik
 Perubahan biologik dan metabolik
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai